Laman

Senin, 07 Maret 2011

BERITA USANG TAPI MASIH ENAK UNTUK DI BACA

BERITA KERINCI
Wartawan Kerinci demo Bupati Laporan: Misterikerinci



Koorlap Asra Haliman,SH dan Martono.Spd meminta agar

kasus pelecehan wartawan di kerinci untuk dapat diusut secara tuntas

" Kita Minta kasus pelecehan terhadap profesi wartawan untuk dapat diusut tuntas.Tidak hanya kerinci.Karena profesi mulya yang melakukan sosial kontrol ini,jangan dilecehkan" Ujarnya



Aksi demo damai wartawan elektronik dan media cetak liputan Kerinci, Kamis,19 Maret 2009.
Kegiatan demo mereka gelar dari jam 8.30 hingga berakhir pada jam 11.30 siang ini telah mendapat izin dari Kapolres Kerinci.

Setelah mereka mengelar orasi di Lapangan pemda Kerinci dilanjutkan ke DPRD Kerinci dengan mengendarai kendaraan bermotor.
Demo mereka gelar akibat pernyataan Bupati terpilih kerinci,Murasman di hadapan wisudawan STAIN Kerinci selasa 10 maret 2009,yang melecehkan profesi kewartawanan.

"Jangan sampai wisudawan kalau banyak uang mau jadi tukang ojek.Kalau tidak ada uang jadi wartawan.Profesi kita bukan ke situ"Ujar Murasman.cerita demo ini terus bergulir termasuk tukang ojek yang ikut tersinggung dengan pernyataan Bupati Kerinci Murasman.

Wakil Bupati Kerinci.M.Rahman konfirmasi Misterikerinci,Jumat,20 Maret 2009 melalui ponselnya menolak memberi komentar" Saya jangan berkomentar lah" Ujarnya.Menurut keterangan yang berkembang aksi akan terus digelar sebelum ada pernyataaan resmi dari Bupati kerinci.

MESUM PELAJAR DI HOTEL



1300 Personil Polisi Amankan Malam Tahun Baru 2009
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0mm 0mm 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }div.Section1 { page: Section1; }

Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jambi menyiapkan 1300 personil mengamankan malam pengantian tahun, cara penampilan tersebut tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali penampilan jajaran Polda bersifat humanisme bersama dengan masyarakat yang akan menyambut datangnya tahun baru, penampilan dengan mengunakan topi seperti ulang tahun anak-anak dan trompet. Kapolda Jambi Brigjen Pol Drs Budi Gunawan SH Msi, melakukan gelar pasukan pengamanan tahun baru tadi sore di Markas Poltabes Jambi, 1300 personil tersebut akan disebarkan di Kota Jambi dan Tujuh (7) Poskotik seperti di MTQ, Tanggo Rajo, Taman Remaja, Kantor Gubernur, Gubernuran & WTC Batanghari Jambi (ronugno).









Puluhan Pasang Remaja Lagi Mesum Kena Razia



KOTA JAMBI

– Dipenghujung tahun 2008, puluhan remaja yang tengah berbuat bermadu kasih/ mesum di hotel-hotel kelas melati diangkut oleh Petugas Gabungan.

Razia penyakit masyarakat langsung dipimpin oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial (PMKS), dan didukung Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jambi, Binamitra Poltabes Jambi, Dandim 0415/Batanghari, Den Pom Jambi, Kejaksaan Negeri (Kajari), Pengadilan Negeri (PN), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Jambi dimulai sekitar pukul 22.30 WIB (30/12).

Bagi puluhan pasang remaja sedang bermadu kasih di kamar-kamar hotel yang tidak dapat menunjukan Surat Nikah, maka satu persatu digiring menaiki mobil truk Satpol PP Kota Jambi, selanjutnya diangkut ke kantor Dinas Pemberdayaan dan Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kota Jambi, yang terletak di Jalan Jendral Sudirman The Hok Jambi untuk pemeriksaan. Diantara yang kena razia, terdapat Anak Baru Gede (ABG) yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Jambi.



Razia yang digelar hingga pukul 04.30 WIB itu dilakukan di dua wilayah. Wilayah pertama di kawasan Kecamatan Pasar dan sekitarnya dan wilayah kedua di kawasan Kecamatan Telanaipura dan sekitarnya.

Kelompok satu wilayah Pasar dan Jambi Timur, menelusuri mulai dari hotel Safera (2 pasang), hotel Tepian Angso, hotel Jambi Prima, hotel Mayang Sari I, hotel Anggrek, hotel Jambi Raya, hotel Dahlia, hotel 99, hotel Mandamin (dapat 3 pasang), terus kelompok dua, adalah hotel Orien, hotel Darnis, hotel Sofia, hotel Harisman serta hotel-hotel yang berada dikawasan Telanaipura dan Kotabaru.

Di antara pasangan yang usai melakukan hubungan layak suami istri di hotel Mandamin kawasan The Hok mengajak berunding dengan petugas untuk berdamai di kamar hotel, namun tawaran tersebut langsung ditolak petugas dan dihotel tersebut juga terdapat Pekerja Seks Komersial (PSK) yang sedang menunggu lelaki hidung belang.

Razia penyakit masyarakat disejumlah hotel-hotel tidak sepenuhnya berjalan mulus, karena begitu tiba di Hotel Mexicana dengan sengaja mengunci pintu pagar dan mematikan semua lampu yang ada di hotel tersebut, karena tidak bisa masuk akhirnya petugas mengurungkan niat mereka dan berencana akan memanggil pihak hotel untuk dipertanyakan kejadian itu.
Mestipun berhasil menjaring puluhan pasang remaja yang sedang bermadu kasih, namun razia pekat ini diduga telah bocor, seperti salah satu hotel dengan sengaja mengunci pintu pagar (ronucno).

PELAJAR SEDANG MESUM KENA RAZIA




Siapa Yang Bertanggung Jawab.?



KOTA JAMBI
Kota yang indah adalah kota yang tertata dengan rapi dan bersih, keindahan sebuah kota tidak lepas dari tanggung jawab Pemerintah setempat dalam menatanya, demikian juga dengan hal kebersiha, karena kebersihan merupakan pangkal dari kesehatan. Kota Jambi yang pernah mendapatkan julukan kota bersih aman damai dan tertib (Kota Beradat) kini semuanya telah sirna, terbukti dimana-mana terlihat tumpukan sampah yang sampai kebadan, sampah tersebut lebih dari sepekan tidak diangkut atau dibuang ke Tempat Pembuangan Akhri (TPA). tanggung jawab dari Dinas Kebersihan
Seperti didaerah pasar yang merupakan jantung Kota Jambi, sampah dibiarkan menumpuk hingga ke jalan-jalan, antara lain di Jalan Gatot Subroto, Veteran, Dr. Wahidin, R. Supratman/ Gang Siku, Mr. M. Roem, Dr. Sam Ratulangi, Raden Mattaher, Sultan Thaha.
Ujar Kadir yang sehari-hari sebagai pedagang kasur di Jalan Mr. M. Roem (30/12), bahwa sampah yang dekat tempat usahanya lebih dari sepekan tidak diangkut, selanjutnya menurut Kadir jika begini terus sampai kapan akan mendapatkan Adipura yang didambakan Walikota baru “sampai kapan akan mendapatkan Adipura yang didambakan Walikota baru”. Tambah Kadir disini ada beberapa pedagang warung nasi ampera, jika sampah tersebut yang menimbulkan bau aroma tidak sedap, siapa lagi yang mau makan disini, jangan-jangan malahan mendapatkan penyakit juga menggung lalu lintas. Lantas siapakah yang bertanggung jawab masalah tersebutm, Dinas Kebersihan Kota Jambi atau USB sebagai kontraktor yang telah diputuskan hubungan kerja??? (Rom).











TIDAK ADA MESJID TERPAKSA DIRIKAN GEREJA
KOTA JAMBI Minggu pagi bertempat di Gereja Santa Theresia yang terletak di Jalan Raden Mattaher, Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur sejak pukul 07.00 WIB telah ramai dikunjungi anak-anak untuk mengikuti Misa Natal, Terlihat sungguh ceria diwajah anak-anak bahkan mereka menampilkan pakaian adat Daerah.

Misa Natal dipimpin oleh Pastur Petrus Subowo SCJ, agar anak-anak dapat berbuat kebaikan, baik dilingkungan keluarga maupun terhadap sesama teman-teman.

Pada setiap perayaan Natal, sekitar 20 umat mengenakan baju adat dari berbagai daerah memberikan persembahan berbagai macam hasil bumi ke gereja. Pemberian persembahan ini menjadi simbol atas bentuk kasih dan saling menolong terhadap sesama umat manusia diatas muka bumi.

Menurut penuturan Ir Veronica Dianawaty yang aktif di Gereja, Jika kita melihat suasana Misa Kudus anak-anak tahun ini sangat ramai, bahkan masih banyak anak yang berada diluar gereja lantaran tidak kebagian tempat didalam gereja yang penuh sesak oleh umat, bawah pihak panitia terpaksa menyediakan kursi cadangan didepan dan samping kanan-kiri gereja untuk menampung brudaknya umat Khatolik.< Kami sangat membutuhkan gereja baru agar bisa menampung umat Khatolik, kami juga sangat mengharapkan bantuan Pemerintah Kota Jambi dengan memberikan ijin untuk membangun gereja baru (Rom). Menyambut Puncak Hari Ibu

KOTA JAMBI
Kamis kemarin ribuan kaum hawa membanjir aula Sekolahan Sariputera Jambi untuk merayakan Malam Puncak Perayaan Hari Ibu atau Mother Day (25/12).

Acara tersebut merupakan puncak dari kegiatan perlombaan yang dilaksanakan oleh Generasi Bhuddhis Sakyakirti Jambi (GBSJ) dalam merayakan Hari Ibu (Mother Day) beberapa waktu lalu. GBSJ adalah Generasi Muda yang di bawah bimbingan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Provinsi Jambi.

Puncak acara Hari Ibu diawali dengan pembacaan puisi dari para pemenang hasil karya tulis, terus acara anak sujut kepada orangtua, tari-tarian anak Sekolah Dasar Sariputera, pemotongan kue untuk mama dan penyerahan hadiah kepada para pemenang perlombaan.

Suasana haru menyelimuti kaum hawa saat menyaksikan anak-anak yang tengah sujut kepada ibu mereka, sambil memohon maaf kepada ibu mereka, ternyata dalam acara tersebut banyak kaum hawa sempat meneteskan air mata, tidak saja dari ibu-ibu yang disujut oleh anaknya, melainkan yang hadir dalam acara tersebut.

Selain itu pada malam perayaan pucak Hari Ibu (Mother Day) dihadiri Bhikhu
Badra Mitha
dan Bhikkhuni
Girisanty , Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Provinsi Jambi, Romo Balamitta juga turut serta dari Ketua Wanita Buddhis Indonesia (WBI) Jambi, Nyonya Catherina Soetioso/ Mui Sum< , Ketua Generasi muda Buddhis Sakyakirti Jambi (GBSJ), Saddhanugraha Hery, SE , Ketua Panitia Hari Ibu,

video

21 Napi Dapatkan Remisi Natal



KOTA JAMBI
Sebagai mana biasanya setiap hari besar Narapidana (Warga binaan/napi) di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Klas IIA Jambi selalu mendapatkan Remisi. Narapidana yang mendapatkan remisi dalam satu tahun dua kali, yaitu hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus dan perayaan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, Imlek, Waisak dan Hari Raya Nyepi.

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1955 tentang Pemasyarakatan.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. or : 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. or : 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 174 Tahun 1999 tentang Remisi.

5. Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor M.09 HN.02.10 Tahun 1999 tentang Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 174 Tahun 1999 tentang Remisi.

6. Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.01.HN.02.01 Tahun 2001 tentang Remisi Khusus yang tertunda dan Remisi Khusus Bersyarat serta Remisi Tambahan.

7. Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Repbulik Indonesia Nomor E.PS.01.04-04 tanggal 12 Januari 2000 tentang Penjelasan Keputusan Presiden Republik Indonesia No : 174 tahun 1999 tentang Remisi

8. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan No : 1.UM.01.10 – 72 tanggal 17 Juli 2001 tentang Penjelasan Remisi Khusus yang tertunda dan remisi Khusus Bersyarat serta Remisi Tambahan.

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 28 Tahun 2006 tanggal 28 Juli 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor : 32 tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

10. Peraturan Menteri Hukum Dan HAM RI Nomor : M.01-HN.02.01 Tahun 2006 tanggal 22 Mei 2006.


Diantara yang mendapatkan Remisi adalah :

1. Antonius Sape (1 bulan 15 hari) 2. Irwan Altur Tambunan (1 bulan ) 3. Maruli Tua Sirait Alu Sasis (1 bulan) 4. Efwal Thomson Purba Ais Edo (1 bulan) 5. Deson Simanjuntak (1 bulan) 6. Sabda Herdo Simbolon ( 1 bulan) 7. Roy Nainggolan ( 1 bulan) 8. Robert Pransisco (15 hari) 9. Barita Jamal Parnainggolan (1 bulan) 10. Hendrik PS (15 hari) 11. Budiman Siahaan (1 bulan) 12. Desty Grace (1 bulan) 13. Bintoro Silitonga ( 15 hari)

RK II :

1. Lisdon Robin Hot Nainggolan (15 hari) 2. Sanggam Apriadi (15 hari)

1. Mariang Damanik (1 bulan) 2. Posman Manurung ( 1 bulan) 3. Hensen Gho Ajing (15 hari)

Nama yang tersebut diatas mendapatkan pengurangan hukuman atau remisi pada napi yang merayakannya sebagai mana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 1955 tentang pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. or : 32 tahun 1999 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 174 Tahun 1999 tentang Remisi.

Sedangkan bagi, Lisdon Robin Hot Nainggolan dan Sanggam Apriadi pada hari tersebut dinyatakan bebas setelah dipotong masa tahanan (remisi).

Tampak diwajah narapidana yang menerima remisi dari Kalapas Jambi dan penyerahan remisi juga diiringi lagu-lagu natal yang dikumandangkan oleh Sudiro dan kawan-kawan, seusai acara penyerahan remisi dilanjutkan dengan Misa Natal.

Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Jambi, ST. Bowo Nariwono, bahwa yang mendapatkan Remisi bagi Umat Kristiani sebanyak 21 orang, 2 orang diantaranya pada hari tersebut dinyatakan bebas, setelah dipotong sisa tahanan (Rom).




KOTA JAMBI
Puluhan anak baru gede (ABG) mengisi liburan Natal bersama dengan pasangan yang bukan suami istri yang sedang berduaan di hotel melati dalam wilayah Kota Jambi.

Kehadiran team gabungan bagaikan petir dimalam hari bagi ABG yang sedang bermadu kasih dengan si jantung hati, lantaran para ABG tidak menduga bahwa pada malam Natal bakal ada razia.

Puluhan pasang laki-laki dan wanita serta beberapa wanita yang tidak memiliki identitas terjaring dalam razia penyakit masyarakat (pekat) yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial (PMKS), Rabu malam (25/12). Razia bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jambi, Binamitra Poltabes Jambi, Dandim 0415/Batanghari, Den Pom Jambi, Kejaksaan Negeri (Kajari), Pengadilan Negeri (PN), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Jambi dimulai sekitar pukul 22.30 WIB.

Diantaranya tiga belas (13) pasangan yang tidak memiliki Surat Nikah sedang berduaan di kamar-kamar hotel, bahkan ada yang sedang bermadu layaknya pasangan suami istri ( pasuri,) semua diangkut ke kantor Dinas Pemberdayaan dan Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kota jambi, yang terletak di jalan jendral Sudirman The Hok Jambi untuk pemeriksaan sedangkan 2 wanita yang tidak memiliki identitas juga dinaikan ke truk Satpol PP.

Pria dan wanita tersebut, dijaring karena tidak dapat menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) atau identitas lainnya saat diminta oleh petugas. Razia yang digelar hingga pukul 04.30 WIB itu dilakukan di dua wilayah. Wilayah pertama di kawasan Kecamatan Pasar dan sekitarnya dan wilayah kedua di kawasan Kecamatan Telanaipura dan sekitarnya. Mereka yang terjaring antara lain dari Bajubang, Sarolangun, Kuala Tungkal dan Muaro Bungo.

Team satu wilayah Pasar dan Jambi Timur, menelusuri mulai dari hotel Anda, hotel Marina, hotel Tepian Angso, hotel Jambi Prima, hotel Mayang Sari I, hotel Anggrek, hotel Jambi Raya, hotel Dahlia, hotel 99, hotel Surya, hotel Orien, hotel Darnis, hotel Sofia serta hotel-hotel yang berada dikawasan Telanaipura dan Kotabaru.

Di antara mereka terdapat seorang wanita yang berjilbab di Hotel Mayang Sari II kawasan The Hok Jambi yang sempat dibawa ke Rumah Sakit akibat terkejut (shok) waktu diperiksa team gabungan di hotel. Pada malam tersebut juga wanita tersebut dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan selain itu juga terdapat satu pasang pelajar kelas II SMA di Sarolangun.

Menurut kata, Kepala Dinas PMKS Kota Jambi Joko Imam Santoso yang memimpin langsung razia tersebut mengatakan, razia dilakukan dengan tujuan menertibkan warga pendatang dari luar Kota Jambi. Para pendatang, katanya, harus memiliki identitas diri. Pria dan wanita yang dijaring akan didata dan dibina oleh petugas.

Pada malam tersebut mereka yang terjaring diwajibkan membuat surat pernyataan untuk tidak akan mengulangi perbuatan mereka, dengan sanksi apabila tertangkap lagi akan dimasukan kepanti sosial untuk dibina selama satu tahun. (Rom).


 GEREJA DAN KELENTENG LEBIH SEMARAK
KOTA – JAMBI
Tahun ini merupakan tahun yang luar biasa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena tahun ini Umat Kristiani yang merayakan Hari Natal luar biasa ramainya, sehingga membuat panitia perayaan natal kewalahan.

Dari pantauan di Gereja Santa Theresia Jambi yang terletak di Jalan Raden Mattaher Jambi sejak pukul 17.00 WIB (24/12), Umat Khatolik telah berdatangan untuk bisa mengikuti Misa Natal, perayaan Natal tahun ini luar biasa bludak sehingga membuat sebagian besar umat Khatolik harus menempati ruang Paroki dan sisi kanan kiri bahkan samping pagar gereja, namun mereka bisa mengikuti Misa Natal melalui layar Televisi yang disediakan panitia disetiap sudut.

Thema yang diusung Natal tahun ini adalah “
Hidup Dalam Perdamaian Dengan Semua Orang< “ yang mana sebagai umat kita mesti bisa hidup berdampingan dengan damai. Menurut panitia Natal, bahwa untuk tahun ini panitia menyediakan empat ribu kursi plastik sebagai cadangan ternyata semua kursi terpakai, belum lagi kursi yang ada didalam gereja, umat yang hadir dalam Natal tahun ini diperkirakan hampir tujuh ribu orang. Selain di Gereja tertua di Kota Jambi yang dibanjiri Umat Khatolik dan gereja-gereja lain juga dibanjiri jemaat yang mengikuti Misa Natal . Umat Khonghucu Mulai Menikah di Klenteng < JAMBI Kebebasan beragama bagi umat Khonghucu dalam menjalankan ibadahnya nampaknya tidak terkendala lagi. Setelah masalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka yang saat ini sudah boleh mencantumkan agama Konghucu, saat ini pernikahan mereka di Klenteng pun telah diakui. Makanya saat ini umat Khonghucu sudah mulai melakukan pernikahan di Klenteng dan ini dapat dilihat saat pemberkatan pernikahan Fandy denga Enrica dilakukan MAKIN Klenteng Say Che Tien Lorong KONI IV, Kelurahan Talang Jauh, Kecamatan Jalutung, Kota Jambi. belum ada yang menikah di Klenteng. Sebelumnya itu lebih dikarenakan masih belum banyak tahunya umat Konghucu akan aturan tersebut. Padahal di beberapa daerah di Indonesia , aturan tersebut sudah berlaku dan mereka sudah bisa melaksanakannya di Klenteng. "Sampai saat ini sudah ada enam pasang penganten yang menikah di MAKIN Klenteng Say Che Tien Jambi dan ini memang suatu hal yang menggembirakan bagi umat Khonghucu. Kalau ada umat yang ingin menikah di sini, kami sangat senang karena selama ini memang tidak ada pernikahan umat Khonghucu di Klenteng," sebut Johan salah seorang pengurus Klentang Say Che Tien Jambi, kemarin. Dikatakan Johan bahwa pihaknya sudah mendapat mandat dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Pusat untuk dapat menyelenggarakan pemberkatan pernikahan. Saat ini di Klenteng Say Che Tien Jambi sudah memiliki rohaniawan umat Khonghucu, The Lien Teng. Pernikahan yang dilakukan pun dilaksanakan sesuai dengan ajaran agama Khonghucu. "Pembentukan Majelis Agama Koungucu Indonesia (MAKIN) Jambi sudah dilakukan 4 September 2007 lalu oleh MATAKIN Pusat. Setelah itu kita adakan pelatihan dan saat itu sudah ada rohaniawan di MAKIN Klenteng Say Che Tien Jambi melayani pemberkatan pernikahkan umat Khoghucu. Jadi selama setahun ini kita sudah menikahkan enam pasang mempelai, " jelas pria yang memang aktif di setiap kegiatan Klenteng ini. Pada kesempatan itu juga Johan juga mengakui bahwa pihaknya juga terus berusaha untuk menyosialisasikan keberadaan MAKIN Klenteng Say Che Tien Jambi. Hal tersebut dikarenakan selama ini umat Khonghucu Jambi banyak yang tidak mengetahui tempat pernikahan di Klenteng, makanya ke depan pihaknya terus berusaha untuk menyosialisasikan masalah pernikahan umat Khonghucu. "Jadi di sini kami menerima siapa saja yang ingin menikah disini. Sebab, memang saat ini sudah memiliki rohaniawan yang bisa menikahkan orang. Tapi hanya menikahkan saja, sedangkan resepsinya tergantung yang mempelai," akunya. Johan juga mengakui pihaknya masih terus melengkapi semua peralatan untuk melangsungkan pernikahan. Termasuk pakaian adat pernikahan. Sehari sebelum pernikahan, kedua pengantin juga mendapat nasehat pernikahan dari rohaniawan. "Soal pakaian adat, rohaniawan dan pasangan pengantin sedang diurus, mudah-mudahan kekurangan seperti ini akan dapat terpenuhi," janjinya. Sementara itu orangtua mempelai Fandy dan Enrica yang menikah di MAKIN Klenteng Say Che Tien Jambi, Subagio, mengatakan bahwa dalam keluarganya menikah di Klenteng merupakan hal yang baru. Selama ini tidak ada Klenteng yang melayani pernikahan. Tetapi karena saat ini sudah ada Klenteng yang bisa menikahkan maka anaknya dinikahkan di Klenteng Say Che Tien. "Karena agama kami Khonghucu, maka harus menikahkan anak kita di Klenteng dan kita senang karena di Jambi sekarang sudah bisa menikah di Klenteng. Padahal selama ini tidak ada sama sekali dan sebagai umat Khonghucu kebingungan. Dalam keluarga kami memang ini yang pertama kali dilakukan," sebut Subagio kemarin. Dikatakanya bila sudah ada pernikahan di Klenteng maka pihaknya dapat menikahkan keluarganya sesuai syarat yang diberikan. Tapi yang terpenting bagi dirinya ada tempat khusus umat Konghucu untuk menikahkan keluarganya. "Kami penuhi syaratnyua, kan sama saja pernikahan itu sesuai agama masing-masing. Jelasnya dalam pernikahan itu utamanya niatnya, karena memang kita harus menikah sesuai dengan agama yang kita anut," jelasnya. Menurut agama Khonghucu, pernikahan dimulai dengan pemasangan gaharu (hio) pada altar Tuhan (tien) dan dilanjutkan dengan sembahyang kepada Tuhan. Lalu dilanjutkan kepada sang Dewa dan saat itu kita menyampaikan kepada Tuhan dan Dewa bahwa kita akan melangsungkan pernikahan ditempat itu dan berjanji akan menjalankan keluarga sebaik-baik mungkin. Tradisi dan ritual yang dilakukan sama seperti sembahyang biasa, tetapi memang niat dalam sembahyang tersebut saja berbeda dengan biasa. Setelah menyelesaikan ritual maka kedua mempelai menandatangani surat Nikah dari MATAKIN Jambi disaksikan rohaniawan, saksi-Saksi dan kedua orangtua. Selanjutnya dilakukan tukar cincin kedua mempelai sebagai tanda sudah menikah. 2,1 Juta KK Ikuti Program Transmigrasi p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0mm 0mm 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; }span.yshortcuts { }div.Section1 { page: Section1; } JAKARTA - Penyelenggaraan Program Transmigrasi telah ikut mewarnai perjalanan panjang sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia . Mulai zaman Kolonisasi tahun 1905 yang memindahkan penduduk Jawa ke Gedong Tataan di sampai pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu tahun 2008 ini, tercatat jumlah akumilasi sebanyak 2.101.178 KK yang telah mengikuti program transmigrasi. Selama periode Kolonisasi, transmigran yang dimukimkan sebanyak 60.155 KK, Pra-Pelita (1945-1968) 98.631 KK, Pelita I sampai VI (1969-1999) 1.808.823 KK, Kabinet Reformasi (1999-2000) 33.995 KK, Kabinet Gotong Royong (2000-2004) sebanyak 61.447 KK dan Kabinet Indonesia Bersatu 38.127 KK. Demikian diungkapkan Menakertrans, Dr. Ir. Erman Suparno, MBA, MSi saat membuka secara resmi Saresehan Transmigrasi tahun 2008 di Hotel Bumikarsa, Komplek Bidakara Jakarta, Selasa (23/12). Saresehan ini diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri dari unsur perguruan tinggi , politisi, Lembaga Swadaya Masyarakat , Bupati, Kepala Dinas, PATRI, HMPTI, anggota komisi IX DPR RI dan pejabat di lingkungan Depnakertrans. Menakertrans mengatakan, program transmigrasi telah memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan daerah yang berujung pada peningkatan kemajuan pembangunan nasional. Sampai bulan Oktober 2008, dari 3003 UPT (Unit Permukiman Terpadu) telah membentuk 240 kecamatan dan 88 Kabupaten serta 1 Provinsi Baru. Sementara jumlah UPT baru yang masih dalam pembinaan berjumlah 392 UPT dengan jumlah penduduk 87.803 KK. Pelaksanaan transmigrasi paradigma baru yang diimplemantasikan dengan pembangunan 20 Kota Terpadu Mandiri (KTM) di seluruh Indonesia terbukti mendapat sambutan positif dari masyarakat transmigran, penduduk asli maupun pemerintah daerah. Aspek percepatan pemerataan pembangunan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diwujudkan dalam bingkai program transmigrasi nasional. Dalam penyelenggaraan transmigrasi, masih terdapat beberapa masalah utama yang menjadi hambatan perkembangan program transmigrasi, diantaranya adalah status dan kualitas lahan di lokasi transmigrasi yang kurang subur, pembangunan infrastruktur yang belum memadai sehingga arus angkutan transportasi, penjualan barang dan jasa terhambat serta minimnya kualitas transmigran yang pada umumnya merupakan keluarga miskin yang terikat dengan cara hidup tradisional, berpendidikan rendah dan minim keterampilan kerja. Selain itu, adanya keterbatasan anggaran pemerintah menyebabkan penyelenggaraan transmigrasi belum dapat optimal sepenuhnya baik dari segi kuantitas penempatan transmigran maupun kualitas program transmigrasi. Masih rendahnya partisipasi sector usaha swasta dalam menanamkan modalnya di daerah transmigrasi pun menjadi kendala perkembangan daerah-daerah transmigrasi. Namun, dengan kerja sama erat dan terpadu antara pemerintah pusat, pemerintah daerah tingkat provinsi, kabupaten/kota dan badan usaha/swasta dan masyarakat, diharapkan pelaksanaan program transmigrasi dan pembangunan KTM dapat terus dilaksanakan, semakin baik dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. (ndu).

 NARKOBA MARAK KEHIDUPAN MALAM SEMARAK

Peredaran Narkoba Merambah ke Desa

JAMBI
Masyarakat Jambi diminta mewaspadai peredaran Narkoba yang saat ini sudah merambah sampai ke desa-desa dan anak sekolah dasar (SD).
Demikian dikatakan Asisten III Setda Provinsi Jambi Fauzie Ansyori dalam acara pembukaan Raker Daerah Badan Narkotika Provinsi, Badan Narkotika kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, kemarin (23/12).
“Peredaran narkoba kini sudah masuk desa, bahkan hiburan organ tunggal sering digunakan sebagai ajang mabuk dan penggunaan narkoba,” ujarnya.
Sebab itu, pemerintah kabupaten/kota diminta keseriusan dan komitmennya dalam memberantas peredaran narkoba. Kalau tidak, ke depan akan menghancurkan kehidupan bangsa, dan generasi muda akan hancur.
Human Development Index berdasarkan UNDP tahun 2007 menyatakan, Indonesia berada di urutan 114 dibawah Vietnam dalam konsumsi narkoba. Apabila masalah ini tidak segera ditanggulangi, maka SDM akan semakin melemah.
Dalam raker tersebut, dibahas empat agenda dan sepuluh sub agenda yang akan mencarikan solusi dan tindakan dalam rangka melakukan pemberantasan narkoba di Jambi.
Hal ini akan dapat berjalan manakala ada sebuah sinergi yang dihasilkan dari sejumlah instansi terkait dan pemerintah dalam upaya mendukung program-program yang telah disusun Badan Narkotika Nasional dan Badan Narkotika Provinsi Jambi. (ndu)


CERITA BASI KESALAHAN DALAM BERTINDAK


SUNGAI PENUH Kabupaten Kerinci kemarin mencekam. Ribuan massa yang mengatasnamakan masyarakat Kerinci melakukan demonstrasi menuntut Bupati Fauzi Siin mundur dari jabatannya.
Selain itu, para pendemo juga menuntut agar diusut korupsi bupati bersama kroninya ini. Tuntutan pendemo yang dikenal Tritura-tiga tuntutan rakyat-juga meminta hak rakyat dan pegawai negeri seperti tunjangan guru diberikan serta menegakkan keadilan dan demokrasi di Kerinci.
Kronologis demonstrasi ini awalnya massa dari daerah Semurup menggelar aksi di gedung nasional Sungaipenuh. Tapi, tak lama kemudian lantaran di gedung empat jenis yang jaraknya sekitar 25 meter dari Gedung Nasional ada rapat paripurna pengesahan PPAS (Plafon Prioritas Anggaran Sementara ) 2009, massa langsung mengarah ke gedung empat jenis tersebut dan melakukan aksi didepan gedung tersebut.
Demo yang berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga sore hari kemarin sempat berlangsung anarkis, setelah massa merasa apa yang menjadi tuntutan mereka tidak dikabulkan. Terlebih, ketika perwakilan mereka yang sebelumnya diterima oleh Dewan dan Sekda Kerinci tidak terakomodir hingga meninggalkan ruang sidang paripurna.
Sebelum terjadinya anarkis, para perwakilan pendemo yakni Saiful Roswandi, Nurzal Hadi, Fesdiamon dan beberapa orang rekannya sempat melakukan dialog dengan Ketua DPRD H Nasrul Madin didampingi Wakil Ketua HZ Arifin Adnan, Sekda H Maaruf Kari serta beberapa anggota Dewan dan Muspida Kerinci.
Situasi dialogpun tak terkendali dan sempat tegang, lantaran dari pendemo meminta agar dewan segera melakukan sidang istimewa meminta pemberhentian Bupati H Fauzi Siin waktu itu juga.
Ketua DPRD Kerinci H Nasrul Madin sebagai pimpinan sidang menyebutkan, sidang istimewa itu tetap akan dilakukan, namun untuk saat ini tak bisa dilakukan karena sekarang ini jumlah anggota dewan hanya 18 orang. “Kalaupun kita lakukan sidang istimewa sekarang jelas akan cacat hukum. Sebab sesuai dengan aturan yang ada maka paling tidak tiga perempat dari jumlah anggota dewan itu harus hadir, atau paling tidak 27 orang dari 35 jumlah anggota dewan,” terang Nasrul Madin.
Namun lantaran merasa tak puas setelah berbalas pantun soal keinginan pendemo itu akhirnya sambil meninggalkan ruang pertemuan, Saiful Roswandi bersama rekannya meminta dewan memikirkan hal tersebut selama 3 hari ini. “Yang kami minta adalah dewan melakukan sidang istimewa pemberhentian bupati, kami berikan waktu selama tiga hari ini kepada dewan memikirkannya,” kata Saiful Roswandi sambil meninggalkan ruang sidang bersama beberapa perwakilan pendemo lainnya dan menemui pendemo lainnya.
Kapolres Kerinci yang sempat dimintai pendapatnya oleh Ketua DPRD Kerinci, usai perwakilan pendemo meninggalkan ruang rapat sempat menyampaikan agar dewan bersama muspida melakukan komunikasi dengan pendemo termasuk komunikasi dengan Bupati. “Hemat saya jalan terbaik adalah melakukan komunikasi dengan pendemo dan juga Bupati. Siapa tahu ada solusinya dari Bupati Kerinci nantinya,” terang Kapolres Kerinci AKBP Drs Sunarwan Sumirat kepada pimpinan dan anggota dewan di gedung, kemarin.
Dari pantauan koran ini, seiring digelarnya pertemuan digedung empat jenis kemarin, massa yang berada di luar gedung masih melakukan orasi dan sambil meneriakkan yel-yel meminta Bupati segera turun dari jabatanya.
Selain itu, massa juga meneriakkan ada kecurangan pilkada Kerinci ini juga ada kaitannnya dengan bupati. “Turunkan Fauzi Siin, Turunkan Fauzi Siin, ” demikian suara yang terdengar dari luar geduang empat jenis kemarin.



Masih dari pantauan di dalam gedung kemarin, pada saat berlangsungnya dialog terlihat Sekda juga terlihat tidak bisa berkomentar banyak soal tuntutan pendemo. Sedangkan yang terjadi hanya berbalas pantun antara Dewan dan perwakilan pedemo saja.
Lantaran tidak adanya keputusan didalam gedung itulah menyebabkan massa menjadi anarkis dengan melempari kendaraan yang ada di dalam pekarangan gedung tersebut, termasuk melempari gedung empat jenis hingga mengakibatkan kaca-kaca pecah berantakan. Bahkan massa juga berhasil masuk ke dalam gedung dan menyendera Ketua DPRD, Sekda dan bersama beberapa orang anggota dewan lainnya.
Kejadian ini berlangsung berjam-jam lamanya, massa dikabarkan terus bertambah hingga situasi tak terkendali. Lantaran dikabarkan massa dari Pondok Tinggi juga ikut serta dalam aksi yang sebelumnya dipenuhi oleh warga Semurup.
Bupati Kerinci H Fauzi Siin melalui Kabag Humas Hasferi Akmal mengaku legowo menerima semua ini. Hanya saja dirinya mengatakan diminta ataupun tidak, dirinya (bupati, red) juga akan mengundurkan dirinya sebagai Bupati Kerinci sebagaimana ketentuan hukum yang mengaturnya. “Pak bupati menerimanya baik diminta ataupun tidak juga akan meletakkan jabatannya lantaran sudah habis,” terangnya.
Hasferi menyayangkan aksi anarkis yang terjadi kemarin. Karena, massa yang melakukan demonstrasi diduga sebenarnya terkait kasus pilbup Kerinci yang dimenangkan Murasman-Rahman (MR). " Entah bagaimana kok tiba-tiba beralih minta bupati mundur. Inikan lucu,"ungkapnya.
Dikatakannya, sebagaimana diketahui bahwa masa jabatan Bupati Kerinci H Fauzi Siin dalam periode ke dua ini akan berakhir 3 Maret mendatang dan akan digantikan oleh Bupati terpilih nantinya Saat ditanyakan dimana keberadaan Bupati H Fauzi Siin, dirinya mengatakan bahwa Bupati sedang berada di Padang lantaran baru kembali dari

Jakarta . “ Pak Bupati sekarang di Padang dan dalam beberapa hari ini akan kembali ke Kerinci,” ungkapnya Sekda-Ketua DPRD Disandera



DEMO yang dilakukan oleh masyarakat Kerinci menuntut Bupati Kerinci Fauzi Siin segera turun dari jabatannya betul-betul anarkis. Disamping berhasil menguasai gedung, massa juga sempat menyandera Sekda Kerinci Maaruf Kari serta beberapa anggota dewan termasuk Ketua DPRD. Sekda dan beberapa anggota dewan saat itu sedang melakukan rapat paripurna penyampaian APBD tahun 2009 tentang PPAS.
Tujuan dari penyanderaan tersebut adalah agar Sekda dan anggota dewan tidak meninggalkan gedung. Dimana massa menginginkan supaya diadakan rapat istimewa agar Bupati Fauzi Siin berhenti dari jabatannya sebagai Bupati Kerinci.
Penyanderaan Sekda, Ketua DPRD dan anggota DPRD Kerinci tersebut berlangsung selama dua jam untuk menunggu anggota DPRD yang lainnya yang belum hadir, agar rapat istimewa bisa dilaksanakan.
Setelah disandera dua jam, Sekda dan pejabat yang berada di dalam gedung diselamatkan satu persatu oleh aparat keamanan dan diungsikan ketempat yang aman.
Didalam penyanderaan tersebut, massa yang masuk kedalam gedung empat jenis tersebut berhasil meminta anggota dewan menandatangani Fauzi Siin diberhentikan. Lima Fraksi yang di DPRD Kabupaten Kerinci manandatangani kesepakatan tersebut diatas materai.

Lima Fraksi tersebut yakni fraksi Golkar, PAN, PKPB, PBB, fraksi Gabungan, hal tersebut juga diutarakan oleh wakil DPRD Kerinci Z Arifin Adnan yang juga disandera oleh massa. “Memang benar tadi lima fraksi menandatangani kesepakatan tersebut,” ucapnya.
Menurutnya, karena kami merasa terancam dan didesak oleh mau tidak mau pihaknya menandatangani kesepakatan tersebut. “Setelah menandatangani kesepakatan tersebut, baru kami bisa keluar dari penyanderaan oleh ,” terang HZ Arifin pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar