BERITA KERINCI
Minggu, 20 Maret 2011
LAMA TAK MUNCUL TERNYATA LUNA MAYA MASIH SENSASIONAL
BERITA KERINCI
Luna Maya is not only a beautiful Indonesia actress. She also have a sexy figure and very talented in acting. Now can you imagine a beautiful girl like Luna Maya wears a bikini and shows off her sexiness?
Luna Maya is not only a beautiful Indonesia actress. She also have a sexy figure and very talented in acting. Now can you imagine a beautiful girl like Luna Maya wears a bikini and shows off her sexiness?
TUTOR BLOG JANGAN SALAH MEMBACA DATA STATISTIK
BERITA KERINCI
Blogger Bisa Salah Langkah Setelah Membaca Statistik
Hayo, jujur, seberapa terobsesinyakah Anda pada berbagai macam statistik yang ada pada blog Anda? Seberapa sering mengecek nilai Page Rank? Memelototi angka-angka di Sitemeter, Google Analytics, dan lain-lainnya?
Untuk apakah data-data statistik tersebut Anda perlukan? Tentu demi mencari langkah-langkah perbaikan dan strategi ke depan agar blog Anda makin bagus dan bagus lagi, bukan?
Salah Membaca Statistik
Tetapi, kesalahan dalam membaca dan memanfaatkan data statistik juga bisa berakibat fatal. Kenapa? Karena sangat terobsesi pada deretan angka bisa membuat Anda tak rasional lagi. Saya akan ambil contoh diri sendiri.
Kemarin, saya membuka Analytics. Angka menunjukkan bulan ini hanya ada 13. 000 pengunjung, turun 16% dari jumlah bulan lalu. Apa yang ada di pikiran saya? Saya tidak begitu risau. Alasannya, bulan ini saya tidak begitu banyak menulis, bulan ini banyak hari libur, orang-orang merayakan Lebaran, atau mungkin beberapa tulisan saya turun peringkat di Google. Naik turunnya pengunjung blog saya sangat dipengaruhi oleh Google, karena 80% datang dari Search Engine.
Nah, paling saya akan berusaha menulis lagi dengan lebih baik, dan tak lupa meningkatkan kuantitas. Sampai di situ tak ada masalah. Beda dengan cara saya membaca data yang kedua.
Data kedua adalah soal jumlah pengunjung baru dan lama. Data dari Analytics terbaca, secara stabil selama beberapa bulan, 90% adalah pengunjung baru, dan hanya 10% saja yang merupakan pengunjung lama, yang sudah pernah datang, dan berkunjung lagi. Apa yang saya lakukan dengan hasil data seperti itu?
Selama ini saya salah mengambil keputusan dari membaca data 90% pengunjung baru. Yang paling utama adalah tentang berubahnya isi blog ini jadi makin campur-campur nggak karuan. Pembenaran saya: “Toh, 90% pembaca blog ini orang baru.” Jadi saya berpikir, mereka datang ke sini bukan karena mereka puas dengan tulisan saya, dan berniat untuk kembali (lagi) suatu saat nanti.
Padahal, masih ada 10% pembaca yang harus “dipikirkan” keberadaannya. Mereka yang datang berkali-kali ke blog ini. Apakah mereka puas? Ataukah datang karena terpaksa (saya berkunjung duluan)? Apa yang mereka cari ketika berkunjung lagi ke blog ini, dan apakah mereka menemukan yang dicari? Akankah mereka tetap akan datang lagi?
Terjebak Kesalahan
Ternyata tidak mudah ya jadi blogger. Saya mungkin terjebak pada pemikiran “bagaimana menarik perhatian pembaca baru” daripada “menjamin kepuasan pembaca lama”.
Itu contoh kejadian di saya. Bisa jadi Anda punya cerita berbeda. Sampai frustasi karena statistik tak kunjung membaik, mungkin? Atau malah jadi berhenti ngeblog karena kebanyakan membaca untuk bisa menghasilkan uang melalui blog, syarat-syarat statistiknya terlalu tinggi dan susah untuk dicapai? icon lol Blogger Bisa Salah Langkah Setelah Membaca Statistik
Ayo, boleh berbagi pengalaman lho di kolom komentar, bagaimana statistik blog mempengaruhi cara dan pengambilan keputusan terhadap blog. Mari.
Blogger Bisa Salah Langkah Setelah Membaca Statistik
Hayo, jujur, seberapa terobsesinyakah Anda pada berbagai macam statistik yang ada pada blog Anda? Seberapa sering mengecek nilai Page Rank? Memelototi angka-angka di Sitemeter, Google Analytics, dan lain-lainnya?
Untuk apakah data-data statistik tersebut Anda perlukan? Tentu demi mencari langkah-langkah perbaikan dan strategi ke depan agar blog Anda makin bagus dan bagus lagi, bukan?
Salah Membaca Statistik
Tetapi, kesalahan dalam membaca dan memanfaatkan data statistik juga bisa berakibat fatal. Kenapa? Karena sangat terobsesi pada deretan angka bisa membuat Anda tak rasional lagi. Saya akan ambil contoh diri sendiri.
Kemarin, saya membuka Analytics. Angka menunjukkan bulan ini hanya ada 13. 000 pengunjung, turun 16% dari jumlah bulan lalu. Apa yang ada di pikiran saya? Saya tidak begitu risau. Alasannya, bulan ini saya tidak begitu banyak menulis, bulan ini banyak hari libur, orang-orang merayakan Lebaran, atau mungkin beberapa tulisan saya turun peringkat di Google. Naik turunnya pengunjung blog saya sangat dipengaruhi oleh Google, karena 80% datang dari Search Engine.
Nah, paling saya akan berusaha menulis lagi dengan lebih baik, dan tak lupa meningkatkan kuantitas. Sampai di situ tak ada masalah. Beda dengan cara saya membaca data yang kedua.
Data kedua adalah soal jumlah pengunjung baru dan lama. Data dari Analytics terbaca, secara stabil selama beberapa bulan, 90% adalah pengunjung baru, dan hanya 10% saja yang merupakan pengunjung lama, yang sudah pernah datang, dan berkunjung lagi. Apa yang saya lakukan dengan hasil data seperti itu?
Selama ini saya salah mengambil keputusan dari membaca data 90% pengunjung baru. Yang paling utama adalah tentang berubahnya isi blog ini jadi makin campur-campur nggak karuan. Pembenaran saya: “Toh, 90% pembaca blog ini orang baru.” Jadi saya berpikir, mereka datang ke sini bukan karena mereka puas dengan tulisan saya, dan berniat untuk kembali (lagi) suatu saat nanti.
Padahal, masih ada 10% pembaca yang harus “dipikirkan” keberadaannya. Mereka yang datang berkali-kali ke blog ini. Apakah mereka puas? Ataukah datang karena terpaksa (saya berkunjung duluan)? Apa yang mereka cari ketika berkunjung lagi ke blog ini, dan apakah mereka menemukan yang dicari? Akankah mereka tetap akan datang lagi?
Terjebak Kesalahan
Ternyata tidak mudah ya jadi blogger. Saya mungkin terjebak pada pemikiran “bagaimana menarik perhatian pembaca baru” daripada “menjamin kepuasan pembaca lama”.
Itu contoh kejadian di saya. Bisa jadi Anda punya cerita berbeda. Sampai frustasi karena statistik tak kunjung membaik, mungkin? Atau malah jadi berhenti ngeblog karena kebanyakan membaca untuk bisa menghasilkan uang melalui blog, syarat-syarat statistiknya terlalu tinggi dan susah untuk dicapai? icon lol Blogger Bisa Salah Langkah Setelah Membaca Statistik
Ayo, boleh berbagi pengalaman lho di kolom komentar, bagaimana statistik blog mempengaruhi cara dan pengambilan keputusan terhadap blog. Mari.
BERITA TERBAIK MINGGU INI
BERITA KERINCI
Berburu Piramida Nusantara
Sekelompok orang menelisik peradaban tinggi masa silam. Ada bukit menyimpan piramida?
Gunung Sadahurip, Garut Jawa Barat
Mentari nyaris berada di atas ubun-ubun, saat empat mobil menepi di pinggiran Jalan Raya Soreang-Cipatik, medio Februari 2011. Siang itu, Kampung Badaraksa yang terletak di lereng bukit, kedatangan tamu.
Rombongan itu menyusuri jalan kecil mendaki di tengah pemukiman penduduk, hendak menuju ke atas puncak Gunung Lalakon, yang terletak di Desa Jelegong, Kecamatan Kotawaringin, Kabupaten Bandung.
Dari Kampung Badaraksa yang berada di ketinggian sekitar 720 m di atas permukaan laut, mereka bergegas naik memutari bukit dari bagian selatan ke barat.
Sambil membawa berbagai peralatan dan beberapa gulungan besar kabel, rombongan membelah hutan gunung. Derap langkah kaki mereka seolah berkejaran dengan ritme suara jengkerik, dan tonggeret di kanan-kiri.
Tim yang terdiri dari sekelompok pemuda dan para peneliti itu, akhirnya sampai di puncak setinggi 988 meter dari permukaan laut.
Kabel direntang. Tim mulai memasang alat geolistrik yang mereka bawa. Sebanyak 56 sensor yang dipasangi altimeter (alat pengukur ketinggian) diuntai dari puncak bukit ke bawah lereng, masing-masing berjarak lima meter, dicatu oleh dua aki listrik.
Alat-alat itu berfungsi mendeteksi tingkat resistivitas batuan, dan bisa digunakan menganalisa struktur kepadatan batuan hingga ratusan meter ke bawah. “Tujuan kami saat itu mengetahui apakah ada bangunan tersembunyi di dalam gunung,” kata Agung Bimo Sutedjo, kepada VIVAnews, di Jakarta, Selasa, 15 Februari 2011.
***
Agung adalah Pendiri Yayasan Turangga Seta, organisasi yang punya hajat penelitian di gunung itu. Bak tokoh fiksi Indiana Jones, awak Turangga Seta memang punya kegemaran memburu jejak sejarah. Bukan atas hasrat memiliki, tapi mengungkap kegemilangan sejarah nenek moyang di masa lalu.
Komunitas itu berdiri sekitar 2004, digawangi oleh sekelompok profesional di berbagai bidang. Ada pengajar, kontraktor bangunan, pegawai negeri sipil, karyawan perusahaan swasta, juga mahasiswa. Beberapa di antara mereka punya kepekaan lebih terhadap kehadiran gaib, atau istilah keren mereka: parallel existence.
“Kami ini semua anak-anak MIT. Bukan Masachussetts Institute of Technology, tapi Menyan Institute of Technology,” kata anggota Turangga Seta Hery Trikoyo, bergurau. Sebab, dalam melakukan perburuan terhadap situs sejarah, kadang mereka mendapat sokongan informasi lokasi dari ‘informan tak kasatmata’.
Namun, karena dasarnya mereka adalah anak-anak yang mengenyam pendidikan tinggi, dorongan mereka membuktikan informasi tersebut, mengalir deras. Tak jarang para ‘arkeolog partikelir’ ini keluar malam-malam usai jam kerja, untuk menggali sebuah tempat demi membuktikan kebenaran hipotesa mereka.
Setelah mereka menemukan benda sejarah yang mereka maksud, lalu mereka menimbunnya kembali, tanpa diketahui oleh masyarakat umum. “Kami khawatir bila diketahui banyak orang, malah diambil atau dicuri,” kata Agung.
Kali ini, kedatangan mereka ke Gunung Lalakon dalam rangka membuktikan teori mereka, bahwa ada sejumlah piramid di Indonesia. Salah satu informasi awal didapatkan dari tafsiran mereka terhadap relief Candi Penataran.
Turangga Seta percaya bahwa kebudayaan Nusantara lebih tua daripada Kebudayaan Sumeria, Mesir, atau Maya. Mereka haqul yakin Indonesia memiliki situs candi atau piramida yang lebih banyak dan lebih megah dari peradaban Mesir dan Maya.
“Ada ratusan piramida di Indonesia, dan tingginya tak kalah dari piramida Giza di Mesir yang cuma 140-an meter,” kata Agung. Meski masih harus diuji secara ilmiah, pandangan Agung senada dengan teori Profesor Arysio Santos, yang menyebutkan Indonesia adalah peradaban Atlantis yang hilang. (Baca juga: Nusantara Memendam Atlantis?
Keyakinan ini tentu saja membuat banyak orang mengernyitkan dahi. Turangga Seta sempat mem-post keyakinan mereka ihwal keberadaan piramida di Indonesia di sebuah forum online. lengkap dengan foto-fotonya. Hasilnya, mereka menuai cemoohan dan tertawaan. “Nanti, kalau semuanya terbukti, mereka tak bisa lagi tertawa,” kata Agung berapi-api.
***
Agung mungkin sedang sesumbar. Tapi, bisa juga tidak. Usai pengujian geolistrik di Gunung Lalakon, para peneliti yang datang bersama Agung cs. terbengong-bengong. Mereka bukan sembarang peneliti. Mereka adalah peneliti papan atas. Beberapa adalah pakar geolog ternama, yang kredibilitasnya tak diragukan. Tapi karena datang atas nama pribadi, kehadiran mereka di sana tak mau diungkap.
Setidaknya, kekaguman mereka sempat diabadikan dalam sebuah rekaman video milik tim Turangga Seta yang disaksikan VIVAnews. “Selama ini saya tidak pernah menemukan struktur subsurface seperti ini. Ini unnatural (tidak alamiah - red),” kata pakar geologi yang wajahnya sering terlihat di berbagai stasiun TV itu.
Lazimnya, sebuah lapisan tanah atau lapisan batuan akan menyebar merata secara menyamping atau horisontal. Tapi hasil uji geolistrik menyatakan terdapat semacam struktur bangunan yang memiliki bentuk seperti piramida, dan di atasnya terdapat lapisan batuan tufa dan breksi dengan pola selang-seling secara bergantian.
Pola batuan tufa dan breksi ini berulang secara melintang bukan mendatar, dengan kemiringan sama. “Seolah-olah piramida ini diuruk dan dibronjong secara sengaja, agar tak longsor,” kata Hery, yang berprofesi sebagai konsultan kontraktor bangunan.
Dalam lanjutan rekaman video berikutnya, pakar geologi tadi menunjuk sebuah bentukan berwarna biru. Dalam hasil uji geolistrik, warna biru menandakan sebuah tempat yang punya resistivitas paling rendah. “Ini mungkin semacam rongga yang bisa berisi air atau tanah lempung,” pakar geologi itu menerangkan. Bentukan tadi menyerupai semacam pintu.
Yang jelas, pakar geologi itu melanjutkan, kemungkinan besar temuan itu adalah struktur buatan manusia, karena proses alamiah sepertinya tak mungkin menghasilkan pola batuan semacam itu. “Ini jelas man-made,” kata dia.
VIVAnews sempat mengkonfirmasi salah satu pakar geologi yang turut dalam penelitian ke Gunung Lalakon bersama tim Turangga Seta. Awalnya ia menampik, dan mengatakan tak tahu-menahu keberadaan struktur bangunan mirip piramida di bawah Gunung Lalakon. Tapi belakangan secara tersirat ia mengakui hal itu.
“Saya no comment,” kata geolog kawakan Andang Bachtiar kepada VIVAnews, Rabu, 23 Februari 2011. Lebih jauh, mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) itu mengatakan hasil analisis itu masih belum bisa menyimpulkan apa-apa. Masih banyak hal yang perlu dibuktikan, kata Andang.
Tapi Andang kemudian mengaku, selain ke Gunung Lalakon di Bandung, juga ia mendampingi tim Turangga Seta menguji bukit serupa di daerah Sukahurip, Pengatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Menurut Agung, timnya sudah melakukan pengujian geolistrik dan uji seismik di 18 titik di beberapa tempat di Indonesia. Di Bandung dan di Garut, mereka mendapat hasil kurang lebih sama. Semua serupa: indikasi adanya sebuah struktur bangunan yang mirip piramida di bawah bukit.
Bedanya, di bukit-piramida di Garut tak dijumpai adanya rongga seperti pintu, seperti halnya di Bandung. “Mungkin karena kami hanya mengujinya di salah satu bagian lereng bukit saja,” kata Hery Trikoyo. Sayang, Turangga Seta masih menutup rapat hasil uji mereka di tempat lainnya.
***
Turangga Seta mengklaim masih ada ratusan piramida lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu pentolan Turangga Seta lainnya, Timmy Hartadi, dalam laman Facebook mereka mengatakan bahwa piramida-piramida itu tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Infografik .
Klaim penemuan sebuah piramida tersembunyi di dalam bukit, tak hanya terjadi di Indonesia. Klaim ini juga sempat muncul di Bosnia. Pada 2006, seorang pengarang bernama Semir Osmanagic mengklaim penemuan ini, dan sempat mengatakan mereka menemukan piramida tersembunyi di bukit Visocica, kota Visoko, yang terletak di barat laut Sarajevo.
Osmanagic mengatakan penggalian piramida itu melibatkan arkeolog dari Australia, Austria, Irlandia, Skotlandia dan Slovenia. Namun, beberapa arkeolog yang disebut Osmanagic menolak klaim tersebut.
Seperti dikutip dari situs Archaeology.org, arkeolog dari Kanada yang disebut Osmanagic, Chris Mundigler mengaku tak pernah mendukung atau setuju bekerja di proyek tersebut. "Skema ini adalah sebuah kebohongan keji terhadap masyarakat awam, dan tak akan pernah mendapat tempat di dunia ilmu pengetahuan," kata pernyataan resmi dari Asosiasi Arkeolog Eropa.
Bagaimana dengan klaim piramid di Bandung dan di Garut?
Secara geomorfologis, bentuk Gunung Lalakon di Bandung maupun Gunung Sadahurip di Garut memang memiliki bentuk yang mirip dengan piramida. Mereka memiliki empat sisi yang nyaris simetris.
“Bentuknya kok begitu simetris ya? Lancipnya sangat simetris,” ujar arkeolog senior Profesor Edi Sedyawati, saat dijumpai VIVAnews di kediamannya di Jakarta, Rabu, 23 Februari 2011.
Namun, kata Edi, klaim dan hasil uji geolistrik masih belum cukup untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Langkah selanjutnya adalah penggalian percobaan pengambilan sampel dengan memuat sebuah test bed untuk mengetahui apa benar ada indikasi lapisan-lapisan budaya dan ada bekas-bekas perbuatan manusia atau tidak.
“Tapi ini harus betul-betul penggalian arkeologi yang meminta izin kantor suaka purbakala dan melibatkan arkeolog, karena harus ada pertanggung jawaban dan laporan, dari mili ke mili (milimeter, red)," kata Edi Sedyawati.
Turangga Seta pun tengah mengusahakan izin pengambilan sampel tanah di Gunung Lalakon kepada Pemda Jawa Barat. “Kami hanya perlu menggali tanah di lokasi, selebar sekitar 3-4 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter,” kata Agung.
***
Gunung Lalakon dikelilingi beberapa bukit lain seperti bukit Paseban, Pancir, Paninjoan, Pasir Malang. Di bukit Paseban ada tiga buah batu, yang dua di antaranya terdapat telapak kaki manusia dewasa, dan telapak kaki anak-anak.
Menurut Edi, bila benar batu telapak itu peninggalan sejarah, kemungkinan ini berasal dari zaman megalitikum. Batu telapak juga sudah dijumpai di tempat lain, seperti prasasti Ciaruteun, peninggalan Raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara. “Cap telapak kaki biasanya diabadikan sebagai monumen mengenang pemimpin suatu daerah,” kata Edi.
Cap kaki juga erat kaitannya dengan konsep Triwikrama atau tiga langkah yang berkembang di masa itu. Saat itu, mereka percaya bila seseorang hendak naik ke dunia dewa-dewa, mereka harus menjejak dengan keras agar dapat melompat tinggi sekali.
Sementara itu, di Gunung Lalakon juga terdapat beberapa situs batuan, seperti Batu Lawang, Batu Pabiasan, Batu Warung, Batu Pupuk, Batu Renges, Batu gajah, dan sebuah batu panjang yang terletak di atas puncak.
Menurut Abah Acu, tokoh masyarakat Kampung Badaraksa, secara filosofis, Gunung Lalakon adalah perlambang sebuah lakon dari kehidupan manusia. Batu-batu tadi merepresentasikan berbagai lakon atau profesi yang dipilih oleh manusia.
Namun, keberadaan batu-batu tadi kerap disalahgunakan. Banyak orang datang ke tempat batu di Gunung Lalakon mencari pesugihan. Bahkan, menurut Jujun, tokoh agama Islam di tempat itu, dulu banyak orang datang ke Batu Gajah mencari ilham judi buntut. “Banyak pula yang berhasil menang,” kata Jujun.
Jujun menerangkan, di Gunung Lalakon secara rutin juga digelar acara ritual tolak bala, yakni dengan membuat nasi tumpeng kemudian dibagikan dan dimakan oleh penduduk. “Acara ini diadakan setiap tahun, biasanya setiap tanggal 1 Syuro.”
Berbeda dengan tradisi di Gunung Lalakon, masyarakat di sekitar Gunung Sadahurip relatif lebih ‘modern’. Menurut Nanang, warga Kampung Cicapar Pasir, kampung terdekat Gunung Sadahurip, di sana tak ada tradisi tolak bala. Masyarakat sekitar juga tak terlalu peduli dengan mitos gunung itu di masa lalu.
***
Pakar sejarah dari Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, mengatakan di Tatar Sunda yang meliputi Jawa Barat, Banten, DKI, dan sebagian Provinsi Jawa Tengah, terutama dataran tinggi seperti Banten Selatan, Cianjur, Sukabumi, Bandung, Garut, Kuningan, dan Bogor, banyak ditemukan peninggalan budaya megalitikum. Tinggalan-tinggalan itu di antaranya berupa batu menhir, bangunan berundak, batu lumpang, peti kubur batu, batu dakon, dan arca megalitik.
Namun, Nina menjelaskan, sejarah di Tatar Sunda tak mengenal bangunan piramida karena tak ada kebiasaan di Tatar Sunda membuat bangunan piramida dengan ketinggian hampir ratusan meter sebagai tempat suci. “Tempat suci di Tatar Sunda ini seringkali disebut multi-component sites atau situs berkelanjutan,” kata Nina melalui surat elektronik kepada VIVAnews.
Bila pada masa prasejarah tempat suci itu dikenal sebagai punden berundak-undak, tempat pemujaan leluhur, maka ketika budaya Hindu Budha (yang hidup pada masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda), tempat suci itu terus dipergunakan.
Hanya saja menhir dijadikan sebagai lingga, lalu bangunan berundak itupun diwujudkan dengan gunung yang di atasnya dibangun lingga. Saat Kerajaan Sunda runtuh, maka lingga pun diganti dengan nisan bagi makam tokoh yang dianggap keramat.
Saat diberitahu di bukit-piramida Bandung maupun Garut ada makam yang dikeramatkan, serta adanya keluarga keturunan Syekh Abdul Muhyi, penyebar agama Islam di kawasan Priangan Timur, yang hidup dua abad setelah Kerajaan Sunda runtuh, Nina berusaha membuat konklusi dan analisa.
“Saya menduga bahwa bukit berbentuk piramida ini, adalah mandala (daerah pertapaan berupa dusun mandiri yang terletak di tempat terpencil), yang sudah tercampur dengan budaya yang datang kemudian (yaitu Hindu-Budha-Islam),” ujar Nina.
Namun untuk mengungkap apa sesungguhnya yang tersembunyi di balik bukit berbentuk piramid itu, kata Nina, para geolog harus bekerjasama dengan para arkeolog untuk melakukan ekskavasi (penyingkapan).
***
Cerita soal penemuan bukit berstruktur piramida ini rupanya telah sampai pula ke Istana Presiden. Seorang pejabat di lingkaran presiden, kepada VIVAnews mengaku telah dilaporkan ihwal riset itu. Untuk keterangan soal ini, dia minta tak disebutkan namanya, menimbang riset yang belum rampung.
“Ya, saya sudah lihat analisis geolistrik dan georadar-nya. Saya menyaksikannya dalam bentuk tiga dimensi. Menakjubkan, dan masih misterius. Tim riset itu dipimpin oleh para geolog terpercaya,” ujar si pejabat itu lagi, Rabu pekan lalu.
Tapi, pejabat itu tak mau menjelaskan detil penemuan. Sang geolog, ujarnya, belum mau diungkapkan ke publik. “Masih didalami oleh tim riset mereka, tetapi dari hasil yang ada, memang mencengangkan,” ujarnya.
Dia melukiskan, dari hasil geolisitrik tampak struktur berbentuk piramida di dalam bukit itu. Ada undak-undakan, mirip tangga menuju puncak piramida. Di bagian dasar, ada semacam pintu, dan tampak juga sesuatu yang mirip lorong di dalamnya.
Dia menambahkan, para ahli itu percaya ada semacam struktur geologis tak biasa di dalam gunung menyerupai piramida itu. Para ahli geologi itu, kata si pejabat istana, mempertaruhkan kredibilitas keilmuan mereka. “Kita tunggu saja. Kalau riset dan pembuktian ilmiah sudah lengkap, pasti akan dibuka ke masyarakat”.
Mungkin inilah masa penantian yang cukup menegangkan. Adakah bukit piramida ini sekadar dongeng ala piramida Bosnia yang berulang, atau memang suatu pengungkapan gemilang tentang adanya suatu peradaban besar di Nusantara yang belum pernah terungkap?
Awas, Nuklir Jepang
200 pekerja bertaruh nyawa untuk mendinginkan reaktor nuklir Fukushima. Jika gagal...
Jum'at, 18 Maret 2011, 22:23 WIB
Lampu senter tidak terlalu membantu menerangi lorong gelap yang mereka lalui. Ditambah beban berat tangki oksigen serta panasnya baju terusan anti radiasi yang mereka kenakan, situasi sangatlah tidak nyaman.
Apalagi, baju anti radiasi itu pun cuma namanya saja. Pada kenyataannya, pakaian itu hanya melindungi mereka sedikit saja dari bahaya radiasi.
Tapi tak sedikitpun keluhan keluar dari mulut mereka. Padahal, mereka sedang bertaruh nyawa di tempat itu. Setiap detik, bisa saja ledakan dan radiasi merenggut nyawa mereka. Jika pun tak meninggal seketika, berbagai penyakit mengerikan telah mengintai mereka dalam 20-30 tahun ke depan; atau bahkan lebih cepat dari itu.
"Kami sedang melakukan misi bunuh diri. Kami menerima nasib ini seperti menerima vonis mati,” begitu isi pesan singkat seorang pekerja kepada keluarganya.
Adalah 200 pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Dai-ichi, yang secara sukarela memilih tinggal di tempat berbahaya itu. Mereka mencoba mendinginkan reaktor nuklir yang sedang memuntahkan radiasi dalam batas yang tak terbayangkan, serta memantaunya detik demi detik.
Mereka membagi diri dalam empat shift, tiap kelompok 50 orang. Mereka kerap disebut The Fukushima Fifty, 50 orang luar biasa yang siap mati.
Perusahaan tempat mereka bekerja, Tokyo Power Plant Co (Tepco) menurut New York Times, menolak mengungkapkan identitas para pekerja yang bertahan di situ. Tepco hanya mengatakan mereka ditugasi untuk memompa air laut dan menjaga reaktor tetap dingin. Sekaligus, untuk memantau tingkat radiasi dengan menggunakan pengukur kecil yang mereka bawa, karena pengukur radiasi di instalasi PLTN tersebut telah rusak.
Lebih penting lagi, mereka juga ditugasi untuk mencari cara agar perangkat inti PLTN tidak ikut hancur akibat ledakan berkali-kali beberapa hari lalu. Sebab, jika itu terjadi, akibatnya sungguh fatal. Zat radioaktif bisa menyebar dalam skala besar.
"Melawan rasa lelah dan perut kosong, kami memaksa diri untuk terus bekerja,” tulis salah seorang pekerja, Michiko Otsuki, di Internet.
New York Times menulis, 200 pekerja yang tinggal ini bukanlah para pemuda gagah berani yang memiliki keahlian dan pengetahuan tinggi mengenai nuklir. Bukan pula manajer yang memang bertanggung jawab atas jalannya reaktor. Mereka adalah para lelaki tua, pekerja dan pemadam kebakaran yang sedikit lagi--tidak sampai setengah tahun--akan memasuki masa pensiun.
Jadi, jikapun mereka terpapar radiasi, mereka berharap tak akan sempat merasakan penyakit yang akan menggerogoti tubuh mereka 20-30 tahun dari sekarang. Mereka berharap sudah akan dipanggil Sang Khalik karena usia tua, bukan lantaran leukemia, katarak, maupun kanker.
Di dalam pembangkit nuklir tersebut, tingkat radiasi mencapai 1.000 milliseverts (mSv) dalam satu jam. Tak jelas berapa banyak radiasi yang telah diserap oleh para pekerja itu. Yang jelas, Jepang dan Amerika Serikat telah menetapkan batas aman radiasi yang dapat diterima seseorang hanyalah 50 mSv dalam satu tahun. Untuk situasi darurat seperti ini, Kementerian Kesehatan Jepang membolehkan radiasi hingga 250 mSv, itu pun sudah maksimal.
Dan para pekerja itu mulai berguguran, satu persatu. Dari yang memilih bertahan di dalam pembangkit, lima di antaranya dilaporkan telah meninggal dunia, dua hilang, dan 21 lainnya terluka.
Jutaan nyawa lain
Yang sedang diperjuangkan para pekerja itu, dengan nyawa mereka, adalah enam reaktor nuklir. Tiga telah meledak dalam proses pendinginan. Secara bergantian, mereka memantau dan memompa air laut untuk mendinginkan reaktor untuk mencegah petaka nuklir dan merenggut lebih banyak lagi nyawa manusia.
Setelah gempa 9 Skala Richter dan tsunami dahsyat menerjang pesisir timur Jepang pada Jumat, 11 Maret 2011, nyawa yang melayang sudah tak terkira. Menurut laporan dari Badan Polisi Nasional Jepang per tanggal 16 Maret 2011, korban tewas mencapai angka 3.676 orang, 1.990 terluka, dan 7.558 orang masih dilaporkan hilang di 16 prefektur yang disapu tsunami. Diperkirakan, angka tewas di lapangan jauh lebih besar lagi, dan dikhawatirkan bisa mencapai puluhan ribu orang.
Dan nyawa yang hilang niscaya akan berlipat-lipat jika pembangkit nuklir itu gagal didinginkan, meledak, lalu menebar zat radioaktif yang mematikan keluar.
Adalah getaran gempa yang merusak infrastruktur PLTN yang terdiri dari beberapa bangunan dan enam reaktor. Salah satunya teramat vital: generator diesel raksasa untuk menjaga pendinginan reaktor.
Menurut laman JMA, sistem peringatan dini tsunami terhubung dengan beberapa fasilitas vital di Jepang. Begitu peringatan menyala, sistem akan otomatis menghentikan kereta api, mengendalikan lift, dan mengatur laju lalu lintas. Nah, sistem itu juga lalu memadamkan secara otomatis listrik di reaktor nuklir. Celakanya, ketika itu terjadi, generator sebagai penyalur energi cadangan juga rusak sehingga aliran listrik putus sama sekali. Pendinginan gagal dan petaka pun mengintai.
Tiga unit reaktor nuklir yang masih aktif kini jadi pusat perhatian dunia. Reaktor-reaktor itu adalah tipe reaktor air panas yang membutuhkan temperatur tertentu untuk beroperasi dengan aman.
Seperti diberitakan CNN, batangan bahan bakar (fuel rods) normalnya bekerja di suhu 760 derajat Celcius. Jika suhu meningkat hingga lebih dari 1.200 derajat Celcius, fuel rods akan rusak. Semakin panas lagi, fuel rods akan meleleh. Lelehan inilah yang akan menyebarkan radiasi, bahkan dapat menguapkan inti reaktor. Bila ini sampai terjadi, bencana mengerikan akan terjadi.
Dalam waktu empat hari, tiga reaktor nuklir yang aktif meledak. Reaktor unit satu meledak pada 12 Maret 2011. Unit tiga meledak dua hari kemudian. Dan berselang sehari, giliran unit dua yang meledak.
Perdana Menteri Jepang Naoto Kan pun langsung mengumumkan situasi darurat-nuklir. Sebanyak 170 ribu warga di radius hingga 20 km diungsikan. Di luar itu, pemerintah menghimbau mereka untuk tetap di dalam rumah, menutup semua jalur udara, dan menutup mulut dengan handuk.
Belum jelas apa penyebab pasti ledakan itu. Namun, menurut Associated Press, ledakan terjadi ketika petugas PLTN berusaha mendinginkan reaktor nomor satu menggunakan air. Ternyata, air yang mereka gelontorkan menciptakan hidrogen ketika terpapar fuel rods. Besarnya tekanan memaksa petugas mengeluarkan hidrogen sebagian. Namun, saat dikeluarkan hidrogen itu malah bercampur dengan oksigen dan mengakibatkan ledakan.
Tingkat radiasi yang keluar dari reaktor yang rusak masih turun naik. Menurut MSNBC, pada 15 Maret 2011 radiasi bisa mencapai 11.900 mSv/jam. Para ahli dari Indonesia yang dikumpulkan di KBRI Tokyo, bahkan mengatakan tingkat radiasi di daerah dekat reaktor mencapai hingga 400 ribu mSv/jam.
Petugas yang bekerja pun kucing-kucingan dengan radiasi. Jika memuncak, mereka menyingkir. Jika menurun, mereka maju, melakukan berbagai hal, sebisanya.
Radiasi bahkan dikabarkan terbawa angin dan telah mencapai Tokyo yang berjarak 250 km dari PLTN.
Kepala Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA), Yukiya Amano, pada Rabu, telah menyatakan situasi di Fukushima sangat serius. Amano mengatakan fuel rods di unit 4, 5 dan 6 telah terekspos udara dan menyebarkan radiasi. Berbagai negara mulai menyerukan warga negaranya untuk menjauhi PLTN Fukushima, setidaknya hingga radius 80 km.
Berbahaya, memang.
Namun, nuklir selama ini menjadi andalan Jepang dalam memenuhi kebutuhan listrik mereka sehari-hari. Data dari Federasi Perusahaan Pembangkit Listrik (FEPC) Jepang, negeri ini mengoperasikan 55 reaktor nuklir yang dihasilkan listrik sebesar hampir 50 gigawatt. Energi ini menyumbang 34,5 persen kebutuhan listrik di Jepang.
Di Jepang energi nuklir telah menjadi prioritas strategis sejak 1973. Bagi mereka, energi nuklir merupakan pilihan bijak sebab Negeri Sakura tak memiliki banyak sumber minyak dan gas.
Fukushima bukan kecelakaan nuklir yang pertama di Jepang. Pada pertengahan 1990, sempat terjadi beberapa kecelakaan nuklir, di antaranya kecelakaan Tokaimura. Toh, pemerintah Jepang terus kukuh mengembangkan energi nuklir.
Chernobyl, Three Mile, Fukushima
Tragedi Fukushima langsung mengingatkan dunia pada dua tragedi nuklir lainnya.
Di tahun 1986, pembangkit listrik tenaga nuklir di Republik Sosial Soviet Ukraina (sekarang Ukraina) tiba-tiba mati daya. Akibat memanasnya sistem, beberapa ledakan terjadi. Petaka berpuncak ketika sebagian inti nuklir meleleh.
Radiasi di luar area ledakan mencapai 50 kali lebih besar dari radiasi di Fukushima. Radiasi tingkat tinggi ini menyebar ke seluruh bagian barat Uni Soviet, Eropa Timur, Eropa Barat, dan Eropa Utara. Sebagian besar warga di Ukraina, Belarus dan Rusia diungsikan, dan 336 ribu orang di antaranya memilih tidak kembali.
Akibat paparan radiasi, 31 pekerja PLTN dan pemadam kebakaran yang kala itu berada di lokasi meninggal dalam hitungan bulan. Sebanyak 4.000 anak-anak dan dewasa mengidap kanker tiroid setelah mengkonsumsi susu yang terkontaminasi radioaktif. Dilaporkan, lima juta orang terkena dampak radiasi dan menderita sejumlah penyakit, mulai dari cacat tubuh hingga kanker. Sampai saat ini, tingkat radiasi di Chernobyl masih dalam taraf kritis.
Berdasarkan perhitungan International Nuclear and Radiological Event Scale (INES), skala kecelakaan Chernobyl mencapai level 7, level tertinggi dalam sebuah kecelakaan nuklir.
Sebelumnya, pada tahun 1979, kecelakaan serupa terjadi di Pulau Three Mile, Pennsylvania, AS. Sebagian inti nuklir di PLTN ini juga meleleh. Beruntung, karena selubung reaktor tidak rusak, maka meski radiasi menyebar ke wilayah yang cukup luas, tapi tarafnya masih tergolong rendah. Peristiwa Three Mile dikategorikan kecelakaan nuklir level dua, yakni kecelakaan nuklir dengan cakupan wilayah yang luas.
Bagaimana dengan Fukushima?
Seperti diberitakan NHK, Jumat kemarin, Badan Keselamatan Industri Nuklir Jepang telah menaikkan skala radiasi ke level 5 dari level tertinggi 7 dalam Skala INES. Ini karena lebih dari 3 persen dari bahan bakar nuklir telah rusak dan bahan radioaktif telah bocor dari pembangkit.
Situasi artinya telah menjadi semakin gawat saat KBRI Tokyo pada Rabu sebelumnya mengumpulkan 10 ahli nuklir Indonesia yang rata-rata sedang mengambil gelar doktor di sejumlah universitas di Negeri Sakura.
Para ahli ini, seperti dimuat di laman KBRI, menyimpulkan bahwa kecelakaan di reaktor Fukushima Unit 1 sampai 4 masih di skala 4 INES. Artinya, lingkup kecelakaan masih di sekitar PLTN Fukushima. Namun, kecelakaan ini telah merusak gedung reaktor, kolam cadangan air pendingin, dan mengakibatkan kebakaran di gedung reaktor yang menyimpan bahan bakar bekas.
Jikapun terjadi pelelehan inti nuklir, diperkirakan radiasi yang dilepaskan tidak akan sebesar peristiwa Chernobyl. Dilansir laman The Guardian, setiap reaktor di Fukushima memiliki selubung baja setebal 20 cm. Selubung itu masih dibungkus lagi dengan bangunan beton. Jadi, jikapun meleleh, dampaknya diperkirakan tidak akan terlalu parah.
***
Yang parah tak terkira tentu mereka yang berada di dalam selubung beton tebal itu, di mana para pekerja berani mati masih terus berkutat. Mereka mengusahakan segala cara, semampu mereka, untuk mendinginkan dan memantau reaktor di PLTN Fukushima.
“Saya mendengar kalau dia menawarkan dirinya untuk jadi sukarelawan, walaupun dia akan pensiun setengah tahun lagi. Mataku tak kuasa menahan tangis… Di rumah dia terlihat bukan tipe orang yang mampu melakukan tugas-tugas besar. Tapi hari ini saya sangat bangga padanya. Dan saya berdoa untuk keselamatannya,” tulis seseorang di Twitter dengan akun @NamicoAoto.
Salah satu relawan itu adalah ayah kandungnya sendiri, yang sudah berusia 59 tahun.
"Ayah, aku mohon, kembalilah dengan selamat."
Tsunami WikiLeaks
Selain Indonesia, WikiLeaks menyibak sejumlah rahasia pemimpin dunia. Apa reaksi mereka?
Sabtu, 12 Maret 2011, 02:28 WIB
Laporan dua media Australia The Age dan Sydney Morning Herald pada Jumat, 11 Maret 2011 itu, membuat pemerintah di Indonesia Jakarta berang. Bak aliran ombak, berita bersumber dari bocoran situs WikiLeaks itu dengan deras dilansir kembali oleh media di tanah air.
Disebutkan di dua media itu, mengutip kawat diplomatik Kedutaan Amerika Serikat yang bocor ke WikiLeaks, bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah “menyalahgunakan kekuasaan” untuk kepentingan pribadi. Sejumlah nama tokoh lainnya juga disinggung semisal mantan Wapres Jusuf Kalla, Ibu Ani Yudhoyono, TB Silalahi, dan lain-lain.
Indonesia, sebetulnya bukan baru tersentil oleh WikiLeaks. Desember silam, pemerintah masih dingin bersikap, meski ada kemungkinan bocornya memo rahasia diplomatik Amerika Serikat bakal menyinggung Indonesia. “Mengenai kemungkinan adanya isi dokumen yang melibatkan Indonesia, pemerintah Indonesia tak akan menanggapi,” ujar juru bicara Kemlu, Michael Tene, di Jakarta, 3 Desember 2010.
Bocoran soal Indonesia di WikiLeaks, pernah pula dirilis dua surat kabar Australia itu. Antara lain menyinggung Kopassus, Tommy Soeharto, dan Badan Intelijen Negara. Pejabat Indonesia saat itu masih tenang. "Informasi itu tak bisa diverifikasi. Jadi kita tetap tak memberi tanggapan data diklaim sebagai bocoran ke media massa itu," kata juru bicara kepresidenan, Teuku Faizasyah, Jumat 17 Desember 2010.
Tampaknya, reaksi atas berita dirilis dua koran Australia Jumat lalu itu berbeda. Jakarta berang. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa bahkan memanggil Duta Besar AS, Scot Marciel, ke Kementrian Luar Negeri di Pejambon, Jakarta, 11 Maret 2011. Menteri Marty meminta Dubes AS menjelaskan data yang bocor ke WikiLeaks itu.
Indonesia, kata Marty, protes dan menuntut klarifikasi atas informasi itu. Natalegawa juga melayangkan protes kepada Sydney Morning Herald dan The Age karena begitu saja mempublikasikan bocoran dari WikiLeaks. "Informasi itu sama sekali tidak berdasar dan tidak mengandung kebenaran sedikit pun, bahkan tidak masuk akal," kata Natalegawa usai pertemuan dengan Dubes Marciel.
Amerika Serikat tentu saja rikuh. Dubes Scot Marciel di Jakarta memahami protes pemerintah Indonesia itu. Marciel menyampaikan keprihatinannya, termasuk kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Dokumen tersebut tidak mewakili sikap AS. WikiLeaks sangat tidak bertanggungjawab atas hal ini," kata Marciel.
Tsunami dokumen rahasia
Selain Indonesia, WikiLeaks sebetulnya telah membuat gusar banyak pemimpin negara. Situs yang memuat bocoran politik digerakkan Julian Assange, mantan peretas (hacker) asal Australia itu, menghimpun sekitar 251.000 dokumen memo diplomatik AS dari sekujur dunia.
Sejak 28 November 2010, WikiLeaks bergerilya menyiarkan dokumen itu. Mereka menyebarkannya melalui internet, Twitter, dan sebagian melalui media massa di Eropa dan Australia, yang secara eksklusif diberi akses pertama. Dampaknya, berita bocoran yang diungkap ke publik itu, bak tsunami menghantam tembok rahasia para penguasa.
Isi memo itu adalah semacam laporan pengumpulan informasi dari berbagai kontak Kedutaan AS di negeri setempat. Di Indonesia, misalnya, Duta Besar AS Scot Marciel, mengatakan sebagai diplomat mereka harus membuka wawasan dan kontak dengan siapapun. “Tak hanya pejabat pemerintah setempat, Tapi juga cendekiawan, jurnalis, politisi, masyarakat awam dan lain-lain. Kami berbicara dan bertukar pikiran atas segala hal yang menjadi perhatian masing-masing pihak,” kata Marciel, beberapa waktu lalu.
Hasil tukar pikiran itulah, yang menjadi salah satu bahan laporan bagi Kedubes AS. “Kami mengirim laporan kepada kantor pusat [Washington DC], seperti banyak kedutaan besar negara lain kepada pemerintah mereka, mengenai situasi di negara tuan rumah,” kata Marciel, yang telah seperempat abad berkarir sebagai diplomat, dan telah bertugas di tujuh negara.
Kebijakan luar negeri AS, menurut pernyataan itu, bukanlah berdasarkan laporan mentah yang dibocorkan WikiLeaks, tepi segalanya diputuskan di Washington DC. "Kebijakan kami adalah catatan publik, seperti yang direfleksikan dalam pernyataan dan tindakan kami di penjuru dunia," demikian pernyataan Kedubes AS.
Pemerintah AS sendiri tak bersedia membenarkan informasi itu. Mereka hanya mengutarakannya secara tersirat. Deplu AS tidak mengomentari materi apapun, termasuk dokumen berkatagori rahasia, yang "mungkin telah dibocorkan," demikian pernyataan Kedubes AS.
Bagi kalangan pengamat, WikiLeaks memberi dimensi baru bagi jurnalistik. Didukung teknologi informasi yang makin canggih, siapa pun bisa mengungkap dan mengakses informasi yang sangat sensitif . "WikiLeaks adalah jurnalisme gaya baru, cerminan dari globalisasi," kata kolumnis The National Post, Diane Francis, dalam kolom di harian The Huffington Post.
"Benar atau salah, WikiLeaks telah mempertunjukkan suatu layanan publik dengan mengekspos kecerobohan pemerintah dalam era digital atau sikapnya yang menutup-nutupi rahasia mengenai negara-negara lain yang mana publik berhak untuk tahu," kata Francis.
Di lamannya, WikiLeaks menuliskan organisasi itu punya tujuan mulia: menciptakan keterbukaan. “Transparansi menciptakan kehidupan lebih baik bagi semua masyarakat. Pengawasan yang baik akan mengurangi korupsi dan memperkuat demokrasi di semua institusi sosial, termasuk pemerintahan, perusahaan dan organisasi lainnya,” tulis WikiLeaks di situsnya.[Baca juga cara WikiLeaks bekerja: Gerilya Si Pembocor Rahasia Dunia]
Menurut Francis kesalahan terletak pada pemerintah AS sendiri, yang selama ini cenderung membuat segalanya mudah diakses. "Bahkan walau ada kontrol ketat atas informasi sangat rahasia, pemerintah tidak bisa mengendalikan kebocoran," ujar Francis.
Gara-gara sepak terjang WikiLeaks, kejelekan sejumlah pemimpin pun terungkap. Sejumlah laporan memberi ungkapan, maupun kesan tidak enak didengar untuk beberapa pemimpin. Putin disebut sebagai "anjing alpha" dan Presiden Hamid Karzai dari Afganistan terkesan "digerakkan oleh paranoia."
Kanselir Jerman Angela Merkel, misalnya, dinilai "menghindari risiko dan jarang kreatif." Sementara itu, pemimpin Libya, Muammar Khadafi, dilaporkan berjalan-jalan dengan seorang suster "blonde menggairahkan" asal Ukraina
Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, turut menjadi korban pembocoran WikiLeaks. Laman itu memuat informasi bahwa Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, pernah membuat pemerintah Arab Saudi tersinggung, saat diundang mengunjungi kerajaan itu dua tahun lalu.
Menurut harian Inggris, Guardian, laporan itu mengungkapkan Sarkozy pernah membuat gara-gara dengan Saudi saat diundang berkunjung pada Januari 2008. Kunjungan itu untuk mempererat hubungan personal antara Sarkozy dengan Raja Abdullah.
Sebuah memo dari Kedubes AS di Riyadh melaporkan sejumlah kontak di Saudi tak senang atas perilaku Sarkozy. Antara lain, keinginan Sarkozy untuk mengajak tunangannya saat itu, Carla Bruni. Di Arab Saudi, lelaki dan perempuan tanpa ikatan pernikahan dilarang berjalan bersama. Bruni akhirnya tak jadi ikut.
Tiba di Saudi, tulis memo itu, Sarkozy tampaknya ngambek. Dia dilaporkan kurang menghargai tuan rumah. Dia enggan mencicipi makanan tradisional Arab yang dihidangkan. Selain itu, Sarkozy juga tampak bosan saat mengikuti upacara penyambutan tamu negara yang disiarkan di televisi.
Tidak hanya di Saudi, WikiLeaks juga membocorkan memo Kedubes AS di Rabat, Maroko. Sikap Sarkozy di Maroko, saat melawat pada Oktober 2007, juga diungkap. Pada memo itu, Sarkozy dikatakan terlalu santai atau tidak bersikap seperti negarawan, saat mengikuti acara resmi.
“Sarkozy duduk terlalu santai di kursinya saat dia dan raja Maroko menghadiri upacara penandatanganan kesepakatan di istana negara di Marrakech. Pada salah satu kesempatan, Sarkozy bahkan menyilangkan kakinya dan menunjukkan sol sepatunya kepada raja. Ini adalah tindakan tabu,” tulis memo tersebut.
Argentina dan presidennya turut menjadi bulan-bulanan WikiLeaks. Argentina dianggap tak becus mengatasi praktik pencucian uang hasil kejahatan terorganisir di negara itu. Bahkan Presiden Cristina Fernandez digosipkan mengkonsumsi obat penenang, dan seorang pejabat tinggi di negara itu disinyalir terkait penyelundup obat terlarang.
Informasi itu dibocorkan WikiLeaks, yang memuat sejumlah informasi rahasia, yang diklaim memo diplomatik dari Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Buenos Aires setahun lalu. Menurut kantor berita Associated Press, yang memantau bocoran WikiLeaks, laporan-laporan ke Washington DC itu berkatagori rahasia.
Di Argentina, bocoran itu mendapat perhatian besar dari sejumlah media. Pada edisi Kamis, 2 Desember 2010, misalnya, sejumlah surat kabar oposisi Argentina mengulas memo dari Kedubes AS, tertanggal 1 Desember 2009.
Memo itu adalah laporan upaya Argentina memerangi pencucian uang. Kesimpulan laporan itu: Argentina rentan jadi sasaran eksploitasi para penyelundup narkoba, dan sel-sel teroris. Soalnya, nyaris tak ada penegakan hukum, lalu budaya impunitas dan korupsi juga marak.
Kedubes AS juga menyarankan Washington agar jangan berharap banyak kepada pemerintah Argentina atas isu pencucian uang. Termasuk kepada Presiden Cristina Fernandez dan suaminya, mantan Presiden Nestor Kirchner yang wafat pada Oktober lalu. Mereka berdua dianggap punya kekayaan dari bisnis real estate. Sejumlah hakim pengadilan menolak memproses perkara itu, meski sudah berulangkali dilakukan penyelidikan.
"Sejumlah kontak Kedubes menilai pemerintahan saat ini, termasuk presidennya, tidak mampu berbuat optimal dan jujur mengusut pencucian uang," demikian salah satu kutipan memo itu.
"Kemungkinan besar tidak realistis berharap GoA [pemerintah Argentina] akan mendukung aparat kejaksaan, atau berupaya mengejar pelaku pencucian uang. Pasangan Kirchner dan lingkar dekat mereka mengambil banyak keuntungan dari kurangnya penegakan hukum," lanjut laporan itu.
Bocoran memo bertanggal 31 Desember 2009, misalnya, berupa instruksi kepada Kedubes AS mencari tahu apakah Presiden Cristina Fernandez mengonsumsi obat mengendalikan kondisi mentalnya. Memo lain, tertanggal 10 September 2009, memaparkan kecurigaan pejabat kepala kabinet Argentina punya hubungan dengan pengedar obat terlarang.
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga dibuat marah atas pembocoran dari WikiLeaks. Ini terkait komentar seorang diplomat senior AS atas dirinya. Komentar mantan Duta Besar (Dubes) AS untuk Turki itu tertulis dalam suatu memo rahasia, yang bocor ke laman WikiLeaks.
Dalam dokumen diplomatik AS tertanggal 12 Desember 2004, saat masih menjadi Dubes untuk Turki, Edelman menulis memo mengenai Erdogan. Saat itu, Erdogan baru menjadi Perdana Menteri Turki dan mengundang kegelisahan negara-negara Barat karena sikapnya yang "cenderung Islami."
Dalam laporan ke Washington, Edelman mengatakan Erdogan dipandang sebagai pemimpin haus kekuasaan, bersikap otoriter, dan tidak percaya pihak lain. Edelman juga mengritik para penasihat Erdogan. "Dia seenaknya melontarkan prasangka pro-Sunni, dan dengan reaksi emosional. Akibatnya menghambat perkembangan kebijakan domestik atau luar negeri," tulis memo itu, yang dibocorkan WikiLeaks.
Edelman lalu menyinggung sejumlah rekening bank yang dicurigai. "Kami dengar dari dua kontak bahwa Erdogan memiliki delapan rekening bank di Swiss. Penjelasan bahwa kekayaan itu adalah hadiah pernikahan dari para tamu kepada putranya, dan seorang pengusaha Turki menanggung biaya pendidikan bagi seluruh keempat anaknya di AS, benar-benar payah," tulis memo itu.
Reaksi keras
Para pemimpin yang menjadi subyek laporan diplomatik AS yang dibocorkan WikiLeaks itu sempat bereaksi emosional. Tapi itu cuma sebentar. Tak ada tindak lanjutnya.
Reaksi PM Erdogan di Turki, misalnya, yang pernah mengancam akan menggugat pemerintah AS secara hukum terkait komentar seorang diplomat senior AS atas dirinya yang bocor di WikiLeaks. "Amerika Serikat harus menuntut penjelasan dari para diplomatnya, karena tak dibenarkan bagi diplomat menuduh suatu negara dengan fitnah," kata Erdogan seperti dikutip laman stasiun televisi CNN.
Namun, ancaman Erdogan itu hingga kini tak terwujud. Bahkan, Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan bocoran tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan Turki dengan AS. “Bocoran itu tak akan mengubah prinsip dasar kebijakan luar negeri Turki,” ujar Davutoglu usai pertemuannya dengan Menlu AS Hillary Clinton di Ankara, 1 Desember 2010.
Di Prancis, tidak ada reaksi emosional dari istana kepresidenan maupun Sarkozy sendiri. Juru bicara pemerintah, Francois Baroin, pada November 2010 mengatakan mereka telah mengetahui dokumen itu sebelum dibocorkan di WikiLeaks. Tak ada protes dan permintaan pertanggungjawaban, Baron hanya mengatakan Prancis mendukung AS menjaga kerahasiaan kabel diplomatiknya.
Selain itu, bocoran WikiLeaks terkait pemimpin Jerman juga dianggap pemerintah setempat tidak akan merusak hubungan kedua negara. ”Hubungan kedua negara kuat, dekat, dan tidak akan terganggu dengan publikasi tersebut,” ujar Kanselir Jerman, Angela Merkel, November tahun lalu.
Tapi tak bisa disangkal bocoran dokumen menyatakan Kanselir Jerman, Angela Merkel, dinilai "menghindari risiko dan kurang kreatif” telah mengurangi kepercayaan Jerman terhadap AS. “Diplomasi, haruslah didasari atas asas saling peraya, dan jika kepercayaan rusak, seperti sekarang, maka kita harus kembali ke awal lagi,” ujar mantan Dubes AS untuk Jerman, John Kornblum.
Kegilaan Kolonel Khadafi
Dia pernah dibenci Barat, tapi lalu jinak. Anti imperialisme, dan suka tidur di tenda.
Jum'at, 4 Maret 2011, 23:00 WIB
Renne R.A Kawilarang
Muammar Khadafi Pemimpin Libya (AP Photo/ Ben Curtis)
BERITA TERKAIT
* Infografik: Orang-orang Khadafi
* Harta di Balik Jubah Sang Kolonel
VIVAnews-Muammar Khadafi adalah seorang kolonel tanpa urat takut. Pada 1969, di usia muda, dengan nyali yang menyala, dia menjungkalkan tahta raja Libya, satu kudeta yang berhasil, dan membalikkan gerak sejarah negeri itu.
Dia tampil sebagai revolusioner nekad, meski kerap juga ngawur. Kini, setelah 41 tahun berkuasa, Khadafi tak juga gentar. Dia tahu, hari-hari ini di sekujur tanah Arab para tiran terancam terguling oleh pergolakan rakyat.
Tapi Khadafi yang lama menjadi antagonis--dia rajin berkelahi dengan tetangganya sesama bangsa Arab, kini seperti hendak menegaskan kembali wataknya yang keras kepala.
Berdiam di tenda, dia pernah menyambut gencarnya bom Amerika Serikat pada 1986, dengan tenang. Barangkali, itu sebabnya, ketika demonstrasi kian hebat menuntut dia mundur, Khadafi melihat gerak protes tak bersenjata itu seperti sebuah ancaman militer. Warga sipil Libya, yang menuntut perubahan itu, dihajarnya dengan jet tempur.
Kini, tanpa rasa bersalah, pemimpin bernama lengkap Muammar Muhammad al-Khadafi itu nekad menembaki rakyat sendiri.
Konflik di Libya, kata banyak pengamat, tak akan terjadi bila tak ada pergolakan di Tunisia dan Mesir. Dua tetangga mengapit Libya itu berhasil menjungkalkan rezim yang kelewat lama berkuasa di negeri mereka. Revolusi adalah gagasan yang menular, dan momen itu dimanfaatkan oposisi di Libya melawan rezim Khadafi.[Lihat infografik kronologi pergolakan Libya: Orang-orang Khadafi]
"Kemarin Ben Ali [Tunisia], hari ini Mubarak [Mesir]. Selanjutnya harus Khadafi," ujar seorang pemrotes di Kota Benghazi, tak lama setelah mendengar pengumuman Presiden Mesir, Hosni Mubarak, berhasil dipaksa mundur pada 11 Februari lalu.
Tapi Khadafi adalah kolonel yang hanya mendengar dirinya sendiri. "Mereka main keras, saya juga main keras. Saya akan bertahan hingga tetes darah terakhir" ujar Khadafi seperti dikutip kantor berita Associated Press.
Dia lalu menuding siapa saja yang menyebar kebencian atas dirinya, mulai dari negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat hingga jaringan teroris al-Qaidah. Pekan lalu, dia seperti meracau, mengatakan semua rakyat Libya mencintai dia. Washington pun menilai Khadafi "melantur". Tak ada kata lain bagi Khadafi, kata Gedung Putih, selain dari turun dari kekuasaan.
Korban jiwa pun berjatuhan di Libya. Menurut Duta Besar Libya untuk PBB, Ali Suleiman Aujali, lebih dari 2.000 orang tewas dalam dua pekan terakhir. Warga yang melawan itu tumbang diberondong peluru tajam oleh milisi pro-Khadafi, yang kebanyakan adalah tentara bayaran dari Chad.
Khadafi akrab dengan kekerasan. Begitu meraih kekuasaan, dia bertahan selama 40 tahun lebih, dengan cara brutal. Tak heran, bila dia kini memakai segala cara, mulai dari menyewa milisi bayaran, hingga memberikan sogokan akan menaikkan gaji pegawai negeri sebesar 150 persen, dan memberi santunan tunai bagi keluarga yang loyal.
Mungkin karena berpengalaman menghadapi kudeta dalam negeri, Khadafi tak takut ancaman dari negara Barat, yang menyerang Libya dengan operasi militer. Dia pernah mengalaminya pada 1986, saat rumahnya dihajar bom oleh jet tempur Amerika. Banyak pengikutnya, termasuk anak angkatnya, tewas. Tapi Khadafi lolos dari maut. Dia terus melawan.
Seorang diplomat Libya, bekas penerjemah Khadafi yang kini mengajar di AS, Abubakar Saad, juga menyarankan cara keras, bila dia tetap tak bisa diajak kompromi. "Bila ada pemimpin tak mau berkompromi, atau bahkan tak mau duduk, dan berdialog, satu-satunya alternatif adalah menyingkirkan dia, membunuhnya mengakhiri situasi ini," kata Saad seperti dikutip Voice of America.
Di gurun pasir
Khadafi besar dalam angin padang pasir yang keras. Dia lahir di suatu tenda Badui, di gurun pasir dekat Kota Sirt, pada 1942. Dia berasal dari suku kecil turunan Berber Arab, yaitu Khadafa.
Tumbuh saat dunia Arab sedang bergolak, Khadafi tampaknya menyerap semua konflik itu ke jagad kecilnya. Di Palestina, konflik berlarat-larat setelah Yahudi membentuk negara Israel pada 1948. Dia juga larut dalam gelora nasionalisme Arab, yang diteriakkan pemimpin Mesir Gammal Abdul Nasser, pada 1952.
Bersekolah di madrasah setempat, Khadafi kecil telah menaruh minat besar pada sejarah. Selesai menjalani pendidikan lanjut, Khadafi terjun ke dunia militer. Di Libya pada saat itu, menjadi tentara adalah peluang emas memperbaiki taraf hidup bagi keluarga kurang mampu. Itu sebabnya, masuk militer adalah pilihan bagi anak-anak muda miskin seperti Khadafi.
Pada 1961, Khadafi masuk ke akademi militer. Dia lulus lima tahun kemudian. Dianggap punya prospek cemerlang, Khadafi terpilih ikut pendidikan militer lanjutan selama beberapa bulan di Akademi Militer Inggris, Sandhurst. Dia pun menerima pelatihan militer di Athena, Yunani.
Sebagai perwira muda, Khadafi malu melihat negara Arab, yaitu Mesir, Suriah, dan Yordania, kalah perang dengan Israel di tiga front pada 1967. Dia kian geram, karena Raja Idris I dari Libya, hanya berpangku tangan melihat sesama bangsa Arab dipermalukan Israel dalam Perang Enam Hari.
Khadafi lalu bertekad menggulingkan Raja Idris.
Peluang itu tiba pada 1 September 1969. Saat itu, Raja Idris sedang ke Yunani untuk berobat. Muncul kabar, karena sering sakit-sakitan, Raja Idris akan lengser. Dia menyerahkan kekuasaan kepada keponakannya, yang menjadi putra mahkota, Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanusi, atau Hasan as-Sanusi.
Tanggal penyerahaan tahta dari Raja Idris kepada Pangeran Hassan berlangsung pada 2 September 1969. Sehari sebelum ritual penyerahan tahta, saat Idris masih di luar negeri, Khadafi bergerak. Dia mengumumkan di radio, Libya berada di tangan Dewan Revolusi yang akan menyelamatkan negara dari kekosongan kekuasaan.
Junta militer pimpinan Khadafi lalu menangkap kepala staf militer dan kepala keamanan, yang setia dengan Raja Idris. Sang Raja terhenyak. Dia tak bisa lagi pulang, hingga wafat di Mesir pada 1983.
Stasiun berita BBC menceritakan bagaimana Khadafi, perwira 27 tahun namun telah berpangkat kolonel, secara cemerlang melakukan kudeta tak berdarah. "Kudeta itu hanya memuntahkan beberapa peluru," tulis BBC.
Nasib calon raja yang batal, Hasan as-Sanusi lebih buruk. Dia menjadi tahanan rumah, dan sempat dipenjara selama tiga tahun pada 1971. Hasan dan keluarga diusir dari rumah mereka pada 1984.
Hasan harus menggelandang di pantai, hingga diserang stroke. Khadafi mengizinkannya berobat ke London, Inggris. Hasan pun meninggal di sana. Dia dikuburkan di sebelah makam Raja Idris, di Madinah, Arab Saudi.
Kitab Hijau
Setelah menyingkirkan kekuatan lama, pada awal berkuasa, rezim Khadafi melakukan perubahan besar. Kerajaan Libya dibubarkan. Dia lalu membentuk Republik Sosialis Arab, dengan nama resmi Republik Rakyat Sosialis Agung Jamahiriya Arab Libya.
Bendera nasional pun diganti, dari gabungan warna merah, hitam, dan hijau, dengan lambang bintang dan bulan sabit di tengah-tengah, menjadi warna hijau polos.
Khadafi pun tak menyatakan diri sebagai presiden atau raja. Dia menabalkan dirinya seorang “brother leader”, dan sang pemandu revolusi. Dia sempat menjabat perdana menteri selama 1970-1972. Sebagai pemimpin belia, Khadafi menunjukkan kepada bangsa Arab, perubahan radikal sedang bergerak di Libya.
Sistem pemerintahan Libya dirombak. Menurut kajian Library of Congress pada 1987 berjudul "Government and Politics of Libya", Libya dipimpin dua pilar utama, yang disebut dengan sektor.
Salah satu pilar, yaitu "Sektor Revolusioner," terdiri dari Khadafi sebagai pemimpin Revolusi, Komite Revolusi, dan Dewan Komando Revolusi, yang beranggotakan 12 orang. Mereka inilah inti kekuasaan di Libya karena para komite dan dewan tidak dipilih, melainkan ditunjuk, serta tak ada masa bakti.
Pilar lain adalah “Sektor Jamahiriyah”, adalah Kongres Rakyat mewakili 1.500 wilayah, dan 32 anggota Kongres Rakyat Sha'biyat. Mereka dilihat sebagai lembaga legislatif. Para anggotanya dipilih setiap empat tahun.
Sejak 1972, rezim Khadafi melarang partai politik. Media massa nasional pun dibelenggu agar tidak "menyesatkan" rakyat dengan pemberitaan kritis kepada pemerintah. Seperti Mao Zedong di China pada 1960an, Khadafi pada 1975 menerbitkan buku panduan ideologi bagi pejabat dan rakyat Libya. Dia menyebutkan sebagai "Kitab Hijau" (Green Book).
Terbit dalam bahasa Arab, Kitab Hijau menjabarkan tiga paham dasar, yaitu "Demokrasi berdasarkan Kekuasaan Rakyat," "Ekonomi Sosialisme" dan "Teori Internasional Ketiga." Paham itu lalu menjadi panduan bagi sistem demokrasi ala Khadafi, sekaligus panduan politik luar negeri Libya yang mengundang kontroversi.
“Kitab Hijau” menolak demokrasi liberal ala Barat, dan mendorong sistem demokrasi langsung berdasarkan pembentukan komite-komite rakyat. Belakangan, sistem ini dikritik sebagai cara Khadafi mengamankan kepentingannya di balik jargon memberdayakan rakyat Libya. [Baca juga artikel Harta di Balik Jubah Sang Kolonel]
Sikap anti Barat-nya kental. Dia menjadi sponsor gerakan anti imperialisme dan zionisme. Pada dekade 70an hingga 90an, Libya bahkan menjadi kawah pelatihan bagi kelompok radikal seperti Brigade Merah dari Jepang, "September Hitam" dari Palestina, MILF dari Filipina, dan IRA dari Irlandia Utara.
Mimpinya tentang Arab bersatu dipengaruhi gagasan Nasser. Khadafi berniat meneruskan Pan Arabisme yang dirintis presiden pertama Mesir itu. Maka, dua tahun setelah Nasser wafat pada 18 September 1970, Khadafi menggagas pendirian "Federasi Republik-republik Arab," meliputi Libya, Mesir, dan Suriah. Tapi ide itu gagal. Dia mencoba lagi pada 1972, dengan menggandeng Tunisia, tapi usaha itu kempis.
Ironisnya, gagasan itu berlawanan dengan tabiatnya yang suka berkelahi dengan tetangga. Misalnya, pada 1969, tak lama setelah dia berkuasa, Libya berperang dengan Chad. Menurut Gérard Prunier, penulis buku Darfur: a 21st century genocide, alasannya saat itu tak masuk akal: gara-gara presiden Chad saat itu seorang Kristen, dan berkulit hitam. Perang Libya-Chad berakhir pada 1994, melalui keputusan Mahkamah Pengadilan Internasional.
Selain itu, Libya pun sempat baku tembak dengan Mesir selama beberapa hari pada 1977. Soalnya, Khadafi kesal dengan manuver Presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat, yang berdamai dengan Israel, setelah keduanya terlibat Perang pada Oktober 1973.
Khadafi memang anti-Israel. Dia bahkan jengkel dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pimpinan Yasser Arrafat. Pada 1995, Khadafi mengusir 30.000 warga Palestina dari Libya, setelah setahun sebelumnya PLO menggelar kesepakatan damai dengan Israel.
Khadafi juga berang dengan Mesir, karena melindungi dua perwira Libya pelaku rencana kudeta atas dirinya pada 1975. Konflik Libya-Mesir yang berlangsung empat hari akhirnya berakhir, setelah ditengahi oleh Aljazair.
Dengan politik yang keras seperti itu Libya di bawah Khadafi akhirnya menjadi sorotan. Dia dibenci Barat karena mensponsori kelompok teroris. Dia dicap menjadi rezim berbahaya, karena diketahui mengembangkan senjata penghancur massal untuk menandingi musuhnya di Barat.
Maka, tak heran Presiden AS, Ronald Reagan, menjuluki dia sebagai "anjing gila", yang membuat Reagan menghujani Tripoli dan Benghazi dengan serangan bom pada 14 April 1986. Serangan itu terjadi setelah agen-agen Libya diketahui meledakkan suatu klab malam di Berlin, Jerman, pada 5 April 1986. Insiden itu membunuh tiga orang, dan melukai 229 lainnya - lebih dari 50 orang diantaranya tentara Amerika.
Dua tahun kemudian, terjadi tragedi peledakkan atas pesawat Pan American yang terbang di langit Lockerbie, Skotlandia. Ratusan penumpang dan awak pesawat tewas. Agen Libya dituduh terlibat dalam aksi keji itu. Setelah sempat menyangkal, rezim Khadafi belakangan menerima tanggungjawab tragedi di Lockerbie, dan bersedia membayar uang duka kepada keluarga semua korban.
Menjadi jinak
Menurut catatan harian Telegraph, Tragedi Lockerbie tampaknya "petualangan terakhir" Khadafi dalam terorisme internasional. Pada dekade 1990-an, Libya mulai rujuk dengan Barat. Dia rupanya tak tahan hidup, terisolasi, dan banyak musuh, baik dari Barat maupun Arab.
Puncaknya pada 2003, saat Khadafi melucuti semua senjata penghancur massal milik Libya. Sejak saat itu, hubungan Libya membaik, termasuk dengan AS. Bahkan semasa George W. Bush berkuasa, pada 2006 AS mengumumkan Libya tak lagi masuk daftar negara berbahaya. Proyek dan invetasi asing pun mulai mengalir kembali ke Libya.
Hingga Februari 2011, sebenarnya tak ada lagi berita sensasional tentang Khadafi, dan rezimnya. Dia sepertinya tak mau cari gara-gara dengan dunia luar. Khadafi bahkan sesekali diundang ke Barat, dan berpidato di Sidang Majelis Umum PBB di New York pada 2009.
Dia juga menyambangi Perdana Menteri Silvio Berlusconi di Italia pada 2010.
Khadafi pun akrab dengan mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair. Dia dikabarkan tak lagi tertarik pada nasionalisme Arab - setelah beberapa kali gagal mewujudkan persatuan Arab. Kini, perhatiannya pada solidarisme sesama negara Afrika. Itu sebabnya, sejumlah pemimpin Afrika mengangkat Khadafi sebagai Ketua Uni Afrika periode 2009-2010.
Nyentrik, tapi kejam
Khadafi kini berusia 68 tahun, dan kian nyentrik. Dia, misalnya, tinggal di tenda setiap kali berkunjung ke luar negeri, dan senang dikelilingi banyak perempuan. Khadafi lebih suka dikawal pasukan khusus perempuan.
Pada satu lawatan ke Italia beberapa tahun lalu, Khadafi menjamu ratusan perempuan setempat. Dia membujuk mereka menjadi mualaf. Laman spesialis pembocor rahasia diplomatik AS, WikiLeaks, juga mengungkapkan Khadafi punya perawat perempuan asal Ukraina, bertubuh seksi, dan berambut pirang.
Wartawati senior BBC, Katie Adie, selalu teringat sifat nyentrik Khadafi. Saat bertemu untuk wawancara di Tripoli pada 1984, Khadafi memberi Adie dua buah buku, dan satu ucapan. "Buku pertama adalah Kitab Hijau, dan kedua adalah Kitab Suci Al Quran. Setelah itu, dia berucap kepada saya, 'Selamat Natal'," kata Adie seperti ditulisnya di harian The Guardian.
Bagi aktivis di Libya, seperti Mohammed al-Abdalla, Khadafi adalah diktator yang brutal. "Era 70-an, saat menghadapi gerakan mahasiswa, Khadafi terang-terangan menggantung para mahasiswa, yang berdemonstrasi di alun-alun Tripoli dan Benghazi," ujar al-Abdalla, sekrektaris jenderal Front Nasional untuk Keselamatan Libya, seperti dikutip stasiun berita Al Jazeera.
"Dia melakukan eksekusi, yang mungkin paling brutal pernah kami saksikan, atas 1.200 tahanan di penjara Abu Salim. Mereka sudah dipenjara, lalu dieksekusi dalam waktu kurang dari tiga jam," kata al-Abdalla.
Kini, si kolonel tanpa urat takut, dan kadang ngawur itu, kembali tampil brutal. Sejak 15 Februari lalu, dia menghabisi rakyat yang kini menentangnya. Akankah dia mendengar teriakan rakyat Libya itu?
Satu bekas menterinya yang membelot, Abdul Fattah Younis al Abidi, mengatakan Khadafi adalah pemimpin 'keras kepala'. Abidi mengenal Khadafi sejak 1964. Dia yakin, sang kolonel akan bertindak ekstrim. "Dia akan memilih bunuh diri, atau dibunuh," kata Abidi.
Bahaya dalam Kaleng Susu
Peneliti IPB menemukan bakteri berbahaya dalam susu formula. Pemerintah belum mau umumkan.
Jum'at, 18 Februari 2011, 22:40 WIB
Arry Anggadha, Mutia Nugraheni, Anggi Kusumadewi
Kepala BPOM Kustantinah (kiri) (ANTARA/Fanny Octavianus)
BERITA TERKAIT
* Infografik: Dicekam Susu Berbakteri
* Bertemu "Si Jahat" E. Sakazakii
VIVAnews –Lelaki itu tersentak saat mendengar hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang susu formula. Itu terjadi dua tahun silam, pada 2008, saat sejumlah sampel susu olahan bagi bayi itu dilaporkan mengandung bakteri berbahaya, Enterobacter sakazakii.
Tak ada informasi lebih jauh dari lembaga akademik itu. Misalnya soal merek susu apa saja yang tercemar bakteri.
Lelaki itu David Tobing, seorang pengacara. Dia beranak dua, balita yang sedang bertumbuh, dan rajin minum susu formula. Penelitian itu jelas memberi tahu bahwa ada bahaya dalam kaleng susu formula. Merasa ada informasi yang ditutupi, dia pun melayangkan gugatan.
David lalu menggugat Menteri Kesehatan ke pengadilan. Selain menteri, dia turut menggugat sejumlah pihak lain. Berurutan yang menjadi tergugat adalah IPB, dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Semua pihak itu diminta membuka susu formula mengandung bakteri.
Alasan gugatan David sederhana. Sebagai orang tua yang punya anak minum susu formula, dia berhak tahu produk susu mana yang aman dikonsumsi. Apalagi, IPB telah memuat di laman website mereka pada 17 Februari 2008 tentang adanya susu yang tercemar bakteri itu.
Penelitian IPB itu diketuai oleh Dr. Sri Estuningsih. Kesimpulannya mengejutkan. Di Indonesia terdapat susu formula, dan makanan bayi tercemar Enterobacter Sakazakii. Ini bakteri berbahaya. Mikroba itu, kata Estu, menghasilkan enterotoksin tahan panas. Bakteri itu menyebabkan enteritis, sepsis dan meningitis pada model anak mencit neonatus (anak tikus).[Lihat infografik Dicekam Susu Berbakteri]
Permohonan David Tobing itu pun dikabulkan sebagian oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Melalui putusan tertanggal 20 Agustus 2008, majelis hakim menyatakan Menteri Kesehatan, IPB, dan BPOM telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Penelitian itu sebetulnya telah dilakukan Dr Sri Estuningsih sejak 2003. [Baca juga Bertemu “Si Jahat” E. Sakazakii]. Dalam penelitiannya bertajuk "Microbiological Quality of Infant Foods in Indonesia, with special emphasis on Shigella sp., and Other Pathogenic Enterobacteriaceae" menyebutkan 12 dari 74 sampel MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) tercemar E. sakazakii.
Tak berhenti di situ. Sri Estuningsih kembali meneliti pada 2006. Dalam risalah hasil penelitian bertajuk "E. sakazakii and Enterobacteriaceae in Powdered Infant Formula and Follow on Formula", dia juga menemukan bakteri itu.
Bahkan, temuan penelitian 2006 itu dikuatkan oleh Dr. Heinz Baker, dari Laboratory Food Microbiology, Maxmillan University Munich, Jerman, dan Dr. Steven J. Forsythe, Lab. Microbiology and Food Technology Nottingham Trent University. Mereka sepakat semua isolat dalam penelitian Dr Sri Estuningsih terbukti E. Sakazakii.
***
David Tobing menang. Meski sebagian, permohonannya itu dikabulkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dua tahun silam. Melalui putusan pada 20 Agustus 2008, majelis hakim menyatakan Menteri Kesehatan, IPB, dan BPOM telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Hukuman bagi para tergugat, kata putusan itu, adalah secara bersama mengumumkan hasil penelitian itu. Nama dan jenis susu formula yang tercemar Enterobacter Sakazakii, harus dibuka di media massa, baik cetak maupun elektronik. Pengadilan juga menghukum para tergugat biaya perkara sebesar Rp414.000.
Para tergugat lalu banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Tapi, lagi David menang. Vonis dari pengadilan Jakarta Pusat justru dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta, pada 06 April 2009.
Tak puas atas putusan itu, Menteri Kesehatan lalu mengajukan kasasi. Namun, upaya mereka kembali gagal. Putusan Mahkamah Agung menolak permohonan IPB, BPOM, dan Menteri Kesehatan. Para tergugat malah dihukum membayar biaya perkara sebesar Rp500.000.
Yang menarik adalah pertimbangan hakim Mahkamah Agung. Masyarakat, kata majelis kasasi itu, bisa resah dengan tidak diumumkannya penelitian itu. Konsumen susu formula bisa rugi. Penelitian menyangkut kepentingan publik harus dibuka, agar masyarakat waspada. Tak membuka hasil penelitian jenis itu, kata Mahkamah, adalah tindakan tak hati-hati dalam melayani publik.
Meski sudah diputus sejak April 2010 lalu, putusan itu baru diketahui David Tobing pada awal 2011. David pun meminta Menteri Kesehatan, IPB, dan BPOM segera mengumumkan susu formula yang mengandung bakteri.
Tapi, cerita tak berhenti di situ.
***
Meski sudah mengantongi keputusan pengadilan, permintaan David ditolak Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Menteri Kesehatan mengaku tak tahu hasil penelitian tim IPB pada 2008 itu. Demikian Endang menyatakan kepada wartawan pada 10 Februari 2011.
Alasan menteri, IPB sebagai universitas independen tak wajib melaporkan hasil penelitiannya kepada Kementerian Kesehatan. Sementara, IPB juga menolak mengumumkan, dengan alasan belum resmi menerima surat keputusan Mahkamah Agung.
Menteri Endang menambahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah meneliti secara berkala, dan menjamin produk susu formula di pasaran bebas bakteri itu. Artinya, susu formula di pasar aman dikonsumsi.
"Yang penting sekarang kalau bayi usia 0-6 bulan dikasih ASI. Kalau nggak bisa memberi ASI, pakai susu formula tak masalah. Asalkan airnya direbus matang,” ujar Menteri Kesehatan, pada satu kesempatan, Ahad 13 Februari 2011.
Persoalan pun bergulir ke Senayan. Keengganan Endang lalu jadi sorotan anggota parlemen di sana. Komisi Kesehatan DPR RI lalu memanggil Menteri Kesehatan, agar hadir pada rapat dengar pendapat dengan anggota Dewan, Kamis 17 Februari 2011.
Dalam rapat muncullah pengakuan dari IPB. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, I Wayan Teguh Wibawan, menyatakan apa yang dilakukan peneliti saat itu ialah, peneliti menyampaikan temuan itu pada produsen. "(Mereka) berkomunikasi," ujarnya.
Menurutnya, pada 2007, peneliti sudah diminta presentasi di perusahaan itu. Peneliti secara kooperatif juga bertukar info dengan BPOM. "Kami senang BPOM merespon. Pada tahun 2008, saat BPOM mengambil sampel, IPB pun kembali melakukannya pada tahun 2009.”
Wibawan melanjutkan, bahwa penelitian itu adalah untuk mengisolasi. “Bukan untuk mensurvei (susu formula)," ujarnya. Hasil penelitian menemukan, 5 dari 22 sampel susu formula positif bakteri E. sakazakii, dan 7 dari 15 sampel makanan bayi positif E. sakazakii.
Kasus itu, kata Wibawan, menarik perhatian publik karena peneliti IPB wajib mempresentasikan hasil penelitian mereka. Itu sebabnya, oleh lembaga penelitian, abstraknya dimuat di website IPB. “Itulah yang bisa diakses oleh publik, dan kemudian mendapat perhatian," ujarnya.
Penelitian itu rupanya berlanjut. Yang menarik, penelitian pada 2009 menelisik kembali susu formula yang dulu positif tercemar E. sakazakii. Ternyata susu yang tadinya tercemar, menurut hasil penelitian, sudah bebas dari bakteri itu.
Sebagai catatan, seperti dikatakan BPOM dalam dengar pendapat itu, sampai Juni 2008, belum ada keharusan bagi susu formula untuk bebas E. sakazakii.
Kepala BPOM, Kustantinah, sudah mengambil langkah antisipasi atas penelitian IPB itu. Pada Maret 2008, badan itu menguji sampel 96 jenis susu formula terdaftar. Hasilnya, tak satu pun mengandung E. sakazakii.
"Maret 2008 belum ada persyaratan yang berlaku secara nasional atau internasional, bahwa susu formula bayi tak boleh ada E.sakazakii,” ujar Kustantinah. Codec sebagai standar internasional pangan, baru menetapkan larangan E. sakazakii pada Juli 2008.
Baru pada 2009, Indonesia mengeluarkan aturan susu bayi tak boleh mengandung E. sakazakii dan zero cemaran mikroba. Sebelum peraturan baru ini, di Indonesia batas maksimal cemaran hanya 4 mikroba.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Herry Suhardiyanto, membela pernyataan Wibawan. Menurutnya, penelitian itu dalam rangka pengawasan keamanan pangan. “Untuk mengungkap merek susu formula yang aman atau tidak, bukanlah kewenangan IPB. Itu kewenangan BPOM,” ujar Herry kepada VIVAnews.com.
Herry juga menghargai aksi antisipasi BPOM, yang segera melakukan pengawasan setelah hasil penelitian IPB dipublikasikan. Dia juga mengajak masyarakat percaya pada hasil penelitian Badan Pengawas itu. Bahwa, sejak 2008, tak ditemukan lagi susu tercemar E. Sakazakii.
Lalu mengapa IPB menolak membuka merek susu formula itu kepada publik?
Sang peneliti, Dr Sri Estuningsih mengatakan, penelitiannya bukan ditujukan menguji merek susu formula, dan makanan bayi yang mana saja tercemar. Melainkan, memperbaiki standar mutu pangan, dan cara praktis pencegahan bakteri itu.
Dengan kata lain, penelitian Sri, bukanlah penelitian pengawasan sebagaimana kewenangan BPOM. Tapi melainkan penelitian isolasi yang bertujuan mempelajari virulensi, dan risiko yang ditimbulkan dari E. Sakazakii.
Dalam soal menghadapi gugatan hukum itu, IPB tampaknya masuk dalam dilema etika akademik. "Di satu sisi, kami harus menjunjung tinggi etika akademik. Di sisi lain, harus patuh hukum,” ujar Rektor IPB Herry Suhardiyanto.
***
Ketegangan dilematis itu tampaknya belum berakhir. Satu lembaga masyarakat, Sahabat Muslim, melaporkan Menteri Kesehatan, IPB dan BPOM ke Mabes Polri. Masih di poros soal yang sama, ketiga lembaga publik itu digugat karena enggan membuka merek susu yang tercemar bakteri.
LSM yang berkantor di Jakarta Timur itu, menggunakan UU Keterbukaan Informasi Publik, menekan ketiga lembaga publik itu segera membuka produsen merek susu yang tercemar. Di kantornya yang sederhana, LSM ini bahkan membuka posko pengaduan korban susu formula berbakteri Enterobacter sakazakii.
Seperti diungkap Ketua Sahabat Muslim, Muhammad HS, mereka bergerak karena kesal pejabat publik berkeras tak mau terbuka. “Alasannya klasik, yaitu belum menerima putusan kasasi Mahkamah Agung. Padahal putusan itu sudah setahun lalu," ujarnya.
***
Kini, bola kembali ke kaki David Tobing.
Salinan putusan Mahkamah Agung itu telah ada di Pengadilan Jakarta Pusat. Menurut juru bicara pengadilan itu, Suwidya, salinan putusan sudah mereka terima pada Jumat 18 Februari 2011. "Kami akan meminta kepada pihak terkait untuk mengambil salinan putusan," jelasnya.
Soal eksekusi keputusan itu, menurut Kepala Biro Hukum dan Humas MA, Nurhadi, semuanya tergantung David Tobing, selaku penggugat pertama. "Kalau dia tidak mengajukan permohonan eksekusi, ya tidak ada eksekusi," kata Nurhadi.
Lalu, apa kata David? Dia meminta Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengumumkan secara terbuka merek susu formula berbakteri. Rencananya Senin pekan depan, Menteri Kesehatan dan Rektor IPB akan kembali dipanggil DPR.
Artinya, jika Menteri Endang mengumumkannya, maka tak perlu ada eksekusi paksa. "Kalau mereka tidak mau mengumumkan, saya akan ambil langkah hukum,” ujarnya.
Ahmadiyah, Darah dan Ibadah
Datang sejak awal abad ke-20, Ahmadiyah ditentang di nusantara. Tak punya kitab sendiri.
Jum'at, 11 Februari 2011, 21:31 WIB
Hadi Suprapto, Dedy Priatmojo, Zaky Al-Yamani
undefined
Ibu dan anak warga Ahmadiyah dievakuasi polisi di Makassar (Antara Foto)
BERITA TERKAIT
* Infografik: Tragedi Ahmadiyah
* Dari India Menyebar ke 190 Negara
VIVAnews - Bunyi surat itu memelas. "Berilah kami tempat, Bapak Wali Kota, di mana saja di wilayah kota Mataram ini,” tulis seorang jemaah Ahmadiyah di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kalimat selanjutnya, ditulis setengah putus asa. “Di pinggiran yang dianggap angker banyak setan sekali pun,” tulis si pengikut itu. Jeritan itu dikutip oleh Djohan Effendi, seorang pemikir Muslim yang prihatin akan nasib pengikut Ahmadiyah. "Menjadi pengungsi di negeri sendiri," tulis Djohan.
Mereka adalah kaum terusir. Di Lombok, pada 2004, misalnya, para pengikut ajaran Mirza Ghulam Ahmad itu membeli tanah di Dusun Ketapang, Desa Gegerung, Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Saat itu, ada 36 kepala keluarga, atau 138 jiwa sempat menetap di Lingsar.
Baru setahun menetap, kelompok ini diserang warga setempat pada Oktober 2005. Ahmadiyah, kata warga, membawa ajaran sesat. Mereka mencoba bertahan. Tapi lima bulan kemudian serangan kembali datang. Pada 4 Februari 2006, mereka tersingkir lagi.
Karena tak punya tempat, pemerintah NTB lalu mengungsikan mereka ke Asrama Transito, di Majeluk Kota Mataram. “Di sini kami memang lebih aman,” ujar Basirun Ajiz, penasehat Jemaah Ahmadiyah Lombok.
Hidup di penampungan juga sulit. Kebutuhan mereka sempat ditopang sembako bantuan Pemda sampai 2007. Setelah itu, agar tetap hidup, mereka kerja serabutan. Dari menjadi kuli kasar, mengasong, sampai tukang ojek.
Beberapa bulan silam, ujar Basirun, mereka kembali ke Lingsar. Tapi hanya sempat menginjakkan kaki sebentar. Pada 26 November 2010, warga datang dengan beringas. Sekitar 21 rumah pengikut Ahmadiyah dirusak massa. Akhirnya mereka kembali ke Asrama Transito Kota Mataram.
Itu sebabnya, surat terbuka seperti dikutip Djohan Effendi itu, terdengar lirih. “Berilah kami tempat, Bapak Wali Kota, di mana saja di wilayah kota Mataram ini, ... di pekuburan-pekuburan, yang penting kami dapat keluar dari penampungan. Hidup normal, menghirup udara kebebasan dan kemerdekaan”.
Berdarah
Tak hanya di Lombok, Jemaat Ahmadiyah juga ditolak di Sulawesi Selatan. Sekretariat mereka di Jalan Anuang, Kecamatan Mamajang, Makassar, didatangi seratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) Sulawesi Selatan, pada 28 dan 29 Januari 2011.
Akibatnya, pada 29 Januari, puluhan anggota Jemaat Ahmadiyah terpaksa diungsikan ke kantor Polrestabes Makassar. Tapi, setelah evakuasi, sekretariat mereka dirusak dan diobrak-abrik. Pintunya dijebol, dan dokumen disita. Papan nama hijau di depan bangunan dirobohkan.
Atas nama Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, massa FPI dipimpin Habib Reza menuntut Ahmadiyah bubar. Ajaran itu, dianggap melenceng dari Islam. FPI juga menuding Ahmadiyah melanggar SKB itu.
Yang dimaksud FPI adalah surat keputusan Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung pada 9 Juni 2008. Intinya, memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah menghentikan kegiatan yang bertentangan dengan Islam. Tapi, keputusan itu memancing tafsir yang lentur.
FPI, misalnya, memandang semua kegiatan Ahmadiyah tergolong dakwah. “Harusnya mereka berhenti. Jika tidak, mereka telah menyebarkan ajaran kafir,” teriak Habib Reza, di tengah massa FPI Sulawesi Selatan yang beraksi hari itu.
Di barat Nusantara, nasib Ahmadiyah lebih buruk. Misalkan, ada masjid Ahmadiyah yang dibakar di Ciampea, Bogor. Lalu ada teror pembakaran panti asuhan di Tasikmalaya, bentrokan di Kuningan, hingga penyerbuan masjid di Jakarta.
Setara Institute mencatat, pada kurun 2008-2010, ada 276 kali aksi kekerasan atas Ahmadiyah. Terbanyak pada 2008, 193 kasus, atau 73 persen total kekerasan atas kaum minoritas di tahun itu. Pada 2009 dan 2010, Ahmadiyah diganyang sebanyak 33 dan 50 kali.
Puncak tragedi berdarah terjadi pada Ahad, 6 Februari 2011. Tiga orang tewas dalam penyerbuan rumah mubalig Ahmadiyah, Suparman, di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten.
Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menuturkan kronologi penyerbuan brutal itu.
Pada Sabtu 5 Februari, pukul 09.00, Kepolisian Resor Pandeglang menangkap Suparman, istri Suparman, dan Tatep (ketua Pemuda Ahmadiyah). Polisi membawa mereka ke kantor Polres Padeglang. Alasannya, ingin memeriksa status imigrasi istri Suparman yang warga negara Filipina.
Mendengar informasi penahanan ini, pemuda Ahmadiyah dari Jakarta dan Serang datang ke Cikeusik mengamankan anggota Jemaah Ahmadiyah yang kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak. Semua jemaah, sekitar 25 orang itu telah berkumpul di rumah Suparman.
Rombongan dari Jakarta dan Serang tiba pukul 08.00 WIB, Ahad 6 Februari. Jumlahnya 18 orang, ditambah tiga warga Cikeusik. Mereka lalu berjaga-jaga di rumah Suparman, takut ada serangan massa.
Mendengar akan ada serangan, satu regu polisi dari Reserse Kriminal datang ke lokasi. Mereka sarapan, dan berdialog bersama Jemaat. Polisi minta mereka segera meninggalkan lokasi.
Tapi, permintaan itu ditolak. Polisi lalu meninggalkan lokasi. Sejak saat itu tidak ada dialog lagi antara Jemaah Ahmadiyah dan kepolisian. Warga Ahmadiyah tetap berkumpul di rumah Suparman.
Pukul 10.00, ratusan orang menyerbu rumah Suparman. Mereka berteriak-teriak sambil mengacungkan golok. Terjadilah bentrokan itu. Total penyerang mencapai 1.500 orang. Akibat serbuan itu, tiga warga Ahmadiyah tewas mengenaskan. Mereka adalah Roni, 30, warga Jakarta Utara; Mulyadi, 30, warga Cikeusik; dan Tarno, 25, warga Cikeusik.
Ibadah
Peristiwa di Cikeusik berdampak ke seluruh Jemaat Ahmadiyah. Kata juru bicara Jemaat Ahmadiyah Sulsel, Mukhtiar, kecemasan menghantui pengikut mereka. Padahal, “Dalam Islam, perbedaan adalah rahmah, meski itu beda penafsiran,” ujarnya.
Di Yogyakarta, tak jauh beda. Sering kali, saat mereka beribadah diintai orang tak dikenal. "Mungkin intel atau siapa, kami tak tahu," kata juru bicara Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta Munawar Ahmad.
Dia beserta puluhan anggota jemaah itu pernah tegang setelah sekompok massa mendatangi masjid mereka. Untungnya, tak sampai terjadi keributan. "Melihat atributnya, mereka FPI," katanya. "Mereka minta dialog, kami turuti, sehingga tak sampai timbul kekerasan."
Jemaah Ahmadiyah Yogyakarta cukup aktif. Mereka menggelar pengajian besar dua kali setiap bulan. Dakwah juga dilakukan melalui pendidikan nonformal. Tapi dakwah itu terbatas pada anggota mereka saja.
Bagi Jemaah Ahmadiyah Bogor, yang tempatnya di Desa Cisalada, Kecamatan Ciampea itu pernah diserbu massa, kecemasan terasa pekat. Tapi, karena soal keyakinan, mereka tetap beribadah. Kata Khairul Khalam, Jemaah Ahmadiyah Bogor, "Keyakinan kami terhadap Imam Mahdi tak akan pudar."
Tafsir
Penafsiran memicu perbedaan. Ahmadiyah menafsirkan setelah Nabi Muhammad wafat akan muncul pembaru, dialah Mirza Ghulam Ahmad, nabi yang tak membawa syariat baru.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Kerukunan Antarumat Beragama Slamet Effendi Yusuf mengatakan penafsiran Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi tak bisa diterima sebagian besar umat Islam--mulai Islam radikal sampai moderat, kata Slamet, semua tak sependapat dengan akidah Ahmadiyah itu. "Hampir semua menganggap Ahmadiyah sesat," kata dia kepada VIVAnews.com.
Juru bicara Front Pembela Islam Munarman mengatakan keyakinan itu sama saja menodai Islam. Dia mengatakan, tak hanya kepercayaan atas nabi terakhir, beberapa keyakinan Ahmadiyah juga dinilai sesat. Misalnya, kata Muhammad di dalam Alquran tak ditafsirkan sebagai Muhammad, melainkan Mirza Ghulam Ahmad. "Dia juga memiliki kitab tambahan, Tazkirah," ujar Munarman.
Tapi, tudingan itu ditolak Ahmadiyah. Ketua Jemaat Ahmadiyah Indonesia Yogyakarta, Ahmad Saifudin Muttaqi, mengatakan mereka tak pernah menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. "Syahadat kami tetap,” ujarnya menirukan syahadat di rukun Islam.
Adapun soal kitab Tazkirah, kata Saifudin, bukanlah kitab suci. Kitab itu hanya semacam kumpulan pengalaman rohani Mirza Ghulam Ahmad. Pegangan dan pedoman hidup Ahmadiyah tetaplah Alquran.
Soal kontroversi Ahmadiyah ini, intelektual Muslim Azyumardi Azra, menekankan pentingnya ulama dan tokoh masyarakat mendidik masyarakat. Azyumardi meminta masyarakat tak alergi atas keberadaan warga Ahmadiyah. "Jangan cepat marah. Perkuat saja keimanan kita sendiri," ujar Azyumardi kepada VIVAnews. "Kementerian Agama perlu memberikan pendidikan yang lebih intensif kepada umat Islam supaya keimanannya tidak goyah."
Dia juga menyarankan pemerintah memperkuat toleransi kerukunan umat beragama.
Guru Besar Sejarah UIN Syarif Hidayatullah ini percaya, Ahmadiyah tak merusak agama Islam. Keberadaan Ahmadiyah tak bakal mengurangi keimanan seseorang. "Keimanan saya tetap saja meskipun ada orang-orang Ahmadiyah," katanya.
Sang Mahdi
Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada 1889 di satu desa kecil yang bernama Qadian, Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad bergelar sebagai Mujaddid, al-Masih, dan al-Mahdi.
Seperti dikutip dari laman Ahmadiyah.or.id, setelah Mirza Ghulam Ahmad meninggal, Ahmadiyah dipimpin Shadr Anjuman Ahmadiyah. Setelah Anjuman meninggal, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad naik tahta. Bashiruddin tak lain adalah anak Mirza Ghulam Ahmad. Pada masa kepemimpinan inilah Ahmadiyah pecah.
Bashiruddin berpendapat bahwa al-Masih al-Mau’ud itu betul-betul nabi. Semua orang Islam yang tidak berbaiat kepadanya, hukumnya kafir, dan keluar dari Islam. Menurut Bashiruddin, Nabi Muhammad bukanlah nabi terakhir.
Jemaah yang menentang Bashiruddin, lalu keluar, dan membentuk Ahmadiyah Anjuman Isya’ati atau dikenal dengan Ahmadiyah Lahore, karena berpusat di Lahore, Pakistan. Ahmadiyah Lahore tetap bersikukuh Mirza hanyalah pembaru Islam di abad itu.
Para pengikut Bashiruddin, dikenal sebagai Jemaat Ahmadiyah atau Ahmadiyah Qadian. Di Indonesia, Ahmadiyah Qadian disebut juga Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Pusatnya di Parung, Bogor. (Baca juga Dari India Menyebar ke 190 Negara)
Sementara Ahmadiyah Lahore, bermarkas di Yogyakarta, dengan nama Gerakan Ahmadiyah Indonesia. Munarman, juru bicara FPI, target perlawanan organisasinya adalah Jemaat Ahmadiyah Indonesia. "Bukan Gerakan Ahmadiyah," ujarnya.
Dalam buku 75 Tahun Jamaat Ahmadiyah Indonesia, aliran ini masuk ke Indonesia dibawa tiga pemuda asal Sumatera Barat. Mereka adalah Abubakar Ayyub, Ahmad Nuruddin, dan Zaini Dahlan. (Lihat infografik Tragedi Ahmadiyah)
Awalnya mereka ingin belajar ke Mesir. Tapi guru mereka menyarankan ke India. Di India mereka bertemu komunitas Ahmadiyah Lahore. Lalu mereka juga melawat ke pusat Ahmadiyah di Qadian. Di Qadian lah mereka bertemu Bashiruddin, dan ketiganya pun dibaiat.
Pada Agustus 1925, para pelajar ini pulang, dan mendirikan Ahmadiyah di Sumatera Barat. Pada 1926, Jemaat Ahmadiyah resmi berdiri sebagai organisasi. Mereka diakui sebagai organisasi berbadan hukum oleh Menteri Kehakiman RI di tahun 1953. (Laporan: Rahmat Zeena, Makassar; Erick Tanjung, Yogyakarta; Ayatullah Humaeni, Bogor; dan Edy Gustan, Lombok | np.
• VIVAnews
Rating
*
*
*
*
*
*
Komentar
jaka
17/03/2011
Jangan menutup mata bahwa telah ada kekerasan bahkan sampai ada korban jiwa di antara sesama anak bangsa .Celakanya ada ulama (ngakunya) dan politisi ikut hanyut mengamini kekerasan karena "INGIN POPULER"
• Balas
anwar (cilacap)
04/03/2011
Kalau sudah yakin mah mau diobrak-abrik gimana juga gak akan luntur. cuma kita bisa gak membentengi keyakinan kita supaya kokoh.
• Balas
gulam babi
03/03/2011
Yang tak tau aqidah gak usah komentar disini. Kalau dari dulu Ahmadiah bikin agama sendiri maka mereka akan aman seperti Konghucu. Jadi bila Aqidah kalian dangkal, apalagi yang mualaf baiknya perdalam ilmu agama.
• Balas
rakyat_jelata | 04/03/2011
ini forum bebas bung,,,kita saling mengisi. Lebih bijak jika anda tidak melarang menulis..sama juga anda Riya'
moissa
02/03/2011
Hak Azasi Ahmadiyah utk beragama, hak Azasi Islam utk beragama... jangan salahkan kalo kekerasan terjadi karena ada yang merusak dan menodai Agama islam..
• Balas
agan
01/03/2011
Udah ingat ada hadis yang berbunya agamaku yah buat aku agamu yah buatmu juga kenapa harus pada ribu, urus diri masing-masing dulu jangan pernah mengikutin orang lain. toh kalau kita mati pasti sendiri,
• Balas
wong_alit | 02/03/2011
@agan: itu bukan hadist gan itu surat Al Kafirun. Belajar dulu ya gan... baru komentar.
benar
01/03/2011
apa kalo udah ngebunuh orang yang gak sefaham itu bakal masuk sorga? ati2 banyak orang mengira jalannya lurus padahal ujungnya jurang. jangan suka menghakimi......mang ada jaminan kalo ahmadiyah d gusur kalian masuk sorga.
• Balas
benar
01/03/2011
apa kalo udah ngebunuh orang yang gak sefaham itu bakal masuk sorga? ati2 banyak orang mengira jalannya lurus padahal ujungnya jurang. jangan suka menghakimi......mang ada jaminan kalo ahmadiyah d gusur kalian masuk sorga.
• Balas
benar
01/03/2011
apa kalo udah ngebunuh orang yang gak sefaham itu bakal masuk sorga? ati2 banyak orang mengira jalannya lurus padahal ujungnya jurang. jangan suka menghakimi......mang ada jaminan kalo ahmadiyah d gusur kalian masuk sorga.
• Balas
benar
01/03/2011
apa kalo udah ngebunuh orang yang gak sefaham itu bakal masuk sorga? ati2 banyak orang mengira jalannya lurus padahal ujungnya jurang. jangan suka menghakimi......mang ada jaminan kalo ahmadiyah d gusur kalian masuk sorga.
• Balas
anaking | 19/03/2011
gini bro yg jadi masalah adalah mirza gulam ahmad tuh di anggap nabi sama golongan ahmadiyah sedang sdh jelas" banyak hadis menyebutkan tdk ada nabi setelah nabu muhammad SAW.so tuh ahmadiyah btul atau ngak??klo mrujuk pd hadis mereka sesat klo merujuk pd
tabuk
27/02/2011
Bangkitlah jiwa yang lemah dan terbelenggu , janganlah kamu terpedaya dan teraniaya...
Mubarak Menghitung Hari
Terlalu lama berkuasa, membuat pengaruh Mubarak berkarat. Dulu dipuji, sekarang dihujat.
Jum'at, 4 Februari 2011, 21:07 WIB
Renne R.A Kawilarang
undefined
Hosni Mubarak saat mendampingi Anwar Sadat (AP Photo/Bill Foley)
BERITA TERKAIT
* Infografik: Arab Bergolak
* Oposisi Maya di Negeri Seribu Menara
VIVAnews –Mereka menyebut hari itu sebagai “Hari Hengkang”. Pada Jumat 4 Februari 2011, ratusan ribu warga Mesir tumpah di Lapangan Tahrir. Itu adalah hari kesepuluh massa menduduki alun-alun jembar di jantung kota Kairo itu.
Persis tengah hari, setelah salat Jumat, ratusan ribu suara berteriak kembali menuntut Presiden Mesir Hosni Mubarak turun. Orang-orang mengalir di Lapangan Tahrir, menjadikan tempat itu bak titik yang menyerap gelombang raksasa massa. Begitu salat usai, teriakan khas “Irhal (hengkang)” kembali bergema. “Tak ada negosiasi, sebelum dia hengkang”, massa berteriak.
Seorang alim, berjubah putih, berpidato lewat pengeras suara. Dia Mohamad Salim Al-Awwa, pemimpin salat Jumat di Lapangan Tahrir itu. “Berpuluh tahun kita bermimpi tentang lautan massa datang ke sini untuk berbicara,” ujar ulama moderat itu seperti dilaporkan oleh Time.com, Jumat 4 Februari. “Saya minta kalian semua kuat, tetap di sini sampai jalan keluar itu ada,” ujarnya. Massa menyambutnya dengan teriakan histeris.
Mesir kini seperti terkena radang. Suhu politik meningkat tajam. Tapi Mubarak tetap keras kepala. Sehari sebelumnya dia menolak mundur. Setidaknya sampai September, begitu kata Mubarak. Maksudnya, bulan itu sesuai jatuh tempo Pemilu bagi Mesir. Untuk menghibur massa, Mubarak menyatakan dia sudah muak untuk berkuasa lagi.
Saat tampil di televisi pekan lalu, lelaki 82 tahun tampak lesu. Tapi matanya masih tajam memandang kamera. Di luar, setelah pidato “keras kepala” itu kelar, para pendukungnya bergerak. Ada yang menenteng senjata tajam, batu dan tongkat besi. Bentrokan pun pecah, antara pro dan anti sang presiden, Kamis 3 Februari.
Untunglah, pada esoknya militer menggelar razia. Setiap orang yang hendak ke Lapangan Tahrir digeledah. Senjata, batu, dan bom molotov dilarang.
Hanya dalam dua pekan, kehormatan Hosni Mubarak digugat rakyat. Dia mendadak menjadi orang paling dibenci di Mesir. Tapi hingga dua pekan demontrasi mengguncang Kairo, dan kota lain di Mesir, Mubarak seperti tak hendak beranjak.
Dunia mungkin melihat seorang penguasa yang pongah. Tapi Mubarak bukanlah penguasa tak bertaji. Dia bekas pilot pesawat tempur, dengan ketenangan yang sangat mengagumkan. Berkuasa lebih dari 30 tahun, tentu memberinya banyak pelajaran penting.
Diberondong peluru
Mubarak melewati sejumlah tikungan, sebelum dia bisa bertahan lebih dari tiga dekade. Awalnya, dia disukai presiden Mesir sebelumnya, Anwar Sadat. Sukses menjadi petinggi di Angkatan Udara, Mubarak ditunjuk Sadat menjadi wakil presiden pada 1975.
Pada 6 Oktober 1981, Presiden Anwar Sadat bersama sebelas orang lainnya tewas diberondong senjata, dan lemparan granat dari sekelompok tentara ekstrim.
Saat itu, ironisnya, Sadat sedang mengikuti upacara parade peringatan kemenangan pasukan Mesir atas Israel di Terusan Suez dalam Perang 1973. Wakil Presiden Hosni Mubarak selamat dari pembunuhan. Dia sebenarnya berdiri tak jauh dari Presiden Sadat dalam pawai militer itu.
Selanjutnya, Mubarak didaulat sebagai Presiden Mesir. Di tengah ketidakpastian politik paska pembunuhan Sadat, Mubarak lalu memberlakukan undang-undang keadaan darurat. Kekuasaan Mubarak lalu berjalan lempang, karena dia mengekalkan Undang-undang Darurat itu hingga hari ini. Dia lalu muncul dengan wajah rezim berwatak otokratis. Mubarak mengharamkan kritik yang keras kepada penguasa. Dia bertindak kejam bagi gerakan oposisi Ikhwanul Muslimin.
Laporan Departemen Luar Negeri AS, yang mengutip sejumlah organisasi Hak Azasi Manusia, menyebutkan Mesir sarat dengan kasus hilangnya jurnalis dan aktivis, kekejaman dan kekerasan di tahanan, penyiksaan tanpa pengadilan, pengakuan paksa, dan pelanggaran HAM lainnya.
Pada 2007, organisasi HAM Mesir, melaporkan adanya 4.000 orang ditahan tanpa pengadilan. Mereka dituduh melakukan kejahatan politik. Sebanyak 1.000 di antaranya adalah aktivis Ikhwanul Muslimin. Meski dilarang berpolitik oleh Mubarak, gerakan Ikhwanul Muslimin rupanya tetap mampu membangun akar.
Tak tertarik politik
Lahir pada 4 Mei 1928 di suatu desa dekat Kairo, Mubarak adalah putra seorang pegawai kementrian kehakiman Mesir. Dia lelaki dengan disiplin yang ketat. Semua itu ditempanya sejak belia. Misalnya, dia kerap bangun pukul enam pagi, dan tak pernah absen olah tubuh. Mubarak rajin main squash, tak merokok, dan jauh dari alkohol.
Itu sebabnya tubuhnya prima. Setelah lulus dari Akademi Militer pada 1949, Mubarak menjadi salah satu pilot idaman di Angkatan Udara Mesir. Dia juga salah satu dari sedikit perwira yang bersekolah ke Soviet untuk berlatih pesawat tempur canggih di 1950an, seperti Ilyushin Il-28 dan pengebom Tupolev Tu-16 .
Mubarak menikah dengan perempuan blasteran Inggris lulusan American University at Cairo, Suzanne. Mereka dikaruniai dua putra, yaitu Gamal dan Alaa.
Politik sebetulnya bukan tujuan hidupnya. Seperti diungkap dalam dokumenter stasiun berita Al Jazeera, sebagai pilot muda, Hosni Mubarak berniat keras menjadi Panglima Angkatan Udara. Mimpi itu jadi kenyataan: dia mendapat jabatan itu pada 1972. Hanya setahun sebelum negaranya kembali berperang dengan Israel, Perang Ramadan atau Yom Kippur.
Kelak, pada Perang Arab-Israel 1973 itu pula Mubarak membuktikan dirinya sebagai militer sejati. Mesir berhasil memaksa Israel mengadakan perjanjian damai. Setidaknya, Mesir tak lagi malu dikalahkan Israel pada Perang Enam Hari di tahun 1967.
Sadat pun terkesan dengan kepiawaian Mubarak. Dia jago strategi, dan juga piawai memimpin modernisasi Angkatan Udara Mesir.
Karena Mubarak tampak tak punya ambisi politik, Presiden Mesir Anwar Sadat lalu mengangkat Mubarak sebagai wakil presiden pada 1975. Tiga tahun setelah itu, Sadat pun memberi jabatan wakil Ketua Umum Partai Demokratik Nasional (NDP) kepada dia.
NDP adalah partai politik dominan di Mesir. Sadat sepertinya menginginkan Mubarak menjadi pemimpin Mesir di masa depan.
Mendekati Saddam
Sejak menggantikan Sadat sebagai presiden, Mubarak tak melakukan perubahan radikal. Dalam soal politik luar negeri, misalnya, dia tetap melanjutkan visi pendahulunya, yaitu menjadi kekuatan moderat di Timur Tengah.
Pada suatu masa, status itu membuat Mesir sulit. Negeri itu dikucilkan oleh sesama negara Arab. Soalnya, Mesir adalah negara Arab pertama yang berdamai dengan Israel. Perjanjian damai dengan Israel itu adalah warisan Sadat pada 1979, yang akhirnya diteruskan Mubarak.
Seperti diceritakan oleh BBC, perjanjian itu membuat Mesir didepak dari Keanggotaan Liga Arab. Markas lembaga itu pun dipindah dari Kairo ke Tunisia. Mubarak pun cepat tanggap. Dia melirik Saddam Hussein, pemimpin Irak yang dulu sangat berpengaruh di Dunia Arab. Silaturahmi dengan Saddam ditingkatkan.
Pada 1980an, politik Timur Tengah bergolak lagi saat Perang Irak-Iran. Selama delapan tahun perang, peta politik berubah lagi. Ketika perang itu berakhir, hubungan Mesir dan sesama negara Arab pun membaik. Pada 1990, sekretariat Liga Arab pindah kembali ke Kairo. Hebatnya, Mubarak tetap mempertahankan hubungan dengan Israel.
Mesir di bawah Mubarak akhirnya menjadi kekuatan penting di Timur Tengah. Negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, mengandalkan rezim Mubarak meredam radikalisme tetangganya menyangkut konflik Israel dan Palestina.
Israel terancam
Itu sebabnya, saat Mubarak di ujung tanduk pada hari-hari ini, Israel meminta AS dan beberapa sekutu lainnya di Eropa tak ikut melibas Mubarak. Kritik kepada Mubarak, kata Israel, hanya membuat situasi di Mesir kian tak stabil.
Menurut harian The Washington Post, Israel takut jika reformasi terjadi di Mesir, semua struktur kerjasama kedua negara akan berubah. Jika Ikhwanul Muslimin bangkit, dan mengambil alih pemerintahan, dicemaskan Israel akan berdampak kepada naiknya semangat Hamas di Jalur Gaza. Daerah itu bakal dicaplok Hamas.
Israel juga risau, jika wajah Timur Tengah berubah. Jaringan teror al-Qaidah, ditakutkan mengambil kesempatan. Apalagi jika hubungan Mesir dan Israel kian berjarak. Tentu, ini bahaya buat negeri Yahudi itu.
Apalagi setelah Turki tak bisa lagi diandalkan paska penyerangan Israel ke kapal pemberi bantuan yang menewaskan sejumlah warga Turki tahun lalu. “Jika Mesir bermusuhan dengan Israel, malah akan memperburuk sengketa dengan Turki. Akibatnya, Israel harus mengubah total strategi yang telah dipakai lebih dari 30 tahun,” ujar peneliti di Studi Keamanan Nasional Institut Tel Aviv, Giora Eiland.
Korupsi
Mesir di bawah Mubarak konon mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik. "Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Mesir 5,3 persen dan tingkat pengangguran kami lebih rendah dari negara-negara lain, termasuk dari Tunisia," kata Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Ahmed El Kewaisny.
Menurut ElKewaisny, Mubarak berjuang sebaik mungkin mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi guna menekan tingkat pengangguran. "Dia sendiri punya program untuk penciptaan lapangan kerja dan mendorong investasi asing," kata El Kewaisny.
Menurut stasiun berita BBC, di bawah kebijakan ekonomi Mubarak yang liberal, bisnis di Mesir bertumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bisnis real estate dan properti, misalnya, terus berkembang. Ekonomi Mesir secara makro relatif aman.
Tapi tak demikian halnya dengan distribusi kemakmuran. Jarak kaya dan miskin begitu lebar. Angka kemakmuran itu tak banyak menetes ke bawah. Bagian besar keuntungan dinikmati Mubarak, keluarga serta kroninya. Sejumlah bisnis utama dikuasai putra Mubarak, Gamal Mubarak. Tentu, dia membaginya kepada sejumlah pengusaha yang bercokol di partai penguasa, Partai Demokratik Nasional.
Hampir separuh dari total populasi Mesir, atau sekitar 80 juta jiwa, hidup di bawah, atau sedikit di atas garis kemiskinan menurut standar PBB US$2 per hari. Dalam dua tahun terakhir, tingkat kemiskinan di Mesir naik dari 20 persen menjadi 23,4 persen.
Meluasnya kemiskinan, tingginya pengangguran, dan inflasi harga pangan inilah yang memantik protes ke Mubarak. Dia pun dituduh kelompok oposisi gagal memenuhi janji pada kampanye pemilu 2005. Saat itu dia mengatakan siap memberikan Mesir lapangan kerja, sekaligus menekan angka pengangguran.
Itu sebabnya, seorang pegawai kecil Ismail Syed pun bolos dari tempat kerja. Dia ikut berdemonstrasi di alun-alun Tahrir, Kairo, pada aksi 25 Januari lalu. "Ini adalah kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, tapi akhirnya kami berani mengatakan tidak," kata Ismail Syed. Sebagai pekerja hotel di Kairo, upahnya US$50 per bulan, atau tak sampai Rp500.000.
Kelompok oposisi Mesir menuding rezim Mubarak tak serius memberantas korupsi yang kronis. Lembaga Global Coalition Against Corruption mencatat Mesir di peringkat 105, dalam daftar negara bersih pada 2006, sejajar dengan dua negara miskin Afrika, Burkina Faso dan Djibouti. Dua tahun kemudian, peringkat Mesir melorot di urutan 115.
Bertahan atau hengkang?
Pengamat Timur Tengah dari Lowy Institute for International Policy, Anthony Bubalo, menilai rezim Hosni Mubarak di Mesir sebenarnya bukanlah yang paling represif di Timur Tengah. Krisis itu bukan semata soal represifitas rezim. Tapi gabungan dari sejumlah masalah lain, seperti keruwetan ekonomi, dan parahnya ketimpangan sosial.
Kini, Mubarak seperti menghitung hari. Tak ada yang bisa memastikan kapan sang penguasa negeri seribu menara itu lengser. Entah pada September, atau bisa lebih lekas. "Yang perlu diperhatikan adalah sisa rezimnya, para pengikutnya. Yang mereka lakukan kini adalah berupaya mendapat otoritas politik sebesar-besarnya di tengah tuntutan massa," ujar Bubalo menambahkan.
Tapi dengan derasnya teriakan massa di Lapangan Tahrir itu, akankah Mubarak hengkang? "Bila bertahan hingga September, Mubarak mungkin bisa tetap tinggal di negerinya. Tapi, bila dipaksa mundur lebih cepat, dia barangkali akan memilih pergi ke luar negeri," ujar Bubalo. (np)
• VIVAnews
Rating
*
*
*
*
*
*
Komentar
matris
26/02/2011
moga mesir & israel tetap menjalin kerja sama. jangan menghujat jika tak mampu mengasihi ... tinggalkan yang buruk untuk menjadi lebih baik.. otoriter,korupsi sebaiknya dihilangkan dari seorang pemimpin...
• Balas
riky ramadhan
10/02/2011
mubarak like firaun
• Balas
Aidil
08/02/2011
mundur berarti bukan kita kalah, mundur berarti kemenangan bangsa mesir menuju kesejateraan.
• Balas
Al Adalah
08/02/2011
Mampuslah kau mubarak, agen barat, israel zionis dajjal.
• Balas
dWI MANIEZZ
07/02/2011
pk mubarak, sudah seharusny ms jabatanmu sampai disini.... Demokrasi :dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
• Balas
shadiwibowo
07/02/2011
Ceritanya hampir sama ma soeharto yee... kacian deh..
• Balas
mj99
07/02/2011
WAH222, GAWAT NECH KLW KETULARAN DISINI, GW GA BISA DUGEM, JANGAN YAAAAAAAAA. HABIS MASALAHNYA SAMA BANGETTTTTTTTTT
• Balas
anggrie_windhasari
06/02/2011
semoga negara Mesir cepat mengalami keadaan yang lebih baik dr sekarang
• Balas
dewi
05/02/2011
mubarak pantex,,,,
• Balas
blackberrux
05/02/2011
lumayan juga artikelnya, macam sinopsis biografi...
Berburu Piramida Nusantara
Sekelompok orang menelisik peradaban tinggi masa silam. Ada bukit menyimpan piramida?
Gunung Sadahurip, Garut Jawa Barat
Mentari nyaris berada di atas ubun-ubun, saat empat mobil menepi di pinggiran Jalan Raya Soreang-Cipatik, medio Februari 2011. Siang itu, Kampung Badaraksa yang terletak di lereng bukit, kedatangan tamu.
Rombongan itu menyusuri jalan kecil mendaki di tengah pemukiman penduduk, hendak menuju ke atas puncak Gunung Lalakon, yang terletak di Desa Jelegong, Kecamatan Kotawaringin, Kabupaten Bandung.
Dari Kampung Badaraksa yang berada di ketinggian sekitar 720 m di atas permukaan laut, mereka bergegas naik memutari bukit dari bagian selatan ke barat.
Sambil membawa berbagai peralatan dan beberapa gulungan besar kabel, rombongan membelah hutan gunung. Derap langkah kaki mereka seolah berkejaran dengan ritme suara jengkerik, dan tonggeret di kanan-kiri.
Tim yang terdiri dari sekelompok pemuda dan para peneliti itu, akhirnya sampai di puncak setinggi 988 meter dari permukaan laut.
Kabel direntang. Tim mulai memasang alat geolistrik yang mereka bawa. Sebanyak 56 sensor yang dipasangi altimeter (alat pengukur ketinggian) diuntai dari puncak bukit ke bawah lereng, masing-masing berjarak lima meter, dicatu oleh dua aki listrik.
Alat-alat itu berfungsi mendeteksi tingkat resistivitas batuan, dan bisa digunakan menganalisa struktur kepadatan batuan hingga ratusan meter ke bawah. “Tujuan kami saat itu mengetahui apakah ada bangunan tersembunyi di dalam gunung,” kata Agung Bimo Sutedjo, kepada VIVAnews, di Jakarta, Selasa, 15 Februari 2011.
***
Agung adalah Pendiri Yayasan Turangga Seta, organisasi yang punya hajat penelitian di gunung itu. Bak tokoh fiksi Indiana Jones, awak Turangga Seta memang punya kegemaran memburu jejak sejarah. Bukan atas hasrat memiliki, tapi mengungkap kegemilangan sejarah nenek moyang di masa lalu.
Komunitas itu berdiri sekitar 2004, digawangi oleh sekelompok profesional di berbagai bidang. Ada pengajar, kontraktor bangunan, pegawai negeri sipil, karyawan perusahaan swasta, juga mahasiswa. Beberapa di antara mereka punya kepekaan lebih terhadap kehadiran gaib, atau istilah keren mereka: parallel existence.
“Kami ini semua anak-anak MIT. Bukan Masachussetts Institute of Technology, tapi Menyan Institute of Technology,” kata anggota Turangga Seta Hery Trikoyo, bergurau. Sebab, dalam melakukan perburuan terhadap situs sejarah, kadang mereka mendapat sokongan informasi lokasi dari ‘informan tak kasatmata’.
Namun, karena dasarnya mereka adalah anak-anak yang mengenyam pendidikan tinggi, dorongan mereka membuktikan informasi tersebut, mengalir deras. Tak jarang para ‘arkeolog partikelir’ ini keluar malam-malam usai jam kerja, untuk menggali sebuah tempat demi membuktikan kebenaran hipotesa mereka.
Setelah mereka menemukan benda sejarah yang mereka maksud, lalu mereka menimbunnya kembali, tanpa diketahui oleh masyarakat umum. “Kami khawatir bila diketahui banyak orang, malah diambil atau dicuri,” kata Agung.
Kali ini, kedatangan mereka ke Gunung Lalakon dalam rangka membuktikan teori mereka, bahwa ada sejumlah piramid di Indonesia. Salah satu informasi awal didapatkan dari tafsiran mereka terhadap relief Candi Penataran.
Turangga Seta percaya bahwa kebudayaan Nusantara lebih tua daripada Kebudayaan Sumeria, Mesir, atau Maya. Mereka haqul yakin Indonesia memiliki situs candi atau piramida yang lebih banyak dan lebih megah dari peradaban Mesir dan Maya.
“Ada ratusan piramida di Indonesia, dan tingginya tak kalah dari piramida Giza di Mesir yang cuma 140-an meter,” kata Agung. Meski masih harus diuji secara ilmiah, pandangan Agung senada dengan teori Profesor Arysio Santos, yang menyebutkan Indonesia adalah peradaban Atlantis yang hilang. (Baca juga: Nusantara Memendam Atlantis?
Keyakinan ini tentu saja membuat banyak orang mengernyitkan dahi. Turangga Seta sempat mem-post keyakinan mereka ihwal keberadaan piramida di Indonesia di sebuah forum online. lengkap dengan foto-fotonya. Hasilnya, mereka menuai cemoohan dan tertawaan. “Nanti, kalau semuanya terbukti, mereka tak bisa lagi tertawa,” kata Agung berapi-api.
***
Agung mungkin sedang sesumbar. Tapi, bisa juga tidak. Usai pengujian geolistrik di Gunung Lalakon, para peneliti yang datang bersama Agung cs. terbengong-bengong. Mereka bukan sembarang peneliti. Mereka adalah peneliti papan atas. Beberapa adalah pakar geolog ternama, yang kredibilitasnya tak diragukan. Tapi karena datang atas nama pribadi, kehadiran mereka di sana tak mau diungkap.
Setidaknya, kekaguman mereka sempat diabadikan dalam sebuah rekaman video milik tim Turangga Seta yang disaksikan VIVAnews. “Selama ini saya tidak pernah menemukan struktur subsurface seperti ini. Ini unnatural (tidak alamiah - red),” kata pakar geologi yang wajahnya sering terlihat di berbagai stasiun TV itu.
Lazimnya, sebuah lapisan tanah atau lapisan batuan akan menyebar merata secara menyamping atau horisontal. Tapi hasil uji geolistrik menyatakan terdapat semacam struktur bangunan yang memiliki bentuk seperti piramida, dan di atasnya terdapat lapisan batuan tufa dan breksi dengan pola selang-seling secara bergantian.
Pola batuan tufa dan breksi ini berulang secara melintang bukan mendatar, dengan kemiringan sama. “Seolah-olah piramida ini diuruk dan dibronjong secara sengaja, agar tak longsor,” kata Hery, yang berprofesi sebagai konsultan kontraktor bangunan.
Dalam lanjutan rekaman video berikutnya, pakar geologi tadi menunjuk sebuah bentukan berwarna biru. Dalam hasil uji geolistrik, warna biru menandakan sebuah tempat yang punya resistivitas paling rendah. “Ini mungkin semacam rongga yang bisa berisi air atau tanah lempung,” pakar geologi itu menerangkan. Bentukan tadi menyerupai semacam pintu.
Yang jelas, pakar geologi itu melanjutkan, kemungkinan besar temuan itu adalah struktur buatan manusia, karena proses alamiah sepertinya tak mungkin menghasilkan pola batuan semacam itu. “Ini jelas man-made,” kata dia.
VIVAnews sempat mengkonfirmasi salah satu pakar geologi yang turut dalam penelitian ke Gunung Lalakon bersama tim Turangga Seta. Awalnya ia menampik, dan mengatakan tak tahu-menahu keberadaan struktur bangunan mirip piramida di bawah Gunung Lalakon. Tapi belakangan secara tersirat ia mengakui hal itu.
“Saya no comment,” kata geolog kawakan Andang Bachtiar kepada VIVAnews, Rabu, 23 Februari 2011. Lebih jauh, mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) itu mengatakan hasil analisis itu masih belum bisa menyimpulkan apa-apa. Masih banyak hal yang perlu dibuktikan, kata Andang.
Tapi Andang kemudian mengaku, selain ke Gunung Lalakon di Bandung, juga ia mendampingi tim Turangga Seta menguji bukit serupa di daerah Sukahurip, Pengatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Menurut Agung, timnya sudah melakukan pengujian geolistrik dan uji seismik di 18 titik di beberapa tempat di Indonesia. Di Bandung dan di Garut, mereka mendapat hasil kurang lebih sama. Semua serupa: indikasi adanya sebuah struktur bangunan yang mirip piramida di bawah bukit.
Bedanya, di bukit-piramida di Garut tak dijumpai adanya rongga seperti pintu, seperti halnya di Bandung. “Mungkin karena kami hanya mengujinya di salah satu bagian lereng bukit saja,” kata Hery Trikoyo. Sayang, Turangga Seta masih menutup rapat hasil uji mereka di tempat lainnya.
***
Turangga Seta mengklaim masih ada ratusan piramida lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu pentolan Turangga Seta lainnya, Timmy Hartadi, dalam laman Facebook mereka mengatakan bahwa piramida-piramida itu tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Infografik .
Klaim penemuan sebuah piramida tersembunyi di dalam bukit, tak hanya terjadi di Indonesia. Klaim ini juga sempat muncul di Bosnia. Pada 2006, seorang pengarang bernama Semir Osmanagic mengklaim penemuan ini, dan sempat mengatakan mereka menemukan piramida tersembunyi di bukit Visocica, kota Visoko, yang terletak di barat laut Sarajevo.
Osmanagic mengatakan penggalian piramida itu melibatkan arkeolog dari Australia, Austria, Irlandia, Skotlandia dan Slovenia. Namun, beberapa arkeolog yang disebut Osmanagic menolak klaim tersebut.
Seperti dikutip dari situs Archaeology.org, arkeolog dari Kanada yang disebut Osmanagic, Chris Mundigler mengaku tak pernah mendukung atau setuju bekerja di proyek tersebut. "Skema ini adalah sebuah kebohongan keji terhadap masyarakat awam, dan tak akan pernah mendapat tempat di dunia ilmu pengetahuan," kata pernyataan resmi dari Asosiasi Arkeolog Eropa.
Bagaimana dengan klaim piramid di Bandung dan di Garut?
Secara geomorfologis, bentuk Gunung Lalakon di Bandung maupun Gunung Sadahurip di Garut memang memiliki bentuk yang mirip dengan piramida. Mereka memiliki empat sisi yang nyaris simetris.
“Bentuknya kok begitu simetris ya? Lancipnya sangat simetris,” ujar arkeolog senior Profesor Edi Sedyawati, saat dijumpai VIVAnews di kediamannya di Jakarta, Rabu, 23 Februari 2011.
Namun, kata Edi, klaim dan hasil uji geolistrik masih belum cukup untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Langkah selanjutnya adalah penggalian percobaan pengambilan sampel dengan memuat sebuah test bed untuk mengetahui apa benar ada indikasi lapisan-lapisan budaya dan ada bekas-bekas perbuatan manusia atau tidak.
“Tapi ini harus betul-betul penggalian arkeologi yang meminta izin kantor suaka purbakala dan melibatkan arkeolog, karena harus ada pertanggung jawaban dan laporan, dari mili ke mili (milimeter, red)," kata Edi Sedyawati.
Turangga Seta pun tengah mengusahakan izin pengambilan sampel tanah di Gunung Lalakon kepada Pemda Jawa Barat. “Kami hanya perlu menggali tanah di lokasi, selebar sekitar 3-4 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter,” kata Agung.
***
Gunung Lalakon dikelilingi beberapa bukit lain seperti bukit Paseban, Pancir, Paninjoan, Pasir Malang. Di bukit Paseban ada tiga buah batu, yang dua di antaranya terdapat telapak kaki manusia dewasa, dan telapak kaki anak-anak.
Menurut Edi, bila benar batu telapak itu peninggalan sejarah, kemungkinan ini berasal dari zaman megalitikum. Batu telapak juga sudah dijumpai di tempat lain, seperti prasasti Ciaruteun, peninggalan Raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara. “Cap telapak kaki biasanya diabadikan sebagai monumen mengenang pemimpin suatu daerah,” kata Edi.
Cap kaki juga erat kaitannya dengan konsep Triwikrama atau tiga langkah yang berkembang di masa itu. Saat itu, mereka percaya bila seseorang hendak naik ke dunia dewa-dewa, mereka harus menjejak dengan keras agar dapat melompat tinggi sekali.
Sementara itu, di Gunung Lalakon juga terdapat beberapa situs batuan, seperti Batu Lawang, Batu Pabiasan, Batu Warung, Batu Pupuk, Batu Renges, Batu gajah, dan sebuah batu panjang yang terletak di atas puncak.
Menurut Abah Acu, tokoh masyarakat Kampung Badaraksa, secara filosofis, Gunung Lalakon adalah perlambang sebuah lakon dari kehidupan manusia. Batu-batu tadi merepresentasikan berbagai lakon atau profesi yang dipilih oleh manusia.
Namun, keberadaan batu-batu tadi kerap disalahgunakan. Banyak orang datang ke tempat batu di Gunung Lalakon mencari pesugihan. Bahkan, menurut Jujun, tokoh agama Islam di tempat itu, dulu banyak orang datang ke Batu Gajah mencari ilham judi buntut. “Banyak pula yang berhasil menang,” kata Jujun.
Jujun menerangkan, di Gunung Lalakon secara rutin juga digelar acara ritual tolak bala, yakni dengan membuat nasi tumpeng kemudian dibagikan dan dimakan oleh penduduk. “Acara ini diadakan setiap tahun, biasanya setiap tanggal 1 Syuro.”
Berbeda dengan tradisi di Gunung Lalakon, masyarakat di sekitar Gunung Sadahurip relatif lebih ‘modern’. Menurut Nanang, warga Kampung Cicapar Pasir, kampung terdekat Gunung Sadahurip, di sana tak ada tradisi tolak bala. Masyarakat sekitar juga tak terlalu peduli dengan mitos gunung itu di masa lalu.
***
Pakar sejarah dari Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, mengatakan di Tatar Sunda yang meliputi Jawa Barat, Banten, DKI, dan sebagian Provinsi Jawa Tengah, terutama dataran tinggi seperti Banten Selatan, Cianjur, Sukabumi, Bandung, Garut, Kuningan, dan Bogor, banyak ditemukan peninggalan budaya megalitikum. Tinggalan-tinggalan itu di antaranya berupa batu menhir, bangunan berundak, batu lumpang, peti kubur batu, batu dakon, dan arca megalitik.
Namun, Nina menjelaskan, sejarah di Tatar Sunda tak mengenal bangunan piramida karena tak ada kebiasaan di Tatar Sunda membuat bangunan piramida dengan ketinggian hampir ratusan meter sebagai tempat suci. “Tempat suci di Tatar Sunda ini seringkali disebut multi-component sites atau situs berkelanjutan,” kata Nina melalui surat elektronik kepada VIVAnews.
Bila pada masa prasejarah tempat suci itu dikenal sebagai punden berundak-undak, tempat pemujaan leluhur, maka ketika budaya Hindu Budha (yang hidup pada masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda), tempat suci itu terus dipergunakan.
Hanya saja menhir dijadikan sebagai lingga, lalu bangunan berundak itupun diwujudkan dengan gunung yang di atasnya dibangun lingga. Saat Kerajaan Sunda runtuh, maka lingga pun diganti dengan nisan bagi makam tokoh yang dianggap keramat.
Saat diberitahu di bukit-piramida Bandung maupun Garut ada makam yang dikeramatkan, serta adanya keluarga keturunan Syekh Abdul Muhyi, penyebar agama Islam di kawasan Priangan Timur, yang hidup dua abad setelah Kerajaan Sunda runtuh, Nina berusaha membuat konklusi dan analisa.
“Saya menduga bahwa bukit berbentuk piramida ini, adalah mandala (daerah pertapaan berupa dusun mandiri yang terletak di tempat terpencil), yang sudah tercampur dengan budaya yang datang kemudian (yaitu Hindu-Budha-Islam),” ujar Nina.
Namun untuk mengungkap apa sesungguhnya yang tersembunyi di balik bukit berbentuk piramid itu, kata Nina, para geolog harus bekerjasama dengan para arkeolog untuk melakukan ekskavasi (penyingkapan).
***
Cerita soal penemuan bukit berstruktur piramida ini rupanya telah sampai pula ke Istana Presiden. Seorang pejabat di lingkaran presiden, kepada VIVAnews mengaku telah dilaporkan ihwal riset itu. Untuk keterangan soal ini, dia minta tak disebutkan namanya, menimbang riset yang belum rampung.
“Ya, saya sudah lihat analisis geolistrik dan georadar-nya. Saya menyaksikannya dalam bentuk tiga dimensi. Menakjubkan, dan masih misterius. Tim riset itu dipimpin oleh para geolog terpercaya,” ujar si pejabat itu lagi, Rabu pekan lalu.
Tapi, pejabat itu tak mau menjelaskan detil penemuan. Sang geolog, ujarnya, belum mau diungkapkan ke publik. “Masih didalami oleh tim riset mereka, tetapi dari hasil yang ada, memang mencengangkan,” ujarnya.
Dia melukiskan, dari hasil geolisitrik tampak struktur berbentuk piramida di dalam bukit itu. Ada undak-undakan, mirip tangga menuju puncak piramida. Di bagian dasar, ada semacam pintu, dan tampak juga sesuatu yang mirip lorong di dalamnya.
Dia menambahkan, para ahli itu percaya ada semacam struktur geologis tak biasa di dalam gunung menyerupai piramida itu. Para ahli geologi itu, kata si pejabat istana, mempertaruhkan kredibilitas keilmuan mereka. “Kita tunggu saja. Kalau riset dan pembuktian ilmiah sudah lengkap, pasti akan dibuka ke masyarakat”.
Mungkin inilah masa penantian yang cukup menegangkan. Adakah bukit piramida ini sekadar dongeng ala piramida Bosnia yang berulang, atau memang suatu pengungkapan gemilang tentang adanya suatu peradaban besar di Nusantara yang belum pernah terungkap?
Awas, Nuklir Jepang
200 pekerja bertaruh nyawa untuk mendinginkan reaktor nuklir Fukushima. Jika gagal...
Jum'at, 18 Maret 2011, 22:23 WIB
Lampu senter tidak terlalu membantu menerangi lorong gelap yang mereka lalui. Ditambah beban berat tangki oksigen serta panasnya baju terusan anti radiasi yang mereka kenakan, situasi sangatlah tidak nyaman.
Apalagi, baju anti radiasi itu pun cuma namanya saja. Pada kenyataannya, pakaian itu hanya melindungi mereka sedikit saja dari bahaya radiasi.
Tapi tak sedikitpun keluhan keluar dari mulut mereka. Padahal, mereka sedang bertaruh nyawa di tempat itu. Setiap detik, bisa saja ledakan dan radiasi merenggut nyawa mereka. Jika pun tak meninggal seketika, berbagai penyakit mengerikan telah mengintai mereka dalam 20-30 tahun ke depan; atau bahkan lebih cepat dari itu.
"Kami sedang melakukan misi bunuh diri. Kami menerima nasib ini seperti menerima vonis mati,” begitu isi pesan singkat seorang pekerja kepada keluarganya.
Adalah 200 pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Dai-ichi, yang secara sukarela memilih tinggal di tempat berbahaya itu. Mereka mencoba mendinginkan reaktor nuklir yang sedang memuntahkan radiasi dalam batas yang tak terbayangkan, serta memantaunya detik demi detik.
Mereka membagi diri dalam empat shift, tiap kelompok 50 orang. Mereka kerap disebut The Fukushima Fifty, 50 orang luar biasa yang siap mati.
Perusahaan tempat mereka bekerja, Tokyo Power Plant Co (Tepco) menurut New York Times, menolak mengungkapkan identitas para pekerja yang bertahan di situ. Tepco hanya mengatakan mereka ditugasi untuk memompa air laut dan menjaga reaktor tetap dingin. Sekaligus, untuk memantau tingkat radiasi dengan menggunakan pengukur kecil yang mereka bawa, karena pengukur radiasi di instalasi PLTN tersebut telah rusak.
Lebih penting lagi, mereka juga ditugasi untuk mencari cara agar perangkat inti PLTN tidak ikut hancur akibat ledakan berkali-kali beberapa hari lalu. Sebab, jika itu terjadi, akibatnya sungguh fatal. Zat radioaktif bisa menyebar dalam skala besar.
"Melawan rasa lelah dan perut kosong, kami memaksa diri untuk terus bekerja,” tulis salah seorang pekerja, Michiko Otsuki, di Internet.
New York Times menulis, 200 pekerja yang tinggal ini bukanlah para pemuda gagah berani yang memiliki keahlian dan pengetahuan tinggi mengenai nuklir. Bukan pula manajer yang memang bertanggung jawab atas jalannya reaktor. Mereka adalah para lelaki tua, pekerja dan pemadam kebakaran yang sedikit lagi--tidak sampai setengah tahun--akan memasuki masa pensiun.
Jadi, jikapun mereka terpapar radiasi, mereka berharap tak akan sempat merasakan penyakit yang akan menggerogoti tubuh mereka 20-30 tahun dari sekarang. Mereka berharap sudah akan dipanggil Sang Khalik karena usia tua, bukan lantaran leukemia, katarak, maupun kanker.
Di dalam pembangkit nuklir tersebut, tingkat radiasi mencapai 1.000 milliseverts (mSv) dalam satu jam. Tak jelas berapa banyak radiasi yang telah diserap oleh para pekerja itu. Yang jelas, Jepang dan Amerika Serikat telah menetapkan batas aman radiasi yang dapat diterima seseorang hanyalah 50 mSv dalam satu tahun. Untuk situasi darurat seperti ini, Kementerian Kesehatan Jepang membolehkan radiasi hingga 250 mSv, itu pun sudah maksimal.
Dan para pekerja itu mulai berguguran, satu persatu. Dari yang memilih bertahan di dalam pembangkit, lima di antaranya dilaporkan telah meninggal dunia, dua hilang, dan 21 lainnya terluka.
Jutaan nyawa lain
Yang sedang diperjuangkan para pekerja itu, dengan nyawa mereka, adalah enam reaktor nuklir. Tiga telah meledak dalam proses pendinginan. Secara bergantian, mereka memantau dan memompa air laut untuk mendinginkan reaktor untuk mencegah petaka nuklir dan merenggut lebih banyak lagi nyawa manusia.
Setelah gempa 9 Skala Richter dan tsunami dahsyat menerjang pesisir timur Jepang pada Jumat, 11 Maret 2011, nyawa yang melayang sudah tak terkira. Menurut laporan dari Badan Polisi Nasional Jepang per tanggal 16 Maret 2011, korban tewas mencapai angka 3.676 orang, 1.990 terluka, dan 7.558 orang masih dilaporkan hilang di 16 prefektur yang disapu tsunami. Diperkirakan, angka tewas di lapangan jauh lebih besar lagi, dan dikhawatirkan bisa mencapai puluhan ribu orang.
Dan nyawa yang hilang niscaya akan berlipat-lipat jika pembangkit nuklir itu gagal didinginkan, meledak, lalu menebar zat radioaktif yang mematikan keluar.
Adalah getaran gempa yang merusak infrastruktur PLTN yang terdiri dari beberapa bangunan dan enam reaktor. Salah satunya teramat vital: generator diesel raksasa untuk menjaga pendinginan reaktor.
Menurut laman JMA, sistem peringatan dini tsunami terhubung dengan beberapa fasilitas vital di Jepang. Begitu peringatan menyala, sistem akan otomatis menghentikan kereta api, mengendalikan lift, dan mengatur laju lalu lintas. Nah, sistem itu juga lalu memadamkan secara otomatis listrik di reaktor nuklir. Celakanya, ketika itu terjadi, generator sebagai penyalur energi cadangan juga rusak sehingga aliran listrik putus sama sekali. Pendinginan gagal dan petaka pun mengintai.
Tiga unit reaktor nuklir yang masih aktif kini jadi pusat perhatian dunia. Reaktor-reaktor itu adalah tipe reaktor air panas yang membutuhkan temperatur tertentu untuk beroperasi dengan aman.
Seperti diberitakan CNN, batangan bahan bakar (fuel rods) normalnya bekerja di suhu 760 derajat Celcius. Jika suhu meningkat hingga lebih dari 1.200 derajat Celcius, fuel rods akan rusak. Semakin panas lagi, fuel rods akan meleleh. Lelehan inilah yang akan menyebarkan radiasi, bahkan dapat menguapkan inti reaktor. Bila ini sampai terjadi, bencana mengerikan akan terjadi.
Dalam waktu empat hari, tiga reaktor nuklir yang aktif meledak. Reaktor unit satu meledak pada 12 Maret 2011. Unit tiga meledak dua hari kemudian. Dan berselang sehari, giliran unit dua yang meledak.
Perdana Menteri Jepang Naoto Kan pun langsung mengumumkan situasi darurat-nuklir. Sebanyak 170 ribu warga di radius hingga 20 km diungsikan. Di luar itu, pemerintah menghimbau mereka untuk tetap di dalam rumah, menutup semua jalur udara, dan menutup mulut dengan handuk.
Belum jelas apa penyebab pasti ledakan itu. Namun, menurut Associated Press, ledakan terjadi ketika petugas PLTN berusaha mendinginkan reaktor nomor satu menggunakan air. Ternyata, air yang mereka gelontorkan menciptakan hidrogen ketika terpapar fuel rods. Besarnya tekanan memaksa petugas mengeluarkan hidrogen sebagian. Namun, saat dikeluarkan hidrogen itu malah bercampur dengan oksigen dan mengakibatkan ledakan.
Tingkat radiasi yang keluar dari reaktor yang rusak masih turun naik. Menurut MSNBC, pada 15 Maret 2011 radiasi bisa mencapai 11.900 mSv/jam. Para ahli dari Indonesia yang dikumpulkan di KBRI Tokyo, bahkan mengatakan tingkat radiasi di daerah dekat reaktor mencapai hingga 400 ribu mSv/jam.
Petugas yang bekerja pun kucing-kucingan dengan radiasi. Jika memuncak, mereka menyingkir. Jika menurun, mereka maju, melakukan berbagai hal, sebisanya.
Radiasi bahkan dikabarkan terbawa angin dan telah mencapai Tokyo yang berjarak 250 km dari PLTN.
Kepala Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA), Yukiya Amano, pada Rabu, telah menyatakan situasi di Fukushima sangat serius. Amano mengatakan fuel rods di unit 4, 5 dan 6 telah terekspos udara dan menyebarkan radiasi. Berbagai negara mulai menyerukan warga negaranya untuk menjauhi PLTN Fukushima, setidaknya hingga radius 80 km.
Berbahaya, memang.
Namun, nuklir selama ini menjadi andalan Jepang dalam memenuhi kebutuhan listrik mereka sehari-hari. Data dari Federasi Perusahaan Pembangkit Listrik (FEPC) Jepang, negeri ini mengoperasikan 55 reaktor nuklir yang dihasilkan listrik sebesar hampir 50 gigawatt. Energi ini menyumbang 34,5 persen kebutuhan listrik di Jepang.
Di Jepang energi nuklir telah menjadi prioritas strategis sejak 1973. Bagi mereka, energi nuklir merupakan pilihan bijak sebab Negeri Sakura tak memiliki banyak sumber minyak dan gas.
Fukushima bukan kecelakaan nuklir yang pertama di Jepang. Pada pertengahan 1990, sempat terjadi beberapa kecelakaan nuklir, di antaranya kecelakaan Tokaimura. Toh, pemerintah Jepang terus kukuh mengembangkan energi nuklir.
Chernobyl, Three Mile, Fukushima
Tragedi Fukushima langsung mengingatkan dunia pada dua tragedi nuklir lainnya.
Di tahun 1986, pembangkit listrik tenaga nuklir di Republik Sosial Soviet Ukraina (sekarang Ukraina) tiba-tiba mati daya. Akibat memanasnya sistem, beberapa ledakan terjadi. Petaka berpuncak ketika sebagian inti nuklir meleleh.
Radiasi di luar area ledakan mencapai 50 kali lebih besar dari radiasi di Fukushima. Radiasi tingkat tinggi ini menyebar ke seluruh bagian barat Uni Soviet, Eropa Timur, Eropa Barat, dan Eropa Utara. Sebagian besar warga di Ukraina, Belarus dan Rusia diungsikan, dan 336 ribu orang di antaranya memilih tidak kembali.
Akibat paparan radiasi, 31 pekerja PLTN dan pemadam kebakaran yang kala itu berada di lokasi meninggal dalam hitungan bulan. Sebanyak 4.000 anak-anak dan dewasa mengidap kanker tiroid setelah mengkonsumsi susu yang terkontaminasi radioaktif. Dilaporkan, lima juta orang terkena dampak radiasi dan menderita sejumlah penyakit, mulai dari cacat tubuh hingga kanker. Sampai saat ini, tingkat radiasi di Chernobyl masih dalam taraf kritis.
Berdasarkan perhitungan International Nuclear and Radiological Event Scale (INES), skala kecelakaan Chernobyl mencapai level 7, level tertinggi dalam sebuah kecelakaan nuklir.
Sebelumnya, pada tahun 1979, kecelakaan serupa terjadi di Pulau Three Mile, Pennsylvania, AS. Sebagian inti nuklir di PLTN ini juga meleleh. Beruntung, karena selubung reaktor tidak rusak, maka meski radiasi menyebar ke wilayah yang cukup luas, tapi tarafnya masih tergolong rendah. Peristiwa Three Mile dikategorikan kecelakaan nuklir level dua, yakni kecelakaan nuklir dengan cakupan wilayah yang luas.
Bagaimana dengan Fukushima?
Seperti diberitakan NHK, Jumat kemarin, Badan Keselamatan Industri Nuklir Jepang telah menaikkan skala radiasi ke level 5 dari level tertinggi 7 dalam Skala INES. Ini karena lebih dari 3 persen dari bahan bakar nuklir telah rusak dan bahan radioaktif telah bocor dari pembangkit.
Situasi artinya telah menjadi semakin gawat saat KBRI Tokyo pada Rabu sebelumnya mengumpulkan 10 ahli nuklir Indonesia yang rata-rata sedang mengambil gelar doktor di sejumlah universitas di Negeri Sakura.
Para ahli ini, seperti dimuat di laman KBRI, menyimpulkan bahwa kecelakaan di reaktor Fukushima Unit 1 sampai 4 masih di skala 4 INES. Artinya, lingkup kecelakaan masih di sekitar PLTN Fukushima. Namun, kecelakaan ini telah merusak gedung reaktor, kolam cadangan air pendingin, dan mengakibatkan kebakaran di gedung reaktor yang menyimpan bahan bakar bekas.
Jikapun terjadi pelelehan inti nuklir, diperkirakan radiasi yang dilepaskan tidak akan sebesar peristiwa Chernobyl. Dilansir laman The Guardian, setiap reaktor di Fukushima memiliki selubung baja setebal 20 cm. Selubung itu masih dibungkus lagi dengan bangunan beton. Jadi, jikapun meleleh, dampaknya diperkirakan tidak akan terlalu parah.
***
Yang parah tak terkira tentu mereka yang berada di dalam selubung beton tebal itu, di mana para pekerja berani mati masih terus berkutat. Mereka mengusahakan segala cara, semampu mereka, untuk mendinginkan dan memantau reaktor di PLTN Fukushima.
“Saya mendengar kalau dia menawarkan dirinya untuk jadi sukarelawan, walaupun dia akan pensiun setengah tahun lagi. Mataku tak kuasa menahan tangis… Di rumah dia terlihat bukan tipe orang yang mampu melakukan tugas-tugas besar. Tapi hari ini saya sangat bangga padanya. Dan saya berdoa untuk keselamatannya,” tulis seseorang di Twitter dengan akun @NamicoAoto.
Salah satu relawan itu adalah ayah kandungnya sendiri, yang sudah berusia 59 tahun.
"Ayah, aku mohon, kembalilah dengan selamat."
Tsunami WikiLeaks
Selain Indonesia, WikiLeaks menyibak sejumlah rahasia pemimpin dunia. Apa reaksi mereka?
Sabtu, 12 Maret 2011, 02:28 WIB
Laporan dua media Australia The Age dan Sydney Morning Herald pada Jumat, 11 Maret 2011 itu, membuat pemerintah di Indonesia Jakarta berang. Bak aliran ombak, berita bersumber dari bocoran situs WikiLeaks itu dengan deras dilansir kembali oleh media di tanah air.
Disebutkan di dua media itu, mengutip kawat diplomatik Kedutaan Amerika Serikat yang bocor ke WikiLeaks, bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah “menyalahgunakan kekuasaan” untuk kepentingan pribadi. Sejumlah nama tokoh lainnya juga disinggung semisal mantan Wapres Jusuf Kalla, Ibu Ani Yudhoyono, TB Silalahi, dan lain-lain.
Indonesia, sebetulnya bukan baru tersentil oleh WikiLeaks. Desember silam, pemerintah masih dingin bersikap, meski ada kemungkinan bocornya memo rahasia diplomatik Amerika Serikat bakal menyinggung Indonesia. “Mengenai kemungkinan adanya isi dokumen yang melibatkan Indonesia, pemerintah Indonesia tak akan menanggapi,” ujar juru bicara Kemlu, Michael Tene, di Jakarta, 3 Desember 2010.
Bocoran soal Indonesia di WikiLeaks, pernah pula dirilis dua surat kabar Australia itu. Antara lain menyinggung Kopassus, Tommy Soeharto, dan Badan Intelijen Negara. Pejabat Indonesia saat itu masih tenang. "Informasi itu tak bisa diverifikasi. Jadi kita tetap tak memberi tanggapan data diklaim sebagai bocoran ke media massa itu," kata juru bicara kepresidenan, Teuku Faizasyah, Jumat 17 Desember 2010.
Tampaknya, reaksi atas berita dirilis dua koran Australia Jumat lalu itu berbeda. Jakarta berang. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa bahkan memanggil Duta Besar AS, Scot Marciel, ke Kementrian Luar Negeri di Pejambon, Jakarta, 11 Maret 2011. Menteri Marty meminta Dubes AS menjelaskan data yang bocor ke WikiLeaks itu.
Indonesia, kata Marty, protes dan menuntut klarifikasi atas informasi itu. Natalegawa juga melayangkan protes kepada Sydney Morning Herald dan The Age karena begitu saja mempublikasikan bocoran dari WikiLeaks. "Informasi itu sama sekali tidak berdasar dan tidak mengandung kebenaran sedikit pun, bahkan tidak masuk akal," kata Natalegawa usai pertemuan dengan Dubes Marciel.
Amerika Serikat tentu saja rikuh. Dubes Scot Marciel di Jakarta memahami protes pemerintah Indonesia itu. Marciel menyampaikan keprihatinannya, termasuk kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Dokumen tersebut tidak mewakili sikap AS. WikiLeaks sangat tidak bertanggungjawab atas hal ini," kata Marciel.
Tsunami dokumen rahasia
Selain Indonesia, WikiLeaks sebetulnya telah membuat gusar banyak pemimpin negara. Situs yang memuat bocoran politik digerakkan Julian Assange, mantan peretas (hacker) asal Australia itu, menghimpun sekitar 251.000 dokumen memo diplomatik AS dari sekujur dunia.
Sejak 28 November 2010, WikiLeaks bergerilya menyiarkan dokumen itu. Mereka menyebarkannya melalui internet, Twitter, dan sebagian melalui media massa di Eropa dan Australia, yang secara eksklusif diberi akses pertama. Dampaknya, berita bocoran yang diungkap ke publik itu, bak tsunami menghantam tembok rahasia para penguasa.
Isi memo itu adalah semacam laporan pengumpulan informasi dari berbagai kontak Kedutaan AS di negeri setempat. Di Indonesia, misalnya, Duta Besar AS Scot Marciel, mengatakan sebagai diplomat mereka harus membuka wawasan dan kontak dengan siapapun. “Tak hanya pejabat pemerintah setempat, Tapi juga cendekiawan, jurnalis, politisi, masyarakat awam dan lain-lain. Kami berbicara dan bertukar pikiran atas segala hal yang menjadi perhatian masing-masing pihak,” kata Marciel, beberapa waktu lalu.
Hasil tukar pikiran itulah, yang menjadi salah satu bahan laporan bagi Kedubes AS. “Kami mengirim laporan kepada kantor pusat [Washington DC], seperti banyak kedutaan besar negara lain kepada pemerintah mereka, mengenai situasi di negara tuan rumah,” kata Marciel, yang telah seperempat abad berkarir sebagai diplomat, dan telah bertugas di tujuh negara.
Kebijakan luar negeri AS, menurut pernyataan itu, bukanlah berdasarkan laporan mentah yang dibocorkan WikiLeaks, tepi segalanya diputuskan di Washington DC. "Kebijakan kami adalah catatan publik, seperti yang direfleksikan dalam pernyataan dan tindakan kami di penjuru dunia," demikian pernyataan Kedubes AS.
Pemerintah AS sendiri tak bersedia membenarkan informasi itu. Mereka hanya mengutarakannya secara tersirat. Deplu AS tidak mengomentari materi apapun, termasuk dokumen berkatagori rahasia, yang "mungkin telah dibocorkan," demikian pernyataan Kedubes AS.
Bagi kalangan pengamat, WikiLeaks memberi dimensi baru bagi jurnalistik. Didukung teknologi informasi yang makin canggih, siapa pun bisa mengungkap dan mengakses informasi yang sangat sensitif . "WikiLeaks adalah jurnalisme gaya baru, cerminan dari globalisasi," kata kolumnis The National Post, Diane Francis, dalam kolom di harian The Huffington Post.
"Benar atau salah, WikiLeaks telah mempertunjukkan suatu layanan publik dengan mengekspos kecerobohan pemerintah dalam era digital atau sikapnya yang menutup-nutupi rahasia mengenai negara-negara lain yang mana publik berhak untuk tahu," kata Francis.
Di lamannya, WikiLeaks menuliskan organisasi itu punya tujuan mulia: menciptakan keterbukaan. “Transparansi menciptakan kehidupan lebih baik bagi semua masyarakat. Pengawasan yang baik akan mengurangi korupsi dan memperkuat demokrasi di semua institusi sosial, termasuk pemerintahan, perusahaan dan organisasi lainnya,” tulis WikiLeaks di situsnya.[Baca juga cara WikiLeaks bekerja: Gerilya Si Pembocor Rahasia Dunia]
Menurut Francis kesalahan terletak pada pemerintah AS sendiri, yang selama ini cenderung membuat segalanya mudah diakses. "Bahkan walau ada kontrol ketat atas informasi sangat rahasia, pemerintah tidak bisa mengendalikan kebocoran," ujar Francis.
Gara-gara sepak terjang WikiLeaks, kejelekan sejumlah pemimpin pun terungkap. Sejumlah laporan memberi ungkapan, maupun kesan tidak enak didengar untuk beberapa pemimpin. Putin disebut sebagai "anjing alpha" dan Presiden Hamid Karzai dari Afganistan terkesan "digerakkan oleh paranoia."
Kanselir Jerman Angela Merkel, misalnya, dinilai "menghindari risiko dan jarang kreatif." Sementara itu, pemimpin Libya, Muammar Khadafi, dilaporkan berjalan-jalan dengan seorang suster "blonde menggairahkan" asal Ukraina
Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, turut menjadi korban pembocoran WikiLeaks. Laman itu memuat informasi bahwa Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, pernah membuat pemerintah Arab Saudi tersinggung, saat diundang mengunjungi kerajaan itu dua tahun lalu.
Menurut harian Inggris, Guardian, laporan itu mengungkapkan Sarkozy pernah membuat gara-gara dengan Saudi saat diundang berkunjung pada Januari 2008. Kunjungan itu untuk mempererat hubungan personal antara Sarkozy dengan Raja Abdullah.
Sebuah memo dari Kedubes AS di Riyadh melaporkan sejumlah kontak di Saudi tak senang atas perilaku Sarkozy. Antara lain, keinginan Sarkozy untuk mengajak tunangannya saat itu, Carla Bruni. Di Arab Saudi, lelaki dan perempuan tanpa ikatan pernikahan dilarang berjalan bersama. Bruni akhirnya tak jadi ikut.
Tiba di Saudi, tulis memo itu, Sarkozy tampaknya ngambek. Dia dilaporkan kurang menghargai tuan rumah. Dia enggan mencicipi makanan tradisional Arab yang dihidangkan. Selain itu, Sarkozy juga tampak bosan saat mengikuti upacara penyambutan tamu negara yang disiarkan di televisi.
Tidak hanya di Saudi, WikiLeaks juga membocorkan memo Kedubes AS di Rabat, Maroko. Sikap Sarkozy di Maroko, saat melawat pada Oktober 2007, juga diungkap. Pada memo itu, Sarkozy dikatakan terlalu santai atau tidak bersikap seperti negarawan, saat mengikuti acara resmi.
“Sarkozy duduk terlalu santai di kursinya saat dia dan raja Maroko menghadiri upacara penandatanganan kesepakatan di istana negara di Marrakech. Pada salah satu kesempatan, Sarkozy bahkan menyilangkan kakinya dan menunjukkan sol sepatunya kepada raja. Ini adalah tindakan tabu,” tulis memo tersebut.
Argentina dan presidennya turut menjadi bulan-bulanan WikiLeaks. Argentina dianggap tak becus mengatasi praktik pencucian uang hasil kejahatan terorganisir di negara itu. Bahkan Presiden Cristina Fernandez digosipkan mengkonsumsi obat penenang, dan seorang pejabat tinggi di negara itu disinyalir terkait penyelundup obat terlarang.
Informasi itu dibocorkan WikiLeaks, yang memuat sejumlah informasi rahasia, yang diklaim memo diplomatik dari Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Buenos Aires setahun lalu. Menurut kantor berita Associated Press, yang memantau bocoran WikiLeaks, laporan-laporan ke Washington DC itu berkatagori rahasia.
Di Argentina, bocoran itu mendapat perhatian besar dari sejumlah media. Pada edisi Kamis, 2 Desember 2010, misalnya, sejumlah surat kabar oposisi Argentina mengulas memo dari Kedubes AS, tertanggal 1 Desember 2009.
Memo itu adalah laporan upaya Argentina memerangi pencucian uang. Kesimpulan laporan itu: Argentina rentan jadi sasaran eksploitasi para penyelundup narkoba, dan sel-sel teroris. Soalnya, nyaris tak ada penegakan hukum, lalu budaya impunitas dan korupsi juga marak.
Kedubes AS juga menyarankan Washington agar jangan berharap banyak kepada pemerintah Argentina atas isu pencucian uang. Termasuk kepada Presiden Cristina Fernandez dan suaminya, mantan Presiden Nestor Kirchner yang wafat pada Oktober lalu. Mereka berdua dianggap punya kekayaan dari bisnis real estate. Sejumlah hakim pengadilan menolak memproses perkara itu, meski sudah berulangkali dilakukan penyelidikan.
"Sejumlah kontak Kedubes menilai pemerintahan saat ini, termasuk presidennya, tidak mampu berbuat optimal dan jujur mengusut pencucian uang," demikian salah satu kutipan memo itu.
"Kemungkinan besar tidak realistis berharap GoA [pemerintah Argentina] akan mendukung aparat kejaksaan, atau berupaya mengejar pelaku pencucian uang. Pasangan Kirchner dan lingkar dekat mereka mengambil banyak keuntungan dari kurangnya penegakan hukum," lanjut laporan itu.
Bocoran memo bertanggal 31 Desember 2009, misalnya, berupa instruksi kepada Kedubes AS mencari tahu apakah Presiden Cristina Fernandez mengonsumsi obat mengendalikan kondisi mentalnya. Memo lain, tertanggal 10 September 2009, memaparkan kecurigaan pejabat kepala kabinet Argentina punya hubungan dengan pengedar obat terlarang.
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga dibuat marah atas pembocoran dari WikiLeaks. Ini terkait komentar seorang diplomat senior AS atas dirinya. Komentar mantan Duta Besar (Dubes) AS untuk Turki itu tertulis dalam suatu memo rahasia, yang bocor ke laman WikiLeaks.
Dalam dokumen diplomatik AS tertanggal 12 Desember 2004, saat masih menjadi Dubes untuk Turki, Edelman menulis memo mengenai Erdogan. Saat itu, Erdogan baru menjadi Perdana Menteri Turki dan mengundang kegelisahan negara-negara Barat karena sikapnya yang "cenderung Islami."
Dalam laporan ke Washington, Edelman mengatakan Erdogan dipandang sebagai pemimpin haus kekuasaan, bersikap otoriter, dan tidak percaya pihak lain. Edelman juga mengritik para penasihat Erdogan. "Dia seenaknya melontarkan prasangka pro-Sunni, dan dengan reaksi emosional. Akibatnya menghambat perkembangan kebijakan domestik atau luar negeri," tulis memo itu, yang dibocorkan WikiLeaks.
Edelman lalu menyinggung sejumlah rekening bank yang dicurigai. "Kami dengar dari dua kontak bahwa Erdogan memiliki delapan rekening bank di Swiss. Penjelasan bahwa kekayaan itu adalah hadiah pernikahan dari para tamu kepada putranya, dan seorang pengusaha Turki menanggung biaya pendidikan bagi seluruh keempat anaknya di AS, benar-benar payah," tulis memo itu.
Reaksi keras
Para pemimpin yang menjadi subyek laporan diplomatik AS yang dibocorkan WikiLeaks itu sempat bereaksi emosional. Tapi itu cuma sebentar. Tak ada tindak lanjutnya.
Reaksi PM Erdogan di Turki, misalnya, yang pernah mengancam akan menggugat pemerintah AS secara hukum terkait komentar seorang diplomat senior AS atas dirinya yang bocor di WikiLeaks. "Amerika Serikat harus menuntut penjelasan dari para diplomatnya, karena tak dibenarkan bagi diplomat menuduh suatu negara dengan fitnah," kata Erdogan seperti dikutip laman stasiun televisi CNN.
Namun, ancaman Erdogan itu hingga kini tak terwujud. Bahkan, Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan bocoran tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan Turki dengan AS. “Bocoran itu tak akan mengubah prinsip dasar kebijakan luar negeri Turki,” ujar Davutoglu usai pertemuannya dengan Menlu AS Hillary Clinton di Ankara, 1 Desember 2010.
Di Prancis, tidak ada reaksi emosional dari istana kepresidenan maupun Sarkozy sendiri. Juru bicara pemerintah, Francois Baroin, pada November 2010 mengatakan mereka telah mengetahui dokumen itu sebelum dibocorkan di WikiLeaks. Tak ada protes dan permintaan pertanggungjawaban, Baron hanya mengatakan Prancis mendukung AS menjaga kerahasiaan kabel diplomatiknya.
Selain itu, bocoran WikiLeaks terkait pemimpin Jerman juga dianggap pemerintah setempat tidak akan merusak hubungan kedua negara. ”Hubungan kedua negara kuat, dekat, dan tidak akan terganggu dengan publikasi tersebut,” ujar Kanselir Jerman, Angela Merkel, November tahun lalu.
Tapi tak bisa disangkal bocoran dokumen menyatakan Kanselir Jerman, Angela Merkel, dinilai "menghindari risiko dan kurang kreatif” telah mengurangi kepercayaan Jerman terhadap AS. “Diplomasi, haruslah didasari atas asas saling peraya, dan jika kepercayaan rusak, seperti sekarang, maka kita harus kembali ke awal lagi,” ujar mantan Dubes AS untuk Jerman, John Kornblum.
Kegilaan Kolonel Khadafi
Dia pernah dibenci Barat, tapi lalu jinak. Anti imperialisme, dan suka tidur di tenda.
Jum'at, 4 Maret 2011, 23:00 WIB
Renne R.A Kawilarang
Muammar Khadafi Pemimpin Libya (AP Photo/ Ben Curtis)
BERITA TERKAIT
* Infografik: Orang-orang Khadafi
* Harta di Balik Jubah Sang Kolonel
VIVAnews-Muammar Khadafi adalah seorang kolonel tanpa urat takut. Pada 1969, di usia muda, dengan nyali yang menyala, dia menjungkalkan tahta raja Libya, satu kudeta yang berhasil, dan membalikkan gerak sejarah negeri itu.
Dia tampil sebagai revolusioner nekad, meski kerap juga ngawur. Kini, setelah 41 tahun berkuasa, Khadafi tak juga gentar. Dia tahu, hari-hari ini di sekujur tanah Arab para tiran terancam terguling oleh pergolakan rakyat.
Tapi Khadafi yang lama menjadi antagonis--dia rajin berkelahi dengan tetangganya sesama bangsa Arab, kini seperti hendak menegaskan kembali wataknya yang keras kepala.
Berdiam di tenda, dia pernah menyambut gencarnya bom Amerika Serikat pada 1986, dengan tenang. Barangkali, itu sebabnya, ketika demonstrasi kian hebat menuntut dia mundur, Khadafi melihat gerak protes tak bersenjata itu seperti sebuah ancaman militer. Warga sipil Libya, yang menuntut perubahan itu, dihajarnya dengan jet tempur.
Kini, tanpa rasa bersalah, pemimpin bernama lengkap Muammar Muhammad al-Khadafi itu nekad menembaki rakyat sendiri.
Konflik di Libya, kata banyak pengamat, tak akan terjadi bila tak ada pergolakan di Tunisia dan Mesir. Dua tetangga mengapit Libya itu berhasil menjungkalkan rezim yang kelewat lama berkuasa di negeri mereka. Revolusi adalah gagasan yang menular, dan momen itu dimanfaatkan oposisi di Libya melawan rezim Khadafi.[Lihat infografik kronologi pergolakan Libya: Orang-orang Khadafi]
"Kemarin Ben Ali [Tunisia], hari ini Mubarak [Mesir]. Selanjutnya harus Khadafi," ujar seorang pemrotes di Kota Benghazi, tak lama setelah mendengar pengumuman Presiden Mesir, Hosni Mubarak, berhasil dipaksa mundur pada 11 Februari lalu.
Tapi Khadafi adalah kolonel yang hanya mendengar dirinya sendiri. "Mereka main keras, saya juga main keras. Saya akan bertahan hingga tetes darah terakhir" ujar Khadafi seperti dikutip kantor berita Associated Press.
Dia lalu menuding siapa saja yang menyebar kebencian atas dirinya, mulai dari negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat hingga jaringan teroris al-Qaidah. Pekan lalu, dia seperti meracau, mengatakan semua rakyat Libya mencintai dia. Washington pun menilai Khadafi "melantur". Tak ada kata lain bagi Khadafi, kata Gedung Putih, selain dari turun dari kekuasaan.
Korban jiwa pun berjatuhan di Libya. Menurut Duta Besar Libya untuk PBB, Ali Suleiman Aujali, lebih dari 2.000 orang tewas dalam dua pekan terakhir. Warga yang melawan itu tumbang diberondong peluru tajam oleh milisi pro-Khadafi, yang kebanyakan adalah tentara bayaran dari Chad.
Khadafi akrab dengan kekerasan. Begitu meraih kekuasaan, dia bertahan selama 40 tahun lebih, dengan cara brutal. Tak heran, bila dia kini memakai segala cara, mulai dari menyewa milisi bayaran, hingga memberikan sogokan akan menaikkan gaji pegawai negeri sebesar 150 persen, dan memberi santunan tunai bagi keluarga yang loyal.
Mungkin karena berpengalaman menghadapi kudeta dalam negeri, Khadafi tak takut ancaman dari negara Barat, yang menyerang Libya dengan operasi militer. Dia pernah mengalaminya pada 1986, saat rumahnya dihajar bom oleh jet tempur Amerika. Banyak pengikutnya, termasuk anak angkatnya, tewas. Tapi Khadafi lolos dari maut. Dia terus melawan.
Seorang diplomat Libya, bekas penerjemah Khadafi yang kini mengajar di AS, Abubakar Saad, juga menyarankan cara keras, bila dia tetap tak bisa diajak kompromi. "Bila ada pemimpin tak mau berkompromi, atau bahkan tak mau duduk, dan berdialog, satu-satunya alternatif adalah menyingkirkan dia, membunuhnya mengakhiri situasi ini," kata Saad seperti dikutip Voice of America.
Di gurun pasir
Khadafi besar dalam angin padang pasir yang keras. Dia lahir di suatu tenda Badui, di gurun pasir dekat Kota Sirt, pada 1942. Dia berasal dari suku kecil turunan Berber Arab, yaitu Khadafa.
Tumbuh saat dunia Arab sedang bergolak, Khadafi tampaknya menyerap semua konflik itu ke jagad kecilnya. Di Palestina, konflik berlarat-larat setelah Yahudi membentuk negara Israel pada 1948. Dia juga larut dalam gelora nasionalisme Arab, yang diteriakkan pemimpin Mesir Gammal Abdul Nasser, pada 1952.
Bersekolah di madrasah setempat, Khadafi kecil telah menaruh minat besar pada sejarah. Selesai menjalani pendidikan lanjut, Khadafi terjun ke dunia militer. Di Libya pada saat itu, menjadi tentara adalah peluang emas memperbaiki taraf hidup bagi keluarga kurang mampu. Itu sebabnya, masuk militer adalah pilihan bagi anak-anak muda miskin seperti Khadafi.
Pada 1961, Khadafi masuk ke akademi militer. Dia lulus lima tahun kemudian. Dianggap punya prospek cemerlang, Khadafi terpilih ikut pendidikan militer lanjutan selama beberapa bulan di Akademi Militer Inggris, Sandhurst. Dia pun menerima pelatihan militer di Athena, Yunani.
Sebagai perwira muda, Khadafi malu melihat negara Arab, yaitu Mesir, Suriah, dan Yordania, kalah perang dengan Israel di tiga front pada 1967. Dia kian geram, karena Raja Idris I dari Libya, hanya berpangku tangan melihat sesama bangsa Arab dipermalukan Israel dalam Perang Enam Hari.
Khadafi lalu bertekad menggulingkan Raja Idris.
Peluang itu tiba pada 1 September 1969. Saat itu, Raja Idris sedang ke Yunani untuk berobat. Muncul kabar, karena sering sakit-sakitan, Raja Idris akan lengser. Dia menyerahkan kekuasaan kepada keponakannya, yang menjadi putra mahkota, Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanusi, atau Hasan as-Sanusi.
Tanggal penyerahaan tahta dari Raja Idris kepada Pangeran Hassan berlangsung pada 2 September 1969. Sehari sebelum ritual penyerahan tahta, saat Idris masih di luar negeri, Khadafi bergerak. Dia mengumumkan di radio, Libya berada di tangan Dewan Revolusi yang akan menyelamatkan negara dari kekosongan kekuasaan.
Junta militer pimpinan Khadafi lalu menangkap kepala staf militer dan kepala keamanan, yang setia dengan Raja Idris. Sang Raja terhenyak. Dia tak bisa lagi pulang, hingga wafat di Mesir pada 1983.
Stasiun berita BBC menceritakan bagaimana Khadafi, perwira 27 tahun namun telah berpangkat kolonel, secara cemerlang melakukan kudeta tak berdarah. "Kudeta itu hanya memuntahkan beberapa peluru," tulis BBC.
Nasib calon raja yang batal, Hasan as-Sanusi lebih buruk. Dia menjadi tahanan rumah, dan sempat dipenjara selama tiga tahun pada 1971. Hasan dan keluarga diusir dari rumah mereka pada 1984.
Hasan harus menggelandang di pantai, hingga diserang stroke. Khadafi mengizinkannya berobat ke London, Inggris. Hasan pun meninggal di sana. Dia dikuburkan di sebelah makam Raja Idris, di Madinah, Arab Saudi.
Kitab Hijau
Setelah menyingkirkan kekuatan lama, pada awal berkuasa, rezim Khadafi melakukan perubahan besar. Kerajaan Libya dibubarkan. Dia lalu membentuk Republik Sosialis Arab, dengan nama resmi Republik Rakyat Sosialis Agung Jamahiriya Arab Libya.
Bendera nasional pun diganti, dari gabungan warna merah, hitam, dan hijau, dengan lambang bintang dan bulan sabit di tengah-tengah, menjadi warna hijau polos.
Khadafi pun tak menyatakan diri sebagai presiden atau raja. Dia menabalkan dirinya seorang “brother leader”, dan sang pemandu revolusi. Dia sempat menjabat perdana menteri selama 1970-1972. Sebagai pemimpin belia, Khadafi menunjukkan kepada bangsa Arab, perubahan radikal sedang bergerak di Libya.
Sistem pemerintahan Libya dirombak. Menurut kajian Library of Congress pada 1987 berjudul "Government and Politics of Libya", Libya dipimpin dua pilar utama, yang disebut dengan sektor.
Salah satu pilar, yaitu "Sektor Revolusioner," terdiri dari Khadafi sebagai pemimpin Revolusi, Komite Revolusi, dan Dewan Komando Revolusi, yang beranggotakan 12 orang. Mereka inilah inti kekuasaan di Libya karena para komite dan dewan tidak dipilih, melainkan ditunjuk, serta tak ada masa bakti.
Pilar lain adalah “Sektor Jamahiriyah”, adalah Kongres Rakyat mewakili 1.500 wilayah, dan 32 anggota Kongres Rakyat Sha'biyat. Mereka dilihat sebagai lembaga legislatif. Para anggotanya dipilih setiap empat tahun.
Sejak 1972, rezim Khadafi melarang partai politik. Media massa nasional pun dibelenggu agar tidak "menyesatkan" rakyat dengan pemberitaan kritis kepada pemerintah. Seperti Mao Zedong di China pada 1960an, Khadafi pada 1975 menerbitkan buku panduan ideologi bagi pejabat dan rakyat Libya. Dia menyebutkan sebagai "Kitab Hijau" (Green Book).
Terbit dalam bahasa Arab, Kitab Hijau menjabarkan tiga paham dasar, yaitu "Demokrasi berdasarkan Kekuasaan Rakyat," "Ekonomi Sosialisme" dan "Teori Internasional Ketiga." Paham itu lalu menjadi panduan bagi sistem demokrasi ala Khadafi, sekaligus panduan politik luar negeri Libya yang mengundang kontroversi.
“Kitab Hijau” menolak demokrasi liberal ala Barat, dan mendorong sistem demokrasi langsung berdasarkan pembentukan komite-komite rakyat. Belakangan, sistem ini dikritik sebagai cara Khadafi mengamankan kepentingannya di balik jargon memberdayakan rakyat Libya. [Baca juga artikel Harta di Balik Jubah Sang Kolonel]
Sikap anti Barat-nya kental. Dia menjadi sponsor gerakan anti imperialisme dan zionisme. Pada dekade 70an hingga 90an, Libya bahkan menjadi kawah pelatihan bagi kelompok radikal seperti Brigade Merah dari Jepang, "September Hitam" dari Palestina, MILF dari Filipina, dan IRA dari Irlandia Utara.
Mimpinya tentang Arab bersatu dipengaruhi gagasan Nasser. Khadafi berniat meneruskan Pan Arabisme yang dirintis presiden pertama Mesir itu. Maka, dua tahun setelah Nasser wafat pada 18 September 1970, Khadafi menggagas pendirian "Federasi Republik-republik Arab," meliputi Libya, Mesir, dan Suriah. Tapi ide itu gagal. Dia mencoba lagi pada 1972, dengan menggandeng Tunisia, tapi usaha itu kempis.
Ironisnya, gagasan itu berlawanan dengan tabiatnya yang suka berkelahi dengan tetangga. Misalnya, pada 1969, tak lama setelah dia berkuasa, Libya berperang dengan Chad. Menurut Gérard Prunier, penulis buku Darfur: a 21st century genocide, alasannya saat itu tak masuk akal: gara-gara presiden Chad saat itu seorang Kristen, dan berkulit hitam. Perang Libya-Chad berakhir pada 1994, melalui keputusan Mahkamah Pengadilan Internasional.
Selain itu, Libya pun sempat baku tembak dengan Mesir selama beberapa hari pada 1977. Soalnya, Khadafi kesal dengan manuver Presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat, yang berdamai dengan Israel, setelah keduanya terlibat Perang pada Oktober 1973.
Khadafi memang anti-Israel. Dia bahkan jengkel dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pimpinan Yasser Arrafat. Pada 1995, Khadafi mengusir 30.000 warga Palestina dari Libya, setelah setahun sebelumnya PLO menggelar kesepakatan damai dengan Israel.
Khadafi juga berang dengan Mesir, karena melindungi dua perwira Libya pelaku rencana kudeta atas dirinya pada 1975. Konflik Libya-Mesir yang berlangsung empat hari akhirnya berakhir, setelah ditengahi oleh Aljazair.
Dengan politik yang keras seperti itu Libya di bawah Khadafi akhirnya menjadi sorotan. Dia dibenci Barat karena mensponsori kelompok teroris. Dia dicap menjadi rezim berbahaya, karena diketahui mengembangkan senjata penghancur massal untuk menandingi musuhnya di Barat.
Maka, tak heran Presiden AS, Ronald Reagan, menjuluki dia sebagai "anjing gila", yang membuat Reagan menghujani Tripoli dan Benghazi dengan serangan bom pada 14 April 1986. Serangan itu terjadi setelah agen-agen Libya diketahui meledakkan suatu klab malam di Berlin, Jerman, pada 5 April 1986. Insiden itu membunuh tiga orang, dan melukai 229 lainnya - lebih dari 50 orang diantaranya tentara Amerika.
Dua tahun kemudian, terjadi tragedi peledakkan atas pesawat Pan American yang terbang di langit Lockerbie, Skotlandia. Ratusan penumpang dan awak pesawat tewas. Agen Libya dituduh terlibat dalam aksi keji itu. Setelah sempat menyangkal, rezim Khadafi belakangan menerima tanggungjawab tragedi di Lockerbie, dan bersedia membayar uang duka kepada keluarga semua korban.
Menjadi jinak
Menurut catatan harian Telegraph, Tragedi Lockerbie tampaknya "petualangan terakhir" Khadafi dalam terorisme internasional. Pada dekade 1990-an, Libya mulai rujuk dengan Barat. Dia rupanya tak tahan hidup, terisolasi, dan banyak musuh, baik dari Barat maupun Arab.
Puncaknya pada 2003, saat Khadafi melucuti semua senjata penghancur massal milik Libya. Sejak saat itu, hubungan Libya membaik, termasuk dengan AS. Bahkan semasa George W. Bush berkuasa, pada 2006 AS mengumumkan Libya tak lagi masuk daftar negara berbahaya. Proyek dan invetasi asing pun mulai mengalir kembali ke Libya.
Hingga Februari 2011, sebenarnya tak ada lagi berita sensasional tentang Khadafi, dan rezimnya. Dia sepertinya tak mau cari gara-gara dengan dunia luar. Khadafi bahkan sesekali diundang ke Barat, dan berpidato di Sidang Majelis Umum PBB di New York pada 2009.
Dia juga menyambangi Perdana Menteri Silvio Berlusconi di Italia pada 2010.
Khadafi pun akrab dengan mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair. Dia dikabarkan tak lagi tertarik pada nasionalisme Arab - setelah beberapa kali gagal mewujudkan persatuan Arab. Kini, perhatiannya pada solidarisme sesama negara Afrika. Itu sebabnya, sejumlah pemimpin Afrika mengangkat Khadafi sebagai Ketua Uni Afrika periode 2009-2010.
Nyentrik, tapi kejam
Khadafi kini berusia 68 tahun, dan kian nyentrik. Dia, misalnya, tinggal di tenda setiap kali berkunjung ke luar negeri, dan senang dikelilingi banyak perempuan. Khadafi lebih suka dikawal pasukan khusus perempuan.
Pada satu lawatan ke Italia beberapa tahun lalu, Khadafi menjamu ratusan perempuan setempat. Dia membujuk mereka menjadi mualaf. Laman spesialis pembocor rahasia diplomatik AS, WikiLeaks, juga mengungkapkan Khadafi punya perawat perempuan asal Ukraina, bertubuh seksi, dan berambut pirang.
Wartawati senior BBC, Katie Adie, selalu teringat sifat nyentrik Khadafi. Saat bertemu untuk wawancara di Tripoli pada 1984, Khadafi memberi Adie dua buah buku, dan satu ucapan. "Buku pertama adalah Kitab Hijau, dan kedua adalah Kitab Suci Al Quran. Setelah itu, dia berucap kepada saya, 'Selamat Natal'," kata Adie seperti ditulisnya di harian The Guardian.
Bagi aktivis di Libya, seperti Mohammed al-Abdalla, Khadafi adalah diktator yang brutal. "Era 70-an, saat menghadapi gerakan mahasiswa, Khadafi terang-terangan menggantung para mahasiswa, yang berdemonstrasi di alun-alun Tripoli dan Benghazi," ujar al-Abdalla, sekrektaris jenderal Front Nasional untuk Keselamatan Libya, seperti dikutip stasiun berita Al Jazeera.
"Dia melakukan eksekusi, yang mungkin paling brutal pernah kami saksikan, atas 1.200 tahanan di penjara Abu Salim. Mereka sudah dipenjara, lalu dieksekusi dalam waktu kurang dari tiga jam," kata al-Abdalla.
Kini, si kolonel tanpa urat takut, dan kadang ngawur itu, kembali tampil brutal. Sejak 15 Februari lalu, dia menghabisi rakyat yang kini menentangnya. Akankah dia mendengar teriakan rakyat Libya itu?
Satu bekas menterinya yang membelot, Abdul Fattah Younis al Abidi, mengatakan Khadafi adalah pemimpin 'keras kepala'. Abidi mengenal Khadafi sejak 1964. Dia yakin, sang kolonel akan bertindak ekstrim. "Dia akan memilih bunuh diri, atau dibunuh," kata Abidi.
Bahaya dalam Kaleng Susu
Peneliti IPB menemukan bakteri berbahaya dalam susu formula. Pemerintah belum mau umumkan.
Jum'at, 18 Februari 2011, 22:40 WIB
Arry Anggadha, Mutia Nugraheni, Anggi Kusumadewi
Kepala BPOM Kustantinah (kiri) (ANTARA/Fanny Octavianus)
BERITA TERKAIT
* Infografik: Dicekam Susu Berbakteri
* Bertemu "Si Jahat" E. Sakazakii
VIVAnews –Lelaki itu tersentak saat mendengar hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang susu formula. Itu terjadi dua tahun silam, pada 2008, saat sejumlah sampel susu olahan bagi bayi itu dilaporkan mengandung bakteri berbahaya, Enterobacter sakazakii.
Tak ada informasi lebih jauh dari lembaga akademik itu. Misalnya soal merek susu apa saja yang tercemar bakteri.
Lelaki itu David Tobing, seorang pengacara. Dia beranak dua, balita yang sedang bertumbuh, dan rajin minum susu formula. Penelitian itu jelas memberi tahu bahwa ada bahaya dalam kaleng susu formula. Merasa ada informasi yang ditutupi, dia pun melayangkan gugatan.
David lalu menggugat Menteri Kesehatan ke pengadilan. Selain menteri, dia turut menggugat sejumlah pihak lain. Berurutan yang menjadi tergugat adalah IPB, dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Semua pihak itu diminta membuka susu formula mengandung bakteri.
Alasan gugatan David sederhana. Sebagai orang tua yang punya anak minum susu formula, dia berhak tahu produk susu mana yang aman dikonsumsi. Apalagi, IPB telah memuat di laman website mereka pada 17 Februari 2008 tentang adanya susu yang tercemar bakteri itu.
Penelitian IPB itu diketuai oleh Dr. Sri Estuningsih. Kesimpulannya mengejutkan. Di Indonesia terdapat susu formula, dan makanan bayi tercemar Enterobacter Sakazakii. Ini bakteri berbahaya. Mikroba itu, kata Estu, menghasilkan enterotoksin tahan panas. Bakteri itu menyebabkan enteritis, sepsis dan meningitis pada model anak mencit neonatus (anak tikus).[Lihat infografik Dicekam Susu Berbakteri]
Permohonan David Tobing itu pun dikabulkan sebagian oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Melalui putusan tertanggal 20 Agustus 2008, majelis hakim menyatakan Menteri Kesehatan, IPB, dan BPOM telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Penelitian itu sebetulnya telah dilakukan Dr Sri Estuningsih sejak 2003. [Baca juga Bertemu “Si Jahat” E. Sakazakii]. Dalam penelitiannya bertajuk "Microbiological Quality of Infant Foods in Indonesia, with special emphasis on Shigella sp., and Other Pathogenic Enterobacteriaceae" menyebutkan 12 dari 74 sampel MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) tercemar E. sakazakii.
Tak berhenti di situ. Sri Estuningsih kembali meneliti pada 2006. Dalam risalah hasil penelitian bertajuk "E. sakazakii and Enterobacteriaceae in Powdered Infant Formula and Follow on Formula", dia juga menemukan bakteri itu.
Bahkan, temuan penelitian 2006 itu dikuatkan oleh Dr. Heinz Baker, dari Laboratory Food Microbiology, Maxmillan University Munich, Jerman, dan Dr. Steven J. Forsythe, Lab. Microbiology and Food Technology Nottingham Trent University. Mereka sepakat semua isolat dalam penelitian Dr Sri Estuningsih terbukti E. Sakazakii.
***
David Tobing menang. Meski sebagian, permohonannya itu dikabulkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dua tahun silam. Melalui putusan pada 20 Agustus 2008, majelis hakim menyatakan Menteri Kesehatan, IPB, dan BPOM telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Hukuman bagi para tergugat, kata putusan itu, adalah secara bersama mengumumkan hasil penelitian itu. Nama dan jenis susu formula yang tercemar Enterobacter Sakazakii, harus dibuka di media massa, baik cetak maupun elektronik. Pengadilan juga menghukum para tergugat biaya perkara sebesar Rp414.000.
Para tergugat lalu banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Tapi, lagi David menang. Vonis dari pengadilan Jakarta Pusat justru dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta, pada 06 April 2009.
Tak puas atas putusan itu, Menteri Kesehatan lalu mengajukan kasasi. Namun, upaya mereka kembali gagal. Putusan Mahkamah Agung menolak permohonan IPB, BPOM, dan Menteri Kesehatan. Para tergugat malah dihukum membayar biaya perkara sebesar Rp500.000.
Yang menarik adalah pertimbangan hakim Mahkamah Agung. Masyarakat, kata majelis kasasi itu, bisa resah dengan tidak diumumkannya penelitian itu. Konsumen susu formula bisa rugi. Penelitian menyangkut kepentingan publik harus dibuka, agar masyarakat waspada. Tak membuka hasil penelitian jenis itu, kata Mahkamah, adalah tindakan tak hati-hati dalam melayani publik.
Meski sudah diputus sejak April 2010 lalu, putusan itu baru diketahui David Tobing pada awal 2011. David pun meminta Menteri Kesehatan, IPB, dan BPOM segera mengumumkan susu formula yang mengandung bakteri.
Tapi, cerita tak berhenti di situ.
***
Meski sudah mengantongi keputusan pengadilan, permintaan David ditolak Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Menteri Kesehatan mengaku tak tahu hasil penelitian tim IPB pada 2008 itu. Demikian Endang menyatakan kepada wartawan pada 10 Februari 2011.
Alasan menteri, IPB sebagai universitas independen tak wajib melaporkan hasil penelitiannya kepada Kementerian Kesehatan. Sementara, IPB juga menolak mengumumkan, dengan alasan belum resmi menerima surat keputusan Mahkamah Agung.
Menteri Endang menambahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah meneliti secara berkala, dan menjamin produk susu formula di pasaran bebas bakteri itu. Artinya, susu formula di pasar aman dikonsumsi.
"Yang penting sekarang kalau bayi usia 0-6 bulan dikasih ASI. Kalau nggak bisa memberi ASI, pakai susu formula tak masalah. Asalkan airnya direbus matang,” ujar Menteri Kesehatan, pada satu kesempatan, Ahad 13 Februari 2011.
Persoalan pun bergulir ke Senayan. Keengganan Endang lalu jadi sorotan anggota parlemen di sana. Komisi Kesehatan DPR RI lalu memanggil Menteri Kesehatan, agar hadir pada rapat dengar pendapat dengan anggota Dewan, Kamis 17 Februari 2011.
Dalam rapat muncullah pengakuan dari IPB. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, I Wayan Teguh Wibawan, menyatakan apa yang dilakukan peneliti saat itu ialah, peneliti menyampaikan temuan itu pada produsen. "(Mereka) berkomunikasi," ujarnya.
Menurutnya, pada 2007, peneliti sudah diminta presentasi di perusahaan itu. Peneliti secara kooperatif juga bertukar info dengan BPOM. "Kami senang BPOM merespon. Pada tahun 2008, saat BPOM mengambil sampel, IPB pun kembali melakukannya pada tahun 2009.”
Wibawan melanjutkan, bahwa penelitian itu adalah untuk mengisolasi. “Bukan untuk mensurvei (susu formula)," ujarnya. Hasil penelitian menemukan, 5 dari 22 sampel susu formula positif bakteri E. sakazakii, dan 7 dari 15 sampel makanan bayi positif E. sakazakii.
Kasus itu, kata Wibawan, menarik perhatian publik karena peneliti IPB wajib mempresentasikan hasil penelitian mereka. Itu sebabnya, oleh lembaga penelitian, abstraknya dimuat di website IPB. “Itulah yang bisa diakses oleh publik, dan kemudian mendapat perhatian," ujarnya.
Penelitian itu rupanya berlanjut. Yang menarik, penelitian pada 2009 menelisik kembali susu formula yang dulu positif tercemar E. sakazakii. Ternyata susu yang tadinya tercemar, menurut hasil penelitian, sudah bebas dari bakteri itu.
Sebagai catatan, seperti dikatakan BPOM dalam dengar pendapat itu, sampai Juni 2008, belum ada keharusan bagi susu formula untuk bebas E. sakazakii.
Kepala BPOM, Kustantinah, sudah mengambil langkah antisipasi atas penelitian IPB itu. Pada Maret 2008, badan itu menguji sampel 96 jenis susu formula terdaftar. Hasilnya, tak satu pun mengandung E. sakazakii.
"Maret 2008 belum ada persyaratan yang berlaku secara nasional atau internasional, bahwa susu formula bayi tak boleh ada E.sakazakii,” ujar Kustantinah. Codec sebagai standar internasional pangan, baru menetapkan larangan E. sakazakii pada Juli 2008.
Baru pada 2009, Indonesia mengeluarkan aturan susu bayi tak boleh mengandung E. sakazakii dan zero cemaran mikroba. Sebelum peraturan baru ini, di Indonesia batas maksimal cemaran hanya 4 mikroba.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Herry Suhardiyanto, membela pernyataan Wibawan. Menurutnya, penelitian itu dalam rangka pengawasan keamanan pangan. “Untuk mengungkap merek susu formula yang aman atau tidak, bukanlah kewenangan IPB. Itu kewenangan BPOM,” ujar Herry kepada VIVAnews.com.
Herry juga menghargai aksi antisipasi BPOM, yang segera melakukan pengawasan setelah hasil penelitian IPB dipublikasikan. Dia juga mengajak masyarakat percaya pada hasil penelitian Badan Pengawas itu. Bahwa, sejak 2008, tak ditemukan lagi susu tercemar E. Sakazakii.
Lalu mengapa IPB menolak membuka merek susu formula itu kepada publik?
Sang peneliti, Dr Sri Estuningsih mengatakan, penelitiannya bukan ditujukan menguji merek susu formula, dan makanan bayi yang mana saja tercemar. Melainkan, memperbaiki standar mutu pangan, dan cara praktis pencegahan bakteri itu.
Dengan kata lain, penelitian Sri, bukanlah penelitian pengawasan sebagaimana kewenangan BPOM. Tapi melainkan penelitian isolasi yang bertujuan mempelajari virulensi, dan risiko yang ditimbulkan dari E. Sakazakii.
Dalam soal menghadapi gugatan hukum itu, IPB tampaknya masuk dalam dilema etika akademik. "Di satu sisi, kami harus menjunjung tinggi etika akademik. Di sisi lain, harus patuh hukum,” ujar Rektor IPB Herry Suhardiyanto.
***
Ketegangan dilematis itu tampaknya belum berakhir. Satu lembaga masyarakat, Sahabat Muslim, melaporkan Menteri Kesehatan, IPB dan BPOM ke Mabes Polri. Masih di poros soal yang sama, ketiga lembaga publik itu digugat karena enggan membuka merek susu yang tercemar bakteri.
LSM yang berkantor di Jakarta Timur itu, menggunakan UU Keterbukaan Informasi Publik, menekan ketiga lembaga publik itu segera membuka produsen merek susu yang tercemar. Di kantornya yang sederhana, LSM ini bahkan membuka posko pengaduan korban susu formula berbakteri Enterobacter sakazakii.
Seperti diungkap Ketua Sahabat Muslim, Muhammad HS, mereka bergerak karena kesal pejabat publik berkeras tak mau terbuka. “Alasannya klasik, yaitu belum menerima putusan kasasi Mahkamah Agung. Padahal putusan itu sudah setahun lalu," ujarnya.
***
Kini, bola kembali ke kaki David Tobing.
Salinan putusan Mahkamah Agung itu telah ada di Pengadilan Jakarta Pusat. Menurut juru bicara pengadilan itu, Suwidya, salinan putusan sudah mereka terima pada Jumat 18 Februari 2011. "Kami akan meminta kepada pihak terkait untuk mengambil salinan putusan," jelasnya.
Soal eksekusi keputusan itu, menurut Kepala Biro Hukum dan Humas MA, Nurhadi, semuanya tergantung David Tobing, selaku penggugat pertama. "Kalau dia tidak mengajukan permohonan eksekusi, ya tidak ada eksekusi," kata Nurhadi.
Lalu, apa kata David? Dia meminta Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengumumkan secara terbuka merek susu formula berbakteri. Rencananya Senin pekan depan, Menteri Kesehatan dan Rektor IPB akan kembali dipanggil DPR.
Artinya, jika Menteri Endang mengumumkannya, maka tak perlu ada eksekusi paksa. "Kalau mereka tidak mau mengumumkan, saya akan ambil langkah hukum,” ujarnya.
Ahmadiyah, Darah dan Ibadah
Datang sejak awal abad ke-20, Ahmadiyah ditentang di nusantara. Tak punya kitab sendiri.
Jum'at, 11 Februari 2011, 21:31 WIB
Hadi Suprapto, Dedy Priatmojo, Zaky Al-Yamani
undefined
Ibu dan anak warga Ahmadiyah dievakuasi polisi di Makassar (Antara Foto)
BERITA TERKAIT
* Infografik: Tragedi Ahmadiyah
* Dari India Menyebar ke 190 Negara
VIVAnews - Bunyi surat itu memelas. "Berilah kami tempat, Bapak Wali Kota, di mana saja di wilayah kota Mataram ini,” tulis seorang jemaah Ahmadiyah di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kalimat selanjutnya, ditulis setengah putus asa. “Di pinggiran yang dianggap angker banyak setan sekali pun,” tulis si pengikut itu. Jeritan itu dikutip oleh Djohan Effendi, seorang pemikir Muslim yang prihatin akan nasib pengikut Ahmadiyah. "Menjadi pengungsi di negeri sendiri," tulis Djohan.
Mereka adalah kaum terusir. Di Lombok, pada 2004, misalnya, para pengikut ajaran Mirza Ghulam Ahmad itu membeli tanah di Dusun Ketapang, Desa Gegerung, Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Saat itu, ada 36 kepala keluarga, atau 138 jiwa sempat menetap di Lingsar.
Baru setahun menetap, kelompok ini diserang warga setempat pada Oktober 2005. Ahmadiyah, kata warga, membawa ajaran sesat. Mereka mencoba bertahan. Tapi lima bulan kemudian serangan kembali datang. Pada 4 Februari 2006, mereka tersingkir lagi.
Karena tak punya tempat, pemerintah NTB lalu mengungsikan mereka ke Asrama Transito, di Majeluk Kota Mataram. “Di sini kami memang lebih aman,” ujar Basirun Ajiz, penasehat Jemaah Ahmadiyah Lombok.
Hidup di penampungan juga sulit. Kebutuhan mereka sempat ditopang sembako bantuan Pemda sampai 2007. Setelah itu, agar tetap hidup, mereka kerja serabutan. Dari menjadi kuli kasar, mengasong, sampai tukang ojek.
Beberapa bulan silam, ujar Basirun, mereka kembali ke Lingsar. Tapi hanya sempat menginjakkan kaki sebentar. Pada 26 November 2010, warga datang dengan beringas. Sekitar 21 rumah pengikut Ahmadiyah dirusak massa. Akhirnya mereka kembali ke Asrama Transito Kota Mataram.
Itu sebabnya, surat terbuka seperti dikutip Djohan Effendi itu, terdengar lirih. “Berilah kami tempat, Bapak Wali Kota, di mana saja di wilayah kota Mataram ini, ... di pekuburan-pekuburan, yang penting kami dapat keluar dari penampungan. Hidup normal, menghirup udara kebebasan dan kemerdekaan”.
Berdarah
Tak hanya di Lombok, Jemaat Ahmadiyah juga ditolak di Sulawesi Selatan. Sekretariat mereka di Jalan Anuang, Kecamatan Mamajang, Makassar, didatangi seratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) Sulawesi Selatan, pada 28 dan 29 Januari 2011.
Akibatnya, pada 29 Januari, puluhan anggota Jemaat Ahmadiyah terpaksa diungsikan ke kantor Polrestabes Makassar. Tapi, setelah evakuasi, sekretariat mereka dirusak dan diobrak-abrik. Pintunya dijebol, dan dokumen disita. Papan nama hijau di depan bangunan dirobohkan.
Atas nama Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, massa FPI dipimpin Habib Reza menuntut Ahmadiyah bubar. Ajaran itu, dianggap melenceng dari Islam. FPI juga menuding Ahmadiyah melanggar SKB itu.
Yang dimaksud FPI adalah surat keputusan Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung pada 9 Juni 2008. Intinya, memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah menghentikan kegiatan yang bertentangan dengan Islam. Tapi, keputusan itu memancing tafsir yang lentur.
FPI, misalnya, memandang semua kegiatan Ahmadiyah tergolong dakwah. “Harusnya mereka berhenti. Jika tidak, mereka telah menyebarkan ajaran kafir,” teriak Habib Reza, di tengah massa FPI Sulawesi Selatan yang beraksi hari itu.
Di barat Nusantara, nasib Ahmadiyah lebih buruk. Misalkan, ada masjid Ahmadiyah yang dibakar di Ciampea, Bogor. Lalu ada teror pembakaran panti asuhan di Tasikmalaya, bentrokan di Kuningan, hingga penyerbuan masjid di Jakarta.
Setara Institute mencatat, pada kurun 2008-2010, ada 276 kali aksi kekerasan atas Ahmadiyah. Terbanyak pada 2008, 193 kasus, atau 73 persen total kekerasan atas kaum minoritas di tahun itu. Pada 2009 dan 2010, Ahmadiyah diganyang sebanyak 33 dan 50 kali.
Puncak tragedi berdarah terjadi pada Ahad, 6 Februari 2011. Tiga orang tewas dalam penyerbuan rumah mubalig Ahmadiyah, Suparman, di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten.
Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menuturkan kronologi penyerbuan brutal itu.
Pada Sabtu 5 Februari, pukul 09.00, Kepolisian Resor Pandeglang menangkap Suparman, istri Suparman, dan Tatep (ketua Pemuda Ahmadiyah). Polisi membawa mereka ke kantor Polres Padeglang. Alasannya, ingin memeriksa status imigrasi istri Suparman yang warga negara Filipina.
Mendengar informasi penahanan ini, pemuda Ahmadiyah dari Jakarta dan Serang datang ke Cikeusik mengamankan anggota Jemaah Ahmadiyah yang kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak. Semua jemaah, sekitar 25 orang itu telah berkumpul di rumah Suparman.
Rombongan dari Jakarta dan Serang tiba pukul 08.00 WIB, Ahad 6 Februari. Jumlahnya 18 orang, ditambah tiga warga Cikeusik. Mereka lalu berjaga-jaga di rumah Suparman, takut ada serangan massa.
Mendengar akan ada serangan, satu regu polisi dari Reserse Kriminal datang ke lokasi. Mereka sarapan, dan berdialog bersama Jemaat. Polisi minta mereka segera meninggalkan lokasi.
Tapi, permintaan itu ditolak. Polisi lalu meninggalkan lokasi. Sejak saat itu tidak ada dialog lagi antara Jemaah Ahmadiyah dan kepolisian. Warga Ahmadiyah tetap berkumpul di rumah Suparman.
Pukul 10.00, ratusan orang menyerbu rumah Suparman. Mereka berteriak-teriak sambil mengacungkan golok. Terjadilah bentrokan itu. Total penyerang mencapai 1.500 orang. Akibat serbuan itu, tiga warga Ahmadiyah tewas mengenaskan. Mereka adalah Roni, 30, warga Jakarta Utara; Mulyadi, 30, warga Cikeusik; dan Tarno, 25, warga Cikeusik.
Ibadah
Peristiwa di Cikeusik berdampak ke seluruh Jemaat Ahmadiyah. Kata juru bicara Jemaat Ahmadiyah Sulsel, Mukhtiar, kecemasan menghantui pengikut mereka. Padahal, “Dalam Islam, perbedaan adalah rahmah, meski itu beda penafsiran,” ujarnya.
Di Yogyakarta, tak jauh beda. Sering kali, saat mereka beribadah diintai orang tak dikenal. "Mungkin intel atau siapa, kami tak tahu," kata juru bicara Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta Munawar Ahmad.
Dia beserta puluhan anggota jemaah itu pernah tegang setelah sekompok massa mendatangi masjid mereka. Untungnya, tak sampai terjadi keributan. "Melihat atributnya, mereka FPI," katanya. "Mereka minta dialog, kami turuti, sehingga tak sampai timbul kekerasan."
Jemaah Ahmadiyah Yogyakarta cukup aktif. Mereka menggelar pengajian besar dua kali setiap bulan. Dakwah juga dilakukan melalui pendidikan nonformal. Tapi dakwah itu terbatas pada anggota mereka saja.
Bagi Jemaah Ahmadiyah Bogor, yang tempatnya di Desa Cisalada, Kecamatan Ciampea itu pernah diserbu massa, kecemasan terasa pekat. Tapi, karena soal keyakinan, mereka tetap beribadah. Kata Khairul Khalam, Jemaah Ahmadiyah Bogor, "Keyakinan kami terhadap Imam Mahdi tak akan pudar."
Tafsir
Penafsiran memicu perbedaan. Ahmadiyah menafsirkan setelah Nabi Muhammad wafat akan muncul pembaru, dialah Mirza Ghulam Ahmad, nabi yang tak membawa syariat baru.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Kerukunan Antarumat Beragama Slamet Effendi Yusuf mengatakan penafsiran Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi tak bisa diterima sebagian besar umat Islam--mulai Islam radikal sampai moderat, kata Slamet, semua tak sependapat dengan akidah Ahmadiyah itu. "Hampir semua menganggap Ahmadiyah sesat," kata dia kepada VIVAnews.com.
Juru bicara Front Pembela Islam Munarman mengatakan keyakinan itu sama saja menodai Islam. Dia mengatakan, tak hanya kepercayaan atas nabi terakhir, beberapa keyakinan Ahmadiyah juga dinilai sesat. Misalnya, kata Muhammad di dalam Alquran tak ditafsirkan sebagai Muhammad, melainkan Mirza Ghulam Ahmad. "Dia juga memiliki kitab tambahan, Tazkirah," ujar Munarman.
Tapi, tudingan itu ditolak Ahmadiyah. Ketua Jemaat Ahmadiyah Indonesia Yogyakarta, Ahmad Saifudin Muttaqi, mengatakan mereka tak pernah menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. "Syahadat kami tetap,” ujarnya menirukan syahadat di rukun Islam.
Adapun soal kitab Tazkirah, kata Saifudin, bukanlah kitab suci. Kitab itu hanya semacam kumpulan pengalaman rohani Mirza Ghulam Ahmad. Pegangan dan pedoman hidup Ahmadiyah tetaplah Alquran.
Soal kontroversi Ahmadiyah ini, intelektual Muslim Azyumardi Azra, menekankan pentingnya ulama dan tokoh masyarakat mendidik masyarakat. Azyumardi meminta masyarakat tak alergi atas keberadaan warga Ahmadiyah. "Jangan cepat marah. Perkuat saja keimanan kita sendiri," ujar Azyumardi kepada VIVAnews. "Kementerian Agama perlu memberikan pendidikan yang lebih intensif kepada umat Islam supaya keimanannya tidak goyah."
Dia juga menyarankan pemerintah memperkuat toleransi kerukunan umat beragama.
Guru Besar Sejarah UIN Syarif Hidayatullah ini percaya, Ahmadiyah tak merusak agama Islam. Keberadaan Ahmadiyah tak bakal mengurangi keimanan seseorang. "Keimanan saya tetap saja meskipun ada orang-orang Ahmadiyah," katanya.
Sang Mahdi
Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada 1889 di satu desa kecil yang bernama Qadian, Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad bergelar sebagai Mujaddid, al-Masih, dan al-Mahdi.
Seperti dikutip dari laman Ahmadiyah.or.id, setelah Mirza Ghulam Ahmad meninggal, Ahmadiyah dipimpin Shadr Anjuman Ahmadiyah. Setelah Anjuman meninggal, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad naik tahta. Bashiruddin tak lain adalah anak Mirza Ghulam Ahmad. Pada masa kepemimpinan inilah Ahmadiyah pecah.
Bashiruddin berpendapat bahwa al-Masih al-Mau’ud itu betul-betul nabi. Semua orang Islam yang tidak berbaiat kepadanya, hukumnya kafir, dan keluar dari Islam. Menurut Bashiruddin, Nabi Muhammad bukanlah nabi terakhir.
Jemaah yang menentang Bashiruddin, lalu keluar, dan membentuk Ahmadiyah Anjuman Isya’ati atau dikenal dengan Ahmadiyah Lahore, karena berpusat di Lahore, Pakistan. Ahmadiyah Lahore tetap bersikukuh Mirza hanyalah pembaru Islam di abad itu.
Para pengikut Bashiruddin, dikenal sebagai Jemaat Ahmadiyah atau Ahmadiyah Qadian. Di Indonesia, Ahmadiyah Qadian disebut juga Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Pusatnya di Parung, Bogor. (Baca juga Dari India Menyebar ke 190 Negara)
Sementara Ahmadiyah Lahore, bermarkas di Yogyakarta, dengan nama Gerakan Ahmadiyah Indonesia. Munarman, juru bicara FPI, target perlawanan organisasinya adalah Jemaat Ahmadiyah Indonesia. "Bukan Gerakan Ahmadiyah," ujarnya.
Dalam buku 75 Tahun Jamaat Ahmadiyah Indonesia, aliran ini masuk ke Indonesia dibawa tiga pemuda asal Sumatera Barat. Mereka adalah Abubakar Ayyub, Ahmad Nuruddin, dan Zaini Dahlan. (Lihat infografik Tragedi Ahmadiyah)
Awalnya mereka ingin belajar ke Mesir. Tapi guru mereka menyarankan ke India. Di India mereka bertemu komunitas Ahmadiyah Lahore. Lalu mereka juga melawat ke pusat Ahmadiyah di Qadian. Di Qadian lah mereka bertemu Bashiruddin, dan ketiganya pun dibaiat.
Pada Agustus 1925, para pelajar ini pulang, dan mendirikan Ahmadiyah di Sumatera Barat. Pada 1926, Jemaat Ahmadiyah resmi berdiri sebagai organisasi. Mereka diakui sebagai organisasi berbadan hukum oleh Menteri Kehakiman RI di tahun 1953. (Laporan: Rahmat Zeena, Makassar; Erick Tanjung, Yogyakarta; Ayatullah Humaeni, Bogor; dan Edy Gustan, Lombok | np.
• VIVAnews
Rating
*
*
*
*
*
*
Komentar
jaka
17/03/2011
Jangan menutup mata bahwa telah ada kekerasan bahkan sampai ada korban jiwa di antara sesama anak bangsa .Celakanya ada ulama (ngakunya) dan politisi ikut hanyut mengamini kekerasan karena "INGIN POPULER"
• Balas
anwar (cilacap)
04/03/2011
Kalau sudah yakin mah mau diobrak-abrik gimana juga gak akan luntur. cuma kita bisa gak membentengi keyakinan kita supaya kokoh.
• Balas
gulam babi
03/03/2011
Yang tak tau aqidah gak usah komentar disini. Kalau dari dulu Ahmadiah bikin agama sendiri maka mereka akan aman seperti Konghucu. Jadi bila Aqidah kalian dangkal, apalagi yang mualaf baiknya perdalam ilmu agama.
• Balas
rakyat_jelata | 04/03/2011
ini forum bebas bung,,,kita saling mengisi. Lebih bijak jika anda tidak melarang menulis..sama juga anda Riya'
moissa
02/03/2011
Hak Azasi Ahmadiyah utk beragama, hak Azasi Islam utk beragama... jangan salahkan kalo kekerasan terjadi karena ada yang merusak dan menodai Agama islam..
• Balas
agan
01/03/2011
Udah ingat ada hadis yang berbunya agamaku yah buat aku agamu yah buatmu juga kenapa harus pada ribu, urus diri masing-masing dulu jangan pernah mengikutin orang lain. toh kalau kita mati pasti sendiri,
• Balas
wong_alit | 02/03/2011
@agan: itu bukan hadist gan itu surat Al Kafirun. Belajar dulu ya gan... baru komentar.
benar
01/03/2011
apa kalo udah ngebunuh orang yang gak sefaham itu bakal masuk sorga? ati2 banyak orang mengira jalannya lurus padahal ujungnya jurang. jangan suka menghakimi......mang ada jaminan kalo ahmadiyah d gusur kalian masuk sorga.
• Balas
benar
01/03/2011
apa kalo udah ngebunuh orang yang gak sefaham itu bakal masuk sorga? ati2 banyak orang mengira jalannya lurus padahal ujungnya jurang. jangan suka menghakimi......mang ada jaminan kalo ahmadiyah d gusur kalian masuk sorga.
• Balas
benar
01/03/2011
apa kalo udah ngebunuh orang yang gak sefaham itu bakal masuk sorga? ati2 banyak orang mengira jalannya lurus padahal ujungnya jurang. jangan suka menghakimi......mang ada jaminan kalo ahmadiyah d gusur kalian masuk sorga.
• Balas
benar
01/03/2011
apa kalo udah ngebunuh orang yang gak sefaham itu bakal masuk sorga? ati2 banyak orang mengira jalannya lurus padahal ujungnya jurang. jangan suka menghakimi......mang ada jaminan kalo ahmadiyah d gusur kalian masuk sorga.
• Balas
anaking | 19/03/2011
gini bro yg jadi masalah adalah mirza gulam ahmad tuh di anggap nabi sama golongan ahmadiyah sedang sdh jelas" banyak hadis menyebutkan tdk ada nabi setelah nabu muhammad SAW.so tuh ahmadiyah btul atau ngak??klo mrujuk pd hadis mereka sesat klo merujuk pd
tabuk
27/02/2011
Bangkitlah jiwa yang lemah dan terbelenggu , janganlah kamu terpedaya dan teraniaya...
Mubarak Menghitung Hari
Terlalu lama berkuasa, membuat pengaruh Mubarak berkarat. Dulu dipuji, sekarang dihujat.
Jum'at, 4 Februari 2011, 21:07 WIB
Renne R.A Kawilarang
undefined
Hosni Mubarak saat mendampingi Anwar Sadat (AP Photo/Bill Foley)
BERITA TERKAIT
* Infografik: Arab Bergolak
* Oposisi Maya di Negeri Seribu Menara
VIVAnews –Mereka menyebut hari itu sebagai “Hari Hengkang”. Pada Jumat 4 Februari 2011, ratusan ribu warga Mesir tumpah di Lapangan Tahrir. Itu adalah hari kesepuluh massa menduduki alun-alun jembar di jantung kota Kairo itu.
Persis tengah hari, setelah salat Jumat, ratusan ribu suara berteriak kembali menuntut Presiden Mesir Hosni Mubarak turun. Orang-orang mengalir di Lapangan Tahrir, menjadikan tempat itu bak titik yang menyerap gelombang raksasa massa. Begitu salat usai, teriakan khas “Irhal (hengkang)” kembali bergema. “Tak ada negosiasi, sebelum dia hengkang”, massa berteriak.
Seorang alim, berjubah putih, berpidato lewat pengeras suara. Dia Mohamad Salim Al-Awwa, pemimpin salat Jumat di Lapangan Tahrir itu. “Berpuluh tahun kita bermimpi tentang lautan massa datang ke sini untuk berbicara,” ujar ulama moderat itu seperti dilaporkan oleh Time.com, Jumat 4 Februari. “Saya minta kalian semua kuat, tetap di sini sampai jalan keluar itu ada,” ujarnya. Massa menyambutnya dengan teriakan histeris.
Mesir kini seperti terkena radang. Suhu politik meningkat tajam. Tapi Mubarak tetap keras kepala. Sehari sebelumnya dia menolak mundur. Setidaknya sampai September, begitu kata Mubarak. Maksudnya, bulan itu sesuai jatuh tempo Pemilu bagi Mesir. Untuk menghibur massa, Mubarak menyatakan dia sudah muak untuk berkuasa lagi.
Saat tampil di televisi pekan lalu, lelaki 82 tahun tampak lesu. Tapi matanya masih tajam memandang kamera. Di luar, setelah pidato “keras kepala” itu kelar, para pendukungnya bergerak. Ada yang menenteng senjata tajam, batu dan tongkat besi. Bentrokan pun pecah, antara pro dan anti sang presiden, Kamis 3 Februari.
Untunglah, pada esoknya militer menggelar razia. Setiap orang yang hendak ke Lapangan Tahrir digeledah. Senjata, batu, dan bom molotov dilarang.
Hanya dalam dua pekan, kehormatan Hosni Mubarak digugat rakyat. Dia mendadak menjadi orang paling dibenci di Mesir. Tapi hingga dua pekan demontrasi mengguncang Kairo, dan kota lain di Mesir, Mubarak seperti tak hendak beranjak.
Dunia mungkin melihat seorang penguasa yang pongah. Tapi Mubarak bukanlah penguasa tak bertaji. Dia bekas pilot pesawat tempur, dengan ketenangan yang sangat mengagumkan. Berkuasa lebih dari 30 tahun, tentu memberinya banyak pelajaran penting.
Diberondong peluru
Mubarak melewati sejumlah tikungan, sebelum dia bisa bertahan lebih dari tiga dekade. Awalnya, dia disukai presiden Mesir sebelumnya, Anwar Sadat. Sukses menjadi petinggi di Angkatan Udara, Mubarak ditunjuk Sadat menjadi wakil presiden pada 1975.
Pada 6 Oktober 1981, Presiden Anwar Sadat bersama sebelas orang lainnya tewas diberondong senjata, dan lemparan granat dari sekelompok tentara ekstrim.
Saat itu, ironisnya, Sadat sedang mengikuti upacara parade peringatan kemenangan pasukan Mesir atas Israel di Terusan Suez dalam Perang 1973. Wakil Presiden Hosni Mubarak selamat dari pembunuhan. Dia sebenarnya berdiri tak jauh dari Presiden Sadat dalam pawai militer itu.
Selanjutnya, Mubarak didaulat sebagai Presiden Mesir. Di tengah ketidakpastian politik paska pembunuhan Sadat, Mubarak lalu memberlakukan undang-undang keadaan darurat. Kekuasaan Mubarak lalu berjalan lempang, karena dia mengekalkan Undang-undang Darurat itu hingga hari ini. Dia lalu muncul dengan wajah rezim berwatak otokratis. Mubarak mengharamkan kritik yang keras kepada penguasa. Dia bertindak kejam bagi gerakan oposisi Ikhwanul Muslimin.
Laporan Departemen Luar Negeri AS, yang mengutip sejumlah organisasi Hak Azasi Manusia, menyebutkan Mesir sarat dengan kasus hilangnya jurnalis dan aktivis, kekejaman dan kekerasan di tahanan, penyiksaan tanpa pengadilan, pengakuan paksa, dan pelanggaran HAM lainnya.
Pada 2007, organisasi HAM Mesir, melaporkan adanya 4.000 orang ditahan tanpa pengadilan. Mereka dituduh melakukan kejahatan politik. Sebanyak 1.000 di antaranya adalah aktivis Ikhwanul Muslimin. Meski dilarang berpolitik oleh Mubarak, gerakan Ikhwanul Muslimin rupanya tetap mampu membangun akar.
Tak tertarik politik
Lahir pada 4 Mei 1928 di suatu desa dekat Kairo, Mubarak adalah putra seorang pegawai kementrian kehakiman Mesir. Dia lelaki dengan disiplin yang ketat. Semua itu ditempanya sejak belia. Misalnya, dia kerap bangun pukul enam pagi, dan tak pernah absen olah tubuh. Mubarak rajin main squash, tak merokok, dan jauh dari alkohol.
Itu sebabnya tubuhnya prima. Setelah lulus dari Akademi Militer pada 1949, Mubarak menjadi salah satu pilot idaman di Angkatan Udara Mesir. Dia juga salah satu dari sedikit perwira yang bersekolah ke Soviet untuk berlatih pesawat tempur canggih di 1950an, seperti Ilyushin Il-28 dan pengebom Tupolev Tu-16 .
Mubarak menikah dengan perempuan blasteran Inggris lulusan American University at Cairo, Suzanne. Mereka dikaruniai dua putra, yaitu Gamal dan Alaa.
Politik sebetulnya bukan tujuan hidupnya. Seperti diungkap dalam dokumenter stasiun berita Al Jazeera, sebagai pilot muda, Hosni Mubarak berniat keras menjadi Panglima Angkatan Udara. Mimpi itu jadi kenyataan: dia mendapat jabatan itu pada 1972. Hanya setahun sebelum negaranya kembali berperang dengan Israel, Perang Ramadan atau Yom Kippur.
Kelak, pada Perang Arab-Israel 1973 itu pula Mubarak membuktikan dirinya sebagai militer sejati. Mesir berhasil memaksa Israel mengadakan perjanjian damai. Setidaknya, Mesir tak lagi malu dikalahkan Israel pada Perang Enam Hari di tahun 1967.
Sadat pun terkesan dengan kepiawaian Mubarak. Dia jago strategi, dan juga piawai memimpin modernisasi Angkatan Udara Mesir.
Karena Mubarak tampak tak punya ambisi politik, Presiden Mesir Anwar Sadat lalu mengangkat Mubarak sebagai wakil presiden pada 1975. Tiga tahun setelah itu, Sadat pun memberi jabatan wakil Ketua Umum Partai Demokratik Nasional (NDP) kepada dia.
NDP adalah partai politik dominan di Mesir. Sadat sepertinya menginginkan Mubarak menjadi pemimpin Mesir di masa depan.
Mendekati Saddam
Sejak menggantikan Sadat sebagai presiden, Mubarak tak melakukan perubahan radikal. Dalam soal politik luar negeri, misalnya, dia tetap melanjutkan visi pendahulunya, yaitu menjadi kekuatan moderat di Timur Tengah.
Pada suatu masa, status itu membuat Mesir sulit. Negeri itu dikucilkan oleh sesama negara Arab. Soalnya, Mesir adalah negara Arab pertama yang berdamai dengan Israel. Perjanjian damai dengan Israel itu adalah warisan Sadat pada 1979, yang akhirnya diteruskan Mubarak.
Seperti diceritakan oleh BBC, perjanjian itu membuat Mesir didepak dari Keanggotaan Liga Arab. Markas lembaga itu pun dipindah dari Kairo ke Tunisia. Mubarak pun cepat tanggap. Dia melirik Saddam Hussein, pemimpin Irak yang dulu sangat berpengaruh di Dunia Arab. Silaturahmi dengan Saddam ditingkatkan.
Pada 1980an, politik Timur Tengah bergolak lagi saat Perang Irak-Iran. Selama delapan tahun perang, peta politik berubah lagi. Ketika perang itu berakhir, hubungan Mesir dan sesama negara Arab pun membaik. Pada 1990, sekretariat Liga Arab pindah kembali ke Kairo. Hebatnya, Mubarak tetap mempertahankan hubungan dengan Israel.
Mesir di bawah Mubarak akhirnya menjadi kekuatan penting di Timur Tengah. Negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, mengandalkan rezim Mubarak meredam radikalisme tetangganya menyangkut konflik Israel dan Palestina.
Israel terancam
Itu sebabnya, saat Mubarak di ujung tanduk pada hari-hari ini, Israel meminta AS dan beberapa sekutu lainnya di Eropa tak ikut melibas Mubarak. Kritik kepada Mubarak, kata Israel, hanya membuat situasi di Mesir kian tak stabil.
Menurut harian The Washington Post, Israel takut jika reformasi terjadi di Mesir, semua struktur kerjasama kedua negara akan berubah. Jika Ikhwanul Muslimin bangkit, dan mengambil alih pemerintahan, dicemaskan Israel akan berdampak kepada naiknya semangat Hamas di Jalur Gaza. Daerah itu bakal dicaplok Hamas.
Israel juga risau, jika wajah Timur Tengah berubah. Jaringan teror al-Qaidah, ditakutkan mengambil kesempatan. Apalagi jika hubungan Mesir dan Israel kian berjarak. Tentu, ini bahaya buat negeri Yahudi itu.
Apalagi setelah Turki tak bisa lagi diandalkan paska penyerangan Israel ke kapal pemberi bantuan yang menewaskan sejumlah warga Turki tahun lalu. “Jika Mesir bermusuhan dengan Israel, malah akan memperburuk sengketa dengan Turki. Akibatnya, Israel harus mengubah total strategi yang telah dipakai lebih dari 30 tahun,” ujar peneliti di Studi Keamanan Nasional Institut Tel Aviv, Giora Eiland.
Korupsi
Mesir di bawah Mubarak konon mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik. "Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Mesir 5,3 persen dan tingkat pengangguran kami lebih rendah dari negara-negara lain, termasuk dari Tunisia," kata Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Ahmed El Kewaisny.
Menurut ElKewaisny, Mubarak berjuang sebaik mungkin mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi guna menekan tingkat pengangguran. "Dia sendiri punya program untuk penciptaan lapangan kerja dan mendorong investasi asing," kata El Kewaisny.
Menurut stasiun berita BBC, di bawah kebijakan ekonomi Mubarak yang liberal, bisnis di Mesir bertumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bisnis real estate dan properti, misalnya, terus berkembang. Ekonomi Mesir secara makro relatif aman.
Tapi tak demikian halnya dengan distribusi kemakmuran. Jarak kaya dan miskin begitu lebar. Angka kemakmuran itu tak banyak menetes ke bawah. Bagian besar keuntungan dinikmati Mubarak, keluarga serta kroninya. Sejumlah bisnis utama dikuasai putra Mubarak, Gamal Mubarak. Tentu, dia membaginya kepada sejumlah pengusaha yang bercokol di partai penguasa, Partai Demokratik Nasional.
Hampir separuh dari total populasi Mesir, atau sekitar 80 juta jiwa, hidup di bawah, atau sedikit di atas garis kemiskinan menurut standar PBB US$2 per hari. Dalam dua tahun terakhir, tingkat kemiskinan di Mesir naik dari 20 persen menjadi 23,4 persen.
Meluasnya kemiskinan, tingginya pengangguran, dan inflasi harga pangan inilah yang memantik protes ke Mubarak. Dia pun dituduh kelompok oposisi gagal memenuhi janji pada kampanye pemilu 2005. Saat itu dia mengatakan siap memberikan Mesir lapangan kerja, sekaligus menekan angka pengangguran.
Itu sebabnya, seorang pegawai kecil Ismail Syed pun bolos dari tempat kerja. Dia ikut berdemonstrasi di alun-alun Tahrir, Kairo, pada aksi 25 Januari lalu. "Ini adalah kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, tapi akhirnya kami berani mengatakan tidak," kata Ismail Syed. Sebagai pekerja hotel di Kairo, upahnya US$50 per bulan, atau tak sampai Rp500.000.
Kelompok oposisi Mesir menuding rezim Mubarak tak serius memberantas korupsi yang kronis. Lembaga Global Coalition Against Corruption mencatat Mesir di peringkat 105, dalam daftar negara bersih pada 2006, sejajar dengan dua negara miskin Afrika, Burkina Faso dan Djibouti. Dua tahun kemudian, peringkat Mesir melorot di urutan 115.
Bertahan atau hengkang?
Pengamat Timur Tengah dari Lowy Institute for International Policy, Anthony Bubalo, menilai rezim Hosni Mubarak di Mesir sebenarnya bukanlah yang paling represif di Timur Tengah. Krisis itu bukan semata soal represifitas rezim. Tapi gabungan dari sejumlah masalah lain, seperti keruwetan ekonomi, dan parahnya ketimpangan sosial.
Kini, Mubarak seperti menghitung hari. Tak ada yang bisa memastikan kapan sang penguasa negeri seribu menara itu lengser. Entah pada September, atau bisa lebih lekas. "Yang perlu diperhatikan adalah sisa rezimnya, para pengikutnya. Yang mereka lakukan kini adalah berupaya mendapat otoritas politik sebesar-besarnya di tengah tuntutan massa," ujar Bubalo menambahkan.
Tapi dengan derasnya teriakan massa di Lapangan Tahrir itu, akankah Mubarak hengkang? "Bila bertahan hingga September, Mubarak mungkin bisa tetap tinggal di negerinya. Tapi, bila dipaksa mundur lebih cepat, dia barangkali akan memilih pergi ke luar negeri," ujar Bubalo. (np)
• VIVAnews
Rating
*
*
*
*
*
*
Komentar
matris
26/02/2011
moga mesir & israel tetap menjalin kerja sama. jangan menghujat jika tak mampu mengasihi ... tinggalkan yang buruk untuk menjadi lebih baik.. otoriter,korupsi sebaiknya dihilangkan dari seorang pemimpin...
• Balas
riky ramadhan
10/02/2011
mubarak like firaun
• Balas
Aidil
08/02/2011
mundur berarti bukan kita kalah, mundur berarti kemenangan bangsa mesir menuju kesejateraan.
• Balas
Al Adalah
08/02/2011
Mampuslah kau mubarak, agen barat, israel zionis dajjal.
• Balas
dWI MANIEZZ
07/02/2011
pk mubarak, sudah seharusny ms jabatanmu sampai disini.... Demokrasi :dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
• Balas
shadiwibowo
07/02/2011
Ceritanya hampir sama ma soeharto yee... kacian deh..
• Balas
mj99
07/02/2011
WAH222, GAWAT NECH KLW KETULARAN DISINI, GW GA BISA DUGEM, JANGAN YAAAAAAAAA. HABIS MASALAHNYA SAMA BANGETTTTTTTTTT
• Balas
anggrie_windhasari
06/02/2011
semoga negara Mesir cepat mengalami keadaan yang lebih baik dr sekarang
• Balas
dewi
05/02/2011
mubarak pantex,,,,
• Balas
blackberrux
05/02/2011
lumayan juga artikelnya, macam sinopsis biografi...
Langganan:
Postingan (Atom)