BERITA KERINCI
Wakil Bupati Kerinci, M Rahman mengecam Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Kerinci, yang selalu menyalahkan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mayjend HA Thalib. Rahman menganggap anggota dewan kurang sehat.
"Kita menginginkan pelayanan yang prima dari rumah sakit, namun dana yang kita berikan tidak setimpal dengan apa yang sudah mereka lakukan. Kalau ada anggota dewan yang tetap menyalahkan hal tersebut berarti sudah tidak sehat lagi," ujar M Rahman Kepada Tribun, Sabtu (7/11).
Menurut Rahman, untuk memberikan pelayanan yang bagus, pemerintah juga harus menyediakan anggaran yang bagus pula. Jangan sampai anggaran yang diajukan oleh rumah sakit selalu dipangkas dalam rapat anggaran dan ujung-ujungnya pelayanan yang disalahkan.
"Pelayanan yang sudah diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasien, saya kira sudah sangat wajar. Sesuai dengan anggaran dana yang disetujui oleh DPRD," kata Rahman.
Dia meminta agar Dewan maklum jika ada pelayanan kesehatan yang terlambat. Rahman meminta itu karena hanya satu dokter yang menangani masing-masing bidang. "Sementara pasien menginginkan pelayanan secepat mungkin," jelas Rahman, usai melakukan sidak di rumah sakit.
Agar tak adalah masalah-masalah dalam pelayanan di rumah sakit, dia berharap ada perhatian lebih uke depannya. Insentif dokter ataupun dana-dana lainnya harus ditingkatkan. "Saat ini, jangankan perhatian terhadap dokter, pegawai honorpun kurang diperhatikan. Wajar saja banyak dokter yang tidak mau dinas di Kerinci," tegasnya.
Selain itu, Wakil Bupati Kerinci menolak jika rumah sakit dijadikan sumber pendapatan asli daerah (PAD). Ia menyebutkan, rumah sakit merupakan pelayanan sosial kepada masyarakat, sehingga jangan sampai membebani masyarakat. Apalagi jika dijadikan tempat mencari proyek.
"Jika rumah sakit dijadikan sumber PAD, ditakutkan nantinya akan memberatkan masyarakat dengan tarif yang mahal untuk mengejar setoran ke kas daerah. Kalau seperti itu, saya tidak setuju. Rumah sakit juga bukan tempat mencari proyek," tegasnya.
Direktur Rumah Sakit Umum Mayjen HA Thalib, Arman, yang diwakili oleh Dr Ikhwan, membenarkan kecilnya insentif dokter di Kabupaten Kerinci. "Kita bersyukur teman-teman dokter tidak terlalu mempersoalkan hal itu," ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten tetangga, misalnya di Nutuna, tunjangan dokter mencapai Rp 30 juta per bulan. Kalau perbandingan terdekat dengan Kabupaten Sarolangun, yang tunjangannya mencapai Rp 10 juta per bulan, ditambah dengan satu mobil Terios.
"Sementara di Kerinci, tunjangan untuk dokter spesialis hanya Rp 7 juta per bulan. Namun mereka tetap memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuan mereka," tegas Ikhwan.
Meskipun anggarannya terbatas, pihak rumah sakit selalu melakukan upaya untuk menambah tenaga kesehatan. "Mulai saat ini, setiap hari Sabtu sudah ada dokter THT yang didatangkan dari Padang," sebutnya lagi.
Ditanya adanya soal pemangkasan anggaran di dewan, Ikhwan menolak memberikan komentar. "Kalau itu tanya langsung kepada direktur karena hal tersebut bukan wewenang saya," jelasnya.
Sebelumnya, pihak DPRD Kerinci pernah menyoroti kinerja rumah sakit, yang dianggap tidak menjalankan tugas dengan baik. Untuk informasi, RSUD Mayjend HA Thalib, merupakan salah satu penyumbang PAD terbesar. Rumah sakit tersebut menyumbang sekitar Rp 10 miliar per tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar