Laman

Jumat, 11 Juni 2010

ISRAEL PUNYA TENTARA YANG PALING TERLATIH DI DUNIA MITOS APA NYATA

JANGAN ANDA LUPA TANGGAL 19 JUNI PILKADA JAMBI PILIALH NOMOR 1 ZULFIKAR ACHMAD-AMI TAHER CALON PEMIMPIN TERBAIK PROVINSI JAMBI ISRAEL PUNYA TENTARA YANG PALING TERLATIH DI DUNIA Militer Israel, Tentara Paling Terlatih Di Dunia. Benarkah Sekedar Mitos ? Angkatan Pertahanan Israel (bahasa Ibrani: צבא ההגנה לישראל Tsva HaHagana LeYisrael , “[Tentara] Angkatan untuk Pertahanan Israel”), yang seringkali disingkat dengan singkatan bahasa Ibrani צה”ל Tsahal, atau Tzahal, adalah sebutan bagi Israel, yang terdiri atas Angkatan Darat Israel, Angkatan Udara Israel dan Angkatan Laut Israel. Dalam bahasa Inggris, singkatannya lebih dikenal sebagai IDF. Sejarah Angkatan Pertahanan Israel dibentuk pada 14 Mei 1948 dengan terbentuknya negara Israel “untuk melindungi penduduk Israel dan melawan segala bentuk terorisme yang mengancam kehidupan sehari-hari”. IDF menggantikan Haganah (khususnya, cabang operasionalnya, Palmach) sebagai militer permanen dari negara Yahudi ini. Ke dalamnya juga bergabung unsur-unsur sebelumnya dari Brigade Yahudi yang berperang di bawah bendera Britania pada masa Perang Dunia II. Setelah dibentuknya IDF, dua organisasi bawah tanah Yahudi, Etzel dan Lehi bergabung dengan IDF dalam suatu konfederasi longgar, tetapi diizinkan beroperasi secara independen di sejumlah sektor hingga akhir Perang Arab-Israel 1948. Sesudah itu, kedua organisasi ini dibubarkan, dan anggota-anggotanya diintegrasikan ke dalam IDF. IDF modern terbentuk pada periode antara 1949 hingga 1956 melalui pengalaman yang diperoleh dari konflik-konflik regional conflicts dengan tetangga-tetangga Arab mereka. Dari 1956 hingga 1966, IDF menghadapi lebih sedikit konflik dan menggunakan waktu ini untuk membeli perlengkapan baru dan berubah dari sebuah militer pemula menjadi sebuah kekuatan tempur yang profesional. Pada masa ini pula konon Israel mengembangkan kemampuan nuklir mereka. Setelah masa damai selama satu dasawarsa, IDF menghadapi serangkaian peperangan dengan tetangga-tetangganya. Dinas dan jumlah tenaga Dinas biasa Laki-laki dan perempuan Yahudi dan Druze yang berusia di atas 18 tahun dikenai wajib dinas militer nasional, meskipun pengecualian dapat diberikan atas alasan-alasan agama, fisik maupun psikologis (lihat Profil 21). Laki-laki dalam komunitas Haredi dapat memilih untuk dikecualikan sementara mereka belajar di Yeshiva, sebuah praktik yang menjadi sumber ketegangan, meskipun sebagian program yeshiva seperti Hesder menyediakan kesempatan untuk berdinas. Laki-laki berdinas di IDF selama tiga tahun, sementara perempuan dua tahun atau kadang-kadang kurang dari dua tahun. Kadang-kadang IDF dapat meminta perempuan yang menjadi relawan untuk posisi-posisi tempur untuk berdinas selama tiga tahun karena tentara-tentara tempur harus menjalani periode latihan yang lama. Perempuan dalam posisi tempur juga dituntut untuk berdinas sebagai perwira cadangan selama beberapa tahun setelah mereka diberhentikan dari dinas biasa, sebelum mereka menikah atau hamil. Dinas cadangan Setelah dinas biasa, kaum laki-laki dapat dipanggil untuk menjalani dinas cadangan hingga satu bulan setiap tahunnya, sampai mencapai usia 43-45 tahun (perwira cadangan dapat menjadi relawan setelah usia ini), dan dapat dipanggil untuk tugas aktif dengan segera pada saat-saat krisis. Pada umumnya, dinas cadangan dilaksanakan dalam satuan yang sama selama bertahun-tahun, dan seringkali satuan yang sama seperti pada dinas aktif dan dengan orang-orang yang sama. Banyak tentara yang telah berdinas bersama-sama dalam dinas aktif tetap bertemu dalam tugas cadangan selama bertahun-tahun setelah mereka dibebastugaskan, sehingga tugas cadangan menjadi suatu pengalaman ikatan bersama antara sesama laki-laki yang kuat dalam masyarakat Israel. Sebuah lelucon Israel terkenal menyebut warga sipil sebagai tentara yang sedang cuti selama 11 bulan. Meskipun tetap siap untuk dipanggil pada masa-masa krisis, kebanyakan laki-laki Israel, dan praktis semua kaum perempuan, tidak benar-benar melakukan dinas cadangan pada suatu tahun tertentu. Satuan-satuan mereka tidak selalu memanggil semua perwira cadangan mereka setiap tahunnya, dan berbagai pengecualian dapat diberikan bila seseorang dipanggil untuk menjalani dinas cadangan biasa. Bagi para perwira cadangan yang dipanggil pada masa krisis praktis tidak ada pengecualian, namun pengalaman memperlihatkan bahwa dalam kasus-kasus demikian (yang paling mutakhir, Operasi Perisai Pertahanan pada 2002) pengecualian jarang diminta atau diberikan; satuan-satuan ini biasanya mencapai tingkat rekrutmen melampaui satuan yang diawaki mereka yang berdinas penuh waktu. Baru-baru ini diusulkan sebuah rancangan undang-undang untuk memperbaiki dinas cadangan, mengurangi maksimum usia dinas hingga 40 tahun, menjadikannya semata-mata sebagai pasukan darurat, serta banyak lagi perubahan lainnya terhadap struktur yang ada sekarang (meskipun Departemen Pertahanan dapat menunda bagian manapun dari undang-undang itu setiap saat karena alasan-alasan keamanan). Namun, ambang usia bagi banyak perwira cadangan yang posisinya tidak didaftarkan, akan dipatok pada 49 tahun. Undang-undang ini akan mulai diberlakukan pada 13 Maret 2008. Dinas Penjaga Perbatasan Beberapa tentara IDF menjalani wajib dinas militer mereka di Mishmar Ha Gvool (Magav) atau Polisi Perbatasan Israel. Begitu pasukan-pasukan itu menyelesaikan latihan tempur IDF mereka, mereka menjalani latihan tambahan kontra-terorisme dan Penjaga Perbatasan. Mereka kemudian ditempatkan pada salah satu dari satuan-satuan Penjaga Perbatasan di sekeliling negara. Satuan-satuan Penjaga Perbatasan berperang berdampingan dengan satuan-satuan tempur IDF. Mereka juga bertanggung jawab atas keamanan daerah-daerah perkotaan yang padat, seperti misalnya Kota Yerusalem. Banyak perwira di Penjaga Perbatasan yang berasal dari satuan-satuan tempur IDF. Sementara Penjaga Perbatasan tetap mempertahankan struktur komando mereka, di lapangan mereka hampir tidak dapat dibedakan dari satuan-satuan IDF reguler. Minoritas di IDF Orang-orang Arab Druze dan Circassian, seperti orang-orang Yahudi Israel, dikenai wajib militer di IDF. Mulanya, mereka dimasukkan dalam satuan khusus yang dinamai “Satuan Minoritas”, yang masih ada hingga sekarang, dalam bentuk batalyon patroli Harev, namun sejak 1980-an, tentara-tentara Druze telah semakin gencar memprotes praktik ini, yang mereka anggap sebagai suatu bentuk segeregasi dan tidak memberikan akses untuk berdinas di satuan-satuan yang lebih bergengsi. Militer telah semakin banyak menerima tentara Druze ke dalam satuan-satuan tempur biasa dan memberikan mereka akses ke pangkat-pangkat yang lebih tinggi, yang sebelumnya tidak diberikan kepada mereka. Pada tahun-tahun belakangan, beberapa perwira Druze telah mencapai pangkat-pangkat di IDF bahkan hingga Mayor Jenderal, dan banyak yang memperoleh bintang-bintang kehormatan. Namun, beberapa orang Druze masih mengeluhkan diskriminasi dan khususnya tidak dilibatkan dalam Angkatan Udara, meskipun pembatasan resmi dengan alasan keamanan untuk tingkat rendah bagi Druze telah cukup lama dihapuskan. Penerbang Druze pertama lulus pendidikan terbangnya pada 2005, namun namanya dirahasiakan karena ia adalah anggota Angkatan Udara, dan merupakan cucu dari seorang Druze Suriah yang membelot dari pertempuran di Ramat Yohanan pada masa perang kemerdekaan, di mana sekitar 1000 tentara dan perwira Druze membelot dan bergabung dengan Israel. Angkatan Pertahanan Israel terdiri dari Tentara Israel, Angkatan Udara Israel, dan Angkatan Laut Israel. Angkatan pertahanan ini didirikan semasa Perang Arab-Israel 1948 dengan mengkonsolidasi organisasi-organisasi paramiliter – utamanya Haganah – yang telah berdiri sebelum Israel berdiri. Angkatan Pertahanan Israel juga dibantu oleh Direktorat Intelijen Militer Israel (Aman) yang bekerja sama dengan Mossad dan Shabak. Angkatan Pertahanan Israel telah terlibat dalam beberapa perang besar dan konflik perbatasan walaupun usianya yang masih relatif muda, membuatnya menjadi salah satu angkata bersenjata yang paling terlatih di dunia. Mayoritas warga negara Israel diwajibkan mengikuti program wajib militer pada usia 18 tahun. Pria diwajibkan mengikuti wamil selama tiga tahun, sedangkan wanita dua tahun. Setelah wamil, lelaki Israel bergabung ke dalam angkatan cadangan dan melakukan tugas-tugas angkatan cadangan selama beberapa minggu setiap tahunnya sampai usia 40 tahun. Kebanyakan wanita dibebaskan dari tugas ini. Warga negara Israel yang beretnis Arab (kecuali Druze) dan yang terlibat dalam kajian religius secara penuh dibebaskan dari wajib militer. Terdapat kewajiban alternatif bagi warga negara yang menerima pembebasan wamil, yaitu Sherut Leumi atau pelayanan nasional, yang melibatkan kegiatan bakti sosial di rumah sakit dan sekolah, ataupun kegiatan sosial lainnya. Oleh karena progam wajib militer ini, Angkatan Pertahanan Israel memiliki sekitar 168.000 tentara aktif dan sekitar 408.000 angkatan cadangan. Militer Israel sangat bergantung pada persenjataan canggih yang dibuat di Israel maupun diimpor dari luar negeri. Amerika Serikat utamanya merupakan negara kontributor utama, dan dianggarkan untuk memberikan bantuan militer terhadap Israel sebesar AS$30 milyar antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2017. Misil Hetz (Panah) buatan Israel dan Amerika merupakan salah satu sistem misil anti balistik yang operasional di dunia. Sejak Perang Yom Kippur, Israel telah mengembangkan jaringan satelit mata-mata. Suksesnya program Ofeq membuat Israel menjadi salah satu dari tujuh negara yang mampu meluncurkan satelit seperti itu. Sejak berdirinya Israel, Israel telah menghabiskan sebagian besar proporsi produk domestik brutonya untuk keperluan pertahanan. Sebagai contohnya, pada tahun 1984 negara ini menghabiskan sekitar 24% PDB-nya untuk keperluan militer.[165] Sekarang, proporsi tersebut telah menurun mencapai 7,3%. Israel dipercaya luas memiliki senjata nuklir. Walaupun demikian, Israel tidak menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan mengambil kebijakan yang ambigu dengan tidak mengakui ataupun membantah kepemilikan senjata nuklir. Setalah Perang Teluk pada tahun 1991, Israel mengesahkan sebuah hukum yang mewajibkan semua apartemen dan rumah-rumah Israel memiliki mamad, yaitu ruang keamanan yang tahan terhadap serangan kimiawi maupun biologise. Mossad, Dinas rahasia Yang paling ditakuti Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim (Ibrani: המוסד למודיעין ולתפקידים מיוחדים, “Institut Intelijen dan Operasi Khusus”) adalah dinas rahasia Israel dan sering disingkat sebagai Mossad. Operasinya terutama mengawasi bangsa-bangsa dan organisasi Arab di seluruh dunia. Mossad merupakan dinas intelijen yang dianggap momok bagi dunia Arab. Sepak terjangnya dalam mengacak-acak sejumlah negeri membuatnya diakui sebagai salah satu dinas intelijen terbaik dan tersukses di dunia. Lembaga ini bertanggung jawab untuk intelijen, misi penyamaran, dan kontra teroris. Mossad juga bertanggung jawab atas pemindahan warga Yahudi keluar dari Suriah, Iran, dan Ethiopia. Agen-agennya aktif dalam pembentukan sejumlah negara komunis di Barat dan PBB. Mossad dibentuk Perdana Menteri Israel David ben Gurion pada 1 April 1951, selain intelijen militer dan kontra intelijen (Shin Bet). Pada pembetukannya, ia berkata bahwa tujuan Mossad ialah, “Untuk negara kita yang sejak berdirinya telah berada di bawah ancaman musuh-musuhnya. Konstitusi intelijen ialah garis terdepan pertahanan…Kita harus belajar dengan baik cara untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sekeliling kita.” Mossad berkantor pusat di Tel Aviv Pada 1980-an, personilnya diperkirakan berjumlah 1500-2000 orang. Secara tradisional, direkturnya dirahasiakan, namun pada Maret 1996, pemerintah Israel mengumumkan pada publik MayJen Danny Yatom sebagai direktur menggantikan Shabtai Shavit yang dipecat awal 1996. Diduga Mossad bertanggung jawab atas sejumlah operasi intelijen di dunia, khususnya yang terjadi di seputar konflik TimTeng. Mereka telah menempatkan umat bangsa Arab sebagai ancaman utama Israel. Mereka memiliki klab malam di Libanon, the Star, yang kerap menjadi ajang pertemuan para agennya. Sepanjang 1970-an, Mossad membunuh pejuang PLO yang terlibat peristiwa September Hitam yang menewaskan sejumlah atlet Israel pada Olimpiade di Munich, Jerman. Mossad juga yang menghancurkan kantor PLO di Tunis, Tunisia pada April 1988, dan membunuh salah satu pejabat pentingnya Abu Jihad. Pada Maret 1990 agen Mossad kembali beraksi. Kini korbannya ialah ilmuwan Kanada Gerald Bull yang merancang senjata super untuk Irak. Ia dibunuh di apartemennya di Brussel, Belgia. Pembunuhan ini sukses menghentikan proyek pembuatan senjata itu. Mossad dianggap salah satu dinas intelijen yang paling sukses di dunia. Namun dinas rahasia ini pernah pula beberapa kali melakukan kesalahan-kesalan besar. Antara lain mereka pernah membunuh orang secara tidak sengaja yaitu, Ahmed Bouchiki di Lillehammer Norwegia pada tahun 1973 yang dikira Ali Hassan Salameh, salah seorang aktivis Palestina yang memimpin Gerakan September Hitam dan menyulik serta membunuh kontingen Olimpis Israel di München pada tahun 1972. Yang paling fatal dan memalukan ialah kegagalannya mencegah pembunuhan PM Israel Yitzhak Rabin. Para agennya kecolongan saat warga Yahudi Ortodoks, Yigal Amir membawa senjata dan menembak Rabin. Hal ini memaksa pemerintahan Israel memecat direktur Mossad Shabtai Shavit dan digantikan MayJen Danny Yatom. Memburu Tokoh Hamas Menurut sumber-sumber media Israel, Hamas telah memperingatkan 13 dari para pemimpin dan pejabat di sayap militernya ihwal perkembangan bahwa Mossad telah memasukkan ke-13 orang itu ke dalam daftar pembunuhan. Lantaran itu,Hamas meminta mereka untuk berhati-hati. Dikatakan, lembaga intelijen Gerakan Hamas memperingatkan pada Selasa pekan lalu bahwa 13 pejabat dan pemimpin Hamas serta dua pemimpin Jihad Islam telah dijadikan target pembunuhan Mossad Israel. Demikian seperti disitat situs mafkarah islam. Lebih lanjut dikatakan, Hamas berhasil mengungkapkan bahwa daftar nama target pembunuhan itu sebagai langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama karena gerakan Hamas masih dalam tahapan pengembangan operasi keamanan dan militer rahasianya. Termasuk ke dalam daftar pembubuhan itu antara lain anggota Biro Politik Hamas, anggota Dewan Legislatif Jameelah Shanti, Komandan Militer Hamas Mohammed Deif, Mohamed Al-Jabari, yang oleh media Israel itu dikenal sebagai Panglima Militer Hamas, anggota parlemen Hamas Marwan Al-Jabari Issa, Kemimpin Kelompok Ayman Joudah, Abu Khalid Hijazi, Muhammad Harub (pejabat senior Jihad Islam), Kepala Perencanaan Militer Hamas Abu Muntasir Omar, seorang komandan dari Brigade Al-Qassam, seorang pejabat Fatah yang bekerja untuk Hamas, Kepala Operasi Brigade Al-Qassam Nader Jaabar, Komandan Militer Jihad Islam di utara Gaza Khaled Mansour, Pemimpin Militer Hamas di Gaza Pusat Mohammed Snoar, dan Mohammed Abu Shamala (seorang pejabat dari sayap militer Hamas di wilayah tengah di Jalur Gaza), pemimpin militer Hamas di utara Gaza, Ahmed Al-Ghandour. Hamas telah mengatakan kepada komandan-komandan yang telah disebutkan tadi bahwa Israel telah menyelesaikan persiapannya untuk pembunuhan itu.Karena itu, Hamas meminta mereka untuk ekstra hati-hati dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan Agen legendaris Eli Cohen (26 Desember 1924 – 18 Mei 1965) adalah seorang agen rahasia Mossad, Israel dan diangggap sebagai salah satu mata-mata paling sukses setelah perang dunia II. Lahir di Mesir, ia ikut serta dalam setiap aktivitas pro Israel di Mesir selama tahun 1950-an, seperti dalam Operasi Goshen meskipun pemerintah Mesir tidak pernah dapat membuktikannya. Ia direkrut Mossad pada tahun 1960 dan diberi identitas palsu sebagai orang Syria yang kembali pulang setelah lama hidup di Argentina. Untuk memperkuat penyamarannya ini, ia bahkan pindah ke Argentina pada tahun 