"Gilo.. parah nian, sakit palak aku kejedut atap mmobil... benjol ndak yo..???, Sorry ndak nampak pulo lobang tuch. kiroi ratolah.... heee heeee....... " itu sekelumit celotehan kami waktu ngerasoi dewek parahnyo jalan Bangko-- Kerinci.
Gambar perbaikan dan pelebaran jalan ini aku ambek waktu bulan Desember 2009 waktu nak menghadiri kawan yg nak belah duren di Kerinci....
Banyak masyarakat yg mengeluhkan kondisi jalan Provinsi ini, saling lempar tanggung jawab suatu yg biasa kita baca di surat kabar harian daerah, tanpa ada tindakan nyatadari pihak terkait... ujung-ujungnyamasyarakat yg dibuat bingung dan sengsara, kegiatan perekonomian warga jadi terhambat.
Masalah ini bukan masalah baru, bertahun-tahun kondisi ini terjadi terus-menerus, padahal jalan ini satu-satunya akses masyarakat kerinci untuk berhubungan dengan daerah lain di provinsi Jambi.. " Kalo kayak gini terus elok nian ngikut padang balek bee " kata salah satu kawan yg asli kerinci, "atau bikin bee Provinsi dewek" melanjutkan... Memang kondisi ini membuat sebagian masyarakat Kerinci merasa di anak tirikan, dan berakibat timbulnya ketidak puasan dan kegeraman terhadap para pemimpinnya.....
Dengan kerusakan yg sedemikian parah ini pasokkan hasil bumi lebih banyak di jual ke Sumbar krn lebih mudah dan dekat jaraknya.... akibatnya langsung terasa harga sayur-mayur, cabe, kentang langsung melonjak di kota Jambi...
"Kalo kayak gini terus kapan kito nak nyicip Nikmatnya Dunia dari " Bumi Sakti Alam Kerinci "...
Semoga menjadi perenungan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar