Kamis, 12 Agustus 2010
Cemas Ketinggian Air Bertambah
Berita Kerinci
WARGA di enam desa kini berharap cemas jika ketinggian air terus bertambah. Rumah dan halaman sudah terendam. Peralatan memasak dan makanan tak luput disapu banjir. Itu semua bisa diatasi warga dengan mengungsi ke sanak keluarga terdekat yang tak terkena banjir.
Namun bagaimana dengan sawah mereka? Warga kini hanya bisa berdoa semoga banjir segera surut. Jika tidak, ratusan hektare sawah yang siap panen akan membusuk.
Sudarmi, warga Desa Semerah, Kecamatan Sitinjau Laut, mengaku sangat resah melihat kondisi sawahnya yang terendam banjir. "Saat ini hanya tinggal lima senti saja batang padi kami yang nampak, jika hujan terus maka padi-padi tersebut akan membusuk," katanya.
Menurutnya, jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka sudah dipastikan bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri tidak bisa dirayakan sebagaimana layaknya. "Semuanya bergantung dengan hasil panen. Mulai dari makan sehari-hari sampai belanja pakaian, semuanya dari hasil panen," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Asnidar. Ia mengaku rencananya akan panen hari ini. Namun rencana tersebut terpaksa dibatalkan karena sawahnya sudah terendami air.
"Tidak bisa dibayangkan jika memang harus gagal panen. Sudah enam bulan kami menggarap sawah-sawah ini, namun apa jadinya jika hasilnya tidak bisa kami nikmati," keluh Asnidar.
Camat Sitinjau Laut, Nasrul, saat dikonfirmasi menyebutkan sekitar 150 hektare lahan persawahan siap panen, terancam mengalami kerusakan. "Selain di Desa Semerah, sawah di Desa Bunga Tanjung juga ikut tergenang," ujar Camat Sitinjau Laut, Nasrul, kepada berita kerinci Senin (26/7).
Menurut Nasrul, selain menggenangi areal persawahan, banjir juga menggenangi satu unit puskesmas, serta satu unit sekolah menjadi terisolir. "Siswa dan guru terpaksa membuka sepatu untuk bisa sampai kesekolah, karena jalan menuju sekolah mereka dikelilingi banjir," katanya.
Sampai saat ini belum ada data jumlah kerugian secara pasti. Karena masih menunggu laporan dari kades masing-masing desa.
Penyebab terjadinya banjir katanya, dikarenakan menyempitnya saluran pembuangan yang terdapat di Desa Bunga Tanjung, sehingga air tidak bisa mengalir lancar dan menggenangi perkampungan warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Basyarin, saat diminta komentarnya mengaku sampai saat ini belum mendapat laporan resmi berapa jumlah rumah yang terendam banjir.
"Karena belum adanya anggaran, kita belum bisa memberikan bantuan. Meskipun demikian, dinas sosial akan segera menyuplai bahan makanan serta tenda darurat kepada warga yang menjadi korban banjir," jelasnya.
Label:
KERINCI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar