Laman

Minggu, 20 Juni 2010

WALAU MENANG 3-0 HM GEJALA APA INI URUGUAI TENANG-TENANG SAJA

WALAU KALAH 3-0 DARI URUGUAI TAPI DI SAKSIKAN MANTAN PEMAIN BINTANG DUNIA AFSEL KALAH 0-3 DARI URUGUAI NAMUN DI SAKSI KAN PARA BINTANG Piala Dunia 2010 bukan hanya ajang bintang-bintang sepak bola dunia masa kini berlaga. Piala Dunia pertama di Afrika itu juga panggung bagi para legenda sepak bola, mantan pemain, dan pelatih klub-klub terkemuka. Mereka datang ke Afrika Selatan rata-rata sebagai duta atau perwakilan perusahaan tertentu atau dikontrak sebagai komentator televisi atau radio. Beberapa dari mereka telah hadir dan tidak canggung membaur dengan wartawan peliput. Tostao, mantan striker Brasil yang juara dunia 1970, dan Mauro Silva, mantan gelandang bertahan saat Brasil juara dunia 1994, bahkan sudah tiba di Afrika Selatan sebelum Piala Dunia dimulai. Keduanya hadir pada sesi-sesi latihan tim Brasil, yang dipusatkan di Randburg High School, Johannesburg. Saat dijumpai Kamis pekan lalu, penampilan Tostao berbeda dari Silva. Tostao dengan rambut memutih lebih santai dengan pakaian kasual. Sedang Silva, yang 21 tahun lebih muda dari seniornya itu, lebih trendi dan blink dengan jas warna gelap, sepatu kulit hitam mengkilap, dan syal di lehernya. "Hai…," jawab Silva ramah saat disapa di sela-sela wawancara televisi. "Maaf, saya tidak lancar berbahasa Inggris," kelitnya ketika akan diminta komentar seputar Piala Dunia. Rekan seangkatan Dunga, yang saat ini melatih timnas Brasil, itu pun kembali dengan aktivitasnya sebagai komentator televisi. Tostao juga enggan diwawancara. Saat turun dari mobil dan berjalan menuju lapangan Randburg High School, ia dikerubuti beberapa wartawan yang ingin meminta satu-dua kalimat terkait tim Brasil. "Maaf, saya lagi bekerja untuk tim Brasil. Saya tidak bisa memberikan komentar," kata Tostao, yang kemudian membaur dengan ofisial tim Brasil dan berbicara dengan Dunga. Selain Tostao dan Silva, legenda sepak bola Belanda Johan Cruyff, mantan bintang Perancis Zinedine Zidane dan seniornya, Michael Platini yang kini menjabat Presiden UEFA, mantan bek Perancis Marcell Desailly, dan Pelatih Everton David Moyes juga telah hadir di Johannesburg dan Pretoria. Pada laga Belanda melawan Denmark di Soccer City, Senin lalu, Cruyff, Zidane, dan Platini juga menonton. Wajah mereka beberapa kali disorot kamera televisi. Begitu juga Desailly, rekan seangkatan Zidane yang membawa Perancis juara dunia 1998. Ia datang ke arena Piala Dunia 2010 sebagai duta Castrol, salah satu sponsor turnamen ini. Tidak seperti Cruyff, Zidane, dan Platini yang duduk di tribun dan masuk-keluar lewat pintu VVIP, Desailly berada tak jauh dari tribun media dan keluar lewat jalur media yang memutar beberapa kali. Seperti para mantan bintang lainnya, mantan bek AC Milan dan Chelsea itu juga menolak berkomentar. Sikap tersebut bisa dimaklumi. Ia datang ke Afrika Selatan sebagai duta atau bekerja pada lembaga tertentu sehingga hanya bersedia berkomentar pada acara-acara lembaga atau perusahaan yang membiayai kehadirannya di negeri itu. Tidak sekadar datang, Pelatih Everton David Moyes bahkan berkumpul dan membaur dengan para wartawan. Saat berlangsung laga Serbia versus Ghana di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria, Minggu lalu, pria berusia 47 tahun itu berdiskusi dengan koleganya di salah satu sudut kantin media center. Wajahnya familiar dan mudah dikenali wartawan dari berbagai negara karena seringnya ia muncul di layar kaca televisi pada siaran Liga Inggris. Beberapa wartawan menghampirinya dan ingin meminta komentarnya, terutama terkait laga Inggris versus Amerika Serikat sehari sebelumnya yang diwarnai blunder kiper Robert Green dan penampilan cemerlang kiper klubnya di tim AS, Tim Howard. Namun, ia juga menolak berkomentar. "Silakan, ekspresikan pendapat Anda sendiri. Saya bekerja untuk BBC," kelitnya, sambil tersenyum. "Indonesia? Ya… Terima kasih, negeri Anda ikut menyaksikan Everton," katanya. Meski sudah tidak aktif bermain, para mantan bintang itu ikut menyemarakkan Piala Dunia 2010. Bukan dengan tenaga, seperti halnya para pemain yang berlaga di lapangan, tetapi lewat komentar, pendapat, dan opini mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar