Laman

Kamis, 27 Januari 2011

PENDUNG VS KEMANTAN POLISI TETAPKAN 10 TERSANGKA

BERITA KERINCI




Polisi Tetapkan 10 Tersangka, Satu Ditahan


Senin, 17 Januari 2011 16:28
Polres Bentuk Tim Khusus Usut Kerusuhan Kerinci

KERINCI - Polisi bergerak cepat mengusut kasus kerusuhan di Kerinci, yang dipicu bentrok antara dua desa, yakni Desa Pendung dan Desa Kemantan, Kamis (13/1) pekan lalu. Penyelidikan difokuskan pada dua kasus, antara lain pengeroyokan hingga menyebabkan warga Kemantan, Deka Ardian tewas dan kasus pembakaran Desa Pendung.
Hingga kemarin (16/1), Polres Kerinci sudah menetapkan sepuluh tersangka pada kasus pengeroyokan Deka Hardian. Satu di antaranya sudah ditangkap dan ditahan. Kapolres Kerinci AKBP Hasto Rahadjo mengatakan, tersangka yang sudah diamankan bernama Idel Putra (19), pegawai honorer Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci.

Dia dibekuk di kediamannya, Desa Pendung Mudik, Kecamatan Air Hangat Timur, Sabtu (15/1) dini hari lalu, sekitar pukul 02.00. “Sementara sembilan pelaku lain yang telah teridentifikasi berhasil kabur saat penggerebekan,” ujarnya saat ditemui di Rumah Dinas Bupati Kerinci di sela kunjungan Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar, kemarin (16/01).

Menurut Hasto, anggotanya masih di lapangan mengejar para pelaku yang kabur. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan polsek di daerah perbatasan untuk membantu melakukan pemeriksaan, karena ada kemungkinan para pelaku kabur keluar kerinci.

“Saya sudah instruksikan kepada polsek perbatasan untuk ikut membantu, kalau para pelaku kabur keluar Kerinci. Dugaan sementara mereka masih berada di Kerinci dan kawasan Sungaipenuh,” sebutnya.

Seperti diberitakan, pengeroyokan terhadap Deka Ardian hingga tewas inilah yang menyebabkan terjadinya kerusuhan pada Kamis dini hari pekan lalu. Insiden pengeroyokan tersebut berawal dari perselisihan antara pemuda kedua desa saat menyaksikan hiburan pada Senin malam pekan lalu.

Pertikaian tersebut berlanjut pada Rabu malam ketika serombongan pemuda Kemantan yang melintas di Desa Pendung, dihadang oleh pemuda Pendung. “Saat dihadang, tiga motor tertinggal, termasuk motor Deka. Saat itulah dia dikeroyok. Sementara temannya yang mengendarai dua motor lainnya berhasil kabur dengan berlari dan menaiki motor lain,” jelas Hasto.

Mengetahui salah seorang warganya tewas, warga Kemantan lalu serentak melakukan serangan balasan ke Desa Pendung. Mereka membakar rumah dan menjarah isinya.

Untuk mengungkap kasus kerusuhan Kerinci ini, Hasto mengaku telah membentuk tim khusus. Dia menargetkan dalam waktu 14 hari kasus ini sudah tuntas. “Mudah-mudahan dalam 14 hari ke depan kasus ini sudah tuntas, itu target kita,” ujarnya.

Lalu, bagaimana dengan kasus pembakaran rumah warga Pendung? Menurut Hasto, mereka masih melakukan penyelidikan di lapangan. Hanya saja, polisi masih terkendala karena warga Kemantan masih tertutup dalam memberikan keterangan.

“Dalam waktu dekat kita akan tetapkan nama-nama tersangka. Saat ini kita terus mengumpulkan barang bukti,” katanya. Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah menambahkan, untuk kasus pembakaran, anggota Polres Kerinci masih memeriksa sejumlah saksi. Sementara ini, sejumlah nama calon tersangka sudah dikantongi petugas. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat, semua pelaku akan terungkap dan diproses,” katanya.

Pantauan di lapangan, situasi di dua desa yang bertikai tersebut berangsur pulih. Namun, puluhan aparat kepolisian dari Polres Kerinci di-back up personel Brimob Polda Jambi dan anggota TNI, hingga kemarin masih berjaga-jaga di perbatasan kedua desa. “Pengamanan dilakukan sampai kondisi benar-benar pulih,” kata Almansyah.

Untuk mengantisipasi serangan balasan, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan unsur Muspida setempat hingga kemarin masih terus melakukan pembicaraan. “Sejauh ini masih dilakukan pembicaraan oleh tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat. Hanya saja, titik terang penyelesaian kerusuhan ini masih kabur,” terangnya.

Wagub Ajak Warga Berdamai

Di bagian lain, kemarin (16/1), Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar mengunjungi korban kerusuhan di Kerinci. Selain memberikan bantuan, Fachrori juga melakukan pertemuan dengan warga dan unsur Muspida Kerinci untuk membahas upaya perdamaian kedua desa.

Di sela-sela pertemuan dengan warga dua desa tersebut, Fachrori mengucapkan ikut berbela sungkawa terhadap peristwa yang terjadi di Kerinci tersebut. Menurut dia, Provinsi Jambi yang selama ini dikenal teraman di Indonesia, sedikit tercoreng oleh beberapa kerusuhan yang terjadi di wilayah Jambi akhir-akhir ini. Seperti di Kerinci, Batanghari, Sarolangun dan lainnya.

“Kita selama ini dikenal dengan provinsi teraman di Indonesia. Mari kita jaga itu. Jangan jadikan kerusuhan itu sebagai budaya,” katanya.

Dia berharap, silaturahmi yang selama ini terjalin dapat selalu dijunjung tinggi. “Apalagi Kerinci yang dikenal sangat mengutamakan hukum adat. Mari kita jaga silaturahmi dan kita tingkatkan pendidikan moral dan akhlak. Ini semua karena kurangnya pendidikan akhlak,” sebutnya.

Pada kesempatan itu, wagub menyerahkan bantuan kepada para korban kerusuhan. Bantuan untuk keluarga korban pengeroyokan sebesar Rp 7,5 juta dari Gubernur Jambi Hasan Basri Agus diserahkan wagub kepada orang tua korban. Sementara untuk korban kebakaran, bantuan diserahkan oleh wagub melalui Bupati Kerinci H Murasman, dan kemudian diserahkan kepada Kepala Desa Pendung.

“Untuk korban rumah rusak total sebanyak 15 rumah kita bantu sebesar Rp 7,5 juta. Yang rusak berat dua rumah sebesar Rp 2.750.000, dan rusak ringan tujuh rumah kita bantu Rp 1 juta per rumah. Total bantuan seluruhnya Rp 132.500.000,” jelasnya.

Wagub menghimbau kepada warga kedua desa untuk melakukan perdamaian, sehingga peristiwa tersebut tidak terulang kembali. “Mari sama-sama kita jaga rasa keamanan, ketentraman, dan kedamaian. Kepada para korban saya harapkan bisa bersabar,” pungkasnya.(ian/mui)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar