Kamis, 4 November 2010 | 13:24 WIB
Terhitung sejak 31 Oktober 2010 yang lalu, aktivitas Gunung Kerinci sudah menunjukkan tanda-tanda.
Tercatat sebanyak lima kali gempa vulkanik terjadi pada hari itu. Sehari kemudian (1/11) aktivitas Gunung Kerinci menunjukkan peningkatan, tercatat 10 kali gempa terjadi.
Informasi ini dibenarkan Herman Purwanto, Kepala Pos Pemantau Gunung Kerinci, ketika dikonfirmasi Tribun, via telepon, Kamis (4/11).
"Aktivitas Gunung Kerinci terus menunjukkan peningkatan. Namun masih berstatus waspada, dan tidak membahayakan masyarakat sekitar," ucap Herman.
Berdasarkan hasil rekap, pada tanggal 2 November tercatat 15 kali terjadi gempa, dan pada 3 November sebanyak 20 kali gempa. "Getarannya tidak terasa oleh masyarakat. Ini berdasarkan hasil pantauan alat," jelasnya.
Menurut Herman, pada hari ini (4/11), pihaknya belum merekap aktivitas getaran di Gunung Kerinci.
Hanya saja, masyarakat sekitar kaki Gunung Kerinci sejak beberapa hari terakhir mendengar adanya gemuruh yang berasal dari perut gunung.
Informasi ini dibenarkan Kepala Desa Sungai Rumpun, Herman ketika dihubungi Tribun via ponsel. Katanya, suara gerumuh tersebut tidak disertai dengan kepulan asap. "Kondisi ini yang membuat kami khawatir. Kalau Gunung Kerinci mengeluarkan asap, itu sudah biasa," ucap Herman.
Alasannya, lanjut Herman, gejala serupa mirip dengan kasus letusan Gunung Kerinci pada 2009 yang lalu. "Waktu meletus setahun yang lalu, tanda-tandanya sama. Kami khawatir, jangan- jangan ada penyumbatan di dalam gunung," tutur Herman.
Pada letusan setahun yang lalu, memang tidak mengakibatkan kerugian pada penduduk sekitar, meskipun Gunung Kerinci sempat mengeluarkan semburan api. Sampai hari ini, aktivitas warga di sekitar gunung masih normal. Hanya saja, rasa waswas masih menyelimuti warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar