NURDIN HALID: TIDAK ADA YANG BISA MENYURUH SAYA BERHENTI
Nurdin: Tidak Ada yang Bisa Menyuruh Saya Berhenti
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid.
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sepertinya bakal terus melanggengkan kepemimpinannya pada periode kepungurusan 2011-2015. Ia menegaskan, tidak ada satu orang pun yang bisa menyuruh dirinya berhenti mengurusi sepak bola.
"Saya mengurus sepak bola tidak ada yang menyuruh. Jadi, tidak ada orang yang boleh menyuruh saya berhenti. Bukan begitu?" kata Nurdin di Kantor PSSI, Kamis (10/2/2011).
Nurdin sendiri masuk dalam bakal calon ketua umum PSSI periode 2011-2015. Pria asal Makassar itu bersaing dengan Goerge Toisutta, Nirwan Bakrie, dan Arifin Panigoro.
Nurdin menjadi bakal calon ketua umum yang mendapatkan paling banyak dukungan dengan 81 suara. Terkait dukungan yang cukup tinggi, Nurdin mengatakan, "Saya belum menyatakan menerima atau tidak. Saya mau tanya hati nurani mereka yang 81 mendukung saya itu."
Keempat bakal calon ketua umum itu sedang dalam tahap proses verifikasi yang akan diumumkan pada 15 Februari mendatang.
PSSI Lebih Baik Diskors daripada Dipimpin Nurdin
Minggu, 20 Februari 2011 | 14:53 WIB
Puluhan suporter sepakbola yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer, berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011). Aksi ini merupakan bentuk protes atas lolosnya kembalinya Nurdin Halid sebagai kandidat Ketua Umum PSSI bersama dengan Nirwan Bakrie. Nurdin dan Nirwan berhasil lolos verifikasi dan menyingkirkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi kandidat.
Para aktivis peduli sepak bola Indonesia meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan aparat penegak hukum melakukan intervensi terkait dengan pergantian pucuk pimpinan PSSI yang dinilai tidak transparan. Terganjalnya dua calon ketua umum PSSI non-petahana, Jenderal TNI George Toisutta dan Arifin Panigoro, diduga hanyalah permainan politik di internal PSSI.
Dua calon lainnya, Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI periode 2007-2011, dan Nirwan Bakrie, Wakil Ketua Umum PSSI 2007-2011, telah mengantongi "tiket" untuk maju ke ajang perebutan Ketua Umum PSSI 2011-2015.
Tindakan intervensi pemerintah sebenarnya dapat berujung pada sanksi skors. Namun, menurut aktivis peduli sepak bola Indonesia, hal tersebut tak separah jika PSSI kembali dipimpin Nurdin. "Lebih baik PSSI diskors dua tahun oleh FIFA karena ada intervensi pemerintah daripada PSSI dipimpin Nurdin," kata Kapten Aliansi Suporter Indonesia Djundan Hidayat pada aksi demonstrasi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Intervensi yang dimaksud adalah memanggil jajaran Komite Pemilihan Ketua Umum PSSI dan mempertanyakan transparansi pemilihan. Jika diperlukan, Menteri Pemuda dan Olahraga pun diminta tak ragu mencopot Nurdin sebagai ketua umum. "Selama masa skors, kita bisa memperbaiki organisasi sepak bola Indonesia," katanya.
Skors bukanlah sesuatu keadaan yang sungguh memalukan. Nigeria, yang sempat diskors akibat adanya intervensi pemerintah tetap dapat melaju ke Piala Dunia.
Seperti diberitakan, Komite Pemilihan meloloskan Nirwan Dermawan Bakrie dan Nurdin Halid sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2015, tetapi mengganjal George Toisutta dan Arifin Panigoro. Sementara itu, calon wakil ketua umum yang lolos adalah Nirwan Dermawan Bakrie, Nurdin Halid, Bob Hippy, dan Ibnu Munzir. Untuk calon anggota komite eksekutif, 25 orang lolos dan empat lainnya gagal.
Ketua Komite Pemilihan Syarif Bastaman tidak bersedia menyebutkan alasan tidak meloloskan Arifin dan Toisutta. Tim tidak akan memublikasikan alasan karena menyangkut personal bakal calon. ”Alasan (tidak lolos) semuanya akan tertuang di dalam SK (surat keputusan). SK itu bersifat pribadi dan rahasia, kecuali yang bersangkutan akan menyebarluaskannya,” tutur Bastaman.
Berdasarkan SK itu pula, lanjut Bastaman, bakal calon yang tidak lolos dan merasa dirugikan bisa menempuh mekanisme banding. Masa banding tiga hari terhitung sejak 19 Februari. SK dibuat oleh sekretariat tim dan akan dikirimkan kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Bastaman menjamin pada Sabtu malam SK itu sudah diterima oleh pihak yang bersangkutan.
PEMILIHAN KETUM PSSI
PSSI di Titik Nadir...
Minggu, 20 Februari 2011 | 12:36 WIB
Puluhan suporter sepakbola yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer, berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011). Aksi ini merupakan bentuk protes atas lolosnya kembalinya Nurdin Halid sebagai kandidat Ketua Umum PSSI bersama dengan Nirwan Bakrie. Nurdin dan Nirwan berhasil lolos verifikasi dan menyingkirkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang juga sempat menjadi kandidat.
Melenggangnya Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie pada ajang perebutan kursi pimpinan PSSI 2011-2015 berpotensi membuat PSSI berada di titik nadir. Selama dua periode menakhodai PSSI, Nurdin dikatakan gagal mengembangkan olahraga sepak bola di Indonesia.
"Sepak bola Indonesia saat ini sedang berada di titik nadir. Ke depan, masih dimungkinkan mafia sepak bola akan tetap merajalela, seperti korupsi, pengaturan skor, pungli, dan lainnya," kata aktivis Save Our Soccer Apung Widadi ketika melakukan aksi demonstrasi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
"Selama delapan tahun kepemimpinan Nurdin Halid, kita tak pernah disuguhi pertandingan yang sportif," ujar Kapten Aliansi Suporter Indonesia Djundan Hidayat.
Demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik, Save Our Soccer dan Aliansi Supporter Indonesia meminta kepolisian memeriksa Tim Seleksi dan Tim Verifikasi pemilihan Ketua PSSI. Tim tersebut dikatakan tak independen dan bagian dari rezim PSSI.
Seperti diwartakan, dua calon ketua PSSI, Jenderal TNI George Toisutta dan Arifin Panigoro, dinyatakan tak lolos verifikasi. Komite Pemilihan tak menyebutkan alasan mengapa keduanya tak lolos verifikasi.
"Alasan (tidak lolos) semuanya akan tertuang di dalam SK (surat keputusan). SK itu bersifat pribadi dan rahasia, kecuali yang bersangkutan akan menyebarluaskannya," ujar Ketua Komite Pemilihan Syarif Bastaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar