Laman

Kamis, 12 Agustus 2010

Dewan Minta Diknas Bertindak Tegas Sesalkan Sikap Kepsek SD Percontohan

Berita Kerinci SUNGAI PENUH, DPRD Kota Sungai Penuh, minta Dinas Pendidikan menindak tegas laporan wali murid yang menyebutkan Kepala SD Percontohan meliburkan sekolah karena anaknya resepsi pernikahan. Ketua Komisi I DPRD Kota Sungai Penuh, Ade Utama, kepada Berita Kerinci, Selasa (20/7) mengatakan, ingin memastikan dulu kebenaran informasi tersebut. Namun jika benar, ia minta Diknas segera memberikan tindakan kepada Kepsek bersangkutan. "Kita berharap Diknas menindak Kepsek SD Percontohan. Diknas jangan hanya berpangku tangan, dan harus pro aktif menyikapi masalah ini," ujarnya. Menurut Ade, agar dunia pendidikan di Kota Sungai Penuh bisa berkembang, Diknas harus tegas dalam bersikap. Siapapun yang berbuat kesalahan harus ditindak sesuai aturan. "Dalam memberikan tindakan, Diknas jangan tebang pilih. Siapapun kalau memang salah harus mendapat tindakan. Jika kinerja Diknas demikian, ke depannya saya yakin Kota Sungai Penuh bisa menjadi Kota Pendidikan yang diperhitungkan," ucapnya. Dia menyayangkan tindakan Kepsek meliburkan sekolah di luar waktu libur yang telah ditetapkan. Menurutnya, sekolah tidak boleh meliburkan selain hari Minggu dan hari libur yang sudah ditetapkan secara nasional. "Hari libur nasionalkan sudah ditetapkan. Sekolah tidak boleh libur jika tidak ada kejadian yang sipatnya prinsip seperti bencana alam. Ini kan cuma resepsi anak kepala sekolah,," tuturnya. Ade Utama mengimbau kepada guru-guru di Kota Sungai Penuh, untuk berpikir dan bekerjasama dalam membangun dunia pendidikan. "Guru harus bisa menempatkan diri terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik," ungkapnya. Ditambahkannya, saat ini pemerintah sudah memberikan perhatian yang lebih terhadap dunia pendidikan, dengan menganggarkan dana APBD cukup besar, mencapai 20 persen. "Jangan sampai semakin besarnya alokasi dana, membuat guru semakin malas menjalankan tugasnya. Harapan kita, dengan dana yang besar, guru bisa mencetak generasi penerus bangsa yang handal, yang menjadi harapan masyarakat," tegasnya. Selain itu, guru juga diharapkan mampu menjadi contoh yang baik kepada anak didiknya, sehingga moral generasi muda lebih baik. "Jika guru memberikan contoh yang baik, maka anak didiknya juga akan meniru hal-hal yang baik. Bagitu juga sebaliknya, jika contoh yang mereka berikan tidak baik, maka moral bangsa ini akan hancur," tandas Ade.

WARGA DESA DI KERINCI TERANCAM KELAPARAN

Berita Kerinci SUNGAI PENUH, Ratusan kepala keluarga (KK) di enam desa dari tiga kecamatan Kabupaten Kerinci terancam kelaparan menyusul banjir yang merendam rumah dan sawah mereka, Senin (26/7). Korban banjir khawatir rusaknya ratusan hektare sawah yang siap panen membuat mereka terlilit utang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kerinci sejak Minggu (25/7). Sebanyak enam desa yang digenangi banjir tersebut, tiga desa diantaranya berada di Kecamatan Sitinjau Laut, yakni Desa Semerah, Pondok Beringin, dan Bunga Tanjung. Sementara dua desa berada di Kecamatan Keliling Danau, yakni Desa Punai Merindu, dan Desa Pondok Siguang. Sedangkan satu desa lainnya berada di Kecamatan Danau Kerinci, yaitu Desa Tanjung Tanah. Bupati Kerinci H Murasman, saat meninjau lokasi banjir, langsung menginstruksikan kepada instansi terkait agar segera mengatasi banjir tersebut. "Dinas Sosial saya minta segera membagikan tenda dan bahan makanan kepada warga," kata Murasman. Selain itu, Bupati juga berjanji akan menurunkan alat berat, untuk membuka pintu pembuangan air yang saat ini sudah menyempit. "Saya minta camat dan kades segera melakukan musyawarah. Saluran air yang sempit akan kita buka," imbuh Murasman. Pada saat kunjungan tersebut, ia juga mengingatkan petugas penjaga pintu air untuk bekerja sungguh-sungguh. Ia mengatakan, selain sempitnya saluran pembungan, penyebab terjadinya banjir juga disebabkan tidak dikontrolnya pintu air. "Jika tidak mau bekerja sebaiknya mundur saja. Bagaimana tidak banjir jika air yang mengalir dari arah mudik jauh lebih besar jika dibandingkan dengan aliran sungai yang ada," tegasnya. Selain itu, Murasman juga meminta Bapeda dan Dinas Kesehatan, untuk segera memindahkan lokasi bangunan Puskesmas ke wilayah yang lebih tinggi. "Ini kan soal kesehatan. Bagaimana pasien bisa sehat jika lokasinya seperti ini. Saya minta camat segera cari lokasi yang lebih tinggi untuk membangun puskesmas," pungkasnya. Semerah Parah Banjir terparah terjadi di Desa Semerah, Kecamatan Sitinjau Laut. Banjir menggenangi 115 rumah milik warga, sehingga menyebabkan puluhan warga harus mengungsi ketempat yang lebih aman. Pantauan terakhir, ketinggian air mencapai setengah meter. "Ya, puluhan warga harus mengungsi karena rumahnya direndam banjir. Jika malam ini hujan masih turun, maka jumlah rumah yang terendam banjir akan bertambah," ujar Kepala Desa Semerah, Zulkifli, saat di konfirmasi,Berita Kerinci Senin (26/7). Menurut Zulkifli, sejak beberapa tahun terakhir, desanya memang sudah menjadi langganan banjir. Dalam satu tahun, bisa terendam sampai lima kali. "Bulan Maret lalu, banjir juga sempat menggenang," kata Zulkifli. Saat ini katanya, warga yang rumahnya terendam banjir, membutuhkan bantuan tenda dan bahan-bahan makanan mengingat stok makanan serta peralatan memasak sudah terendam banjir. "Kita berharap Pemkab bisa segera menurunkan bantuan, terutama tenda dan bahan makanan, sehingga warga yang mengungsi bisa segera mendapat pertolongan. Biasanya, jika kondisinya sudah seperti ini, banjir bisa menggenangi rumah sampai sepuluh hari," jelasnya. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Pondok Bering, Durmawel. Ia juga mengakui sekitar 60 rumah di desanya juga ikut terendam. "Rata-rata rumah yang berada disepanjang aliran sungai ikut terkena banjir," tegasnya. Kepala Desa Punai Merindu, Kecamatan Keliling Danau, Mhd Rijal, saat dikonfirmasi mengatakan banjir menggenangi 48 rumah yang ada di desanya. "Warga yang rumahnya terendam, sampai saat ini masih bertahan di rumahnya masing-masing. Jika ditinggalkan, warga khawatir terjadinya pencurian," katanya. Sementara Kades Pondok Siguang, Bustaman, mengatakan terendamnya badan jalan di desa tersebut dikarenakan saluran irigasi yang tidak berfungsi, sehingga aliran air terganggu. Hal ini diperparah lagi dengan banyaknya sampah di saluran irigasi. Untuk itu, pihaknya berharap agar ada bantuan dari Pemkab Kerinci melalui Dinas Pekerjaan Umun (PU) Kabupaten Kerinci, melakukan perbaikan saluran irigasi. Lain lagi dengan Kepala Desa Simpang Empat, Mat Arham. Ia mengatakan, sekitar 80 rumah terendam banjir akibat hujan yang mengguyur daerah tersebut, sehingga banyak warga yang mengungsi kerumah warga yang rumahnya berada di daerah lebih tinggi. Dikatakannya, akibat banjir tersebut dikarenakan batas sungai sudah dangkal sehingga air yang melewati sungai tidak teratur lagi dan naik kepermukaan serta dapat menenggelamkan rumah yang ada di sepanjang jalan Simpang Empat. "Banjir diakibatkan sungai sudah dangkal, dulu sungai tersebut kedalamannya mencapai empat meter, tapi sekarang sudah dangkal tidak sampai satu meter lagi," terangnya.Sementara itu, Amran, Kepala Desa Tanjung Tanah ketinggian banjir mencapai 1 meter.

Cemas Ketinggian Air Bertambah

Berita Kerinci WARGA di enam desa kini berharap cemas jika ketinggian air terus bertambah. Rumah dan halaman sudah terendam. Peralatan memasak dan makanan tak luput disapu banjir. Itu semua bisa diatasi warga dengan mengungsi ke sanak keluarga terdekat yang tak terkena banjir. Namun bagaimana dengan sawah mereka? Warga kini hanya bisa berdoa semoga banjir segera surut. Jika tidak, ratusan hektare sawah yang siap panen akan membusuk. Sudarmi, warga Desa Semerah, Kecamatan Sitinjau Laut, mengaku sangat resah melihat kondisi sawahnya yang terendam banjir. "Saat ini hanya tinggal lima senti saja batang padi kami yang nampak, jika hujan terus maka padi-padi tersebut akan membusuk," katanya. Menurutnya, jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka sudah dipastikan bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri tidak bisa dirayakan sebagaimana layaknya. "Semuanya bergantung dengan hasil panen. Mulai dari makan sehari-hari sampai belanja pakaian, semuanya dari hasil panen," ucapnya. Hal senada juga disampaikan Asnidar. Ia mengaku rencananya akan panen hari ini. Namun rencana tersebut terpaksa dibatalkan karena sawahnya sudah terendami air. "Tidak bisa dibayangkan jika memang harus gagal panen. Sudah enam bulan kami menggarap sawah-sawah ini, namun apa jadinya jika hasilnya tidak bisa kami nikmati," keluh Asnidar. Camat Sitinjau Laut, Nasrul, saat dikonfirmasi menyebutkan sekitar 150 hektare lahan persawahan siap panen, terancam mengalami kerusakan. "Selain di Desa Semerah, sawah di Desa Bunga Tanjung juga ikut tergenang," ujar Camat Sitinjau Laut, Nasrul, kepada berita kerinci Senin (26/7). Menurut Nasrul, selain menggenangi areal persawahan, banjir juga menggenangi satu unit puskesmas, serta satu unit sekolah menjadi terisolir. "Siswa dan guru terpaksa membuka sepatu untuk bisa sampai kesekolah, karena jalan menuju sekolah mereka dikelilingi banjir," katanya. Sampai saat ini belum ada data jumlah kerugian secara pasti. Karena masih menunggu laporan dari kades masing-masing desa. Penyebab terjadinya banjir katanya, dikarenakan menyempitnya saluran pembuangan yang terdapat di Desa Bunga Tanjung, sehingga air tidak bisa mengalir lancar dan menggenangi perkampungan warga. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Basyarin, saat diminta komentarnya mengaku sampai saat ini belum mendapat laporan resmi berapa jumlah rumah yang terendam banjir. "Karena belum adanya anggaran, kita belum bisa memberikan bantuan. Meskipun demikian, dinas sosial akan segera menyuplai bahan makanan serta tenda darurat kepada warga yang menjadi korban banjir," jelasnya.