Laman

Kamis, 28 Oktober 2010

6 POLISI HUTAN DI KEROYOK PEMBALAK LIAR DUA ORANG LUKA LAIN KABUR

Berita Kerinci Dua Orang Cidera, Sisanya Menceburkan Diri ke Sungai Pelaku pembalakan hutan secara liar (illegal logging) makin merajarela. Bahkan, mereka tidak gentar menghadapi petugas di lapangan. Dini hari kemarin (22/10), misalnya. Enam orang petugas patroli Polisi Hutan (Polhut) Balai Nasional Berbak, dikeroyok sekitar 50 orang yang diduga pelaku pembalakan liar. Akibat kejadian itu, seorang petugas mengalami memar di pelipis mata dan bahu, akibat pukulan benda tumpul. Sementara seorang lagi, sopir pompong bernama Edi terkena sabetan parang pada jari tangan kanannya. Kedua korban kini masih dirawat di Puskesmas Rantaurasau, Kabupaten Tanjab Timur. Informasinya, aksi penyerangan anggota polhut itu terjadi sekitar pukul 01.00. Sebelumnya, enam anggota Polhut, Rahman, Rio, Sumanto, Syaiful Bahri, Maruli, dan Suratman, melakukan patroli rutin dengan satu unit speedboat dan satu unit pompong. Mereka berangkat dari pos penjagaan sekitar pukul 16.30, Kamis (21/10) lalu. Saat itu, masing-masing petugas membawa senjata api (senpi). Di Berbak, petugas menemukan tumpukan kayu berkisar 20 meter kubik, yang sudah berbentuk balok dan papan jenis Meranti dan Punak. Kayu tersebut diduga hasil pembalakan liar dalam kawasan Taman Nasional Berbak. Keenam petugas polhut itu tetap berada di lokasi untuk mengamankan barang bukti. Namun, sekitar pukul 01.00 dini hari, tiba-tiba mereka diserang sekitar 50 warga yang datang menggunakan satu unit pompong besar, dan empat unit pompong kecil. Dengan beringas, para pelaku yang dilengkapi berbagai jenis senjata tajam (sajam), seperti parang dan pentungan, langsung mengepung dan mengeroyok para petugas. Akibat serangan mendadak itu, para petugas yang sebenarnya dilengkapi enam pucuk senjata api (senpi) tidak bisa berkutik. Seorang anggota polhut, bernama Syaiful Bahri, menjadi bulan-bulanan massa. Dia digebuki hingga babak belur. Jiwanya terselamatkan setelah mendapat bantuan warga lainnya. Dia langsung diamankan ke rumah Kepala Desa Telagalima, desa terdekat dari lokasi kejadian. Sementara lima petugas lainnya menyelamatkan diri dengan terjun ke sungai Air Hitam Dalam, sebelum diselamatkan petugas TNI Angkatan Laut (AL) yang sedang melakukan patroli di kawasan itu. Kepala Balai Taman Nasional Berbak Fransiskus Moga, saat dihubungi kemarin (22/10), membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, pihaknya sejak pagi telah menerjunkan 16 anggota tambahan dari Satuan Pengamanan Operasi Cepat (Sporc) Polhut Jambi, untuk membantu mengamankan lokasi agar kejadian tidak terulang lagi. “Kami juga sudah meminta aparat kepolisian untuk mengusut kasus ini,” katanya. Kasat Reskrim Polres Tanjab Timur AKP R Manalu, saat dikofirmasi, mengaku sedang melakukan penyelidikan. “Kami sudah menerima laporan tentang kejadian tersebut. Belum ada pelaku yang diamankan,” katanya. Polisi menduga para pelaku berasal dari desa sekitar kawasan Taman Nasional Berbak. Kasus itu saat ini ditangani Polres Tanjab Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar