BERITA KERINCI
Taman Nasional Kerinci Seblat
Uhang Pandak: Misteri Orang Kerdil Dari Gunung Kerinci
jah
Foto Uhang PandakOrang Pendek adalah misteri sejarah alam terbesar di Asia; ahli binatang telah mendaftarkan laporan kera misterius di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat, Propinsi Jambi, lebih dari 150 tahun. Sampai hari ini, binatang yang di Kerinci dikenal sebagai “uhang pandak”, tetapi juga karena variasi yang membingungkan dari nama dialek setempat, sampai sekarang masih belum teridentifikasi oleh ilmuwan.
Orang pendek / uhang pandak ialah nama yang diberikan kepada seekor binatang (manusia?) yang sudah dilihat banyak orang selama ratusan tahun yang kerap muncul di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Walaupun tak sedikit orang yang pernah melihatnya, keberadaan uhang pandak hingga sekarang masih merupakan teka-teki. Tidak ada seorangpun yang tahu, sebenarnya makhluk jenis apakah yang sering disebut sebagai orang pendek itu. Tidak pernah ada laporan yang mengabarkan bahwa seseorang pernah menangkap atau bahkan menemukan jasad makhluk ini, namun hal itu berbanding terbalik dengan banyaknya laporan dari beberapa orang yang mengatakan pernah melihat makhluk tersebut.
Sekedar informasi, Orang pendek ini masuk kedalam salah satu studi Cryptozoology. Ekspediasi pencarian Orang Pendek sudah beberapa kali di lakukan di Kawasan Kerinci, Salah satunya adalah ekspedisi yang didanai oleh National Geographic Society. National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di Kerinci, Jambi, beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.
Adapun cerita mengenai uhang pendek pertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah gambar jejak uhang pandakMarco Polo tahun 1292, saat ia bertualang ke Asia. Walau diyakini keberadaannya oleh penduduk setempat, makhluk ini dipandang hanya sebagai mitos oleh para ilmuwan, seperti halnya yeti di Himalaya dan monster Loch Ness Inggris Raya.
Sejauh ini, para saksi yang mengaku pernah melihat Orang Pendek menggambarkan tubuh fisiknya sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki) tinggi sekitar satu meter (diantara 85 cm hingga 130 cm) dan memiliki banyak bulu diseluruh badan. Bahkan tak sedikit pula yang menggambarkannya dengan membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak.
Legenda Mengenai Uhang Pendek sudah secara turun temurun dikisahkan di dalam kebudayaan masyarakat Suku anak dalam. Mungkin bisa dibilang, Suku Anak Dalam sudah terlalu lama berbagi tempat dengan para Orang Pendek di kawasan tersebut. Walaupun demikian, jalinan sosial diantara mereka tidak pernah ada.
Sejak dahulu Suku Anak Dalam bahkan tidak pernah menjalin kontak langsung dengan makhluk-makhluk ini, mereka memang sering terlihat, namun tak pernah sekalipun warga dari suku anak dalam dapat mendekatinya. Ada suatu kisah mengenai keputusasaan para Suku Anak Dalam yang mencoba mencari tahu identitas dari makhluk-makhluk ini, mereka hendak menangkapnya namun selalu gagal. Pencarian lokasi dimana mereka membangun komunitas mereka di kawasan Taman Nasional juga pernah dilakukan, namun juga tidak pernah ditemukan.
Awal tahun 1900-an, dimana saat itu Indonesia masih merupakan jajahan Belanda, tak sedikit pula laporan datang dari para WNA. Namun yang paling terkenal adalah Kesaksian Mr. Van Heerwarden di tahun 1923. Mr. Van Heerwarden adalah seorang zoologiest, dan disekitar tahun itu ia sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Pada suatu catatan kisahnya, ia menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa makhluk gelap dengan banyak bulu di badan. Tinggi tubuh mereka ia gambarkan setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun, namun dengan bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu. Mr. Heerwarden sadar mereka bukan sejenis siamang maupun perimata lainnya. Ia tahu makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu, sehingga mereka berlari menghindar.
Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden tak habis pikir, semua makhluk itu memiliki persenjataan berbentuk tombak dan mereka berjalan tegak. Semenjak itu, Mr. Heerwarden terus berusaha mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak berbuah hasil.
Sumber-sumber dari para saksi memang sangat dibutuhkan bagi para peneliti yang didanai oleh National Gographic Society untuk mencari tahu keberadaan Orang Pendek. Dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden sudah lama mengabadikan dirinya untuk terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek. Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, sejauh ini hasil yang didapat masih jauh dari kata memuaskan.
Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke Indonesia dengan dibiayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional (http://fauna-flora.org). Dalam ekspedisi yang dinamakan “Project Orang Pendek” ini, mereka terlibat penelitian panjang disana. Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi di mana mereka sering dikabarkan muncul. Kemudian ada metode menjebak pada suatu tempat dimana disana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk menangkap aktivitas mereka. Rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap di diri mereka ketika hasil ekspedisi selama ini belum mendapat hasil yang memuaskan.
Beberapa pakar Cryptozoology mengatakan bahwa Orang Pendek mungkin memiliki hubungan yang hilang dengan manusia. Apakah mereka merupakan sisa-sisa dari genus Australopithecus?
Banyak Paleontologiest mengatakan bahwa jika anggota Australopithecus masih ada yang bertahan hidup hingga hari ini, maka mereka lebih suka digambarkan sebagai seekor siamang.
Pertanyaan mengenai identitas Orang Pendek yang banyak dikaitkan dengan genus Australopitechus ini sedikit pudar dengan ditemukannya fosil dari beberapa spesies manusia kerdil di Flores beberapa waktu yang lalu. Fosil manusia-manusia kerdil “Hobbit” berjalan tegak inilah yang kemudian disebut sebagai Homo Floresiensis. Ciri-ciri fisik spesies ini sangat mirip dengan penggambaran mengenai Orang Pendek, dimana mereka memiliki tinggi badan tidak lebih dari satu seperempat meter, berjalan tegak dengan dua kaki dan telah dapat mengembangkan perkakas/alat berburu sederhana serta telah mampu menciptakan api. Homo Floresiensis diperkirakan hidup diantara 35000 – 18000 tahun yang lalu.
Apakah Orang Pendek benar-benar merupakan sisa-sisa dari Homo Floresiensis yang masih dapat bertahan hidup? Secara jujur, para peneliti belum dapat menjawabnya. Peneliti mengetahui bahwa setiap saksi mata yang berhasil mereka temui mengatakan lebih mempercayai Orang Pendek sebagai seekor binatang. Debbie Martyr dan Jeremy Holden, juga mempertahankan pendapat mereka bahwa Orang Pendek adalah seekor siamang luar biasa dan bukan hominid.
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sampai ekosistem sub-alpin serta beberapa ekosistem yang khas antara lain rawa gambut, rawa air tawar dan danau.
Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 4.000 jenis tumbuhan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae. Tumbuhan yang langka dan endemik seperti pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia alborea), bunga raflesia (Rafflesia arnoldi dan R. hasseltii), dan bunga bangkai (Amorphophallus titanum dan A. decus-silvae).
Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 37 jenis mamalia, 10 jenis reptilia, 6 jenis amfibia, 8 jenis primata dan 139 jenis burung.
Potensi lainnya yang menarik perhatian pengunjung di taman nasional ini, seperti pengamatan suara burung rangkong (Buceros rhinoceros sumatranus) dan julang (Aceros undulatus undulatus) serta suara tawa histeri yang menakjubkan dari burung gading (Rhinoplax vigil); adanya kucing emas (Catopuma temminckii temminckii) yang sangat misterius; serta adanya misteri yang belum terpecahkan tentang sejenis satwa primata yang berjalan tegak dan cepat sekali menghilang diantara pohon, dimana masyarakat setempat menamakannya “orang pendek”.
Danau Gunung Tujuh
Taman Nasional Kerinci Seblat telah dijadikan program pembangunan dan konservasi terpadu (Integrated Conservation Development Program – ICDP).
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Gunung Kerinci. Mendaki gunung dan berkemah. Gunung Kerinci (3.805 m. dpl) merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia dan masih aktif.
Danau Gunung Tujuh. Melihat panorama danau, dan pengamatan satwa. Danau Gunung Tujuh merupakan danau vulkanik yang tertinggi di Sumatera (2.000 m. dpl) seluas 1.000 ha yang dikelilingi oleh tujuh buah gunung.
Goa Napal Licin dan Kasah. Melihat kompleks goa yang kaya akan stalaktit dan stalaknit
Grao Solar, Nguak dan Kunyit. Melihat semburan air panas (airnya sangat jernih) setinggi 15 meter dan pengamatan satwa.
Letter W. Melihat bunga raflesia dan bunga bangkai, serta kelinci Sumatera.
Rawa Ladeh Panjang. Penelitian dan pengamatan satwa.
Wisata budaya. Melihat budaya Suku Kubu yang masih tradisional.
Atraksi budaya di luar taman nasional:Parade Budaya pada bulan November di Sungai Penuh, Budaya Melayu pada bulan Januari di Jambi, dan Festival Tabot pada bulan Juni di Bengkulu.
Musim kunjungan terbaik: bulan Januari s/d Oktober setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi :
Dari Padang-Tapan-Sungai Penuh berjarak 278 km (7-8 jam) dengan mobil, Padang-Muaralabuh-Kersik Tuo, 211 km (5-6 jam) dengan mobil, Jambi-Sarko-Sungai Penuh, 500 km (9-10 jam) dengan mobil dan Bengkulu-Tapan-Sungai Penuh, 417 km (8-9 jam) dengan mobil.
Kantor : Jl. Basuki Rahmat No. 11
Sungai Penuh 32112, Jambi 37101
Telp. (0748) 22250; Fax. (0748) 22300
Dinyatakan Menteri Pertanian, Tahun 1982
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 192/Kpts- II/1996 dengan luas 1.386.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
SK No. 901/Kpts-V/1999 dengan luas 1.375.349,867 hektar
Letak Provinsi : Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan
Temperatur udara 7° - 28°C
Curah hujan Rata-rata 3.000 mm/tahun
Ketinggian tempat 500 – 3.805 meter dpl
Letak geografis 1°17’ - 3°36’ LS, 100°31’ - 102°44’ BT
Minggu, 20 Februari 2011
PARALAYANG: MELIHAT KERINCI DARI LANGIT SUNGGUH INDAH
BERITA KERINCI
Anak Muda Dilatih Terbang
Antre Melihat Kerinci dari Langit
Paralayang dan paramotor. Olahraga udara ini mulai digandrungi banyak orang. Cukup lompat dari atas bukit, melayang-layang di udara dan mendarat mulus di sebuah lapangan terbuka.
Langit Kerinci berbeda dibanding hari biasa. Dari kejauhan terlihat puluhan 'burung raksasa' melayang-layang mengitari kabupaten yang dikenal indah alamnya ini. Tanpa dikomando, warga pun terus menatap langit melihat 'burung-burung' itu melayang.
Setelah dilihat dari dekat, ternyata yang sedang beterbangan di kawasan Bandara Depati Parbo hingga memngitari langit Kota Sungai Penuh, adalah pemain paralayang dan paramotor. Mereka sedang latihan sembari menikmati alam Kerinci.
Rombongan paralayang tersebut, memang sengaja didatangkan oleh Dandim Kerinci, Letkol Eko Prayitno, untuk mempromosikan olah raga menantang tersebut kepada warga. Tentu sekaligus dijadikan ikon wisata di kerinci.
"Tim paralayang memang sengaja didatangkan dari Jakarta. Mereka sudah enam hari berada di Kerinci, yakni dari tanggal 4 sampai tanggal 9 Februari,” ujar Eko, Rabu (9/2).
Menurutnya, paralayang tersebut mulai terbang perdana di Kerinci sejak 5 Februari di Bandara Depati Parbo, yang kemudian sorenya dilanjutkan terbang di Kayuaro. Ada beberapa jenis parasut yang dipersiapkan, di antaranya paralayang dan paramotor,” katanya.
Tujuan didatangkannya paralayang tersebut, lanjutnya, untuk menumbuhkan prestasi di kalangan generasi muda Kerinci, agar mereka terhindar dari kegiatan-kegiatan yang negatif. Kegaiat negatif bisa merusak masa depan mereka.
Kali ini hanya sebatas uji coba, namun dalam waktu dekat ini beberapa pelatih akan didatangkan, untuk mengajari warga Kerinci bagaimana caranya terbang menggunakan paralayang,” jelas pria yang memiliki rekor terbang 6.400 kali tersebut.
Selain mengajak anak-anak muda Kerinci ikut bergabung, ke depannya ia akan mendorong Pemkab Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh, untuk mengembangkan paralayang ini menjadi ikon wisata di kedua wilayah.
Saya yakin jika ini dikembangkan sebagai ikon wisata, akan banyak wisatawan yang berminat untuk mencobanya. Apalagi pemandangan alam Kerinci jika dilihat dari udara sangat indah sekali,” tambah Eko.
Udara di kerinci tambahnya, sangat mendukung dikembangkannya olahraga paralayang, karena dari arah mana saja paralayang bisa diterbangkan. Kelebihan Kerinci adalah angin dari mana saja bisa terbang, karena di semua penjuru terdapat ketinggian,” terangnya.
Selain mendatangkan paralayang, tepatnya hari Minggu nanti, Dandim akan kembali mendatangkan hiburan bagi warga Kerinci, yakni dengan mendatangkan banana boat, yang akan dimainkan di Danau Kerinci. Silakan saja warga datang, gratis,” tandasnya.
Paralayang bukanlah hobi murah. Sebab, kocek yang harus dikeluarkan mencapai puluhan juta rupiah. Untuk membeli peralatan paralayang saja bisa menghabiskan Rp 32 juta, sementara untuk paramotor, harganya mencapai Rp 85 juta.
Kalau kemarin kita masih gunakan peralatan dari Jakarta, namun dalam waktu dekat ini saya akan membeli sendiri peralatan tersebut, agar warga Kerinci bisa belajar secara cuma-cuma. Kalau di Jawa biaya kursusnya bisa mencapai Rp 8 juta,” terangnya lagi.
Rencana tersebut, mendapat sambutan hangat dari warga Kerinci. Bahkan, puluhan organisasi kepemudaan, sudah menyatakan diri siap bergabung untuk belajar paralayang tersebut. Kami siap kerahkan anggota pramuka untuk ikut bergabung belajar paralayang,” sebut Fran Sanitra, anggota DKC Kerinci.
Anak Muda Dilatih Terbang
Antre Melihat Kerinci dari Langit
Paralayang dan paramotor. Olahraga udara ini mulai digandrungi banyak orang. Cukup lompat dari atas bukit, melayang-layang di udara dan mendarat mulus di sebuah lapangan terbuka.
Langit Kerinci berbeda dibanding hari biasa. Dari kejauhan terlihat puluhan 'burung raksasa' melayang-layang mengitari kabupaten yang dikenal indah alamnya ini. Tanpa dikomando, warga pun terus menatap langit melihat 'burung-burung' itu melayang.
Setelah dilihat dari dekat, ternyata yang sedang beterbangan di kawasan Bandara Depati Parbo hingga memngitari langit Kota Sungai Penuh, adalah pemain paralayang dan paramotor. Mereka sedang latihan sembari menikmati alam Kerinci.
Rombongan paralayang tersebut, memang sengaja didatangkan oleh Dandim Kerinci, Letkol Eko Prayitno, untuk mempromosikan olah raga menantang tersebut kepada warga. Tentu sekaligus dijadikan ikon wisata di kerinci.
"Tim paralayang memang sengaja didatangkan dari Jakarta. Mereka sudah enam hari berada di Kerinci, yakni dari tanggal 4 sampai tanggal 9 Februari,” ujar Eko, Rabu (9/2).
Menurutnya, paralayang tersebut mulai terbang perdana di Kerinci sejak 5 Februari di Bandara Depati Parbo, yang kemudian sorenya dilanjutkan terbang di Kayuaro. Ada beberapa jenis parasut yang dipersiapkan, di antaranya paralayang dan paramotor,” katanya.
Tujuan didatangkannya paralayang tersebut, lanjutnya, untuk menumbuhkan prestasi di kalangan generasi muda Kerinci, agar mereka terhindar dari kegiatan-kegiatan yang negatif. Kegaiat negatif bisa merusak masa depan mereka.
Kali ini hanya sebatas uji coba, namun dalam waktu dekat ini beberapa pelatih akan didatangkan, untuk mengajari warga Kerinci bagaimana caranya terbang menggunakan paralayang,” jelas pria yang memiliki rekor terbang 6.400 kali tersebut.
Selain mengajak anak-anak muda Kerinci ikut bergabung, ke depannya ia akan mendorong Pemkab Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh, untuk mengembangkan paralayang ini menjadi ikon wisata di kedua wilayah.
Saya yakin jika ini dikembangkan sebagai ikon wisata, akan banyak wisatawan yang berminat untuk mencobanya. Apalagi pemandangan alam Kerinci jika dilihat dari udara sangat indah sekali,” tambah Eko.
Udara di kerinci tambahnya, sangat mendukung dikembangkannya olahraga paralayang, karena dari arah mana saja paralayang bisa diterbangkan. Kelebihan Kerinci adalah angin dari mana saja bisa terbang, karena di semua penjuru terdapat ketinggian,” terangnya.
Selain mendatangkan paralayang, tepatnya hari Minggu nanti, Dandim akan kembali mendatangkan hiburan bagi warga Kerinci, yakni dengan mendatangkan banana boat, yang akan dimainkan di Danau Kerinci. Silakan saja warga datang, gratis,” tandasnya.
Paralayang bukanlah hobi murah. Sebab, kocek yang harus dikeluarkan mencapai puluhan juta rupiah. Untuk membeli peralatan paralayang saja bisa menghabiskan Rp 32 juta, sementara untuk paramotor, harganya mencapai Rp 85 juta.
Kalau kemarin kita masih gunakan peralatan dari Jakarta, namun dalam waktu dekat ini saya akan membeli sendiri peralatan tersebut, agar warga Kerinci bisa belajar secara cuma-cuma. Kalau di Jawa biaya kursusnya bisa mencapai Rp 8 juta,” terangnya lagi.
Rencana tersebut, mendapat sambutan hangat dari warga Kerinci. Bahkan, puluhan organisasi kepemudaan, sudah menyatakan diri siap bergabung untuk belajar paralayang tersebut. Kami siap kerahkan anggota pramuka untuk ikut bergabung belajar paralayang,” sebut Fran Sanitra, anggota DKC Kerinci.
AHMADIYAH DI KERINCI TERDAPAT DI KAYU ARO
BERITA KERINCI
Banyak Kerusuhan, Masyarakat Diimbau Waspadai Pendatang Baru
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Jambi Soesilo mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap para pendatang baru di lingkungannya.
Dihubungi di Jambi, Rabu, Soesilo mengatakan, kewaspadaan terhadap pendatang baru wajib dilakukan mengingat maraknya berita akan gangguan keamanan lingkungan khususnya yang menjurus kepada konflik massa. "Siapapun orangnya, saya berharap masyarakat lebih waspada terutama para ketua RT. Jika ada hal yang dinilai tidak wajar lebih baik segera melapor ke kelurahan maupun aparat keamanan setempat," ujarnya.
Terkait kasus Ahmadiyah yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, Soesilo mengatakan, pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Koordinasi tersebut merupakan bentuk peningkatan pengawasan terhadap jenis-jenis aliran yang ada di Jambi.
Sebelumnya, pihak Polda Jambi menyatakan tidak ingin kecolongan akan adanya konflik yang menjurus masalah suku, ras dan agama (Sara). "Deteksi dini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin timbul, serta melakukan koordinasi yang baik dengan instansi terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat," ujar Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almasyah.
Berdasarkan data di Bakorpakem Provinsi Jambi, di Jambi sedikitnya ada tiga daerah yang terdapat penganut Ahmadiyah, yaitu Kota Jambi sebanyak 36 Kepala Keluarga (KK), Kabupaten Sarolangun (60 KK) atau sekitar 164 jiwa yang bermukim di Desa Batu Putih, Kecamatan Singkut. Kemudian di Kabupaten Kerinci terdapat sekitar 148 jiwa yang bermukim di Kecamatan Gunung Raya dan Kecamatan Kayu Aro.
Banyak Kerusuhan, Masyarakat Diimbau Waspadai Pendatang Baru
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Jambi Soesilo mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap para pendatang baru di lingkungannya.
Dihubungi di Jambi, Rabu, Soesilo mengatakan, kewaspadaan terhadap pendatang baru wajib dilakukan mengingat maraknya berita akan gangguan keamanan lingkungan khususnya yang menjurus kepada konflik massa. "Siapapun orangnya, saya berharap masyarakat lebih waspada terutama para ketua RT. Jika ada hal yang dinilai tidak wajar lebih baik segera melapor ke kelurahan maupun aparat keamanan setempat," ujarnya.
Terkait kasus Ahmadiyah yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, Soesilo mengatakan, pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Koordinasi tersebut merupakan bentuk peningkatan pengawasan terhadap jenis-jenis aliran yang ada di Jambi.
Sebelumnya, pihak Polda Jambi menyatakan tidak ingin kecolongan akan adanya konflik yang menjurus masalah suku, ras dan agama (Sara). "Deteksi dini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin timbul, serta melakukan koordinasi yang baik dengan instansi terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat," ujar Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almasyah.
Berdasarkan data di Bakorpakem Provinsi Jambi, di Jambi sedikitnya ada tiga daerah yang terdapat penganut Ahmadiyah, yaitu Kota Jambi sebanyak 36 Kepala Keluarga (KK), Kabupaten Sarolangun (60 KK) atau sekitar 164 jiwa yang bermukim di Desa Batu Putih, Kecamatan Singkut. Kemudian di Kabupaten Kerinci terdapat sekitar 148 jiwa yang bermukim di Kecamatan Gunung Raya dan Kecamatan Kayu Aro.
INILAH BECAK TERAKHIR DI KUALA TUNGKAL
BERITA KERINCI
Menyusuri berbagai sudut Kota Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, kita akan mudah menemui becak. Kendaraan beroda tiga ini selama hampir 50 tahun menjadi transportasi utama bagi masyarakat yang tinggal di pesisir timur Jambi.
Penarik becak setempat, Muslim bercerita, dirinya memulai jasa menarik becak sejak tahun 2005. Muslim sebelumnya bekerja di sebuah kapal yang melayani pengantaran barang dari Batam menuju Kuala Tungkal. Ketika usaha kapal tersebut bangkrut, dia memutuskan untuk menetap di Kuala Tungkal, dan menikah dengan gadis setempat. Dari sisa tabungan, Muslim memesan sebuah becak dengan harga Rp 2 juta.
"Sampai sekarang, becak ini menjadi satu-satunya sumber penghasilan saya," ujar pria yang biasa mangkal di Jalan Parit I, Kuala Tungkal, Selasa (8/2/2011).
Menurut Muslim, becak paling diminati masyarakat Tungkal. Saking maraknya, diperkirakan lebih dari 1.000 becak beroperasi di kota kecil ini. Keberadaan becak bahkan menarik pendatang masuk Tungkal. Para pendatang dari Jawa maupun daerah lain di wilayah Sumatera turut menjadi penarik becak. Mereka memesan becak kepada Almarhum Kurnia, pembuat becak di Jalan Andalas, yang sekaligus kerap menyewakan becak kepada warga tidak mampu.
Istri Almarhum Kurnia, Jernih (70) mengenang masuknya becak sejak tahun 1965, diawali dengan pembelian becak dari Medan dan Jakarta. Pada waktu itu becak dianggap paling cocok dan aman untuk transportasi di daerah yang kerap banjir rob karena berada di Muara Sungai Pengabuan ini.
"Almarhum dan sejumlah temannya memesan becak dari Medan dan becak dari Jakarta. Becak diangkut dengan kapal kemari," tuturnya.
Pada becak Medan, sepeda pengayuh dibuat bersebelahan dengan penumpang. Model ini berbeda dengan becak dari Jakarta, yang pengayuhnya berada di belakang penumpang. Dalam perkembangannya, becak Medan lebih diminati, sedangkan becak Jakarta kini tak terlihat lagi di Kuala Tungkal. "Tukang becak di sini lebih suka pakai becak samping ala Medan, karena tidak perlu turun kalau ingin berbalik arah atau membelok di jalan yang sempit," tutur Jernih.
Karena ketertarikannya pada becak, Almarhum Kurnia membuka bengkel produksi becak di Jalan Andalas. Bengkel ini setiap hari didatangi banyak orang, baik yang ingin memesan pembuatan becak, atau sekadar mengganti onderdil yang rusak.
Menurut Jernih, usaha bengkel becak telah mengangkat perekonomian keluarga ini. Mereka berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga sekolah menengah atas, dan bahkan bisa naik haji pada tahun 2002.
Saat ini, keberadaan becak setempat seperti tengah memasuki senja kala. Kurnia sebagai satu-satunya pembuat becak di sana telah meninggal, empat tahun silam. Tidak ada satu pun yang mampu dan berminat meneruskan usahanya.
"Sekarang ini tidak ada lagi becak baru, karena tidak ada yang bisa membuat," ujar Jernih.
Selain itu, becak mulai tersaingi oleh sepeda motor. Semakin banyak penduduk yang menggunakan motor sendiri. Pengojek juga mulai marak beroperasi. Di dermaga dekat Jalan Parit I, pengojek dan tukang becak tampak bersaing, dengan memarkir kendaraan mereka berdampingan, sambil menunggu calon penumpang.
Baik Muslim maupun Jernih mengkhawatirkan, dalam lima atau sepuluh tahun lagi, becak mungkin segera hilang dari Kuala Tungkal. "Bagaimana becak bisa bertahan jika tidak ada yang bisa membuat atau memperbaiki yang rusak? Becak yang tersisa, nantinya pasti akan pensiun juga," tutur Muslim.
Menyusuri berbagai sudut Kota Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, kita akan mudah menemui becak. Kendaraan beroda tiga ini selama hampir 50 tahun menjadi transportasi utama bagi masyarakat yang tinggal di pesisir timur Jambi.
Penarik becak setempat, Muslim bercerita, dirinya memulai jasa menarik becak sejak tahun 2005. Muslim sebelumnya bekerja di sebuah kapal yang melayani pengantaran barang dari Batam menuju Kuala Tungkal. Ketika usaha kapal tersebut bangkrut, dia memutuskan untuk menetap di Kuala Tungkal, dan menikah dengan gadis setempat. Dari sisa tabungan, Muslim memesan sebuah becak dengan harga Rp 2 juta.
"Sampai sekarang, becak ini menjadi satu-satunya sumber penghasilan saya," ujar pria yang biasa mangkal di Jalan Parit I, Kuala Tungkal, Selasa (8/2/2011).
Menurut Muslim, becak paling diminati masyarakat Tungkal. Saking maraknya, diperkirakan lebih dari 1.000 becak beroperasi di kota kecil ini. Keberadaan becak bahkan menarik pendatang masuk Tungkal. Para pendatang dari Jawa maupun daerah lain di wilayah Sumatera turut menjadi penarik becak. Mereka memesan becak kepada Almarhum Kurnia, pembuat becak di Jalan Andalas, yang sekaligus kerap menyewakan becak kepada warga tidak mampu.
Istri Almarhum Kurnia, Jernih (70) mengenang masuknya becak sejak tahun 1965, diawali dengan pembelian becak dari Medan dan Jakarta. Pada waktu itu becak dianggap paling cocok dan aman untuk transportasi di daerah yang kerap banjir rob karena berada di Muara Sungai Pengabuan ini.
"Almarhum dan sejumlah temannya memesan becak dari Medan dan becak dari Jakarta. Becak diangkut dengan kapal kemari," tuturnya.
Pada becak Medan, sepeda pengayuh dibuat bersebelahan dengan penumpang. Model ini berbeda dengan becak dari Jakarta, yang pengayuhnya berada di belakang penumpang. Dalam perkembangannya, becak Medan lebih diminati, sedangkan becak Jakarta kini tak terlihat lagi di Kuala Tungkal. "Tukang becak di sini lebih suka pakai becak samping ala Medan, karena tidak perlu turun kalau ingin berbalik arah atau membelok di jalan yang sempit," tutur Jernih.
Karena ketertarikannya pada becak, Almarhum Kurnia membuka bengkel produksi becak di Jalan Andalas. Bengkel ini setiap hari didatangi banyak orang, baik yang ingin memesan pembuatan becak, atau sekadar mengganti onderdil yang rusak.
Menurut Jernih, usaha bengkel becak telah mengangkat perekonomian keluarga ini. Mereka berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga sekolah menengah atas, dan bahkan bisa naik haji pada tahun 2002.
Saat ini, keberadaan becak setempat seperti tengah memasuki senja kala. Kurnia sebagai satu-satunya pembuat becak di sana telah meninggal, empat tahun silam. Tidak ada satu pun yang mampu dan berminat meneruskan usahanya.
"Sekarang ini tidak ada lagi becak baru, karena tidak ada yang bisa membuat," ujar Jernih.
Selain itu, becak mulai tersaingi oleh sepeda motor. Semakin banyak penduduk yang menggunakan motor sendiri. Pengojek juga mulai marak beroperasi. Di dermaga dekat Jalan Parit I, pengojek dan tukang becak tampak bersaing, dengan memarkir kendaraan mereka berdampingan, sambil menunggu calon penumpang.
Baik Muslim maupun Jernih mengkhawatirkan, dalam lima atau sepuluh tahun lagi, becak mungkin segera hilang dari Kuala Tungkal. "Bagaimana becak bisa bertahan jika tidak ada yang bisa membuat atau memperbaiki yang rusak? Becak yang tersisa, nantinya pasti akan pensiun juga," tutur Muslim.
SATU ORANG TERPANGGANG DALAM KEBAKARAN DI KENALI ASAM
BERITA KERINCI
Rosmina (75), tidak dapat diselamatkan dalam peristiwa kebakaran di rumahnya. Nenek ini tewas terpanggang, Sabtu (19/2/2011) pukul 04.00.
Rosmina (75) tinggal di rumah yang berada di RT 13 nomor 58 Kelurahan Kenali Asam Atas, Kecamatan Kotabaru. Rumah itu berdekatan dengan rumah cucunya, melisa.
Kebakaran pertamakali diketahui cucu korban Melisa yang tengah hamil. Saat subuh ia terkejut mendengar suara kaca pecah. Melisa melihat keluar melalui jendela, tapi tidak ada yang mencurigakan. Namun, ia merasa terkejut karena suasana di luar rumahnya terang, padahal saat itu mash subuh dan listrik sedang padam.
Melisa kemudian keluar rumah dan melihat rumah neneknya sudah terbakar. "Kejadian baru diketahui pukul 04.30. Malam itu listrik sedang padam, dan cuacanya hujan. Saat diketahui, warga api sudah membesar. Namun, sayang Bu Purba (panggilan Rosmina, ed) tidak bisa diselamatkan. Tapi, anaknya Yanto yang tidur di kamar belakang rumah bisa diselamatkan," kata Erwin Sahrial, Lurah Kenali Asam Atas, saat ditemui dirumah korban Sabtu (19/2/2011).
Menurut keterangan dari keluarga korban seperti dituturkan Erwin Sahrial, biasanya korban tidur di rumah anaknya yang berada di samping rumah korban. Tapi, malam itu korban tidur di rumahnya.
"Waktu keluarga dan warga akan menyelamatkan Bu Purba, api sudah besar. Setelah dicari di kamar depan, tempat Bu Purba biasa tidur, ternyata tidak ada. Lalu warga langsung menyelamatkan Yanto yang berada di kamar belakang rumah," kata Lurah Kenali Asam Atas.
Kapolsek Kotabaru Kompol Agung W Nugroho melalui Kanit Reskrim Iptu Ivan Wahyudi AMD Ik, mengatakan, dugaan sementara kebakaran terjadi akibat arus pendek. Namun, untuk memastikannya, kata Kanit pihaknya masih menunggu hasil dari tim identifikasi Polresta Jambi.
"Di rumah itu hanya ada dua orang. Korban dan anaknya Yanto. Setelah api berhasil dipadamkan pukul 06.30, korban baru bisa ditemukan dan sudah tidak bernyawa lagi dengan kondisi terbakar," kata Ivan. Ivan menambahkan, satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pertamina ikut membantu memadamkan api.
Rosmina (75), tidak dapat diselamatkan dalam peristiwa kebakaran di rumahnya. Nenek ini tewas terpanggang, Sabtu (19/2/2011) pukul 04.00.
Rosmina (75) tinggal di rumah yang berada di RT 13 nomor 58 Kelurahan Kenali Asam Atas, Kecamatan Kotabaru. Rumah itu berdekatan dengan rumah cucunya, melisa.
Kebakaran pertamakali diketahui cucu korban Melisa yang tengah hamil. Saat subuh ia terkejut mendengar suara kaca pecah. Melisa melihat keluar melalui jendela, tapi tidak ada yang mencurigakan. Namun, ia merasa terkejut karena suasana di luar rumahnya terang, padahal saat itu mash subuh dan listrik sedang padam.
Melisa kemudian keluar rumah dan melihat rumah neneknya sudah terbakar. "Kejadian baru diketahui pukul 04.30. Malam itu listrik sedang padam, dan cuacanya hujan. Saat diketahui, warga api sudah membesar. Namun, sayang Bu Purba (panggilan Rosmina, ed) tidak bisa diselamatkan. Tapi, anaknya Yanto yang tidur di kamar belakang rumah bisa diselamatkan," kata Erwin Sahrial, Lurah Kenali Asam Atas, saat ditemui dirumah korban Sabtu (19/2/2011).
Menurut keterangan dari keluarga korban seperti dituturkan Erwin Sahrial, biasanya korban tidur di rumah anaknya yang berada di samping rumah korban. Tapi, malam itu korban tidur di rumahnya.
"Waktu keluarga dan warga akan menyelamatkan Bu Purba, api sudah besar. Setelah dicari di kamar depan, tempat Bu Purba biasa tidur, ternyata tidak ada. Lalu warga langsung menyelamatkan Yanto yang berada di kamar belakang rumah," kata Lurah Kenali Asam Atas.
Kapolsek Kotabaru Kompol Agung W Nugroho melalui Kanit Reskrim Iptu Ivan Wahyudi AMD Ik, mengatakan, dugaan sementara kebakaran terjadi akibat arus pendek. Namun, untuk memastikannya, kata Kanit pihaknya masih menunggu hasil dari tim identifikasi Polresta Jambi.
"Di rumah itu hanya ada dua orang. Korban dan anaknya Yanto. Setelah api berhasil dipadamkan pukul 06.30, korban baru bisa ditemukan dan sudah tidak bernyawa lagi dengan kondisi terbakar," kata Ivan. Ivan menambahkan, satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pertamina ikut membantu memadamkan api.
SAKSI KUNCI PEMBUNUHAN FAJAR : MENGHILANG DARI JAMBI
BERITA KERINCI
Saksi Kunci Pembunuhan Karyawan Warung Sederhana Menghilang
Minggu, 20 Februari 2011 23:31 WIB
JAMBI
Kepolisian sektor Jambi Selatan masih memburu pelaku pembunuhan terhadap Fajar, karyawan rumah makan Warung Sederhana di Jalan RB Siagian RT 01 Kelurahan Pasir Putih.
Kapolsek Jambi Selatan Komisaris Ali Sodikin di Jambi, Minggu (20/2), mengatakan, setelah memeriksa saksi-saksi, kini kepolisian kesulitan memeriksa saksi kunci bernama Dedi yang setelah kejadian pada Sabtu lalu (19/2) sudah kabur dari kediamannya dan kini masih diburu kepolisian.
Mayat korban ditemukan oleh sang pemilik warung bernama Ahok yang kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi. Namun demikian, kepolisian belum bisa mengungkap kasus ini karena melihat kasus tersebut saksi kuncinya belum dimintai keterangannya sehingga belum bisa dipastikan pelaku utamanya.
Kejadian pembunuhan tersebut terungkap setelah, bos rumah makan Warung Sederhana tersebut hendak membuka rukonya pada Sabtu (19/2) lalu. Kemudian ia mencurigai adanya mayat di dalam toko tempat berjualan makanan tersebut.
Setelah dilaporkan ke Polsek setempat, akhirnya di lantai dua warung tersebut ditemukan korban Fajar yang sudah dalam kondisi tewas dengan kondisi luka bacok di leher dan sejumlah gigi hilang.
Polisi menemukan mayat yang telah membusuk di lantai dua, dekat gudang bagian belakang. Ketika ditemukan, mayat tersebut dalam keadaan telentang bersimbah darah dan ditutupi dengan kain.
Ada dugaan Fajar tewas akibat kekerasan menggunakan senjata tajam dengan adanya luka akibat sayatan senjata tajam di tubuh mayat. Diduga Fajar adalah korban pembunuhan dengan kekerasan dan di sekitar mayat ditemukan tetesan darah.
Warung tersebut memiliki tiga karyawan, dua laki-laki dan satu wanita. Dua karyawan sudah diperiksa tinggal satu lagi bernama Dedi yang diduga sebagai saksi kunci dalam kejadian itu. Pada Jumat lalu (18/2) Warung Sederhana itu masih buka berjualan, namun Sabtu tidak berjualan.
Kepolisian menduga Fajar tewas dua atau tiga hari sebelumnya sehingga sudah membusuk. Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya sebuah golok di tempat kejadian.
Saksi Kunci Pembunuhan Karyawan Warung Sederhana Menghilang
Minggu, 20 Februari 2011 23:31 WIB
JAMBI
Kepolisian sektor Jambi Selatan masih memburu pelaku pembunuhan terhadap Fajar, karyawan rumah makan Warung Sederhana di Jalan RB Siagian RT 01 Kelurahan Pasir Putih.
Kapolsek Jambi Selatan Komisaris Ali Sodikin di Jambi, Minggu (20/2), mengatakan, setelah memeriksa saksi-saksi, kini kepolisian kesulitan memeriksa saksi kunci bernama Dedi yang setelah kejadian pada Sabtu lalu (19/2) sudah kabur dari kediamannya dan kini masih diburu kepolisian.
Mayat korban ditemukan oleh sang pemilik warung bernama Ahok yang kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi. Namun demikian, kepolisian belum bisa mengungkap kasus ini karena melihat kasus tersebut saksi kuncinya belum dimintai keterangannya sehingga belum bisa dipastikan pelaku utamanya.
Kejadian pembunuhan tersebut terungkap setelah, bos rumah makan Warung Sederhana tersebut hendak membuka rukonya pada Sabtu (19/2) lalu. Kemudian ia mencurigai adanya mayat di dalam toko tempat berjualan makanan tersebut.
Setelah dilaporkan ke Polsek setempat, akhirnya di lantai dua warung tersebut ditemukan korban Fajar yang sudah dalam kondisi tewas dengan kondisi luka bacok di leher dan sejumlah gigi hilang.
Polisi menemukan mayat yang telah membusuk di lantai dua, dekat gudang bagian belakang. Ketika ditemukan, mayat tersebut dalam keadaan telentang bersimbah darah dan ditutupi dengan kain.
Ada dugaan Fajar tewas akibat kekerasan menggunakan senjata tajam dengan adanya luka akibat sayatan senjata tajam di tubuh mayat. Diduga Fajar adalah korban pembunuhan dengan kekerasan dan di sekitar mayat ditemukan tetesan darah.
Warung tersebut memiliki tiga karyawan, dua laki-laki dan satu wanita. Dua karyawan sudah diperiksa tinggal satu lagi bernama Dedi yang diduga sebagai saksi kunci dalam kejadian itu. Pada Jumat lalu (18/2) Warung Sederhana itu masih buka berjualan, namun Sabtu tidak berjualan.
Kepolisian menduga Fajar tewas dua atau tiga hari sebelumnya sehingga sudah membusuk. Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya sebuah golok di tempat kejadian.
PASPOR PALSU DI IMIGRASI JAMBI: POLISI PANGGIL 2 PEJABAT
KIRIM SAJA KE SINI NIH PARA PEJABAT JAMBI DAN KERINCI
BERITA KERINCI
Sabtu, 19 Februari 2011 16:23
Terkait Kasus Pemalsuan Dokumen Paspor, Sejumlah Pejabat Akan Diperiksa
JAMBI - Polisi bergerak cepat mengembangkan penyidikan kasus pemalsuan dokumen pembuatan paspor yang berhasil diungkap Rabu (16/2) lalu. Terkait kasus ini, kemarin (18/2), polisi telah melayangkan surat panggilan kepada dua pejabat Imigrasi Provinsi Jambi untuk dimintai keterangan.
“Dua pejabat imigrasi setingkat kasi akan kita mintai keterangannya. Suratnya sudah kita sampaikan tadi pagi. Jadwal pemeriksaannya Senin nanti,” kata Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah kepada Jambi Independent, kemarin.
Sayangnya, Almansyah tidak membeberkan nama kedua pejabat yang akan diperiksa tersebut. “Lihat saja nanti. Akan ketahuan juga orangnya,” ujarnya.
Menurut beberapa sumber di Polda Jambi, salah satu pejabat Kantor Imigrasi Jambi yang akan diperiksa tersebut adalah Arifin, Kasi Perijinan Imigrasi Provinsi Jambi. Informasinya, Arifin akan dimintai keterangan terkait lolosnya pembuatan sejumlah paspor bagi calon tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja wanita (TKW) yang menggunakan dokumen palsu. “Mereka baru sebatas saksi,” kata Almansyah.
Terpisah, Arifin mengakui dirinya akan diperiksa terkait kasus tersebut. “Suratnya belum saya terima. Namun, secara lisan, saya sudah tahu,” katanya.
Kepala Seksi Perijinan Imigrasi Provinsi Jambi itu mengakui, pihaknya kecolongan oleh sindikat pemalsu dokumen pembuatan paspor. “Dan saya siap memberikan keterangan ke penyidik nanti,” ujar Arifin saat dikonfirmasi Jambi Ind0ependent di ruang kerjanya, kemarin (18/2).
Arifin juga tidak menampik ada kelalaian dari petugas Imigrasi Jambi sehingga bisa dikelabui sindikat pemalsu dokumen paspor itu. “Kita kebobolan. Dan untuk kedepannya, kita akan benahi,” katanya.
Arifin juga mengakui, pihaknya tidak pernah meneliti secara detail, apakah dokumen persyaratan pembuatan paspor yang diajukan itu asli atau palsu. Alasannya sederhana, karena pihaknya telah melampirkan surat pernyataan keabsahan identitas, yang bermaterai dan ditandatangani oleh pembuat paspor.
Selain itu, pihaknya juga telah meminta kepada para pembuat paspor, untuk menunjukkan dokumen asli sebagai bukti bahwa fotokopi dokumen pembuat paspor yang diajukan itu adalah benar dan tidak palsu.
“Kita tidak pernah melakukan pendalaman dan koordinasi dengan instansi terkait. Baik itu camat atau Dinas Dukcapil. Kita juga tidak pernah menanyakan keabsahan identitas pembuat paspor kepada instansi yang mengeluarkan dokumen itu. Belajar dari hal itu, kedepannya akan kita benahi. Agar tidak terulang,” jelasnya.
Arifin juga membenarkan, di kantornya banyak calo berkeliaran. Menurut pria yang telah dua tahun menjabat kasi perijinan itu, calo itu pekerjaan yang sah. “Mereka ini kan bekerja membantu orang lain. Saya kira, mereka dapat imbalan dari kerjaannya, itu sah saja. Asal tidak ada yang dirugikan,” ujarnya.
Ia menegaskan, permasalahan percaloan ini memang sangat komplek. Meskipun diberantas, harus ada solusi. Untuk kepengurusan paspor sendiri, dikenakan biaya sebesar Rp 255 ribu. Sedangkan untuk paspor khusus bagi TKI diberikan secara gratis alias cuma-cuma.
“Aturan terbaru dari menteri begitu. Paspor untuk TKI diberikan secara gratis. Hanya dikenakan biaya foto saja sebesar Rp 55 ribu,” pungkasnya.
Selain dua pejabat imigrasi, polisi juga akan memanggil Camat Senyerang dan Kepala Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil (Dukcapil) Kota Jambi, untuk dimintai keterangan. Camat Senyerang akan diperiksa lantaran ada tanda tangannya pada beberapa KTP. Sementara, Kepala Dinas Dukcapil dimintai keterangannya terkait adanya dokumen negara yang diperjualbelikan.
“Kita cuma mau tanya apakah tanda tangan di KTP itu benar dari camat. Berkenaan dengan kepala Dinas Dukcapil, kita hanya mau tahu apakah dia juga terlibat dalam jual beli dokumen milik negara tersebut,” jelas Kabid Humas Polda AKBP Almansyah.
Sementara, delapan calon TKI yang menjadi korban hingga kemarin masih terus menjalani pemeriksaan secara marathon di ruang Reskrim Polda Jambi. Rencananya, kedelapan korban tersebut akan dipulangkan ke daerahnya masing-masing, Senin (21/2) mendatang.
“Mereka akan dipulangkan melalui Depsos. Itu pun nanti, setelah selesai pemeriksaannya,” tegas Almansyah.
Sebelumnya, penyidik telah menetapkan dua tersangka dalam kasus pemalsuan dokumen pembuatan paspor tersebut. Salah satu tersangka adalah PNS Dinas Dukcapil kota Jambi bernama Lani (52). Tersangka lainnya adalah seorang calo paspor bernama M Feri Manulang (29), warga Perum Aurduri, Kelurahan Penyengat Rendah, Telanaipura, Kota Jambi. Saat ini, keduanya sudah ditangkap dan sedang menjalani pemeriksaan di kepolisian.
Di bagian lain, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Betara, Nasrun, juga mengaku telah dipanggil Polda Jambi terkait kasus pemalsuan dokumen TKI. “Kami dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai pembanding pekan depan,” katanya kepada wartawan, kemarin.
Menurut Nasrun, mengetahui ada kasus pemalsuan dokumen pembuat paspor, mereka langsung mengecek daftar nama calon TKI tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan nama-nama TKI ilegal di lembaran administrasi Kecamatan Betara. Selama ini, dia mengaku tidak pernah menerbitkan KTP dengan nama para calon TKI tersebut.
BERITA KERINCI
Sabtu, 19 Februari 2011 16:23
Terkait Kasus Pemalsuan Dokumen Paspor, Sejumlah Pejabat Akan Diperiksa
JAMBI - Polisi bergerak cepat mengembangkan penyidikan kasus pemalsuan dokumen pembuatan paspor yang berhasil diungkap Rabu (16/2) lalu. Terkait kasus ini, kemarin (18/2), polisi telah melayangkan surat panggilan kepada dua pejabat Imigrasi Provinsi Jambi untuk dimintai keterangan.
“Dua pejabat imigrasi setingkat kasi akan kita mintai keterangannya. Suratnya sudah kita sampaikan tadi pagi. Jadwal pemeriksaannya Senin nanti,” kata Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah kepada Jambi Independent, kemarin.
Sayangnya, Almansyah tidak membeberkan nama kedua pejabat yang akan diperiksa tersebut. “Lihat saja nanti. Akan ketahuan juga orangnya,” ujarnya.
Menurut beberapa sumber di Polda Jambi, salah satu pejabat Kantor Imigrasi Jambi yang akan diperiksa tersebut adalah Arifin, Kasi Perijinan Imigrasi Provinsi Jambi. Informasinya, Arifin akan dimintai keterangan terkait lolosnya pembuatan sejumlah paspor bagi calon tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja wanita (TKW) yang menggunakan dokumen palsu. “Mereka baru sebatas saksi,” kata Almansyah.
Terpisah, Arifin mengakui dirinya akan diperiksa terkait kasus tersebut. “Suratnya belum saya terima. Namun, secara lisan, saya sudah tahu,” katanya.
Kepala Seksi Perijinan Imigrasi Provinsi Jambi itu mengakui, pihaknya kecolongan oleh sindikat pemalsu dokumen pembuatan paspor. “Dan saya siap memberikan keterangan ke penyidik nanti,” ujar Arifin saat dikonfirmasi Jambi Ind0ependent di ruang kerjanya, kemarin (18/2).
Arifin juga tidak menampik ada kelalaian dari petugas Imigrasi Jambi sehingga bisa dikelabui sindikat pemalsu dokumen paspor itu. “Kita kebobolan. Dan untuk kedepannya, kita akan benahi,” katanya.
Arifin juga mengakui, pihaknya tidak pernah meneliti secara detail, apakah dokumen persyaratan pembuatan paspor yang diajukan itu asli atau palsu. Alasannya sederhana, karena pihaknya telah melampirkan surat pernyataan keabsahan identitas, yang bermaterai dan ditandatangani oleh pembuat paspor.
Selain itu, pihaknya juga telah meminta kepada para pembuat paspor, untuk menunjukkan dokumen asli sebagai bukti bahwa fotokopi dokumen pembuat paspor yang diajukan itu adalah benar dan tidak palsu.
“Kita tidak pernah melakukan pendalaman dan koordinasi dengan instansi terkait. Baik itu camat atau Dinas Dukcapil. Kita juga tidak pernah menanyakan keabsahan identitas pembuat paspor kepada instansi yang mengeluarkan dokumen itu. Belajar dari hal itu, kedepannya akan kita benahi. Agar tidak terulang,” jelasnya.
Arifin juga membenarkan, di kantornya banyak calo berkeliaran. Menurut pria yang telah dua tahun menjabat kasi perijinan itu, calo itu pekerjaan yang sah. “Mereka ini kan bekerja membantu orang lain. Saya kira, mereka dapat imbalan dari kerjaannya, itu sah saja. Asal tidak ada yang dirugikan,” ujarnya.
Ia menegaskan, permasalahan percaloan ini memang sangat komplek. Meskipun diberantas, harus ada solusi. Untuk kepengurusan paspor sendiri, dikenakan biaya sebesar Rp 255 ribu. Sedangkan untuk paspor khusus bagi TKI diberikan secara gratis alias cuma-cuma.
“Aturan terbaru dari menteri begitu. Paspor untuk TKI diberikan secara gratis. Hanya dikenakan biaya foto saja sebesar Rp 55 ribu,” pungkasnya.
Selain dua pejabat imigrasi, polisi juga akan memanggil Camat Senyerang dan Kepala Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil (Dukcapil) Kota Jambi, untuk dimintai keterangan. Camat Senyerang akan diperiksa lantaran ada tanda tangannya pada beberapa KTP. Sementara, Kepala Dinas Dukcapil dimintai keterangannya terkait adanya dokumen negara yang diperjualbelikan.
“Kita cuma mau tanya apakah tanda tangan di KTP itu benar dari camat. Berkenaan dengan kepala Dinas Dukcapil, kita hanya mau tahu apakah dia juga terlibat dalam jual beli dokumen milik negara tersebut,” jelas Kabid Humas Polda AKBP Almansyah.
Sementara, delapan calon TKI yang menjadi korban hingga kemarin masih terus menjalani pemeriksaan secara marathon di ruang Reskrim Polda Jambi. Rencananya, kedelapan korban tersebut akan dipulangkan ke daerahnya masing-masing, Senin (21/2) mendatang.
“Mereka akan dipulangkan melalui Depsos. Itu pun nanti, setelah selesai pemeriksaannya,” tegas Almansyah.
Sebelumnya, penyidik telah menetapkan dua tersangka dalam kasus pemalsuan dokumen pembuatan paspor tersebut. Salah satu tersangka adalah PNS Dinas Dukcapil kota Jambi bernama Lani (52). Tersangka lainnya adalah seorang calo paspor bernama M Feri Manulang (29), warga Perum Aurduri, Kelurahan Penyengat Rendah, Telanaipura, Kota Jambi. Saat ini, keduanya sudah ditangkap dan sedang menjalani pemeriksaan di kepolisian.
Di bagian lain, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Betara, Nasrun, juga mengaku telah dipanggil Polda Jambi terkait kasus pemalsuan dokumen TKI. “Kami dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai pembanding pekan depan,” katanya kepada wartawan, kemarin.
Menurut Nasrun, mengetahui ada kasus pemalsuan dokumen pembuat paspor, mereka langsung mengecek daftar nama calon TKI tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan nama-nama TKI ilegal di lembaran administrasi Kecamatan Betara. Selama ini, dia mengaku tidak pernah menerbitkan KTP dengan nama para calon TKI tersebut.
BERITA KERINCI
RADAR JAMBI:TONI.S
Mantan Hakim Konstitusi, Jimly Asshiddiqie
Megawati di hadapan Kader PDI-P
Pukat UGM: Instruksi Mega Pilih Miranda Halal
Pengacara Max Moein sebelumnya mendalilkan, instruksi ini alasan untuk memanggil Megawati.
Minggu, 20 Februari 2011, 10:12 WIB
Megawati di hadapan Kader PDI-P
Petrus Salestinus, pengacara Max Moein, tersangka kasus suap cek pelawat, menyatakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menginstruksikan fraksi PDIP memilih Miranda Swaray Goeltom dalam pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia.
“Beliau waktu itu menjabat sebagai presiden dan ketua umum partai. Sebagai presiden, beliau yang mengusulkan tiga nama calon deputi gubernur senior BI (kepada DPR)," kata Petrus di Jakarta, Minggu, 20 Februari 2011.
"Sebagai ketua umum PDIP, beliau yang memerintahkan kepada fraksi memilih Miranda. Anggota yang melawan dan tidak memilih Miranda, bahkan diancam diberi sanksi pemecatan," ujar dia.
"Jadi keterkaitannya kan jelas. Itu hubungan hukumnya. Nyata-nyata ada sesuatu di situ," Petrus menekankan. Karena itu, Petrus mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Megawati.
Namun, pendapat Petrus dinilai Direktur Eksekutif Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Zainal Arifin Mochtar, tidak sepenuhnya benar. Instruksi memilih Miranda, menurut Zainal, tidak salah secara politik dan hukum.
"Instruksi itu halal. Sebuah partai politik halal menginstruksikan kadernya memplot sebuah pemilihan yang menjadi kewenangan parlemen," kata Zainal. "Yang tidak halal itu jika menerima duit (suap)."
Dalam kasus ini, Zainal menjelaskan, uang suap itu sudah terang-benderang karena terungkap dalam sejumlah persidangan termasuk sidang atas Max Moein. Ada atau tidak keterangan Megawati, substansi kasus ini sudah terungkap.
"Jangan sampai meributkan hadir atau tidak hadirnya Megawati, sedangkan substansi kasus itu sendiri terabaikan," kata Zainal. KPK, menurut Zainal, seharusnya fokus melihat dari mana uang suap dan siapa saja yang menerima.
Zainal melihat, upaya pemanggilan Megawati tersebut merupakan fenomena yang sama seperti dilakukan Yusril Ihza Mahendra. Yusril, dia menilai, berusaha mengalihkan isu kasusnya pada upaya pemanggilan presiden atau mantan wakil presiden.
"Media harus jeli melihat ini, jangan sampai perhatiannya teralihkan pada soal datang atau tidak jika dipanggil ini," ujarnya.
Panggil Megawati, KPK Dikritik Jimly
"Penyidik itu harus kritis, jangan ikut saja, kalau tidak terlalu penting ngapain?"
Sabtu, 19 Februari 2011, 21:01 WIB
Mantan Hakim Konstitusi, Jimly Asshiddiqie
\
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie mengritik langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom.
"Kalau tak perlu, tak usah panggil. KPK harusnya bijaksana," kata Jimly usai menghadiri Peluncuran Institut Gerakan dan Diskusi Kebangsaan di LIPI, Jakarta, Sabtu, 19 Februari 2011.
Jimly mengatakan, adalah biasa saat seseorang menjadi tersangka dalam suatu kasus, pasti akan mencari 'teman' sebanyak-banyaknya. Karena itu, KPK perlu mencermati permintaan para tersangka, termasuk untuk menghadirkan Megawati sebagai saksi meringankan.
"Penyidik itu harus kritis, jangan ikut saja, kalau tidak terlalu penting ngapain?" Jimly mempertanyakan. "Ini hanya menimbulkan hiruk-pikuk saja."
Namun, karena KPK sudah terlanjur mengamini permintaan kedua tersangka yang merupakan politisi PDI Perjuangan, Max Moein dan Poltak Sitorus, Jimly menganjurkan Megawati sebaiknya tetap memenuhi panggilan itu.
KPK akan memeriksa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Mega diperiksa sebagai saksi meringankan yang diajukan Max Moein dan Poltak Sitorus. Tapi, Megawati dipastikan tidak akan hadir. Dia akan diwakili oleh Tim Hukum PDIP dan Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo.
KPK : PEMANGGILAN MEGAWATI JANGAN ALIHKAN ISYU KASUS
Mantan Hakim Konstitusi, Jimly Asshiddiqie
Megawati di hadapan Kader PDI-P
Pukat UGM: Instruksi Mega Pilih Miranda Halal
Pengacara Max Moein sebelumnya mendalilkan, instruksi ini alasan untuk memanggil Megawati.
Minggu, 20 Februari 2011, 10:12 WIB
Megawati di hadapan Kader PDI-P
Petrus Salestinus, pengacara Max Moein, tersangka kasus suap cek pelawat, menyatakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menginstruksikan fraksi PDIP memilih Miranda Swaray Goeltom dalam pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia.
“Beliau waktu itu menjabat sebagai presiden dan ketua umum partai. Sebagai presiden, beliau yang mengusulkan tiga nama calon deputi gubernur senior BI (kepada DPR)," kata Petrus di Jakarta, Minggu, 20 Februari 2011.
"Sebagai ketua umum PDIP, beliau yang memerintahkan kepada fraksi memilih Miranda. Anggota yang melawan dan tidak memilih Miranda, bahkan diancam diberi sanksi pemecatan," ujar dia.
"Jadi keterkaitannya kan jelas. Itu hubungan hukumnya. Nyata-nyata ada sesuatu di situ," Petrus menekankan. Karena itu, Petrus mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Megawati.
Namun, pendapat Petrus dinilai Direktur Eksekutif Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Zainal Arifin Mochtar, tidak sepenuhnya benar. Instruksi memilih Miranda, menurut Zainal, tidak salah secara politik dan hukum.
"Instruksi itu halal. Sebuah partai politik halal menginstruksikan kadernya memplot sebuah pemilihan yang menjadi kewenangan parlemen," kata Zainal. "Yang tidak halal itu jika menerima duit (suap)."
Dalam kasus ini, Zainal menjelaskan, uang suap itu sudah terang-benderang karena terungkap dalam sejumlah persidangan termasuk sidang atas Max Moein. Ada atau tidak keterangan Megawati, substansi kasus ini sudah terungkap.
"Jangan sampai meributkan hadir atau tidak hadirnya Megawati, sedangkan substansi kasus itu sendiri terabaikan," kata Zainal. KPK, menurut Zainal, seharusnya fokus melihat dari mana uang suap dan siapa saja yang menerima.
Zainal melihat, upaya pemanggilan Megawati tersebut merupakan fenomena yang sama seperti dilakukan Yusril Ihza Mahendra. Yusril, dia menilai, berusaha mengalihkan isu kasusnya pada upaya pemanggilan presiden atau mantan wakil presiden.
"Media harus jeli melihat ini, jangan sampai perhatiannya teralihkan pada soal datang atau tidak jika dipanggil ini," ujarnya.
Panggil Megawati, KPK Dikritik Jimly
"Penyidik itu harus kritis, jangan ikut saja, kalau tidak terlalu penting ngapain?"
Sabtu, 19 Februari 2011, 21:01 WIB
Mantan Hakim Konstitusi, Jimly Asshiddiqie
\
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie mengritik langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom.
"Kalau tak perlu, tak usah panggil. KPK harusnya bijaksana," kata Jimly usai menghadiri Peluncuran Institut Gerakan dan Diskusi Kebangsaan di LIPI, Jakarta, Sabtu, 19 Februari 2011.
Jimly mengatakan, adalah biasa saat seseorang menjadi tersangka dalam suatu kasus, pasti akan mencari 'teman' sebanyak-banyaknya. Karena itu, KPK perlu mencermati permintaan para tersangka, termasuk untuk menghadirkan Megawati sebagai saksi meringankan.
"Penyidik itu harus kritis, jangan ikut saja, kalau tidak terlalu penting ngapain?" Jimly mempertanyakan. "Ini hanya menimbulkan hiruk-pikuk saja."
Namun, karena KPK sudah terlanjur mengamini permintaan kedua tersangka yang merupakan politisi PDI Perjuangan, Max Moein dan Poltak Sitorus, Jimly menganjurkan Megawati sebaiknya tetap memenuhi panggilan itu.
KPK akan memeriksa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Mega diperiksa sebagai saksi meringankan yang diajukan Max Moein dan Poltak Sitorus. Tapi, Megawati dipastikan tidak akan hadir. Dia akan diwakili oleh Tim Hukum PDIP dan Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo.
BERITA KERINCI
RADAR JAMBI:TONI.S
Nurdin: Tidak Ada yang Bisa Menyuruh Saya Berhenti
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid.
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sepertinya bakal terus melanggengkan kepemimpinannya pada periode kepungurusan 2011-2015. Ia menegaskan, tidak ada satu orang pun yang bisa menyuruh dirinya berhenti mengurusi sepak bola.
"Saya mengurus sepak bola tidak ada yang menyuruh. Jadi, tidak ada orang yang boleh menyuruh saya berhenti. Bukan begitu?" kata Nurdin di Kantor PSSI, Kamis (10/2/2011).
Nurdin sendiri masuk dalam bakal calon ketua umum PSSI periode 2011-2015. Pria asal Makassar itu bersaing dengan Goerge Toisutta, Nirwan Bakrie, dan Arifin Panigoro.
Nurdin menjadi bakal calon ketua umum yang mendapatkan paling banyak dukungan dengan 81 suara. Terkait dukungan yang cukup tinggi, Nurdin mengatakan, "Saya belum menyatakan menerima atau tidak. Saya mau tanya hati nurani mereka yang 81 mendukung saya itu."
Keempat bakal calon ketua umum itu sedang dalam tahap proses verifikasi yang akan diumumkan pada 15 Februari mendatang.
PSSI Lebih Baik Diskors daripada Dipimpin Nurdin
Minggu, 20 Februari 2011 | 14:53 WIB
Puluhan suporter sepakbola yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer, berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011). Aksi ini merupakan bentuk protes atas lolosnya kembalinya Nurdin Halid sebagai kandidat Ketua Umum PSSI bersama dengan Nirwan Bakrie. Nurdin dan Nirwan berhasil lolos verifikasi dan menyingkirkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi kandidat.
Para aktivis peduli sepak bola Indonesia meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan aparat penegak hukum melakukan intervensi terkait dengan pergantian pucuk pimpinan PSSI yang dinilai tidak transparan. Terganjalnya dua calon ketua umum PSSI non-petahana, Jenderal TNI George Toisutta dan Arifin Panigoro, diduga hanyalah permainan politik di internal PSSI.
Dua calon lainnya, Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI periode 2007-2011, dan Nirwan Bakrie, Wakil Ketua Umum PSSI 2007-2011, telah mengantongi "tiket" untuk maju ke ajang perebutan Ketua Umum PSSI 2011-2015.
Tindakan intervensi pemerintah sebenarnya dapat berujung pada sanksi skors. Namun, menurut aktivis peduli sepak bola Indonesia, hal tersebut tak separah jika PSSI kembali dipimpin Nurdin. "Lebih baik PSSI diskors dua tahun oleh FIFA karena ada intervensi pemerintah daripada PSSI dipimpin Nurdin," kata Kapten Aliansi Suporter Indonesia Djundan Hidayat pada aksi demonstrasi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Intervensi yang dimaksud adalah memanggil jajaran Komite Pemilihan Ketua Umum PSSI dan mempertanyakan transparansi pemilihan. Jika diperlukan, Menteri Pemuda dan Olahraga pun diminta tak ragu mencopot Nurdin sebagai ketua umum. "Selama masa skors, kita bisa memperbaiki organisasi sepak bola Indonesia," katanya.
Skors bukanlah sesuatu keadaan yang sungguh memalukan. Nigeria, yang sempat diskors akibat adanya intervensi pemerintah tetap dapat melaju ke Piala Dunia.
Seperti diberitakan, Komite Pemilihan meloloskan Nirwan Dermawan Bakrie dan Nurdin Halid sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2015, tetapi mengganjal George Toisutta dan Arifin Panigoro. Sementara itu, calon wakil ketua umum yang lolos adalah Nirwan Dermawan Bakrie, Nurdin Halid, Bob Hippy, dan Ibnu Munzir. Untuk calon anggota komite eksekutif, 25 orang lolos dan empat lainnya gagal.
Ketua Komite Pemilihan Syarif Bastaman tidak bersedia menyebutkan alasan tidak meloloskan Arifin dan Toisutta. Tim tidak akan memublikasikan alasan karena menyangkut personal bakal calon. ”Alasan (tidak lolos) semuanya akan tertuang di dalam SK (surat keputusan). SK itu bersifat pribadi dan rahasia, kecuali yang bersangkutan akan menyebarluaskannya,” tutur Bastaman.
Berdasarkan SK itu pula, lanjut Bastaman, bakal calon yang tidak lolos dan merasa dirugikan bisa menempuh mekanisme banding. Masa banding tiga hari terhitung sejak 19 Februari. SK dibuat oleh sekretariat tim dan akan dikirimkan kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Bastaman menjamin pada Sabtu malam SK itu sudah diterima oleh pihak yang bersangkutan.
PEMILIHAN KETUM PSSI
PSSI di Titik Nadir...
Minggu, 20 Februari 2011 | 12:36 WIB
Puluhan suporter sepakbola yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer, berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011). Aksi ini merupakan bentuk protes atas lolosnya kembalinya Nurdin Halid sebagai kandidat Ketua Umum PSSI bersama dengan Nirwan Bakrie. Nurdin dan Nirwan berhasil lolos verifikasi dan menyingkirkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi kandidat.
Melenggangnya Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie pada ajang perebutan kursi pimpinan PSSI 2011-2015 berpotensi membuat PSSI berada di titik nadir. Selama dua periode menakhodai PSSI, Nurdin dikatakan gagal mengembangkan olahraga sepak bola di Indonesia.
"Sepak bola Indonesia saat ini sedang berada di titik nadir. Ke depan, masih dimungkinkan mafia sepak bola akan tetap merajalela, seperti korupsi, pengaturan skor, pungli, dan lainnya," kata aktivis Save Our Soccer Apung Widadi ketika melakukan aksi demonstrasi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
"Selama delapan tahun kepemimpinan Nurdin Halid, kita tak pernah disuguhi pertandingan yang sportif," ujar Kapten Aliansi Suporter Indonesia Djundan Hidayat.
Demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik, Save Our Soccer dan Aliansi Supporter Indonesia meminta kepolisian memeriksa Tim Seleksi dan Tim Verifikasi pemilihan Ketua PSSI. Tim tersebut dikatakan tak independen dan bagian dari rezim PSSI.
Seperti diwartakan, dua calon ketua PSSI, Jenderal TNI George Toisutta dan Arifin Panigoro, dinyatakan tak lolos verifikasi. Komite Pemilihan tak menyebutkan alasan mengapa keduanya tak lolos verifikasi.
"Alasan (tidak lolos) semuanya akan tertuang di dalam SK (surat keputusan). SK itu bersifat pribadi dan rahasia, kecuali yang bersangkutan akan menyebarluaskannya," ujar Ketua Komite Pemilihan Syarif Bastaman.
NURDIN HALID: TIDAK ADA YANG BISA MENYURUH SAYA BERHENTI
Nurdin: Tidak Ada yang Bisa Menyuruh Saya Berhenti
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid.
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sepertinya bakal terus melanggengkan kepemimpinannya pada periode kepungurusan 2011-2015. Ia menegaskan, tidak ada satu orang pun yang bisa menyuruh dirinya berhenti mengurusi sepak bola.
"Saya mengurus sepak bola tidak ada yang menyuruh. Jadi, tidak ada orang yang boleh menyuruh saya berhenti. Bukan begitu?" kata Nurdin di Kantor PSSI, Kamis (10/2/2011).
Nurdin sendiri masuk dalam bakal calon ketua umum PSSI periode 2011-2015. Pria asal Makassar itu bersaing dengan Goerge Toisutta, Nirwan Bakrie, dan Arifin Panigoro.
Nurdin menjadi bakal calon ketua umum yang mendapatkan paling banyak dukungan dengan 81 suara. Terkait dukungan yang cukup tinggi, Nurdin mengatakan, "Saya belum menyatakan menerima atau tidak. Saya mau tanya hati nurani mereka yang 81 mendukung saya itu."
Keempat bakal calon ketua umum itu sedang dalam tahap proses verifikasi yang akan diumumkan pada 15 Februari mendatang.
PSSI Lebih Baik Diskors daripada Dipimpin Nurdin
Minggu, 20 Februari 2011 | 14:53 WIB
Puluhan suporter sepakbola yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer, berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011). Aksi ini merupakan bentuk protes atas lolosnya kembalinya Nurdin Halid sebagai kandidat Ketua Umum PSSI bersama dengan Nirwan Bakrie. Nurdin dan Nirwan berhasil lolos verifikasi dan menyingkirkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi kandidat.
Para aktivis peduli sepak bola Indonesia meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan aparat penegak hukum melakukan intervensi terkait dengan pergantian pucuk pimpinan PSSI yang dinilai tidak transparan. Terganjalnya dua calon ketua umum PSSI non-petahana, Jenderal TNI George Toisutta dan Arifin Panigoro, diduga hanyalah permainan politik di internal PSSI.
Dua calon lainnya, Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI periode 2007-2011, dan Nirwan Bakrie, Wakil Ketua Umum PSSI 2007-2011, telah mengantongi "tiket" untuk maju ke ajang perebutan Ketua Umum PSSI 2011-2015.
Tindakan intervensi pemerintah sebenarnya dapat berujung pada sanksi skors. Namun, menurut aktivis peduli sepak bola Indonesia, hal tersebut tak separah jika PSSI kembali dipimpin Nurdin. "Lebih baik PSSI diskors dua tahun oleh FIFA karena ada intervensi pemerintah daripada PSSI dipimpin Nurdin," kata Kapten Aliansi Suporter Indonesia Djundan Hidayat pada aksi demonstrasi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Intervensi yang dimaksud adalah memanggil jajaran Komite Pemilihan Ketua Umum PSSI dan mempertanyakan transparansi pemilihan. Jika diperlukan, Menteri Pemuda dan Olahraga pun diminta tak ragu mencopot Nurdin sebagai ketua umum. "Selama masa skors, kita bisa memperbaiki organisasi sepak bola Indonesia," katanya.
Skors bukanlah sesuatu keadaan yang sungguh memalukan. Nigeria, yang sempat diskors akibat adanya intervensi pemerintah tetap dapat melaju ke Piala Dunia.
Seperti diberitakan, Komite Pemilihan meloloskan Nirwan Dermawan Bakrie dan Nurdin Halid sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2015, tetapi mengganjal George Toisutta dan Arifin Panigoro. Sementara itu, calon wakil ketua umum yang lolos adalah Nirwan Dermawan Bakrie, Nurdin Halid, Bob Hippy, dan Ibnu Munzir. Untuk calon anggota komite eksekutif, 25 orang lolos dan empat lainnya gagal.
Ketua Komite Pemilihan Syarif Bastaman tidak bersedia menyebutkan alasan tidak meloloskan Arifin dan Toisutta. Tim tidak akan memublikasikan alasan karena menyangkut personal bakal calon. ”Alasan (tidak lolos) semuanya akan tertuang di dalam SK (surat keputusan). SK itu bersifat pribadi dan rahasia, kecuali yang bersangkutan akan menyebarluaskannya,” tutur Bastaman.
Berdasarkan SK itu pula, lanjut Bastaman, bakal calon yang tidak lolos dan merasa dirugikan bisa menempuh mekanisme banding. Masa banding tiga hari terhitung sejak 19 Februari. SK dibuat oleh sekretariat tim dan akan dikirimkan kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Bastaman menjamin pada Sabtu malam SK itu sudah diterima oleh pihak yang bersangkutan.
PEMILIHAN KETUM PSSI
PSSI di Titik Nadir...
Minggu, 20 Februari 2011 | 12:36 WIB
Puluhan suporter sepakbola yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer, berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011). Aksi ini merupakan bentuk protes atas lolosnya kembalinya Nurdin Halid sebagai kandidat Ketua Umum PSSI bersama dengan Nirwan Bakrie. Nurdin dan Nirwan berhasil lolos verifikasi dan menyingkirkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi kandidat.
Melenggangnya Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie pada ajang perebutan kursi pimpinan PSSI 2011-2015 berpotensi membuat PSSI berada di titik nadir. Selama dua periode menakhodai PSSI, Nurdin dikatakan gagal mengembangkan olahraga sepak bola di Indonesia.
"Sepak bola Indonesia saat ini sedang berada di titik nadir. Ke depan, masih dimungkinkan mafia sepak bola akan tetap merajalela, seperti korupsi, pengaturan skor, pungli, dan lainnya," kata aktivis Save Our Soccer Apung Widadi ketika melakukan aksi demonstrasi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
"Selama delapan tahun kepemimpinan Nurdin Halid, kita tak pernah disuguhi pertandingan yang sportif," ujar Kapten Aliansi Suporter Indonesia Djundan Hidayat.
Demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik, Save Our Soccer dan Aliansi Supporter Indonesia meminta kepolisian memeriksa Tim Seleksi dan Tim Verifikasi pemilihan Ketua PSSI. Tim tersebut dikatakan tak independen dan bagian dari rezim PSSI.
Seperti diwartakan, dua calon ketua PSSI, Jenderal TNI George Toisutta dan Arifin Panigoro, dinyatakan tak lolos verifikasi. Komite Pemilihan tak menyebutkan alasan mengapa keduanya tak lolos verifikasi.
"Alasan (tidak lolos) semuanya akan tertuang di dalam SK (surat keputusan). SK itu bersifat pribadi dan rahasia, kecuali yang bersangkutan akan menyebarluaskannya," ujar Ketua Komite Pemilihan Syarif Bastaman.
BERITA KERINCI
RADAR JAMBI:TONI.S
Revolusi Mesir
222 dari 487 Tapol Akan Dibebaskan
Minggu, 20 Februari 2011 | 04:41 WIB
Reuters Komandan Tentara Mesir, Hassan al-Roweny, ketika berpidato di depan ribuan di Alun-alun Tahrir (Pembebasan), Kairo, 10 Februari 2011.
1
Perdana Menteri Mesir Ahmed Safiq, Sabtu (19/2/2011), mengatakan, pemerintah akan membebaskan 222 tahanan politik. Safiq tidak menyebutkan waktu persis pembebasan mereka.
Menurut dia, sebagian kecil dari mereka ditahan selama demonstrasi menuntut mundur Presiden Hosni Mubarak. Kepada kantor berita pemerintah MENA, melaporkan, Safiq juga menyebutkan, dengan pembebasan itu, tahanan politik masih 487 orang.
Namun, menurut kelompok pembela hak asasi manusia, ribuan rakyat Mesir ditahan tanpa peradilan atas nama undang-undang darurat, dan sebagian besar mungkin tergolong tahanan politik.
Revolusi Mesir
3 Mantan Menteri dan Pengusaha Ditangkap
Gamal Mubarak, putra bekas Presiden Mesir Hosni Mubarak
Mesir menangkap dua mantan menteri dan seorang pengusaha atas tuduhan menyelewengkan dana negara. Demikian dikatakan oleh seorang sumber di pengadilan kepada AFP, Kamis (17/2/2011).
Satu dari ketiga menteri tersebut adalah mantan Menteri Dalam Negeri yang dulu ditakuti, Habib el-Hadly. Ia ditangkap atas tuduhan pemutihan uang dan ditahan selama 15 hari.
Selanjutnya adalah mantan Menteri Pariwisata Zuheir Garana dan mantan Menteri Perumahan Ahmed al-Maghrabi.
Jaksa juga memerintahkan pengusaha Ahmad Ezz ditahan selama 15 hari "untuk membantu penyelidikan."
Keempat orang itu termasuk di antara sejumlah mantan menteri dan pejabat yang memiliki rekening bank yang dibekukan dan dilarang meninggalkan Mesir.
Inggris, Perancis, Jerman, dan AS mengatakan, Mesir telah meminta mereka membekukan rekening bank para mantan pejabat itu.
Ezz, seorang pengusaha baja, adalah anggota Partai Demokratis Nasional yang dulu berkuasa. Ia dianggap sebagai mentor Gamal Mubarak, putra Hosni Mubarak yang telah lama disebut-sebut akan menggantikan ayahnya.
Pergolakan Mesir
365 Tewas dan 5.500 Cedera demi Revolusi
Ribuan rakyat dalam aksi demo menumbangkan Presiden Mesir, Hosni Mubarak.
Penggulingan Hosni Mubarak dari kekuasaannya selama 30 tahun sebagai Presiden Mesir meminta "tumbal" sekitar 365 orang tewas dan 5.500 lainnya menderita cedera dari semua pelosok negeri itu.
"Jumlah orang yang meninggal dalam aksi-aksi itu sekitar 365 orang dan 5.500 lainnya dirawat karena menderita luka-luka," kata Menteri Kesehatan Mesir Sameh Farid dalam satu pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi MENA, Rabu (16/2/2011).
Farid mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan-laporan dari beberapa rumah sakit dan kantor-kantor kesehatan. Demonstrasi pecah pada 25 Januari yang menuntut pengunduran diri segera Mubarak dan menyerukan reformasi di bidang ekonomi dan politik.
Para pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan kemudian antara pendukung dan musuh Mubarak.
Pada 11 Februari, Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada dewan militer, yang berjanji akan memuluskan jalan bagi reformasi demokratis. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan, ratusan orang masih hilang setelah protes-protes itu.
"Ada ratusan orang ditahan, tetapi informasi tentang jumlah mereka masih belum lengkap. Angkatan Darat menahan sejumlah orang," kata Gamal Eid, pengacara yang memimpin Jaringan Arab bagi Informasi Hak Asasi Manusia.
Pergolakan yang mengakhiri kekuasaan Mubarak yang berlangsung 30 tahun menyebabkan pemogokan di sektor perbankan, transportasi, rawat kesehatan, perminyakan, pariwisata, tekstil, serta lembaga-lembaga media pemerintah dan negara.
32 Polisi Mesir Jadi "Tumbal" Revolusi
Ribuan rakyat dalam aksi demo menumbangkan Presiden Mesir, Hosni Mubarak.
Revolusi Mesir sejak 25 Januari yang akhirnya berhasil mengusir Presiden Hosni Mubarak dari 30 tahun kekuasaannya, meminta "tumbal" tak sedikit.
Sedikitnya 32 polisi tewas dan 1.079 lainnya, termasuk tentara, cedera. Menurut kantor berita MENA, sebanyak enam pegawai, 11 personil kepolisian dan 15 calon polisi tewas di lembaga keamanan itu sewaktu unjuk rasa di berbagai penjuru Mesir pada periode lalu.
Sejumlah 342 pegawai, 167 calon polisi dan 570 tentara juga mengalami cedera. Selain itu, 99 pos polisi dan enam penjara di penjuru Mesir mengalami kerusakan.
Lebih dari 4.500 polisi berunjuk rasa pada Senin di depan kantor Kementerian Dalam Negeri di pusat kota Kairo yang meminta lembaga tersebut untuk menaikkan tunjangan hidup mereka.
Sementara itu, lebih dari 300 polisi berseragam melakukan gerak jalan di sejumlah jalan di Kairo yang menginginkan bekas Menteri Dalam Negeri Habib El Adly diadili atas kekacauan pada 28 Januari.
Pasar penyedia kebutuhan di Mesir yang dipersiapkan untuk dibuka kembali pada Rabu setelah penutupannya pada 27 Januari ditunda pembukaannya karena unjuk rasa pada bidang perbankan.
MESIR
Media Berubah Drastis, Kroni Mubarak Diadili
Nada pemberitaan di semua media massa cetak dan noncetak Mesir berubah 180 derajat. Media cetak seperti Al Ahram, Al Akhbar, dan Al Jumhuriyah, serta stasiun televisi Mesir, yang semula mendukung Hosni Mubarak, kini mendukung penjungkalan Mubarak dari takhta kepresidenan.
Media massa semula menyebut para pengunjuk rasa sebagai segelintir pengecut dan menjadi antek-antek asing. Media massa tadinya menyepelekan kekuatan demonstrasi dan sibuk menampilkan keindahan alam Mesir.
Harian Al Ahram edisi Minggu (13/2) menurunkan foto-foto pejabat teras di era rezim Mubarak yang terlibat korupsi dan dilarang pergi ke luar negeri. Para pejabat yang menjadi sasaran itu antara lain mantan Ketua MPR Safwat Sharif, mantan Perdana Menteri Ahmed Nadhif, mantan Menteri Penerangan Anas al-Fiqqi, dan mantan Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly.
Pemimpin Umum Al Ahram Abdul Mun’im Said yang selalu membela rezim Mubarak berbalik dengan memuji eksekutif Google, Wael Ghonim, yang menyerukan revolusi pemuda.
Harian Akhbar al Youm menurunkan berita berjudul ”Mubarak Tumbang”. Di sampingnya terdapat gambar Mubarak yang melambaikan tangan. Pemimpin redaksi harian ini, Mumtaz al-Qat, menulis tajuk rencana yang membela perjuangan rakyat.
Kantor berita resmi Mesir, Middle East News Agency (MENA), semula menyebut pengunjuk rasa hanya ratusan orang dan selalu menurunkan berita tentang pendukung Mubarak. Setelah Mubarak lengser, MENA menyambut tumbangnya rezim Mubarak di seantero Mesir.
Para karyawan TV dan radio di Mesir, Sabtu, menggelar unjuk rasa memprotes liputan radio dan TV yang sangat buruk soal revolusi Mesir.
Tuduhan korupsi muncul
Seiring dengan itu, aparat hukum mulai bergerak. Jaksa penuntut umum menuduh mantan Mendagri Habib al-Adly menerima suap sekitar 700.000 dollar AS. Jaksa juga menuduh Ketua MPR Safwat Sharif terlibat korupsi sekitar 2 miliar dollar AS.
Jaksa meminta Kementerian Luar Negeri agar meminta negara-negara Eropa membekukan rekening mantan Menteri Pariwisata Ahmed Maghribi, mantan Menteri Perdagangan Rashid Ahmed Rashid, dan Habib al-Adly.
Di Alun-alun Tahrir, sebagian pengunjuk rasa masih ingin bertahan di alun-alun hingga ada kejelasan bahwa semua tuntutan dikabulkan. Para pengunjuk rasa, Minggu, sempat bentrok dengan polisi militer yang ingin mengosongkan alun-alun itu dari para pengunjuk rasa. Namun, para pengunjuk rasa menolak upaya polisi militer itu.
Koalisi pemuda revolusi 25 Januari itu, Sabtu, menyampaikan keinginan untuk berunding dengan Dewan Agung Angkatan Bersenjata untuk membahas teknis realisasi permintaan para pemuda revolusioner tersebut soal demokrasi nyata.
Mesir
Rusuh, 600 Narapidana Kairo Kabur
Jutaan pengunjuk rasa antipemerintah berkumpul di Tahrir Square, merayakan kemenangan revolusi Mesir pascapengumuman mundurnya Presiden Hosni Mubarak, Jumat (11/2/2011).
Sekitar 600 narapidana kabur dari penjara Kairo pada Sabtu (12/2/2011) setelah kerusuhan terjadi.
"Beberapa orang tewas dan lainnya terluka saat narapidana rusuh dan penyerang tidak dikenal dari luar penjara menembaki sipir," kata petugas keamanan.
Masih belum jelas berapa jumlah korban jiwa akibat serangan itu. Ini merupakan peristiwa kedua kaburnya narapidana dari penjara Marg sejak kerusuhan anti-pemerintah Hosni Mubarak merebak.
Para perusuh ini memanfaatkan situasi tersebut dengan menyerang kantor-kantor polisi dan beberapa penjara untuk membebaskan rekan mereka.
"Polisi bersama dengan kekuatan militer yang saat ini mengontrol negara setelah Mubarak mundur pada Jumat telah menahan lebih dari seribu narapidana yang melarikan diri sejak awal bulan ini," kata petugas keamanan.
Beberapa narapidana yang kabur termasuk militan Pakistan yang melarikan diri dari penjara Abu Zaabal, di utara Kairo, tempat setidaknya 14 orang termasuk dua polisi tewas saat terjadi kerusuhan.
MESIR : MAKNA SEBUAH REVOLUSI BERITA LENGKAP
Revolusi Mesir
222 dari 487 Tapol Akan Dibebaskan
Minggu, 20 Februari 2011 | 04:41 WIB
Reuters Komandan Tentara Mesir, Hassan al-Roweny, ketika berpidato di depan ribuan di Alun-alun Tahrir (Pembebasan), Kairo, 10 Februari 2011.
1
Perdana Menteri Mesir Ahmed Safiq, Sabtu (19/2/2011), mengatakan, pemerintah akan membebaskan 222 tahanan politik. Safiq tidak menyebutkan waktu persis pembebasan mereka.
Menurut dia, sebagian kecil dari mereka ditahan selama demonstrasi menuntut mundur Presiden Hosni Mubarak. Kepada kantor berita pemerintah MENA, melaporkan, Safiq juga menyebutkan, dengan pembebasan itu, tahanan politik masih 487 orang.
Namun, menurut kelompok pembela hak asasi manusia, ribuan rakyat Mesir ditahan tanpa peradilan atas nama undang-undang darurat, dan sebagian besar mungkin tergolong tahanan politik.
Revolusi Mesir
3 Mantan Menteri dan Pengusaha Ditangkap
Gamal Mubarak, putra bekas Presiden Mesir Hosni Mubarak
Mesir menangkap dua mantan menteri dan seorang pengusaha atas tuduhan menyelewengkan dana negara. Demikian dikatakan oleh seorang sumber di pengadilan kepada AFP, Kamis (17/2/2011).
Satu dari ketiga menteri tersebut adalah mantan Menteri Dalam Negeri yang dulu ditakuti, Habib el-Hadly. Ia ditangkap atas tuduhan pemutihan uang dan ditahan selama 15 hari.
Selanjutnya adalah mantan Menteri Pariwisata Zuheir Garana dan mantan Menteri Perumahan Ahmed al-Maghrabi.
Jaksa juga memerintahkan pengusaha Ahmad Ezz ditahan selama 15 hari "untuk membantu penyelidikan."
Keempat orang itu termasuk di antara sejumlah mantan menteri dan pejabat yang memiliki rekening bank yang dibekukan dan dilarang meninggalkan Mesir.
Inggris, Perancis, Jerman, dan AS mengatakan, Mesir telah meminta mereka membekukan rekening bank para mantan pejabat itu.
Ezz, seorang pengusaha baja, adalah anggota Partai Demokratis Nasional yang dulu berkuasa. Ia dianggap sebagai mentor Gamal Mubarak, putra Hosni Mubarak yang telah lama disebut-sebut akan menggantikan ayahnya.
Pergolakan Mesir
365 Tewas dan 5.500 Cedera demi Revolusi
Ribuan rakyat dalam aksi demo menumbangkan Presiden Mesir, Hosni Mubarak.
Penggulingan Hosni Mubarak dari kekuasaannya selama 30 tahun sebagai Presiden Mesir meminta "tumbal" sekitar 365 orang tewas dan 5.500 lainnya menderita cedera dari semua pelosok negeri itu.
"Jumlah orang yang meninggal dalam aksi-aksi itu sekitar 365 orang dan 5.500 lainnya dirawat karena menderita luka-luka," kata Menteri Kesehatan Mesir Sameh Farid dalam satu pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi MENA, Rabu (16/2/2011).
Farid mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan-laporan dari beberapa rumah sakit dan kantor-kantor kesehatan. Demonstrasi pecah pada 25 Januari yang menuntut pengunduran diri segera Mubarak dan menyerukan reformasi di bidang ekonomi dan politik.
Para pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan kemudian antara pendukung dan musuh Mubarak.
Pada 11 Februari, Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada dewan militer, yang berjanji akan memuluskan jalan bagi reformasi demokratis. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan, ratusan orang masih hilang setelah protes-protes itu.
"Ada ratusan orang ditahan, tetapi informasi tentang jumlah mereka masih belum lengkap. Angkatan Darat menahan sejumlah orang," kata Gamal Eid, pengacara yang memimpin Jaringan Arab bagi Informasi Hak Asasi Manusia.
Pergolakan yang mengakhiri kekuasaan Mubarak yang berlangsung 30 tahun menyebabkan pemogokan di sektor perbankan, transportasi, rawat kesehatan, perminyakan, pariwisata, tekstil, serta lembaga-lembaga media pemerintah dan negara.
32 Polisi Mesir Jadi "Tumbal" Revolusi
Ribuan rakyat dalam aksi demo menumbangkan Presiden Mesir, Hosni Mubarak.
Revolusi Mesir sejak 25 Januari yang akhirnya berhasil mengusir Presiden Hosni Mubarak dari 30 tahun kekuasaannya, meminta "tumbal" tak sedikit.
Sedikitnya 32 polisi tewas dan 1.079 lainnya, termasuk tentara, cedera. Menurut kantor berita MENA, sebanyak enam pegawai, 11 personil kepolisian dan 15 calon polisi tewas di lembaga keamanan itu sewaktu unjuk rasa di berbagai penjuru Mesir pada periode lalu.
Sejumlah 342 pegawai, 167 calon polisi dan 570 tentara juga mengalami cedera. Selain itu, 99 pos polisi dan enam penjara di penjuru Mesir mengalami kerusakan.
Lebih dari 4.500 polisi berunjuk rasa pada Senin di depan kantor Kementerian Dalam Negeri di pusat kota Kairo yang meminta lembaga tersebut untuk menaikkan tunjangan hidup mereka.
Sementara itu, lebih dari 300 polisi berseragam melakukan gerak jalan di sejumlah jalan di Kairo yang menginginkan bekas Menteri Dalam Negeri Habib El Adly diadili atas kekacauan pada 28 Januari.
Pasar penyedia kebutuhan di Mesir yang dipersiapkan untuk dibuka kembali pada Rabu setelah penutupannya pada 27 Januari ditunda pembukaannya karena unjuk rasa pada bidang perbankan.
MESIR
Media Berubah Drastis, Kroni Mubarak Diadili
Nada pemberitaan di semua media massa cetak dan noncetak Mesir berubah 180 derajat. Media cetak seperti Al Ahram, Al Akhbar, dan Al Jumhuriyah, serta stasiun televisi Mesir, yang semula mendukung Hosni Mubarak, kini mendukung penjungkalan Mubarak dari takhta kepresidenan.
Media massa semula menyebut para pengunjuk rasa sebagai segelintir pengecut dan menjadi antek-antek asing. Media massa tadinya menyepelekan kekuatan demonstrasi dan sibuk menampilkan keindahan alam Mesir.
Harian Al Ahram edisi Minggu (13/2) menurunkan foto-foto pejabat teras di era rezim Mubarak yang terlibat korupsi dan dilarang pergi ke luar negeri. Para pejabat yang menjadi sasaran itu antara lain mantan Ketua MPR Safwat Sharif, mantan Perdana Menteri Ahmed Nadhif, mantan Menteri Penerangan Anas al-Fiqqi, dan mantan Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly.
Pemimpin Umum Al Ahram Abdul Mun’im Said yang selalu membela rezim Mubarak berbalik dengan memuji eksekutif Google, Wael Ghonim, yang menyerukan revolusi pemuda.
Harian Akhbar al Youm menurunkan berita berjudul ”Mubarak Tumbang”. Di sampingnya terdapat gambar Mubarak yang melambaikan tangan. Pemimpin redaksi harian ini, Mumtaz al-Qat, menulis tajuk rencana yang membela perjuangan rakyat.
Kantor berita resmi Mesir, Middle East News Agency (MENA), semula menyebut pengunjuk rasa hanya ratusan orang dan selalu menurunkan berita tentang pendukung Mubarak. Setelah Mubarak lengser, MENA menyambut tumbangnya rezim Mubarak di seantero Mesir.
Para karyawan TV dan radio di Mesir, Sabtu, menggelar unjuk rasa memprotes liputan radio dan TV yang sangat buruk soal revolusi Mesir.
Tuduhan korupsi muncul
Seiring dengan itu, aparat hukum mulai bergerak. Jaksa penuntut umum menuduh mantan Mendagri Habib al-Adly menerima suap sekitar 700.000 dollar AS. Jaksa juga menuduh Ketua MPR Safwat Sharif terlibat korupsi sekitar 2 miliar dollar AS.
Jaksa meminta Kementerian Luar Negeri agar meminta negara-negara Eropa membekukan rekening mantan Menteri Pariwisata Ahmed Maghribi, mantan Menteri Perdagangan Rashid Ahmed Rashid, dan Habib al-Adly.
Di Alun-alun Tahrir, sebagian pengunjuk rasa masih ingin bertahan di alun-alun hingga ada kejelasan bahwa semua tuntutan dikabulkan. Para pengunjuk rasa, Minggu, sempat bentrok dengan polisi militer yang ingin mengosongkan alun-alun itu dari para pengunjuk rasa. Namun, para pengunjuk rasa menolak upaya polisi militer itu.
Koalisi pemuda revolusi 25 Januari itu, Sabtu, menyampaikan keinginan untuk berunding dengan Dewan Agung Angkatan Bersenjata untuk membahas teknis realisasi permintaan para pemuda revolusioner tersebut soal demokrasi nyata.
Mesir
Rusuh, 600 Narapidana Kairo Kabur
Jutaan pengunjuk rasa antipemerintah berkumpul di Tahrir Square, merayakan kemenangan revolusi Mesir pascapengumuman mundurnya Presiden Hosni Mubarak, Jumat (11/2/2011).
Sekitar 600 narapidana kabur dari penjara Kairo pada Sabtu (12/2/2011) setelah kerusuhan terjadi.
"Beberapa orang tewas dan lainnya terluka saat narapidana rusuh dan penyerang tidak dikenal dari luar penjara menembaki sipir," kata petugas keamanan.
Masih belum jelas berapa jumlah korban jiwa akibat serangan itu. Ini merupakan peristiwa kedua kaburnya narapidana dari penjara Marg sejak kerusuhan anti-pemerintah Hosni Mubarak merebak.
Para perusuh ini memanfaatkan situasi tersebut dengan menyerang kantor-kantor polisi dan beberapa penjara untuk membebaskan rekan mereka.
"Polisi bersama dengan kekuatan militer yang saat ini mengontrol negara setelah Mubarak mundur pada Jumat telah menahan lebih dari seribu narapidana yang melarikan diri sejak awal bulan ini," kata petugas keamanan.
Beberapa narapidana yang kabur termasuk militan Pakistan yang melarikan diri dari penjara Abu Zaabal, di utara Kairo, tempat setidaknya 14 orang termasuk dua polisi tewas saat terjadi kerusuhan.
BERITA KERINCI
INDONESIA GLOBAL
PSM: Harusnya Nurdin Yang Tak Lolos Verifikasi
Minggu, 20 Februari 2011 | 23:11 WIB
Peserta aksi yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer membubuhkan tanda tangan untuk menuntut Nurdin Halid turun, saat berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011). Aksi ini merupakan bentuk protes atas lolosnya kembalinya Nurdin Halid sebagai kandidat Ketua Umum PSSI bersama dengan Nirwan Bakrie. Nurdin dan Nirwan berhasil lolos verifikasi dan menyingkirkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi kandidat.
PSM Makassar menilai Nurdin Halid seharusnya tidak lolos verifikasi sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.
Kuasa Hukum PSM, Syahrir Cakkari, di Makassar, Minggu (20/2/2011), mengatakan, dalam aturan FIFA terdapat poin yang menjelaskan bahwa mantan terpidana tidak layak memimpin organisasi sepak bola seperti PSSI.
"Nurdin yang pernah dipidana atas kasus korupsi seharusnya menjadi alasan tim verifikasi untuk tidak meloloskannya. Kenyataan itu tentu sangat mengecewakan kami yang ingin melihat sebuah perubahan," jelasnya.
Pria yang berprofesi pengacara itu juga menyayangkan keputusan tim verifikasi yang dilakukan Komite Pemilihan yang menolak Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Goerge Toisutta dan pengusaha Arifin Panigoro sebagai kandidat ketua.
"Keterlibatan Toisutta dalam sepak bola yang menjadi alasan tim verifikasi juga tidak tepat karena mempunyai pengalaman membesarkan klub PSAD. Saya kira itu hanya merupakan akal-akalan saja," ujarnya.
Sebagai salah satu pendukung Toisutta, PSM juga dipastikan akan mendukung rencana tim sukses Toisutta dan Arifin Panigoro untuk mengajukan banding kepada Komite Pemilihan PSSI.
PSM juga berencana meminta campur tangan pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut, sebab keterlibatan pemerintah sangat penting karena ini sudah menjadi harapan masyarakat.
"Kita juga mempertanyakan integritas Komite Pemilihan PSSI atas keputusan yang tidak meloloskan Toisutta dan Arifin. Kita juga tidak yakin jika konsep itu sesuai dengan statuta FIFA," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Komite Pemilihan, Syarif Bastaman, memastikan semua keputusan yang diambil sudah sesuai dengan aturan yang tertuang dalam statuta FIFA, termasuk menjalankan Standard Electoral Code FIFA hingga peraturan organisasi Nomor 2 terkait tata cara pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite.
PSSI: KALAU NURDIN YANG TERPILIH APA BOLEH BUAT
PSM: Harusnya Nurdin Yang Tak Lolos Verifikasi
Minggu, 20 Februari 2011 | 23:11 WIB
Peserta aksi yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer membubuhkan tanda tangan untuk menuntut Nurdin Halid turun, saat berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011). Aksi ini merupakan bentuk protes atas lolosnya kembalinya Nurdin Halid sebagai kandidat Ketua Umum PSSI bersama dengan Nirwan Bakrie. Nurdin dan Nirwan berhasil lolos verifikasi dan menyingkirkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi kandidat.
PSM Makassar menilai Nurdin Halid seharusnya tidak lolos verifikasi sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.
Kuasa Hukum PSM, Syahrir Cakkari, di Makassar, Minggu (20/2/2011), mengatakan, dalam aturan FIFA terdapat poin yang menjelaskan bahwa mantan terpidana tidak layak memimpin organisasi sepak bola seperti PSSI.
"Nurdin yang pernah dipidana atas kasus korupsi seharusnya menjadi alasan tim verifikasi untuk tidak meloloskannya. Kenyataan itu tentu sangat mengecewakan kami yang ingin melihat sebuah perubahan," jelasnya.
Pria yang berprofesi pengacara itu juga menyayangkan keputusan tim verifikasi yang dilakukan Komite Pemilihan yang menolak Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Goerge Toisutta dan pengusaha Arifin Panigoro sebagai kandidat ketua.
"Keterlibatan Toisutta dalam sepak bola yang menjadi alasan tim verifikasi juga tidak tepat karena mempunyai pengalaman membesarkan klub PSAD. Saya kira itu hanya merupakan akal-akalan saja," ujarnya.
Sebagai salah satu pendukung Toisutta, PSM juga dipastikan akan mendukung rencana tim sukses Toisutta dan Arifin Panigoro untuk mengajukan banding kepada Komite Pemilihan PSSI.
PSM juga berencana meminta campur tangan pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut, sebab keterlibatan pemerintah sangat penting karena ini sudah menjadi harapan masyarakat.
"Kita juga mempertanyakan integritas Komite Pemilihan PSSI atas keputusan yang tidak meloloskan Toisutta dan Arifin. Kita juga tidak yakin jika konsep itu sesuai dengan statuta FIFA," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Komite Pemilihan, Syarif Bastaman, memastikan semua keputusan yang diambil sudah sesuai dengan aturan yang tertuang dalam statuta FIFA, termasuk menjalankan Standard Electoral Code FIFA hingga peraturan organisasi Nomor 2 terkait tata cara pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite.
BERITA KERINCI
RADAR JAMBI:TONI.S
Data Militer Indonesia Dicuri di Korsel?
Minggu, 20 Februari 2011 | 20:21 WIB
Perekonomian Hatta Rajasa sebagai Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di kawasan Kori, Korea Selatan bagian selatan, Selasa (15/2/2011).
Kementerian Luar Negeri membenarkan insiden pencurian yang dialami oleh salah seorang anggota delegasi pendamping Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa saat berkunjung ke Korea Selatan. Meski demikian, menurut Juru Bicara Kemlu Michael Tene, Minggu (20/2/2011), pengusutan kasus itu oleh kepolisian setempat memang tidak berlanjut lantaran korban, yang pejabat eselon III, memilih tidak meneruskan.
"Pihak KBRI membantu melapor ke kepolisian. Namun, karena laptop yang dicuri itu akhirnya dikembalikan lewat keamanan hotel, korban memilih tidak melanjutkan kasusnya. Karena itu, polisi juga tidak meneruskan proses (penyelidikan). Soal apakah ada data rahasia yang dicuri, kami belum dapat laporan soal itu," papar Michael.
Lebih lanjut, walau enggan merinci, Michael membantah jika korban berasal dari Kementerian Pertahanan atau instansi militer (TNI). Dia menyampaikan itu menanggapi pemberitaan sejumlah media massa Korsel, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap, yang melansir terjadinya pencurian data militer berkategori rahasia, terkait kerja sama militer Indonesia dan Korsel, dalam peristiwa itu.
Seperti diwartakan media lokal Korsel, mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap. Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19.
Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2/2011) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur. Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle. Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
Tiga Pencuri Menyalin Data dari Laptop
Minggu, 20 Februari 2011 | 20:27 WIB
Perekonomian Hatta Rajasa mendapat kehormatan menggunakan pesawat kepresidenan Korea Selatan Lee Myun Bak saat terbang dari Seoul ke Busan, Selasa (15/2/2011).
Hotel tempat delegasi utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginap, yakni Hotel Lotte, Seoul, Korea Selatan, ketahuan sempat kebobolan pencuri. Masalahnya menjadi besar karena diduga barang yang dicuri merupakan data-data super-rahasia mengenai informasi kemiliteran milik Indonesia. Demikian cerita yang dipublikasikan oleh Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap News Agency, di Seoul, Minggu (20/2/2011).
Mengutip keterangan resmi dari Seoul's Namdaemun Police Station, yang ditemui Yonhap Sabtu lalu, data yang dicuri merupakan file komputer berisi informasi rahasia Indonesia. Pelakunya diduga dua pria dan satu wanita berwajah khas Asia. Namun, polisi setempat tidak dapat memastikan dengan jelas wajah ketiganya karena jarak kamera pengintip di Hotel Lotte, tempat delegasi Indonesia menginap, terlalu jauh sehingga gambarnya buram.
Kepolisian setempat juga menyebutkan bahwa tempat kejadian adalah salah satu kamar yang diinapi delegasi Indonesia di lantai 19 Hotel Lotte. Tidak ada pernyataan tegas tentang hari dan waktu pencurian itu terjadi. Namun, Yonhap hanya menyatakan bahwa pencurian berlangsung sekitar Rabu (16/2/2011) saat rombongan yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menemui Presiden Korea Selatan Lee Myun-bak.
Yonhap menegaskan bahwa penyebab peristiwa pencurian itu antara lain tidak adanya penjagaan ketat dari aparat keamanan (baik tentara maupun polisi) untuk melindungi 50 anggota delegasi Indonesia di Hotel Lotte. Adapun aparat pengamanan dari Indonesia tengah terkonsentrasi pada acara pertemuan Hatta dan Myun-bak. Saat itulah diduga terjadi pencurian.
Pengamatan Kompas yang kebetulan menginap di hotel yang sama, Hotel Lotte tergolong berpengamanan menengah. Ini terlihat dari elevator yang dapat digunakan oleh siapa pun. Biasanya, hotel dengan pengamanan maksimal selalu meminta konfirmasi kepada setiap pengguna elevator berupa kunci kamar digital. Di Lotte, tanpa kunci kamar pun, orang bisa naik-turun menggunakan elevator.
Pada hari Rabu pagi itu, tidak ada acara khusus delegasi Indonesia di Lotte karena sebagian besar anggota delegasi terkonsentrasi di Blue House atau Istana Kepresidenan Korea Selatan saat Hatta Rajasa menyampaikan surat resmi Presiden Yudhoyono kepada Presiden Myun-bak. Ikut dalam rombongan itu adalah Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, dan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung.
Rombongan Hatta baru kembali lagi ke Lotte sekitar pukul 11.00 siang waktu setempat dan langsung menggelar one on one meeting dengan tujuh pemimpin perusahaan besar di Korea Selatan. Pada sore harinya, dilanjutkan dengan joint ministerial meeting antara delegasi Hatta dan Menteri Ilmu Pengetahuan dan Perekonomian Korea Selatan Choi Joong-kyung.
Kedua kegiatan itu sama-sama digelar di lantai 36 Hotel Lotte. Lantai tersebut memang sudah diblok oleh Kedutaan Besar Indonesia di Korea Selatan untuk keperluan utusan khusus Presiden Yudhoyono selama di Seoul.
Selain menyampaikan surat resmi dari Presiden Yudhoyono, Hatta dan delegasi diminta mempromosikan peningkatan hubungan ekonomi kedua negara. Salah satu agendanya adalah memaparkan program pengembangan Enam Koridor Ekonomi Indonesia kepada Korea Selatan. Indonesia yakin akan memperoleh alirah investasi baru dari Korea Selatan sekitar 22 miliar dollar AS.
Yonhap melaporkan bahwa investigator dari kepolisian setempat mulai menggali kemungkinan terjadi perampokan yang jarang terjadi itu setelah delegasi Indonesia melaporkan gerak-gerik tiga tersangka. Ketiga tersangka ketahuan menggunakan USB memory stick untuk mengopi data komputer dari salah satu komputer jinjing milik anggota delegasi Indonesia.
Pencurian di Korsel Skandal Memalukan
Minggu, 20 Februari 2011 | 20:40 WIB
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Perkenomian Choi Joong Kyung (duduk di sebelah kiri meja) dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa duduk bersama dalam acara Korea-Indonesia Business Forum, Akselerasi dan Ekspansi Pengembangan Ekonomi Indonesia di Seoul, Korea Selatan, Kamis (17/2/2011). Korea Selatan menegaskan bahwa sudah ada investasi senilai 12 miliar dollar AS yang sudah masuk dalam kerangka investasi ke Indonesia. Indonesia sendiri memperhitungkan, potensi investasi Korea Selatan ke Indonesia akan mencapai 22 miliar dollar AS.
Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PDI-P TB Hasanuddin menilai insiden pencurian data laptop delegasi Indonesia di Korea Selatan sebagai skandal yang memalukan bagi Indonesia di dunia internasional. Data rahasia, apalagi terkait kerja sama militer dengan negara lain, seharusnya ditangani dan dilindungi secara ekstra hati-hati, apalagi ketika sedang berada di luar negeri.
"Saya yakin data yang dicuri bukan hanya terkait rencana pembelian T-50, melainkan lebih penting lagi, data soal rencana kerja sama rancang bangun purwarupa jet tempur Korean Fighter Experiment, yang akan berlangsung dua tahun ke depan. Targetnya, jet tempur itu sudah diproduksi mulai tahun 2020," tutur Hasanuddin.
Dia mengaku, persoalan kerja sama itu sudah pernah ditanyakan dalam rapat kerja komisinya dengan Kementerian Pertahanan, tiga pekan lalu, terutama lantaran pemerintah tidak pernah berkonsultasi dan meminta persetujuan DPR.
Jawaban pemerintah ketika itu, tambah Hasanuddin, kerja sama masih berada di tingkat teknis dan dilakukan antara PT Dirgantara Indonesia dan produsen Korsel saja sehingga tidak membutuhkan persetujuan DPR.
"Padahal, kerja sama seperti itu saja sudah berpotensi masalah karena artinya kita, kan, bekerja sama dengan sebuah negara yang sedang ada masalah dengan negara lain (konflik Korsel-Korut). Mau dikemanakan itu prinsip 'Zero Enemy Thousand Friends'?" tutur Hasanuddin.
Seperti diberitakan, media lokal di Korsel melaporkan tiga orang diduga mencuri data rahasia militer Indonesia dari sebuah laptop anggota delegasi utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Korsel beberapa hari yang lalu. Mereka diketahui menyalin data-data file menggunakan USB memory stick.
Insiden di Korsel
Hatta Malah Tak Tahu Ada Pencurian Data
Minggu, 20 Februari 2011 | 20:51 WIB
Pemerintah Indonesia yang dipimpin Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memimpin pertemuan dengan pimpinan Samsung, Jong-wan Lim di Seoul, Korea Selatan, Rabu (16/2/2011).
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa membantah telah terjadi pencurian data militer selama dirinya memimpin delegasi Indonesia di Seoul, Korea Selatan pada 15-17 Februari 2011. Selama di Seoul, Hatta menegaskan, sebagai Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ketua delegasi, dirinya tidak sekali pun mendapatkan laporan tentang pencurian data dari salah satu kamar anggota delegasinya.
"Saya sama sekali tidak menerima laporan tentang pencurian itu. Saya juga sudah bertanya kepada Pak Purnomo (Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro), dan beliau menegaskan tidak ada pencurian itu. Hubungan Indonesia-Korea Selatan sangat baik," tegas Hatta saat dihubungi di Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Menurut Hatta, selama kunjungan tiga harinya di Seoul dan menginap di Hotel Lotte, dirinya tidak melihat ada kejanggalan pada pengamanan di sana. Seluruh acara yang sudah dirancang berlangsung sesuai jadwal.
"Jadi aneh kalau diberitakan ada pencurian seperti itu, apalagi data militer. Semua pihak saya harap berhati-hati menanggapi berita seperti ini, sebab hubungan Korea Selatan dan Indonesia sedang sangat baik-baiknya," ungkapnya.
Sebelumnya, Kantor Berita Yonhap, Korea Selatan memberitakan, Hotel Lotte tempat Hatta dan anggota delegasinya menginap sempat kebobolan pencuri. Masalahnya menjadi besar karena diduga barang yang dicuri merupakan data-data super rahasia mengenai informasi kemiliteran milik Indonesia.
Mengutip keterangan resmi dari Seoul's Namdaemun Police Station, yang ditemui Yonhap Sabtu lalu, data yang dicuri merupakan file komputer berisi informasi rahasia Indonesia. Pelakunya diduga dua orang pria dan satu wanita berwajah khas Asia. Namun, polisi setempat tidak dapat memastikan dengan jelas wajah ketiganya karena jarak kamera pengintip di Hotel Lotte, tempat delegasi Indonesia menginap terlalu jauh, sehingga gambarnya buram.
Kepolisian setempat juga menyebutkan bahwa tempat kejadian adalah salah satu kamar yang diinapi delegasi Indonesia di lantai 19 Hotel Lotte. Tidak ada pernyataan tegas tentang hari dan waktu pencurian itu terjadi. Namun, Yonhap hanya menyatakan bahwa pencurian berlangsung sekitar Rabu (16/2/2011), pada saat rombongan yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menemui Presiden Korea Selatan, Lee Myun Bak.
Yonhap menegaskan bahwa penyebab peristiwa pencurian itu antara lain tidak ada penjagaan ketat dari aparat keamanan (tentara maupun polisi) untuk melindungi 50 anggota delegasi Indonesia di Hotel Lotte. Adapun aparat pengamanan dari Indonesia sendiri tengah terkonsentrasi pada acara pertemuan Hatta dan Myun Bak. Saat itulah diduga terjadi pencurian itu.
Pelaku Diduga Mata-mata Internasional
Minggu, 20 Februari 2011 | 22:07 WIB
Pemerintah Indonesia yang dipimpin Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memimpin pertemuan dengan pimpinan Samsung, Jong-wan Lim di Seoul, Korea Selatan, Rabu (16/2/2011).
Insiden pencurian data dari laptop milik salah satu anggota delegasi utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Korea Selatan menjadi pembicaraan media lokal di sana. Hal tersebut karena yang dicuri diperkirakan data-data militer Indonesia.
Menurut laporan Korea Times, Jumat (18/2/2011), pelaku diduga terdiri atas tiga orang, masing-masing dua laki-laki dan seorang perempuan. Mereka memaksa masuk ke dalam salah satu kamar VVIP anggota delegasi Indonesia dan menyalin data-data dari laptop tertentu dengan USB memory stick.
Masih dalam laporan tersebut, yang mengutip sumber dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan serta petugas kepolisian setempat, data-data yang disalin termasuk rahasia militer; antara lain rencana pembelian pesawat T-50 buatan Korea Selatan. Atas laporan tersebut, polisi menduga pencurinya bagian dari jaringan mata-mata internasional.
Kabar adanya pencurian data tersebut dibenarkan Kementrian Luar Negeri. Namun, pemerintah membantah adanya data rahasia militer yang dicuri. Juru Bicara Kemlu Michael Tane mengatakan, laptop yang dicuri milik pejabat eselon III, tetapi bukan dari Kementerian Pertahanan. Laptop tersebut telah kembali dan laporan atas kasus tersebut tidak dilanjutkan. Sampai saat ini tidak ada keberatan apa pun yang dilayangkan Pemerintah Indonesia.
Kementerian Pertahanan membantah adanya data rahasia militer Indonesia yang dicuri dalam insiden tersebut. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigadir Jenderal I Wayan Midhio, Minggu (20/2/2011), laptop yang sempat dicuri adalah milik tim ekonomi. Wayan menambahkan, dalam kunjungan tersebut kemungkinan juga dibicarakan tentang pembelian pesawat T-50, tetapi tidak ada data militer yang dibawa. Rencana pembelian pesawat T-50 baru dalam tahap pembicaraan di Indonesia.
Rombongan delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung ke Korea Selatan selama tiga hari, 15-17 Februari 2011. Kunjungan ini dalam rangka mempererat hubungan perekonomian kedua negara. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgoantoro termasuk salah satu menteri yang turut mendampingi.
Saat Kecurian, Kamar Hotel Tak Dijaga
Minggu, 20 Februari 2011 | 22:35 WIB
Pemerintah Indonesia yang dipimpin Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memimpin pertemuan dengan pimpinan Samsung, Jong-wan Lim di Seoul, Korea Selatan, Rabu (16/2/2011).
Tiga tersangka pelaku pencurian data-data di laptop milik delegasi Pemerintah Indonesia saat berkunjung ke Korea Selatan bebas melakukan aksinya karena lokasi kejadian tidak dijaga aparat keamanan sama sekali. Seperti diwartakan media lokal Korsel, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap.
Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19. Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2/2011) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur. Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Polisi setempat telah mengamankan rekaman CCTV yang memperlihatkan tiga orang tersangka. Namun, wajah pelaku sulit dikenali karena sangat jauh dari kamera yang merekam. pelaku diduga dengan sengaja mengincar kamar hotel delegasi Indonesia mengingat lokasinya di lantai 19.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle. Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
Kemhan Bantah Ada Data Militer Dicuri
Minggu, 20 Februari 2011 | 21:29 WIB
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Perkenomian Choi Joong Kyung (duduk di sebelah kiri meja) dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa duduk bersama dalam acara Korea-Indonesia Business Forum, Akselerasi dan Ekspansi Pengembangan Ekonomi Indonesia di Seoul, Korea Selatan, Kamis (17/2/2011). Korea Selatan menegaskan bahwa sudah ada investasi senilai 12 miliar dollar AS yang sudah masuk dalam kerangka investasi ke Indonesia. Indonesia sendiri memperhitungkan, potensi investasi Korea Selatan ke Indonesia akan mencapai 22 miliar dollar AS.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) membantah kabar yang menyebutkan data militer Indonesia telah dicuri saat Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan kunjungan kerja ke Seoul.
"Tidak ada data militer yang dicuri. Laptop yang hilang itu milik tim ekonomi, bukan tim delegasi Kemhan," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen I Wayan Midhio, saat dihubungi, Minggu (20/2/2011) malam.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari delegasi tim ekonomi yang berada di Seoul, laptop yang sempat hilang tersebut telah dikembalikan karena laptopnya tertukar dengan tim delegasi negara lain. "Tim delegasi dari negara lain salah kamar dan mengambil laptop tersebut. Tetapi, laptop itu telah dikembalikan," katanya.
Menurut dia, dalam kunjungan kerja itu Menhan Purnomo Yusgiantoro hanya mendampingi Menko Perekonomian Hatta Radjasa, yang membicarakan soal kerja sama perdagangan dengan Korea Selatan. Wayan menambahkan, dalam kunjungan tersebut kemungkinan juga dibicarakan tentang pembelian pesawat T-50.
"Namun, tidak ada data militer kita yang dibawa. Rencana pembelian pesawat T-50 baru dalam tahap pembicaraan saja di Indonesia," katanya.
Sebelumnya media lokal di Korea Selatan memberitakan bahwa salah satu anggota delegasi utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Radjasa ke Korea Selatan, menjadi korban pencurian. Data rahasia militer delegasi Indonesia diduga dicuri di kamar VIP hotel tempat mereka menginap oleh tiga orang pelaku. Pihak Kementrian Luar Negeri mengakui ada anggota delegasi yang melapor insiden pencurian tersebut, namun tidak meneruskan kasusnya setelah laptopnya kembali.
Laptop yang Dicuri Milik Staf Menperin
Minggu, 20 Februari 2011 | 22:44 WIB
Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Misteri dugaan pencurian di salah satu kamar delegasi Indonesia di lantai 19 Hotel Lotte, Seoul, Korea Selatan mulai terkuak. Kamar yang diduga telah dimasuki pencuri itu ternyata diinapi salah seorang staf Menteri Perindustrian MS Hidayat.
"Staf Pak Hidayat itu merasa bahwa kamarnya ada yang memasuki, sehingga kemudian dia melapor kepada petugas pengamanan hotel. Lalu, mereka memeriksa melalui kamera CCTV, dan memang ada orang yang masuk. Namun, kemudian diketahui bahwa ketiga orang tersebut salah kamar," ungkap Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Menurut Hatta, keterangan tersebut dia peroleh langsung dari Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Nicolas T Dammen yang dihubungi melalui telpon malam ini. Setelah kondisi kamar dinilai aman, staf Menteri Perindustrian itu tidak melanjutkan laporan pencuriannya itu.
"Saya juga kaget, kok selama saya di Korea kemarin (15-17 Februari 2011) tidak ada berita tentang pencurian ini. Sekarang semuanya sudah jelas," katanya.
Diberitakan sebelumnya, laptop salah satu anggota delegasi Indonesia sempat dicuri dan disalin datanya. Media lokal di Korea Selatan, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap melaporkan bahwa data dalam laptop salah satu anggota delegasi Indonesia dicuri tiga orang tersangka. pelaku menyalin data yang diduga data-data informasi rahasia militer terkait rencana pembelian pesawat tempur Korea Selatan oleh militer Indonesia menggunakan USB memory stick. Polisi menduga pelaku bagian dari jaringan mata-mata internasional dan sengaja mengincar delegasi tersebut mengingat lokasi kamar di lantai 19 hotel tempat menginap.
Hatta: Kalaupun Dicuri, Bukan Rahasia
Minggu, 20 Februari 2011 | 22:58 WIB
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Perkenomian Choi Joong Kyung (duduk di sebelah kiri meja) dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa duduk bersama dalam acara Korea-Indonesia Business Forum, Akselerasi dan Ekspansi Pengembangan Ekonomi Indonesia di Seoul, Korea Selatan, Kamis (17/2/2011).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan bahwa tidak ada data rahasia militer yang dicuri selama kunjungan kerjanya memimpin utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 15-17 Februari 2011 lalu. Ia mengakui ada insiden masuknya beberapa orang asing ke dalam kamar delegasi Indonesia, namun bukan kasus pencurian.
Hatta mengatakan, mengenai isu pencurian data sensitif yang dimiliki Indonesia pun sudah jelas. Andaikan ada pencurian data dari laptop salah satu anggota delegasi, data yang dicuri bukanlah data sensitif, seperti informasi militer.
"Data yang ada dalam laptop itu hanya terdiri atas data paparan Menteri Perindustrian, bukan data militer. Data yang ada hanya data hubungan bilateral yang sudah dibagi-bagikan pada kedua belah pihak," tutur Hatta saat dihubungi Minggu (20/2/2011). Hatta mengatakan kamar yang dimasuki orang asing itu diketahui ditempati salah satu staf Menteri Perindustrian MS Hidayat setelah mendapat laporan langsung dari Duta Besar Indonesia untuk Korsel Nicolas T Dammen tadi malam.
Ia mengatakan, staf tersebut merasa kamarnya dimasuki orang lain kemudian melaporkan kepada pihak keamanan hotel. Setelah diperiksa, kamera CCTV memperlihatkan tiga orang masuk ke kamar tersebut. Namun, menurutnya belakangan dipastikan bahwa ketiga orang tersebut salah kamar dan laporan tersebut telah dicabut.
Sebelumnya, Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap News Agency mengutip keterangan dari kepolisian setempat yang menyatakan bahwa telah terjadi pencurian data dari laptop salah satu delegasi Indonesia. Data tersebut diduga terdiri atas informasi sangat rahasia, karena menyangkut data militer.
PENCURIAN DATA RAHASIA MILITER INDONESIA DI KORSEL: BERITA LENGKAP
Data Militer Indonesia Dicuri di Korsel?
Minggu, 20 Februari 2011 | 20:21 WIB
Perekonomian Hatta Rajasa sebagai Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di kawasan Kori, Korea Selatan bagian selatan, Selasa (15/2/2011).
Kementerian Luar Negeri membenarkan insiden pencurian yang dialami oleh salah seorang anggota delegasi pendamping Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa saat berkunjung ke Korea Selatan. Meski demikian, menurut Juru Bicara Kemlu Michael Tene, Minggu (20/2/2011), pengusutan kasus itu oleh kepolisian setempat memang tidak berlanjut lantaran korban, yang pejabat eselon III, memilih tidak meneruskan.
"Pihak KBRI membantu melapor ke kepolisian. Namun, karena laptop yang dicuri itu akhirnya dikembalikan lewat keamanan hotel, korban memilih tidak melanjutkan kasusnya. Karena itu, polisi juga tidak meneruskan proses (penyelidikan). Soal apakah ada data rahasia yang dicuri, kami belum dapat laporan soal itu," papar Michael.
Lebih lanjut, walau enggan merinci, Michael membantah jika korban berasal dari Kementerian Pertahanan atau instansi militer (TNI). Dia menyampaikan itu menanggapi pemberitaan sejumlah media massa Korsel, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap, yang melansir terjadinya pencurian data militer berkategori rahasia, terkait kerja sama militer Indonesia dan Korsel, dalam peristiwa itu.
Seperti diwartakan media lokal Korsel, mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap. Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19.
Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2/2011) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur. Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle. Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
Tiga Pencuri Menyalin Data dari Laptop
Minggu, 20 Februari 2011 | 20:27 WIB
Perekonomian Hatta Rajasa mendapat kehormatan menggunakan pesawat kepresidenan Korea Selatan Lee Myun Bak saat terbang dari Seoul ke Busan, Selasa (15/2/2011).
Hotel tempat delegasi utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginap, yakni Hotel Lotte, Seoul, Korea Selatan, ketahuan sempat kebobolan pencuri. Masalahnya menjadi besar karena diduga barang yang dicuri merupakan data-data super-rahasia mengenai informasi kemiliteran milik Indonesia. Demikian cerita yang dipublikasikan oleh Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap News Agency, di Seoul, Minggu (20/2/2011).
Mengutip keterangan resmi dari Seoul's Namdaemun Police Station, yang ditemui Yonhap Sabtu lalu, data yang dicuri merupakan file komputer berisi informasi rahasia Indonesia. Pelakunya diduga dua pria dan satu wanita berwajah khas Asia. Namun, polisi setempat tidak dapat memastikan dengan jelas wajah ketiganya karena jarak kamera pengintip di Hotel Lotte, tempat delegasi Indonesia menginap, terlalu jauh sehingga gambarnya buram.
Kepolisian setempat juga menyebutkan bahwa tempat kejadian adalah salah satu kamar yang diinapi delegasi Indonesia di lantai 19 Hotel Lotte. Tidak ada pernyataan tegas tentang hari dan waktu pencurian itu terjadi. Namun, Yonhap hanya menyatakan bahwa pencurian berlangsung sekitar Rabu (16/2/2011) saat rombongan yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menemui Presiden Korea Selatan Lee Myun-bak.
Yonhap menegaskan bahwa penyebab peristiwa pencurian itu antara lain tidak adanya penjagaan ketat dari aparat keamanan (baik tentara maupun polisi) untuk melindungi 50 anggota delegasi Indonesia di Hotel Lotte. Adapun aparat pengamanan dari Indonesia tengah terkonsentrasi pada acara pertemuan Hatta dan Myun-bak. Saat itulah diduga terjadi pencurian.
Pengamatan Kompas yang kebetulan menginap di hotel yang sama, Hotel Lotte tergolong berpengamanan menengah. Ini terlihat dari elevator yang dapat digunakan oleh siapa pun. Biasanya, hotel dengan pengamanan maksimal selalu meminta konfirmasi kepada setiap pengguna elevator berupa kunci kamar digital. Di Lotte, tanpa kunci kamar pun, orang bisa naik-turun menggunakan elevator.
Pada hari Rabu pagi itu, tidak ada acara khusus delegasi Indonesia di Lotte karena sebagian besar anggota delegasi terkonsentrasi di Blue House atau Istana Kepresidenan Korea Selatan saat Hatta Rajasa menyampaikan surat resmi Presiden Yudhoyono kepada Presiden Myun-bak. Ikut dalam rombongan itu adalah Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, dan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung.
Rombongan Hatta baru kembali lagi ke Lotte sekitar pukul 11.00 siang waktu setempat dan langsung menggelar one on one meeting dengan tujuh pemimpin perusahaan besar di Korea Selatan. Pada sore harinya, dilanjutkan dengan joint ministerial meeting antara delegasi Hatta dan Menteri Ilmu Pengetahuan dan Perekonomian Korea Selatan Choi Joong-kyung.
Kedua kegiatan itu sama-sama digelar di lantai 36 Hotel Lotte. Lantai tersebut memang sudah diblok oleh Kedutaan Besar Indonesia di Korea Selatan untuk keperluan utusan khusus Presiden Yudhoyono selama di Seoul.
Selain menyampaikan surat resmi dari Presiden Yudhoyono, Hatta dan delegasi diminta mempromosikan peningkatan hubungan ekonomi kedua negara. Salah satu agendanya adalah memaparkan program pengembangan Enam Koridor Ekonomi Indonesia kepada Korea Selatan. Indonesia yakin akan memperoleh alirah investasi baru dari Korea Selatan sekitar 22 miliar dollar AS.
Yonhap melaporkan bahwa investigator dari kepolisian setempat mulai menggali kemungkinan terjadi perampokan yang jarang terjadi itu setelah delegasi Indonesia melaporkan gerak-gerik tiga tersangka. Ketiga tersangka ketahuan menggunakan USB memory stick untuk mengopi data komputer dari salah satu komputer jinjing milik anggota delegasi Indonesia.
Pencurian di Korsel Skandal Memalukan
Minggu, 20 Februari 2011 | 20:40 WIB
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Perkenomian Choi Joong Kyung (duduk di sebelah kiri meja) dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa duduk bersama dalam acara Korea-Indonesia Business Forum, Akselerasi dan Ekspansi Pengembangan Ekonomi Indonesia di Seoul, Korea Selatan, Kamis (17/2/2011). Korea Selatan menegaskan bahwa sudah ada investasi senilai 12 miliar dollar AS yang sudah masuk dalam kerangka investasi ke Indonesia. Indonesia sendiri memperhitungkan, potensi investasi Korea Selatan ke Indonesia akan mencapai 22 miliar dollar AS.
Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PDI-P TB Hasanuddin menilai insiden pencurian data laptop delegasi Indonesia di Korea Selatan sebagai skandal yang memalukan bagi Indonesia di dunia internasional. Data rahasia, apalagi terkait kerja sama militer dengan negara lain, seharusnya ditangani dan dilindungi secara ekstra hati-hati, apalagi ketika sedang berada di luar negeri.
"Saya yakin data yang dicuri bukan hanya terkait rencana pembelian T-50, melainkan lebih penting lagi, data soal rencana kerja sama rancang bangun purwarupa jet tempur Korean Fighter Experiment, yang akan berlangsung dua tahun ke depan. Targetnya, jet tempur itu sudah diproduksi mulai tahun 2020," tutur Hasanuddin.
Dia mengaku, persoalan kerja sama itu sudah pernah ditanyakan dalam rapat kerja komisinya dengan Kementerian Pertahanan, tiga pekan lalu, terutama lantaran pemerintah tidak pernah berkonsultasi dan meminta persetujuan DPR.
Jawaban pemerintah ketika itu, tambah Hasanuddin, kerja sama masih berada di tingkat teknis dan dilakukan antara PT Dirgantara Indonesia dan produsen Korsel saja sehingga tidak membutuhkan persetujuan DPR.
"Padahal, kerja sama seperti itu saja sudah berpotensi masalah karena artinya kita, kan, bekerja sama dengan sebuah negara yang sedang ada masalah dengan negara lain (konflik Korsel-Korut). Mau dikemanakan itu prinsip 'Zero Enemy Thousand Friends'?" tutur Hasanuddin.
Seperti diberitakan, media lokal di Korsel melaporkan tiga orang diduga mencuri data rahasia militer Indonesia dari sebuah laptop anggota delegasi utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Korsel beberapa hari yang lalu. Mereka diketahui menyalin data-data file menggunakan USB memory stick.
Insiden di Korsel
Hatta Malah Tak Tahu Ada Pencurian Data
Minggu, 20 Februari 2011 | 20:51 WIB
Pemerintah Indonesia yang dipimpin Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memimpin pertemuan dengan pimpinan Samsung, Jong-wan Lim di Seoul, Korea Selatan, Rabu (16/2/2011).
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa membantah telah terjadi pencurian data militer selama dirinya memimpin delegasi Indonesia di Seoul, Korea Selatan pada 15-17 Februari 2011. Selama di Seoul, Hatta menegaskan, sebagai Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ketua delegasi, dirinya tidak sekali pun mendapatkan laporan tentang pencurian data dari salah satu kamar anggota delegasinya.
"Saya sama sekali tidak menerima laporan tentang pencurian itu. Saya juga sudah bertanya kepada Pak Purnomo (Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro), dan beliau menegaskan tidak ada pencurian itu. Hubungan Indonesia-Korea Selatan sangat baik," tegas Hatta saat dihubungi di Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Menurut Hatta, selama kunjungan tiga harinya di Seoul dan menginap di Hotel Lotte, dirinya tidak melihat ada kejanggalan pada pengamanan di sana. Seluruh acara yang sudah dirancang berlangsung sesuai jadwal.
"Jadi aneh kalau diberitakan ada pencurian seperti itu, apalagi data militer. Semua pihak saya harap berhati-hati menanggapi berita seperti ini, sebab hubungan Korea Selatan dan Indonesia sedang sangat baik-baiknya," ungkapnya.
Sebelumnya, Kantor Berita Yonhap, Korea Selatan memberitakan, Hotel Lotte tempat Hatta dan anggota delegasinya menginap sempat kebobolan pencuri. Masalahnya menjadi besar karena diduga barang yang dicuri merupakan data-data super rahasia mengenai informasi kemiliteran milik Indonesia.
Mengutip keterangan resmi dari Seoul's Namdaemun Police Station, yang ditemui Yonhap Sabtu lalu, data yang dicuri merupakan file komputer berisi informasi rahasia Indonesia. Pelakunya diduga dua orang pria dan satu wanita berwajah khas Asia. Namun, polisi setempat tidak dapat memastikan dengan jelas wajah ketiganya karena jarak kamera pengintip di Hotel Lotte, tempat delegasi Indonesia menginap terlalu jauh, sehingga gambarnya buram.
Kepolisian setempat juga menyebutkan bahwa tempat kejadian adalah salah satu kamar yang diinapi delegasi Indonesia di lantai 19 Hotel Lotte. Tidak ada pernyataan tegas tentang hari dan waktu pencurian itu terjadi. Namun, Yonhap hanya menyatakan bahwa pencurian berlangsung sekitar Rabu (16/2/2011), pada saat rombongan yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menemui Presiden Korea Selatan, Lee Myun Bak.
Yonhap menegaskan bahwa penyebab peristiwa pencurian itu antara lain tidak ada penjagaan ketat dari aparat keamanan (tentara maupun polisi) untuk melindungi 50 anggota delegasi Indonesia di Hotel Lotte. Adapun aparat pengamanan dari Indonesia sendiri tengah terkonsentrasi pada acara pertemuan Hatta dan Myun Bak. Saat itulah diduga terjadi pencurian itu.
Pelaku Diduga Mata-mata Internasional
Minggu, 20 Februari 2011 | 22:07 WIB
Pemerintah Indonesia yang dipimpin Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memimpin pertemuan dengan pimpinan Samsung, Jong-wan Lim di Seoul, Korea Selatan, Rabu (16/2/2011).
Insiden pencurian data dari laptop milik salah satu anggota delegasi utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Korea Selatan menjadi pembicaraan media lokal di sana. Hal tersebut karena yang dicuri diperkirakan data-data militer Indonesia.
Menurut laporan Korea Times, Jumat (18/2/2011), pelaku diduga terdiri atas tiga orang, masing-masing dua laki-laki dan seorang perempuan. Mereka memaksa masuk ke dalam salah satu kamar VVIP anggota delegasi Indonesia dan menyalin data-data dari laptop tertentu dengan USB memory stick.
Masih dalam laporan tersebut, yang mengutip sumber dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan serta petugas kepolisian setempat, data-data yang disalin termasuk rahasia militer; antara lain rencana pembelian pesawat T-50 buatan Korea Selatan. Atas laporan tersebut, polisi menduga pencurinya bagian dari jaringan mata-mata internasional.
Kabar adanya pencurian data tersebut dibenarkan Kementrian Luar Negeri. Namun, pemerintah membantah adanya data rahasia militer yang dicuri. Juru Bicara Kemlu Michael Tane mengatakan, laptop yang dicuri milik pejabat eselon III, tetapi bukan dari Kementerian Pertahanan. Laptop tersebut telah kembali dan laporan atas kasus tersebut tidak dilanjutkan. Sampai saat ini tidak ada keberatan apa pun yang dilayangkan Pemerintah Indonesia.
Kementerian Pertahanan membantah adanya data rahasia militer Indonesia yang dicuri dalam insiden tersebut. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigadir Jenderal I Wayan Midhio, Minggu (20/2/2011), laptop yang sempat dicuri adalah milik tim ekonomi. Wayan menambahkan, dalam kunjungan tersebut kemungkinan juga dibicarakan tentang pembelian pesawat T-50, tetapi tidak ada data militer yang dibawa. Rencana pembelian pesawat T-50 baru dalam tahap pembicaraan di Indonesia.
Rombongan delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung ke Korea Selatan selama tiga hari, 15-17 Februari 2011. Kunjungan ini dalam rangka mempererat hubungan perekonomian kedua negara. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgoantoro termasuk salah satu menteri yang turut mendampingi.
Saat Kecurian, Kamar Hotel Tak Dijaga
Minggu, 20 Februari 2011 | 22:35 WIB
Pemerintah Indonesia yang dipimpin Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memimpin pertemuan dengan pimpinan Samsung, Jong-wan Lim di Seoul, Korea Selatan, Rabu (16/2/2011).
Tiga tersangka pelaku pencurian data-data di laptop milik delegasi Pemerintah Indonesia saat berkunjung ke Korea Selatan bebas melakukan aksinya karena lokasi kejadian tidak dijaga aparat keamanan sama sekali. Seperti diwartakan media lokal Korsel, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap mengutip polisi setempat, insiden terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balaikota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap.
Tiga orang pelaku, dideskripsikan dua pria dan seorang wanita berwajah Asia, membobol masuk kamar VIP tempat korban menginap di lantai 19. Menurut salah seorang penyidik dari Kantor Polisi Namdaeum, saat kejadian, Rabu (16/2/2011) sore, para petugas pengamanan internal rombongan tidak ada yang berjaga di hotel karena mendampingi rombongan dalam kunjungan.
Kepolisian mengaku mendapat laporan dari anggota delegasi Indonesia yang menyebut ketiga pelaku diketahui menyalin data dari laptop korban dan menyimpannya di USB lalu kabur. Polisi juga mengaku yakin pelaku memang memilih korbannya dan memang mengincar hal spesifik, seperti data rahasia kerja sama militer Indonesia-Korsel.
Polisi setempat telah mengamankan rekaman CCTV yang memperlihatkan tiga orang tersangka. Namun, wajah pelaku sulit dikenali karena sangat jauh dari kamera yang merekam. pelaku diduga dengan sengaja mengincar kamar hotel delegasi Indonesia mengingat lokasinya di lantai 19.
Rombongan yang kembali ke Tanah Air, Kamis lalu, diketahui menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-bak, membahas perluasan kerja sama ekonomi dan militer, termasuk rencana Korsel menjual pesawat jet tempur latih T-50 Golden Eagle. Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain, yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.
Kemhan Bantah Ada Data Militer Dicuri
Minggu, 20 Februari 2011 | 21:29 WIB
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Perkenomian Choi Joong Kyung (duduk di sebelah kiri meja) dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa duduk bersama dalam acara Korea-Indonesia Business Forum, Akselerasi dan Ekspansi Pengembangan Ekonomi Indonesia di Seoul, Korea Selatan, Kamis (17/2/2011). Korea Selatan menegaskan bahwa sudah ada investasi senilai 12 miliar dollar AS yang sudah masuk dalam kerangka investasi ke Indonesia. Indonesia sendiri memperhitungkan, potensi investasi Korea Selatan ke Indonesia akan mencapai 22 miliar dollar AS.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) membantah kabar yang menyebutkan data militer Indonesia telah dicuri saat Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan kunjungan kerja ke Seoul.
"Tidak ada data militer yang dicuri. Laptop yang hilang itu milik tim ekonomi, bukan tim delegasi Kemhan," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen I Wayan Midhio, saat dihubungi, Minggu (20/2/2011) malam.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari delegasi tim ekonomi yang berada di Seoul, laptop yang sempat hilang tersebut telah dikembalikan karena laptopnya tertukar dengan tim delegasi negara lain. "Tim delegasi dari negara lain salah kamar dan mengambil laptop tersebut. Tetapi, laptop itu telah dikembalikan," katanya.
Menurut dia, dalam kunjungan kerja itu Menhan Purnomo Yusgiantoro hanya mendampingi Menko Perekonomian Hatta Radjasa, yang membicarakan soal kerja sama perdagangan dengan Korea Selatan. Wayan menambahkan, dalam kunjungan tersebut kemungkinan juga dibicarakan tentang pembelian pesawat T-50.
"Namun, tidak ada data militer kita yang dibawa. Rencana pembelian pesawat T-50 baru dalam tahap pembicaraan saja di Indonesia," katanya.
Sebelumnya media lokal di Korea Selatan memberitakan bahwa salah satu anggota delegasi utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Radjasa ke Korea Selatan, menjadi korban pencurian. Data rahasia militer delegasi Indonesia diduga dicuri di kamar VIP hotel tempat mereka menginap oleh tiga orang pelaku. Pihak Kementrian Luar Negeri mengakui ada anggota delegasi yang melapor insiden pencurian tersebut, namun tidak meneruskan kasusnya setelah laptopnya kembali.
Laptop yang Dicuri Milik Staf Menperin
Minggu, 20 Februari 2011 | 22:44 WIB
Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Misteri dugaan pencurian di salah satu kamar delegasi Indonesia di lantai 19 Hotel Lotte, Seoul, Korea Selatan mulai terkuak. Kamar yang diduga telah dimasuki pencuri itu ternyata diinapi salah seorang staf Menteri Perindustrian MS Hidayat.
"Staf Pak Hidayat itu merasa bahwa kamarnya ada yang memasuki, sehingga kemudian dia melapor kepada petugas pengamanan hotel. Lalu, mereka memeriksa melalui kamera CCTV, dan memang ada orang yang masuk. Namun, kemudian diketahui bahwa ketiga orang tersebut salah kamar," ungkap Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Menurut Hatta, keterangan tersebut dia peroleh langsung dari Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Nicolas T Dammen yang dihubungi melalui telpon malam ini. Setelah kondisi kamar dinilai aman, staf Menteri Perindustrian itu tidak melanjutkan laporan pencuriannya itu.
"Saya juga kaget, kok selama saya di Korea kemarin (15-17 Februari 2011) tidak ada berita tentang pencurian ini. Sekarang semuanya sudah jelas," katanya.
Diberitakan sebelumnya, laptop salah satu anggota delegasi Indonesia sempat dicuri dan disalin datanya. Media lokal di Korea Selatan, Korea Times dan Kantor Berita Yonhap melaporkan bahwa data dalam laptop salah satu anggota delegasi Indonesia dicuri tiga orang tersangka. pelaku menyalin data yang diduga data-data informasi rahasia militer terkait rencana pembelian pesawat tempur Korea Selatan oleh militer Indonesia menggunakan USB memory stick. Polisi menduga pelaku bagian dari jaringan mata-mata internasional dan sengaja mengincar delegasi tersebut mengingat lokasi kamar di lantai 19 hotel tempat menginap.
Hatta: Kalaupun Dicuri, Bukan Rahasia
Minggu, 20 Februari 2011 | 22:58 WIB
Menteri Ilmu Pengetahuan dan Perkenomian Choi Joong Kyung (duduk di sebelah kiri meja) dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa duduk bersama dalam acara Korea-Indonesia Business Forum, Akselerasi dan Ekspansi Pengembangan Ekonomi Indonesia di Seoul, Korea Selatan, Kamis (17/2/2011).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan bahwa tidak ada data rahasia militer yang dicuri selama kunjungan kerjanya memimpin utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 15-17 Februari 2011 lalu. Ia mengakui ada insiden masuknya beberapa orang asing ke dalam kamar delegasi Indonesia, namun bukan kasus pencurian.
Hatta mengatakan, mengenai isu pencurian data sensitif yang dimiliki Indonesia pun sudah jelas. Andaikan ada pencurian data dari laptop salah satu anggota delegasi, data yang dicuri bukanlah data sensitif, seperti informasi militer.
"Data yang ada dalam laptop itu hanya terdiri atas data paparan Menteri Perindustrian, bukan data militer. Data yang ada hanya data hubungan bilateral yang sudah dibagi-bagikan pada kedua belah pihak," tutur Hatta saat dihubungi Minggu (20/2/2011). Hatta mengatakan kamar yang dimasuki orang asing itu diketahui ditempati salah satu staf Menteri Perindustrian MS Hidayat setelah mendapat laporan langsung dari Duta Besar Indonesia untuk Korsel Nicolas T Dammen tadi malam.
Ia mengatakan, staf tersebut merasa kamarnya dimasuki orang lain kemudian melaporkan kepada pihak keamanan hotel. Setelah diperiksa, kamera CCTV memperlihatkan tiga orang masuk ke kamar tersebut. Namun, menurutnya belakangan dipastikan bahwa ketiga orang tersebut salah kamar dan laporan tersebut telah dicabut.
Sebelumnya, Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap News Agency mengutip keterangan dari kepolisian setempat yang menyatakan bahwa telah terjadi pencurian data dari laptop salah satu delegasi Indonesia. Data tersebut diduga terdiri atas informasi sangat rahasia, karena menyangkut data militer.
Langganan:
Postingan (Atom)