1961. Kemudian ia pindah ke Damaskus, Syria dengan nama alias Kamel Amin Tsa’abet (nama panggilannya Sa’bet atau Tha’bet). Cohen berhasil memperoleh kepercayaan dikalangan pejabat militer syria dan juga pejabat pemerintahan. Secara berkala ia mengirim informasi intelijen ke Israel lewat radio, surat rahasia dan kadangkala pada saat ia berkunjung ke Israel. Informasi yang sangat berharga yang berhasil ia kirimkan ke Israel pada tahun 1964 adalah data tentang kubu pertahanan Syria di dataran tinggi Golan. Akhirnya pada bulan Januari 1965, seorang ahli dari Uni Soyvet yang disewa oleh dinas intelijen Syria berhasil menyadap pesan yang sedang dikirimkan Cohen ke Israel. Setelah dihadapkan ke pengadilan, ia diputuskan bersalah terlibat mata-mata dan dijatuhi hukuman mati. Banyak kepala negara barat (Perancis, Belgia, Kanada) yang meminta pemerintah Syria untuk memperingan hukumannya bahkan Paus Paul VI ikut bersuara, tetapi ia tetap digantung oleh pemerintah Syria pada tanggal 18 Mei 1965. Sampai dengan hari ini, Syria yang merasa sangat kecolongan, tetap menolak memulangkan jenazah Cohen untuk dimakamkan di Israel. Selama dalam penyamaran, Cohen berteman baik dengan banyak jenderal terkemuka di Syria termasuk Amin Hafiz. Setelah Hafiz menjadi Perdana Menteri, ia bahkan termasuk salah satu kandidat untuk menempati posisi sebagai wakil Menteri Pertahanan Syria. Banyak pihak mengklaim (meskipun sulit dibuktikan kebenarannya) bahwa Cohen-lah yang menyarankan untuk menanam pohon eucalyptus disekitar bunker militer dan tempat-tempat mortir di dataran tinggi Golan yang mengarahkan moncongnya ke Israel. Ia berpendapat bahwa dengan ditanamnya pepohonan ini akan memberi kamuflase alami yang sempurna agar tidak terdeteksi oleh Israel, juga untuk melindungi tentara dari cuaca panas digurun. Setelah sarannya disetujui oleh militer Syria, ia segera memberikan informasi tersebut ke dinas intelijen Israel. Selama Perang Enam Hari, informasi berharga ini digunakan oleh Angkatan Udara Israel (IAF) yang dengan mudahnya menghancurkan sebagian besar bunker Syria yang terlindung dibalik pepohonan. Pepohonan eucalyptus ini sampai sekarang masih terlihat di dataran tinggi golan dan menjadi saksi bisu sejarah kekalahan Syria. Cohen juga mendapat informasi tentang rencana rahasia Syria membuat bunker pertahanan berlapis tiga untuk mengelabui militer Israel yang pasti menyangka hanya ada sebuah saja. Selama di Syria, Cohen banyak memperoleh dan mengumpulkan informasi tentang pilot-pilot pesawat tempur Angkatan Udara Syria. Termasuk nama asli mereka, nama alias beserta keluarganya. Banyak pihak mengatakan bahwa informasi dari Cohen inilah yang digunakan oleh Mossad selama Perang Enam Hari ketika ada dua buah jet tempur Syria yang akan membom Tel Aviv. Ketika kedua jet ini sampai pada sasarannya, Mossad memperingatkan mereka melalui gelombang radio bahwa mereka mengetahui identitas para pilot tersebut, beserta keluarganya dan jika mereka tetap membom, keluarganya akan dibunuh. Para pilot begitu terkejut sekaligus ketakutan yang akhirnya menjatuhkan bom-bomnya ke laut dan kembali ke pangkalan dengan mengatakan target telah dibom. Menurut keterangan saudara sekaligus temannya sesama agen Mossad, Maurice Cohen, Eli Cohen hanya tinggal tiga langkah lagi menjadi Presiden Syria pada saat terbongkarnya kegiatan mata-mata yang ia lakukan. Permintaan dari pihak keluarga agar jenazah Cohen dikembalikan ke Israel ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Syria (Mei 2006). Pada bulan Februari 2007, pejabat turki mengkonfirmasikan bahwa pemerintahnya siap menjadi mediator untuk pengembalian jenazah Cohen.Eli Cohen menjadi Pahlawan Nasional di Israel karena berkat infonya Israel meraih kemenangan telak dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Pembunuh Tokoh Hamas Situs internet Israel “Central Issues” dalam laporannya menyatakan bahwa agen-agen Mossad bertanggung jawab penuh atas pembunuhan keji terhadap Mahmud Mabhuh yang merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam dan termasuk komandan senior serta salah seorang pendiri brigade Al-Qassam. Mahmud memasuki Uni emirat Arab pada pekan ketiga tanggal 19 Januari yang lalu, namun tubuhnya ditemukan telah tewas di sebuah hotel tempat ia tinggal selama di Dubai. Masih menurut situs Israel tersebut, pembunuh Mahmud berjumlah empat orang dan merupakan agen-agen Mossad yang dilengkapi dengan informasi yang akurat mengenai keberadaan Mahmud selama kunjungannya di DUbai. Situs itu juga menyatakan bahwa penyelidikan kasus pembunuhan terhadap Mahmud, kuat dugaan terkait dengan rencana Mahmud membeli senjata dari Iran dan rencana penyusunan rute penyelundupan senjata-senjata itu ke Tepi Barat. Sedangkan menurut hasil penyelidikan resmi dari polisi Dubai yang mengklaim telah berhasil mengungkap misteri kematian Mahmud Mabhuh, menyatakan bahwa genk kriminal terkenal Eropa lah yang berada dibelakang pembunuhan Mahmud. Kantor berita Dubai mengutip pernyataan seorang pejabat keamanan uni emirat Arab di Dubai, mengatakan bahwa pihak kepolisian tidak akan lagi menyatakan bahwa kejahatan atau pembuhuhan terhadap Mahmud sebagai kejahatan yang tidak diketahui atau misterius, karena menurut hasil penyelidikan polisi, Mahmud dibunuh oleh geng kriminal yang kebanyakan beranggotakan orang Eropa Puji Mossad Al Ahram, surat kabar resmi pemerintahan Mesir menurunkan sebuah artikel yang memuji pimpinan tertinggi Mossad, Meir Dagan. Kepala Mossad ini disebut sebagai Superman dari Israel. Artikel yang memuji Israel ini ditulis Asyraf Abu al-Hawl, mantan pemimpin Al-Ahram Biro Gaza. Asyraf Abu al-Hawl memuji Meir Dagan dengan programnya melumpuhkan rencana-rencana Hizbullah, Hamas, Jihad Islam, Suriah dan pengembangan nuklir Iran. Dalam artikel tersebut, diucapkan pula rasa terima kasih pada Meir Dagan yang telah menjadi arsitek pembunuhan Imad Mughniyeh; di dalam peristiwa pemboman Deir az-Zor. Artikel kontroversial ini mendapat perhatian banyak pihak. Pihak Israel tidak memberikan pernyataan apapun tentang klaim-klaim yang disebutkan sebagai rancangan Mossad dan Meir Dagan. Di dalam negeri Mesir sendiri, artikel ini ditanggapi sebagai film yang aneh. Biasanya, halaman depan di harian al Ahram berisi tentang laporan-laporan positif pemerintahan Mesir dan pencapaian-pencapaian Husni Mubarak. Tapi pada kali ini, justru al Ahram terbit dengan memuji Mossad dan Meir Dagan sebagai Superman. Beberapa pihak menyebutkan, terbitnya al Ahram edisi ini seolah mengirimkan pesan tentang posisi Mesir di depan Israel. Berbeda dengan Dagan, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu justru mendapat julukan ”bodoh dan gila” oleh Menteri Luar Negeri Kuwait, Syaikh Mohammad al Sabah. Jadi, jika Mesir memuji-muji Meir Dagan, ada apa di belakang ini semua? Dilanda Krisis Tiga tahun berlalu sejak perang 33 hari di Libanon, para pejabat tinggi Zionis Israel menyatakan bahwa struktur militer tengah dilanda krisis serius menyusul gelombang pengunduran diri para perwira tinggi militer Israel. Koran Yedeot Aharonot dalam sebuah laporannya menulis, maraknya aksi pengunduran diri para perwira militer Israel ini merupakan pukulan berat bagi militer Zionis. Koran Zionis itu menambahkan, pascaperang Libanon, tiga kolonel Israel mengundurkan diri. Bahkan Menteri Peperangan Israel saat itu, Amir Peretz, dan Ketua Staf Gabungan Militer Israel, Dan Halutz, juga terpaksa mengundurkan diri karena gagal memaksa Gerakan Perlawanan Islam Libanon (Hizbullah) bertekuk lutut. Dalam hal ini para pejabat tinggi Israel mengatakan, Angkatan Bersenjata Israel menghadapi kerugian yang sangat besar dan gelombang pengunduran diri para pejabat tinggi militer Zionis. Ini merupakan di antara kerugian terburuk. Menurut keterangan seorang pejabat dalam Komisi Kedua Seleksi Tingkat Kelayakan Perwira Tinggi Israel, pengunduran diri para perwira Israel itu akan memperlemah koordinasi kepemimpinan pusat militer Israel. Kekalahan dalam perang 33 hari di Libanon selain merupakan pukulan telak bagi Israel, juga menghancurkan pamor Zionis sebagai kekuatan tak terkalahkan di kawasan Timur Tengah. Namun apakah krisis yang melanda Israel ini membuat para pejabat Tel Aviv menghentikan agresi dan brutalitasnya di kawasan. Tidak! Berbagai laporan yang ada menunjukkan berlanjutnya aksi pelanggaran dan brutalitas Zionis Israel di Palestina dan Libanon. Bahkan dalam beberapa waktu terakhir, para pejabat tinggi Israel gencar melancarkan ancaman untuk kembali menyerang Libanon. Semua pihak mengetahui bahwa untuk saat ini Israel tidak memiliki cukup kekuatan untuk menyerang Libanon. Apalagi untuk menggulirkan perang masif seperti yang diklaim oleh Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak. Brutalitas dan agresi adalah dua hal yang tidak mungkin dapat dihindari oleh Zionis Israel, mengingat Zionis dibentuk di atas penjajahan, pembantaian, kejahatan, dan arogansi. Dalam hal ini Sekrataris Jenderal Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrullah menyatakan, muqawama tidak menginginkan peperangan, namun pada saat yang sama juga tidak gentar menghadapi segala kemungkinan serangan dari Israel. Meski terdapat ancaman dari Israel untuk menyerang Libanon, namun Sayyid Nasrullah menepis kemungkinan meletusnya perang dalam waktu dekat. Menurut ia, gertakan Israel tersebut bertujuan mengacaukan proses pembentukan pemerintahan nasional bersatu Libanon. Para pejabat Hizbullah berpendapat bahwa hingga kini Israel masih kebingungan menentukan strategi melawan muqawama (perlawanan), sedangkan Hizbullah telah menyusun strategi yang jelas untuk menghadapi segala bentuk ancaman dan serangan dari Zionis Israel Pengakuan sejumlah tentara Israel tentang bagaimana perilaku kejam mereka terhadap warga sipil Palestina saat operasi “Cast Lead” ke Jalur Gaza bulan Januari kemarin, cukup membuat pejabat militer Israel panik. Advokat militer Brigadir Jenderal Avichai Mendelblit memerintahkan agar unit investigasi Polisi Militer melakukan penyelidikan menyusul pengakuan para tentara Zionis yang ikut serta dalam agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. Apalagi para tentara itu mengungkapkan bahwa mereka berani membantai warga sipil dan merusak bangunan-bangunan sipil karena mendapatkan perlindungan penuh dari para eselon militer Israel. Frustasi Apa yang dilakukan tank-tank Israel di sejumlah wilayah di perbatasan Gaza, merupakan setrategi mereka dalam menghadapi perang dengan perlawanan. Taktik ini beberapa tahun yang lalu terbukti berhasil memberangus ratusan pejuang Palestina. Para pejuang mengira tank-tank Israel itu sudah dekat dengan permukiman, hingga mereka keluar menuju tempat terbuka untuk menghadapinya. Sesaat kemudian, pesawat pengintai tanpa awak milik Israel menggempur mereka dengan rudal-rudalnya hingga mereka gugur. Pada saat yang sama, sejumlah sumber menyebutkan, militer Israel bertujuan memamerkan tank-tank mereka di depan kamp-kamp mereka yang berjumlah ribuan, untuk menipu pasukan perlawanan agar mau keluar dan menghadapi mereka di wilayah terbuka atau wilayah tanpa penghuni di dekat pantai. Dengan demikian pesawat-pesawat pengintai Israel dapat dengan leluasa menggempur mereka dari udara. Sebagaimana disebutkan dalam laporan harian asy Syarq al Awsath (17/1/09), salah satu target terpenting militer Israel dalam serangannya ke Gaza adalah mendesak kelompok perlawanan agar mau keluar menuju wilayah terbuka, sehingga mereka dapat membunuhnya lebih banyak lagi. Diperkirakan, para pejuang sudah berpengalaman dan tidak mau mengulangi kesalahanya dua kali. Mereka tentu tidak mau menjadi bulan-bulanan pembantaian serdadu Zionis. Beberapa radio Israel yang berbahasa Ibrani melansir pernyataan sejumlah pemimpin militer di wilayah selatan yang menyebutkan, ada perasaan prustasi yang meliputi sejumlah komandan militer Israel akibat keengganan pihak perlawanan memenuhi pancingan mereka. Sejumlah pasukan perlawanan malah bersembunyi di sejumlah terowongan dan banker atau menyelinap di gang-gang sempit permukiman. Hal ini tentu menyulitkan pesawat pengintai Israel atau apache mengendus keberadaan mereka. Padahal tujuan meluaskan jangkauan serangan dengan melakukan operasi perang darat adalah memancing pasukan perlawanan agar mau keluar dari persembunyiannya menuju wilayah terbuka, hingga militer Israel dapat mengumumkan tentang kerugian besar yang diderita pasukan perlawanan Pengakuan Tentara Brutal Danny Zamir, kepala unit khusus militer Israel pada surat kabar Haaretz mengaku syok dengan pengakuan para mantan prajurit perang di Gaza. Ia khawatir pengakuan itu akan menimbulkan dampak serius pada etika di kalangan prajurit Israel. “Ada pengakuan yang sangat serius bahwa tentara-tentara itu dibenarkan menembak warga sipil, merusak bangunan-bangunan sipil yang menimbulkan atmosfir bahwa mereka merasa diberi wewenang untuk melakukan tindakan yang kelewat batas terhadap warga Palestina,” ujar Zamir dalam siaran radio Israel. Pengakuan para tentara Israel tentang perilaku brutal mereka dalam agresi ke Jalur Gaza kemarin tentu saja membuat panik militer Israel karena Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak selalu membanggakan milter Israel sebagai militer yang “paling bermoral” di dunia. “Kami punya militer yang paling bermoral di dunia. Mereka siap melaksakan perintah dari pemerintah. Saya meyakinkan bahwa setiap insiden yang dilakukan oleh setiap personel akan diselidiki,” kata Barak seperti dikutip Radio Israel. Dengan adanya pengakuan dari para tentara Israel yang terlibat dalam operasi “Cast Lead”, lembaga-lembaga hukum internasional seperti mahkamah internasional dan Dewan Keamanan PBB seharusnya cukup memiliki bukti untuk menyeret para pejabat Israel dan menjatuhkan sanksi tegas pada Israel karena telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina. Sejumlah lembaga hak asasi manusia di Israel sendiri mendesak agar segera dilakukan penyelidikan atas agresi brutal Israel ke Gaza. Lembaga HAM Yesh Din dalam pernyataannya mengungkapkan, enam minggu setelah berakhirnya operasi militer Israel ke Gaza, sudah banyak pengakuan yang menguatkan dugaan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pasukan, pejabat militer dan pejabat pemerintahan Israel. “Tapi sampai saat ini, belum ada satu pun penyelidikan yang dilakukan,” demikian pernyataan Yesh Din.Lembaga itu juga menyatakan, jika memang ada perintah seperti pengakuan para tentara Israel. Maka pelaku dan pemberi perintah sama-sama telah melakukan kejahatan. “Jika Israel tidak melakukan proses hukum sendiri, maka negara lain yang harus melakukannya,” tegas Yesh Din. 40% Pemuda Pemudi Israel Tolak Program Wajib Militer Israel memang negara penjajah yang dibangun di atas pilar-pilar kekerasan dan senjata. Mereka memiliki undang-undang wajib militer untuk seluruh pemuda pemudinya. Perekrutan tentara adalah agenda penting Israel untuk bisa mempertahankan eksistensinya sebagai penjajah dan melakukan kekerasan atas rakyat yang dijajahnya. Tapi kini, rencana militerisasi pemuda pemudi Israel tengah mengalami krisis. Menurut Jendral Zameir, Kepala Bidang SDM militer Israel, kian lama, kian banyak pemuda pemudi Israel yang menolak dan lari dari program wajib militer. Kini, menurut data terakhir, sekitar 40% remaja Israel tidak mendaftar di program itu. Diperkirakan, tambah Zameir, tahun ini angka itu akan semakin besar menjadi 70% dan akhirnya bukan tidak mungkin sangat sedikit yang akan mengikuti wajib militer. Zameir memandang bahwa istilah ”Tentara Rakyat” yang diberikan untuk program wajib militer seluruh penduduk Israel kini memang sedang terombang ambing karena miskin pengikut. Secara lebih detail ia menguraikan hanya 72% dari pemuda Israel yang ikut wajib militer, sedangkan di kalangan pemudinya hanya 54% saja.”Jika konidisi ini berlanjut, maka tahun 2020, tidak ada lagi pemuda pemudi yang mau ikut wajib militer,” ujarnya. Iapun mengusulkan agar honor bagi mereka yang mengikuti wajib militer ditambah Tentara Perempuan Israel Boleh Bertempur Sebuah komite militer Israel akan merekomendasikan tentara perempuan bertempur di garis depan. Laporan ini akan disampaikan ke Knesset (parlemen Israel) pekan depan. Tentara perempuan dan lelaki pernah bersama-sama bertempur sebelum 1948. Namun setelah negara Israel terbentuk, para tentara perempuan itu dipindahtugaskan di belakang meja. Komite yang dibentuk departemen sumber daya manusia ini juga akan memberlakukan masa wajib militer yang sama yakni tiga tahun. Selama ini tentara perempuan hanya bertugas dua tahun. Rencana ini disambut baik Yehudit Ben-Natalan, pensiunan jenderal yang kini mengepalai korps tentara perempuan. “Jiwa dan semangat tentara adalah bertempur dan jika kita di tentara kita harus menjadi jiwanya,” katanya kepada Radio Israel. Dalam Perang Libanon, Juli tahun lalu, sejumlah kecil tentara perempuan Israel ditugaskan menembakkan artileri, kapal perang, maupun pilot pesawat tempur. Bahkan, Keren Tendler, teknisi pesawat tempur, tewas lantaran helikopternya ditembak jatuh Hizbullah. Radio Israel melaporkan, komite itu telah menekan pihak militer agar melaksanakan rekomendasi itu lima tahun mendatang. “Seharusnya dilakukan sejak lama, tapi lebih baik terlambat daripada tidak pernah,” ujar Ben-Natan. 10% Tentara Israel Pecandu Obat Terlarang Sebagaimana dilansir oleh surat kabar Israel Ma’ariv, sebagian besar pecandu narkoba di kalangan tentara Israel mengkonsumsi barang terlarang itu saat berada di kamp-kamp militer. Bahkan, ada juga yang mengkonsumsinya saat berada di medan pertempuran. Hal senada juga disampaikan oleh Komisi Pemberantasan Narkoba. Menurut laporan komisi tersebut, kebiasaan mengkonsumsi narkoba di kalangan tentara Israel tidak hanya dilakukan saat mereka sedang berlibur, tetapi juga saat sedang bertugas. Sejumlah petinggi militer Israel, baik dari angkatan udara ataupun angkatan laut mengatakan, pihaknya belum bisa menghentikan penyalahgunaan narkoba di kesatuan mereka, meskipun berbagai cara dan langkah telah ditempuh. Melihat fenomena seperti itu, Militer Israel segera membentuk komite khusus untuk menangani masalah tersebut. Komite itu terdiri dari sejumlah unsur, baik petinggi militer, pimpinan badan kesehatan militer, dan juga petinggi kepolisian militer. Militer Israel Selidiki Penembakan Tahanan Palestina Militer Israel melakukan penyelidikan terhadap penembakan atas seorang Palestina yang matanya tertutup dan diborgol dalam rekaman video, kata militer Israel, Senin. AFP sebelumnya mengutip seorang jurubicara militer Israel mengatakan, tentara yang melakukan penembakan itu telah ditahan. Tentara itu membantah aksi tersebut tetapi tak membenarkan maupun membantah bahwa ia telah ditahan. Militer juga menolak untuk memberikan keterangan mengenai penyelidikan tersebut. Situs internet suratkabar beroplah besar Israel, Yediot Aharonot memberitakan bahwa tentara Israel itu telah ditahan dan mengatakan tentara itu mengatakan kepada para penyelidik Israel bahwa ia diperintahkan untuk menembak oleh atasannya. Tayangan peristiwa itu, yang disiarkan pada Minggu oleh kelompok pejuang hak-hak asasi Israel, B`Tselem, menayangkan seorang pengunjukrasa Palestina yang diborgol dan matanya tertutup, dengan seorang perwira militer Israel yang memegangi lengannya. Seorang tentara Israel yang dalam pemunculannya dalam tayangan itu membidikan senjata ke kakinya, kemudian sebuah tembakan dilakukan dan kamera tiba-tiba lenyap sebentar sebelum menayangkan pria itu tergeletak di tanah. Pengunjukrasa itu, bernama Ashraf Abu Rahma, 27, mengalami “luka-luka ringan” akibat insiden itu yang terjadi pada 7 Juli di Nilin, sebuah desa yang diduduki Israel di Tepi Barat yang mana unjukrasa dilakukan untuk menentang rintangan (tembok)pemisah Israel. Militer Israel, yang mengatakan lima penjaga perbatasan, tiga tentara dan dua pekerja yang bekerja di rintangan pemisah ini cedera dalam unjukrasa pada Juni, mengumumkan penyelidikan ini setelah video ditayangkan pada televisi Palestina. Tetapi jurubicara militer Israel, Avital Leibovich, mengatakan kepada AFP bahwa video itu menimbulkan “sejumlah tandatanya” dan memiliki “urutan peristiwa yang hilang.” Ia menambahkan, pria itu pulang “dengan jari kaki yang luka dan tanpa mengeluh”. Unjuk-unjukrasa di Nilin sering berubah menjadi arena kekerasan, dengan para pengunjukrasa yang melemparkan batu dan tentara Israel menembakan “peluru karet” serta gas air mata. Israel mengatakan, rintangan pemisah diperlukan untuk menghentikan para penyerang dapat menyelusup ke perkampungan Israel dan Yahudi di Tepi Barat, tetapi para warga Palestina mengatakan, aksi Israel itu merupakan perampasan tanah yang bertujuan merusak kelangsungan hidup sebuah negara yang dijanjikan. Pada tahun 2004, Mahkamah Internasional mengeluarkan resolusi yang menyerukan bagian-bagian rintangan penghalang yang dibuat Israel di Tepi Barat agar dirobohkan dan agar mencegah pembangunan di sana. Israel mengabaikan putusan tersebut Tentara Israel korban Facebook Sejumlah tentara Israel dilaporkan telah menjadi “korban penipuan” mata-mata yang ada di situs jejaring sosial Facebook, sebuah kantor berita Jerman melaporkan. Para tentara itu nampaknya terjerat oleh sebuah akun seorang wanita muda yang dicurigai merupakan milik gerakan Hizbullah, ujar agensi berita tersebut. Artikel berita tersebut menjabarkan bahwa akun Facebook wanita tersebut bernama Reut Zuckerman yang menggunakan pancingan terhadap para tentara untuk mendapatkan informasi mengenai militer Israel selama bertahun-tahun. Zuckerman, menggunakan foto wanita muda yang menarik, tengah duduk di sebuah sofa, berpura-pura berada di sebuah barak militer.Para tentara yang terbujuk rayuan sang wanita mulai memberikan detail mengenai nama-nama teman, rahasia dan kode-kode militer, serta basis dan kegiatan sehari-hari militer Israel. Akun tersebut akhirnya dihapus dari Facebook setelah mencuatnya sebuah laporan bahwa Hizbullah mungkin adalah dalang di balik akun tersebut yang berusaha mengais informasi mengenai militer Israel, meski Israel tidak memiliki bukti yang kuat mengenai dugaan tersebut. Pada Januari silam, beberapa laporan juga melaporkan mengenai kejanggalan yang terjadi, dan dengan segera dilakukan penyelidikan terhadap beberapa akun serupa. Strategi tersebut dapat dikatakan telah menjadi tamparan tersendiri bagi militer Israel yang telah lama menggunakan jejaring sosial Facebook untuk melancarkan aksi mereka. Ihab al-Hussein, juru bicara Kementerian Dalam Negeri pemerintah Palestina di Gaza mengatakan, “Facebook adalah sesuatu yang amat berbahaya ketika digunakan oleh Israel untuk mendapatkan keuntungan.” Hussein menambahkan, “Banyak orang yang tidak mengira ada bahaya, mereka pergi ke warung-warung internet dan berinteraksi di situs itu serta menceritakan semua masalah pribadi mereka, termasuk masalah dengan para istri atau kekasih mereka.” Dia mengetengahkan, para agen Israel kemudian mengontak orang yang bersangkutan via telepon atau email dan menggali informasi dengan menekan orang tersebut untuk kemudian direkrut dan dijadikan mata-mata.Dia juga menambahkan, “Internet memungkinkan Israel untuk menyesatkan siapapun. Membuat orang merasa bahwa Israel tahu segalanya tentang mereka,” tambah Hussein. Israel telah sejak lama memiliki jaringan informan di Tepi Barat maupun Gaza untuk mengawasi pergerakan para pejuang.Tak hanya militer biasa, agen rahasia Mossad juga turut memanfaatkan situs top dunia tersebut untuk merekrut jaringan mata-mata. Sebuah laporan dari majalah Perancis menyebutkan bahwa ada banyak informasi penting dan rahasia di situs jejaring sosial tersebut yang dapat dihimpun. Duta besar Israel di Paris mengatakan bahwa rahasia tidak seharusnya dibongkar kepada musuh, hal tersebut membuat banyak pihak menyebut kegiatan intelijen semacam itu sebagai “intelijen internet”. Israel mengambil keuntungan dari banyaknya informasi yang tersedia bagi para partisipan dari dunia Arab dan Islam, dipergunakan sebagai analisis dan data intelijen untuk para pemuda Arab dan Muslim. Gerald Nero, seorang profesor di Fakultas Psikologi di Universitas Provence, Perancis, yang merupakan pengarang buku “Bahaya Internet”, mengatakan, “Jaringan tersebut telah dibongkar, khususnya pada bulan Mei 2001. Ada sejumlah jaringan yang dijalankan oleh para psikolog khusus Israel untuk menarik perhatian generasi muda dari negara-negara dunia ketiga, khususnya para penduduk di negara-negara Arab. Pada tahun 2004, sebuah laporan reuters menyebutkan bahwa agen rahasia Israel, Mossad, meluncurkan sebuah situs internet untuk melakukan perekrutan dan memberikan “tugas khusus” kepada orang-orang yang direkrutnya. Militer Israel kini sedang sibuk merazia para prajuritnya yang tengah keranjingan berselancar di laman jejaring sosial, Facebook. Para pimpinan pun mengingatkan anak buah akan bahayanya melakukan update status selama berdinas, apalagi saat di tengah suatu operasi militer. Demikian pernyataan militer Israel seperti yang dipantau kantor berita Associated Press, Kamis 4 Maret 2010. Kampanye itu diberlakukan setelah pimpinan militer Israel membatalkan suatu rencana serangan ke wilayah Palestina di Tepi Barat setelah dibocorkan seorang prajurit lewat update status di Facebook. “Mengunggah [upload] informasi yang rahasia ke laman jejaring sosial atau situs-situs dapat memberi informasi ke pihak lain yang ingin mengetahuinya, termasuk dinas intelijen asing atau musuh,” demikian pernyataan militer Israel. “Agen-agen intelijen musuh bisa memindai data lewat internet dengan menghimpun informasi-informasi menyangkut Angkatan Bersenjata Israel, yang bisa mengganggu suksesnya suatu operasi dan membahayakan pasukan,” lanjut pernyataan itu. Dengan demikian, semua prajurit Israel yang aktif berdinas dilarang mempublikasikan informasi rahasia, termasuk foto yang memuat data militer. Salah satu cara kampanye anti-Facebook di barak militer adalah dengan menempatkan poster bergambar para pemimpin negara atau kelompok yang bermusuhan dengan Israel, yaitu Mahmoud Ahmadinejad (Iran), Bashar Assad (Suriah) dan Sheik Hassan Nasrallah (Hisbullah). Di bawah foto masing-masing pemimpin itu terdapat logo Facebook dengan ikon “Friend Request” disertai tulisan “Memangnya kamu pikir semua orang itu teman?” Israel Menggunakan White Phosphorus Dalam pemberitaannya, Al-Jazeera telah memuat berita yang menyebutkan bahwa pasukan militer Yahudi Zionis Israel menggunakan senjata WP alias White Phosphorus (fosfor putih). Senjata ini termasuk jenis senjata kontroversial. Sebab bila senjata ini digunakan terhadap manusia, maka daya bunuhnya sangat mengerikan. Senjata ini berupa asap putih yang jatuh dari langit seperti kembang api. Siapapun yang selama dua pekan ini rajin mengikuti pemberitaan War on Gaza melalui layar kaca tentunya sering melihatnya setiap kali ada serangan udara Israel atas Gaza. Senjata ini pernah digunakan di Falluja oleh militer AS ketika menginvasi Irak. Sekarang militer Israel menggunakannya di Gaza. Senjata ini biasa digunakan untuk menandai target militer yang selanjutnya akan dibom melalui serangan udara. Selain itu senjata ini juga untuk menutup dan mencegah gerakan pasukan musuh sebab asap putih WP akan mengacaukan daya pandang pasukan musuh. Namun efek selanjutnya yang ditimbulkan oleh WP ialah kemampuannya membakar tubuh manusia menimbulkan luka bakar kimia sejak kulit, daging hingga tulang korban. Inilah barangkali mengapa dokter yang bertugas di Gaza melaporkan bahwa sebagian korban yang ditemukan mengalami luka bakar dahsyat yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Dalam pemberitaannya Al-Jazeera melaporkan sebagai berikut: Human Rights Watch telah menyerukan agar Israel menghentikan penggunaan fosfor putih yang menurut HRW telah digunakan dalam operasi militer Israel di kawasan padat penduduk Jalur Gaza. Lembaga yang berbasis Di AS ini mengatakan bahwa para penelitinya mengamati penggunaan senjata kimia ini, yang dapat membakar daging manusia hingga ke tulang, terutama di Gaza City dan Jabalya pada hari Jumat dan Sabtu. “Kami melintas dekat unit artileri Israel yang terpasang padanya rentetan white phosphorus dengan sumbu yang terpasang,” kata Marc Garlasco, analis militer senior di Human Rights Watch kepada Al Jazeera. “Jelas itu [white phosphorus], kami dapat mengindikasikannya dari ledakan dan tendrils yang turun serta bentuk api yang membakar,” katanya. “Hari ini ada serangan besar-besaran di Jabalya ketika kami di sana. Kami melihat bahwa terdapat banyak sekali kebakaran begitu white phosphorus jatuh” Human Rights Watch percaya bahwa penggunaan senjata kimia di Gaza melanggar persyaratan di bawah hukum humaniter internasional karena tidak memenuhi semua langkah pencegahan untuk menghindari jatuhya korban sipil. Tentara Muslim di militer Israel Konflik Israel Palestina atau Arab-Israel sering dikonotasikan sebagai peperangan antara Muslim dan Yahudi. Namun, sesungguhnya paham konotasi itu cukup rumit karena kini diperkirakan ratusan bahkan ribuan pemuda Muslim tercatat menjadi anggota militer Israel. Mereka ikut bertempur di berbagai front melawan Arab, seperti front Lebanon dan Jalur Gaza. Fahad Fallah adalah seorang perwira Muslim berpangkat kapten di institusi militer Israel. Fallah yang berasal dari suku Badui Israel mengaku bangga menjadi anggota korp militer dan siap bertempur di laga mana pun melawan musuh-musuh Israel. Ia juga mengaku ikut bertempur dalam perang Jalur Gaza lalu (27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009). Fallah menuturkan, menjadi anggota militer Israel adalah warisan keluarga. ”Kakek dan bapak saya menjadi anggota militer Israel,” kata Fallah. Banyak warga Badui Arab yang beragama Islam bangga memiliki loyalitas pada negara Israel, tempat kelahiran mereka. Dan sejarah kerja sama Badui-Yahudi sesungguhnya telah terjadi sebelum berdirinya negara Israel tahun 1948. Kepala kabilah Al Hib dari suku Badui, Abu Yousuf, bahkan mengirim 60 anggota kabilah itu untuk membantu Yahudi berperang melawan Arab pada tahun 1946-1947. Kabilah Al Hib hidup di lembah-lembah Galilie (kini wilayah Israel Utara berbatasan dengan Lebanon dan Suriah). Di Israel juga ada tugu pahlawan khusus bagi serdadu Israel dari Badui Muslim yang gugur dalam berbagai kancah peperangan melawan bangsa Arab. Selain dari kalangan Badui, dikenal pula suku Druze Muslim yang menjadi anggota militer Israel. Pihak militer Israel menolak mengungkapkan berapa sesungguhnya jumlah serdadu Israel dari kalangan Muslim. Namun, diperkirakan mencapai ratusan dan bahkan ribuan. UU Israel tidak mengharuskan Muslim dan minoritas lainnya ikut program wajib militer di negara itu. Apa motivasi Muslim di Israel masuk menjadi anggota militer negara itu? Penanggung jawab urusan minoritas di institusi militer Israel, Kolonel Ahmed Romzi, mengatakan, kewajiban pertama warga Israel dalam membela tanah airnya, apa pun agama mereka, adalah mengabdi di institusi militer. Ia juga menegaskan, kaum minoritas di Israel kini juga mulai menyadari bahwa untuk meraih persamaan hak dengan Yahudi, dalam konteks negara Israel, harus melaksanakan semua kewajiban negara itu, termasuk menjadi anggota militer. Menurut Romzi, banyak pemuda Muslim yang masuk menjadi anggota militer Israel untuk mendapatkan dana bagi sekolah mereka di universitas agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Departemen Pertahanan Israel memang memberi fasilitas bantuan dana bagi serdadunya yang ingin melanjutkan studi ke tingkat universitas. Juga banyak perusahaan Yahudi mensyaratkan bagi pelamar kerja harus memiliki surat bukti menjadi anggota militer. Romzi mengungkapkan, warga Muslim Israel yang masuk menjadi anggota militer pascaperang di Jalur Gaza malah meningkat meskipun perang itu mendapat kutukan keras dari segenap Muslim di seluruh dunia. ”Ratusan Muslim di Israel mendaftar menjadi anggota militer negara itu per tahun. Mungkin jumlah Muslim yang menjadi anggota militer Israel mencapai ribuan,” ungkap Romzi. Bulan Maret lalu (pascaperang Jalur Gaza), menurut Romzi, Departemen Pertahanan Israel menyebarkan iklan lowongan dan ternyata semakin banyak Muslim Israel yang mendaftar. ”Ini membuktikan perang Jalur Gaza tidak berpengaruh sama sekali,” lanjutnya. Kecewa Namun, banyak pula pemuda Muslim yang pernah menjadi anggota militer Israel merasa kecewa akibat mendapat cemoohan dari masyarakatnya, bahkan disebut pengkhianat. ”Ketika melamar menjadi anggota militer, saya dijanjikan kemudahan mencari kerja. Namun, setelah mengajukan lamaran kerja ke berbagai perusahaan dalam waktu cukup lama, lamaran saya selalu ditolak dan akhirnya saya kembali ke kampung,” ungkap Maher Badawi, seorang Muslim dari kota Nazaretz (Israel Utara) yang kini menjadi guru olahraga, menuturkan pengalamannya. Lebih ironi lagi, lanjut Badawi, warga Muslim di Israel menolak mempekerjakan dia karena dituduh telah mengabdi sebagai anggota militer Israel. ”Jadi, saya ini ditolak di mana-mana. Ditolak di masyarakat Yahudi maupun Muslim,” ungkapnya. Ia mengungkapkan penyesalannya menjadi anggota militer Israel karena kini terus dicemooh dan disebut pengkhianat. Gerakan Islam di Israel yang dipimpin Sheikh Raid Shalah merupakan institusi Islam yang paling mengutuk fenomena masuknya pemuda Muslim menjadi anggota militer Israel. Gerakan Islam sejak beberapa tahun lalu mengharamkan segenap pemuda Muslim menjadi anggota militer Israel. Gerakan Islam juga menolak menshalatkan jenazah pemuda Muslim yang tercatat pernah atau tengah menjadi anggota militer Israel. Tentaranya banyak Mati, Kembangkan Robot Surat kabar Amerika “The Wall Street Journal” melaporkan bahwa untuk menghindari jatuhnya banyak korban manusia khususnya tentara dalam medan konflik – Israel kedepannya akan mengembangkan pasukan robot yang akan beroperasi secara otomatis pada mekanisme pertempuran di udara, laut dan darat, sementara itu para ahli memperkirakan bahwa sepertiga kendaraan militer dalam pasukan pendudukan Israel dalam waktu 10 hingga 15 tahun mendatang adalah robot. Surat kabar tersebut mengatakan pada hari Selasa kemarin (12/1): “Untuk menghindari kerugian dengan banyaknya tentara Israel yang mati dalam konflik – lebih dari enam puluh tahun perang yang dialami Israel – telah membuat Israel mencoba mengembangkan industri militer teknologi tinggi sehingga menjadikan Israel menjadi salah satu negara terkemuka di dunia yang menciptakan robot militer.” Hal ini dikaitkan dengan pernyataan dari Kepala Angkatan Udara teknologi Israel pada pasukan pendudukan – Erwin Berebe yang mengatakan: “Kami mencoba untuk menyusun mekanisme beroperasi secara otomatis di berbagai medan perang daripada harus menurunkan pasukan tentara manusia, dengan mekanisme ini memungkinkan untuk melakukan lebih banyak tugas-tugas tanpa membahayakan kehidupan setiap tentara Israel.” Sedangkan wakil presiden perusahaan “Rafael” yang bergerak dalam bidang pengembangan sistem pertahanan militer canggih – Giora Katz menyatakan bahwa sepertiga dari kendaraan militer Israel kedepannya adalah robot. Katz mengatakan: “Dalam kurun waktu 10-15 tahun kedepan sepertiga kendaraan militer tentara Israel adalah robot .. Kita sedang bergerak menuju era robot,” seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal. Surat kabar itu juga menyebutkan bahwa lebih dari 40 negara terpaksa harus menggunakan robot militer, seperti militer AS dan banyak negara lain yang menggunakan pesawat tempur tak berawak (drone) untuk menyerang target-target musuh mereka, meskipun gerilyawan Hizbullah Libanon bisa merontokkan empat pesawat tanpa awak milik Israel dengan menggunakan senjata yang diproduksi di Iran selama perang musim panas tahun 2006 antara Hizbullah dan Israel. Pada invasi AS ke Irak pada Maret 2003, Amerika Serikat menggunakan sejumlah pesawat “Drone” tersebut untuk menyerang target maupun personil musuh mereka, AS kini memiliki sekitar tujuh ribu pesawat tanpa awak dengan mekanisme otomatis yang beroperasi di udara, dan lebih dari 12 orang di daratan yang mengendalikan pesawat tersebut untuk melaksanakan misi pengintaian dan serangan udara. Tahun lalu angkatan perang udara AS untuk pertama kalinya melatih para tentara untuk “mengendalikan” pesawat tak berawak lebih banyak daripada jumlah pilot pesawat jet pemburu dan pesawat pengebom yang berisi manusia. Menurut mantan pejabat militer AS, Thomas Tate, Israel, Jepang dan Amerika Serikat unggul dalam program-program seperti itu hal ini didorong oleh perkembangan pesat teknologi dan penyebaran mekanisme untuk memenuhi kebutuhan lapangan, sesuai dengan kemajuan jaman. Dengan adanya teknologi baru ini menempatkan Israel pada posisi puncak dalam pengembangan mekanisme militer dengan teknologi canggih. Israel telah meluncurkan mekanisme ini di perbatasan utara dengan Libanon untuk mencegah infiltrasi Hizbullah ke Israel, setelah penculikan dua tentara mereka pada tahun 2006. Israel juga menggunakan buldoser yang digerakkan secara otomatis selama agresi mereka di Gaza tahun lalu Kembangkan Satelit Kecil Untuk Mata-Matai Negara Arab Sumber media Israel mengungkapkan bahwa Israel akan meluncurkaan satelit berukuran kecil untuk memata-matai negara-negara Arab selama dekade kedepan, hal ini menunjukkan bahwa satelit baru Israel tersebut akan meningkatkan kemampuan intelijen ke Tel Aviv. Surat kabar berbahasa Ibrani Haaretz di situs Web-nya mengatakan, Israel akan menghabiskan sepuluh tahun ke depan sekitar ratusan juta dolar untuk mengembangkan satelit kecil yang akan digunakan untuk keperluan spionase, dan dapat diluncurkan dari pesawat militer, bukan rudal, seperti keumuman saat ini. Haaretz menunjukkan bahwa generasi satelit mata-mata ini akan meningkatkan kemampuan intelijen untuk pasukan Israel secara signifikan, dan dengan satelit baru itu akan memungkinkan Israel dengan mudah memata-matai semua negara-negara Arab dan Timur Tengah lebih akurat. Surat kabar Haaretz menunjukkan bahwa satelit mata-mata baru terebut akan diproduksi di bawah proyek “satelit kecil,” seperti diungkapkan komandan angkatan udara Israel Brigadir Jenderal Ido Nhostan, selama Konferensi tahunan angkasa di Tel Aviv hari Rabu yang lalu (27/1). Nhostan dalam pidatonya di konferensi itu menyatakan bahwa tujuan pembuatan satelit adalah keinginan dari pimpinan Israel, dan satelit akan mematai-matai yang meliputi daerah terbesar yang mengelilingi Israel, sehingga mereka dapat memperoleh sebanyak mungkin informasi intelijen di negara-negara sekitar Israel, dan memiliki akses informasi yang tersedia setiap saat, yang disediakan oleh satelit kecil yang dapat diluncurkan hanya dengan pesawat. Haaretz menyatakan bahwa Tel Aviv saat ini memiliki tiga satelit mata-mata yang “mengawasi” Timur Tengah dari waktu ke waktu, yaitu: Ofek 5 dan Ofek 7 dan Teksar-1, ditambahkan bahwa satelit kecil itu beratnya sekitar 120 kilogram. Sementara volume reguler berat satelit yang telah ada sekitar 700 kg. Menachem Kidron, kepala ruang di perusahaan militer Israel Rafael menyatakan bahwa ketika Anda menyediakan anggaran yang tepat, Rafael bisa mulai meluncurkan satelit pertama yang dapat digunakan dalam skala kecil- untuk tujuan spionase dalam lima tahun. Menurut surat kabar Haaretz, para pejabat Angkatan Udara Israel mempunyai harapan besar pada satelit mata-mata baru tersebut untuk mencapai keunggulan kecerdasan Israel selama sepuluh tahun berikutnya. Israel Kembangkan Senjata Nuklir Amerika Serikat selama ini menerapkan kebijakan “ambigu” terkait pengembangan nuklir Israel untuk persenjataan. Sama seperti Israel, AS tidak membantah tapi juga tidak mau mengakui soal isu senjata nuklir rezim Zionis itu. Tapi, sebuah laporan militer AS secara tidak langsung mengakui bahwa Israel memang sudah memiliki bom-bom nuklir. Laporan tersebut merupakan hasil studi departemen pertahanan AS yang dirilis tahun 2008 lalu. Dan untuk pertamakalinya, AS mengeluarkan laporan yang menyinggung tentang senjata-senjata nuklir Israel, isu yang selama ini sangat dirahasiakan oleh Israel maupun AS. Dalam laporan setebal 37 halaman yang dibuat oleh Komando Pasukan Gabungan AS, disebutkan bahwa Israel adalah satu satu negara di wilayah Barat yang memiliki kekuatan nuklir, bersama negara-negara seperti Iran, Pakistan, India dan China, Korea Selatan serta Rusia di wilayah Timur. Laporan militer AS itu makin menguatkan keyakinan negara-negara dunia bahwa Israel sudah memiliki kekuatan nuklir jauh sebelum pengembangan senjata nuklir Israel terbongkar lewat salah satu teknisinya bernama Mordechai Vanunu. Wartawan investigasi kawakan asal AS, Seymour Hersh dalam artikelnya berjudul “The Samson Option” juga pernah membeberkan strategi nuklir Israel yang akan digunakan untuk menyerang negara-negara Arab, jika Israel merasa eksitensinya terancam. Sampai saat ini, Israel diduga sudah memiliki sekitar 200 sampai 400 misil berkepala nuklir. Tapi Israel selalu menolak menjawab jika dikonfirmasi tentang informasi senjata nuklirnya. Begitu pula dengan sekutu dekat Israel, Amerika Serikat. Presiden AS Barack Obama juga menolak memberi jawaban ketika ditanya apakah ia tahu negara mana di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. Obama, seperti juga pemimpin-pemimpin AS lainnya memilih diam karena takut membuka konfrontasi dengan Israel. Berdasarkan hukum AS “Symington Amandement” tahun 1976, pemerintah AS tidak boleh memberikan bantuan pada negara lain yang diketahui mengembangkan senjata nuklir. Sementara AS, hingga kini, memberikan bantuan asing paling besar pada Israel, terutama bantuan untuk militer rezim Zionis itu. AS tetap tutup mata dengan kegiatan nuklir Israel yang digunakan untuk membuat persenjataan. Alih-alih mengkritik Israel, AS dan Israel malah menuding negara lain, seperti Iran, membuat senjata nuklir dan menuntut agar program nuklir Iran dihentikan. Benarkah Milter israel Cuma Mitos Zionis-Yahudi merupakan kaum yang banyak diselubungi mitos dan kedustaan. Beberapa mitos yang terus dipelihara hingga kini dan terus disebar-luaskan lewat corong-corong media massa yang dikuasainya, antara lain: Kaum Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, kaum Yahudi adalah bangsa yang cerdas. Mitos lainnya, kaum Yahudi merupakan korban terbesar dalam Perang Dunia II lewat peristiwa pembantaian massa yang dilakukan Nazi-Jerman lewat apa yang dinamakan Holocoust (The Final Solution), MOSSAD dan Israeli Defense Force (IDF) merupakan dinas rahasia dan tentara terhebat di dunia, dan sebagainya. Klaim Zionis-Yahudi tentang Tanah Palestina juga merupakan kebohongan besar. Karena lewat pengkajian sejarah yang banyak dilakukan sejarawan Barat sendiri, mereka menemukan bahwa klaim Yahudi ini tidak ada dasar ilmiah dan historisnya. Mitos Tentara Israel Salah satu mitos yang paling banyak digembar-gemborkan kaum Zionis, adalah klaim bahwa tentara Zionis-Israel merupakan tentara yang paling canggih peralatannya, paling kuat staminanya, paling berani nyalinya, paling cerdik strateginya, dan paling hebat segala-galanya. Banyak kalangan kena tipu oleh klaim tidak berdasar ini. Bahkan perwira Indonesia juga banyak yang terkecoh dengan promosi Zionis yang menyebutkan bahwa senjata buatan Israeli Military Industries (IMI) merupakan yang terhebat di dunia. Beberapa tahun lalu kita tentu pernah mendengar kontroversi pembelian sejumlah senjata api buatan Israel yang dilakukan militer kita. Salah satu senjata api yang jadi dibeli TNI adalah sejenis Assault Rifle (Senjata Serbu) bernama Galil-Galatz/99R yang telah dimodifikasi menjadi senjata sniper dengan tambahan teropong dan dudukan di depan magasinnya. Senjata dengan kaliber 7, 62 mm ini oleh IMI dipromosikan sebagai senjata andalan IDF dan termasuk senjata sniper multi target, bisa menembak personel maupun anti-material. Benarkah Galil-Galatz/99R ini hebat? Ternyata tidak sepenuhnya benar. Menurut review Janes Defense International yang melakukan perbandingan (benchmarking) terhadap sejumlah senjata sejenis, disimpulkan bahwa Galil-Galatz/99R jempolan hanya di harga jual alias mahal harganya, sedangkan tingkat akurasi payah. Senjata made in Israel ini berada di bawah senjata sejenis seperti M76/SVD Dragunov (Rusia), L96A1/Magnum (Inggris), Barret 82 (AS), Heckler & Koch PSG-1 (Jerman), dan FR-F2/F1 (Perancis). Bukan itu saja, salah satu kebohongan yang dilansir tentara Zionis ini adalah tentang kehebatan Tank Merkava sebagai tank serbu yang sangat lincah, dahsyat daya hantamnya, dan kuat lapisan bajanya. Mitos tank Mekava hancur beberapa bulan lalu saat tank-tank andalan AB Israel ini banyak yang hancur-lebur jadi korban hantaman misil-misil panggul milisi Hizbullah di Lebanon. Kopassus-nya Israel Pengecut Seorang dokter yang banyak melanglang buana ke banyak daerah konflik dunia seperti Afghanistan, Irak, Palestina, beberapa bulan lalu baru tiba dari Lebanon. Saat itu perang antara tentara Zionis-Israel melawan milisi Hizbullah baru saja berakhir dengan kemenangan di pihak Hizbullah. Dia sempat bertemu dengan sejumlah tokoh puncak HAMAS dan Hizbullah dan mendapat banyak informasi menarik yang bisa diambil sebagai pelajaran. Ada dua peristiwa menarik. Yang pertama, saat pasukan elit Israel, Brigade Golani, menyerbu Bent Jubail, sebuah wilayah yang dikenal sebagai salah satu basis Hizbullah di Lebanon. Tidak ada yang mengetahui siapa saja anggota gerilyawan Hizbullah. Mereka sehari-hari bekerja sebagai penduduk biasa. Ada yang jualan buah, dagang di pasar, dan sebagainya. Namun ketika ada tanda bahaya bahwa tentara Israel menyerbu, maka semua orang biasa itu lenyap. Pasar jadi sepi. Mereka semua mengambil senjatanya yang entah disembunyikan di mana dan berlarian secepat kilat menyongsong kedatangan tentara Zionis ? ujar dokter tersebut. Hal ini membuat kaget Brigade Golani Israel dan mereka kemudian kabur secepatnya. Banyak anggota milisi Hizbullah mengeluh kecewa karena tidak jadi bertempur satu lawan satu melawan tentaranya Yahudi ini. Yang kemudian datang adalah heli-heli Apache Israel yang menyemburkan ribuan peluru dan rudal-rudalnya ke bawah. “Kepada saya, orang-orang Hizbullah ini bercerita bahwa tentara elit Israel itu pengecut-pengecut. Tidak berani bertempur secara jantan dan berhadapan muka” tambahnya. Saya juga menanyakan kepada orang-orang Hizbullah ini mengapa RPG mereka bisa menghancurkan tank-tank Merkava Israel yang diklaim sebagai tank yang hebat. Orang-orang Hizbullah ini tertawa dan menyatakan bahwa yang mereka panggul bukan lagi RPG jenis konvensional, tapi sudah semacam misil panggul sejenis misil Milan yang memiliki daya rusak yang jauh lebih dahsyat ? lanjut dokter tersebut. Dokter ini juga memaparkan saat tentara elit Israel dari Brigade Golani ini dikepung gerilyawan Hizbullah di sebuah rumah sakit di Lebanon. Saat itu malam hari dan gelap gulita. Diam-diam dari atas heli Apache yang mengaktifkan sistem senyap, sehingga sama sekali tidak mengeluarkan suara, puluhan personel tentara Israel turun lewat tali yang dijulurkan ke bawah. Mereka segera mendobrak rumah sakit untuk mencari orang-orang Hizbullah yang bersembunyi di lokasi ini. Hanya saja, tentara Israel ini tidak tahu bahwa kontra-spionase yang dijalankan Hizbullah jauh lebih cerdik. Rencana pasukan elit ini sudah bocor sehingga rumah sakit tersebut telah dikosongkan. Bahkan di sekitar rumah sakit sejumlah gerilyawan Hizbullah telah mengepung lokasi tersebut dengan senjata siap ditembakkan. Jadilah malam itu bagaikan neraka bagi tentara elit Israel ini. Mereka menjadi sasaran empuk rentetan tembakan yang dilakukan gerilyawan Hizbullah dari segala penjuru. Banyak yang tewas bersimbah darah. Tiba-tiba Apache berdatangan dan melakukan manuver bantuan kepada tentara Israel yang terjebak. Sejak kejadian di rumah sakit itu, tidak pernah lagi Brigade Golani melakukan serbuan besar-besaran dan sendirian, lanjutnya. Menurut sang dokter, umat Islam seharusnya jangan pernah termakan klaim-klaim palsu yang segaja disebarluaskan media-media Zionis. Mereka bukan kaum yang hebat. Mereka itu pengecut, jadi kita jangan sampai menderita rendah diri di hadapan mereka. Kita harus yakin bahwa umat Islam adalah umat terbaik di muka bumi. Kita harus bekerja keras untuk mewujudkan hal itu. Diposkan oleh RADAR JAMBI di 13:40:00 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar