Sampai berita ini diturunkan, aset maupun saham yang akan dijual oleh Pemkab Bungo untuk menutupi defisit anggaran, belum juga laku. Selain saham milik Pemkab Di Hotel Bungo Plaza, aset lain seperti mess milik Pemkab Bungo yang ada di Jakarta juga masih sepi dari pembeli.
Rata-rata calon pembeli berasal dari Jakarta dan berada tidak jauh dari lokasi mess yang ada di Jakarta. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan bagi masyarakat Bungo untuk membeli aset itu selama memberi keuntungan kepada Pemkab Bungo.
Sementara, terkait defisit anggaran yang dialami Pemkab Bungo beberapa waktu lalu, wabup mengatakan hal itu terjadi karena penempatan PAD yang kurang tepat. Sebagian besar target PAD belum terealisasi, ”kita rencanakan PAD sekian, hanya yang terealisasi sekian. Hal ini mempengaruhi keuangan kita,” ujarnya.
Dikatakan, defisit juga terjadi karena banyak kewajiban-kewajiban dari sektor tertentu yang belum dibayar oleh pihak ketiga. Seperti beberapa kuasa pertambangan (KP) yang menunggak. Menanggulangi hal itu, pihak pemkab telah membentuk satuan tugas (satgas) khusus dalam menyelesaikan permasalahan defisit anggaran, ”kita sudah bentuk satgas untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
Satgas yang diketuai Asisten II Pemkab Bungo Tommy itu, bertugas menagih tunggakan kewajiban dari beberapa sektor, baik pertambangan maupun sektor PAD lainnya. Terhitung mulai terbentuknya satgas, kemarin (28/10), sudah ada beberapa tunggakan yang telah dibayar. Seperti beberapa KP yang sebelumnya menunggak, kini sudah ada yang membayar. “Begitu juga dengan PT NTC, sudah bayar tunggakan sebelumnya,” jelasnya.
Kapan semua tunggakan akan terbayarkan, wabup memperkirakan akan terealisasi awal atau akhir bulan November 2010. Disinggung kaitan defisit anggaran yang dialami oleh Pemkab Bungo terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusat, wabup menegaskan tidak ada kaitan defisit terhadap DAU pusat. Baik untuk menutupi atau penggunaan dana tersebut, ”tidak ada sama sekali,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar