January Jones
Iklan yang menggoda dengan aura sensual sang bintang masih menjadi ramuan manjur bagi perusahan produk fashion untuk mencuri perhatian publik. Setelah Calvin Klein merilis foto koleksi pakaian dalamnya dengan mendaulat bintang film Zoe Saldana, kini Versace tak mau kalah set.
Sebagai upaya mendongkrak penjualan produk fashion-nya untuk musim semi/panas 2011, Versace memilih bintang Mad Men, January Jones, sebagai bintangnya. Versace menghadirkan Jones dengan konsep yang jauh lebih menggoda.
Yup! Jones dipajang tanpa busana. Konsep foto karya Mario Testino ini pun tak macam-macam. Dalam salah satu fotonya, Jones berpose duduk dengan kaki menyilang sembari memamerkan sepatu high heels model baru keluaran Versace. Dari samping Testino membidikkan kameranya ke arah Jones. Nah, agar tak terlalu vulgar, bagian pinggul Jones pun ditutupi dengan tas, yang sudah barang tentu model terbaru Versace.
Donatella Versace, pewaris perusahaan fashion ternama tersebut, bukan tanpa alasan menjadikan Jones sebagai bintangnya. Ia menggambarkan Jones sebagai perempuan dengan aura sensual yang begitu kuat. "Tentu saja karena saya memang mencari model Versace berambut pirang yang baru dan kini saya merasa telah menemukan seorang perempuan Versace yang begitu sempurna pada abad ke-21 ini," ujarnya.
Buyung: Satgas Punya Data "Mega-Mafia"
JAMBI EKSPRES:
Kamis, 16 Desember 2010 | 04:24 WIB
Pembela Gayus Halomoan Tambunan, Adnan Buyung Nasution, mengatakan, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum memiliki analisis fakta dan keterangan yang dapat mengungkap "mega-mafia" pajak.
Satgas sudah menganalisis. Kalau fakta dan keterangan itu dibongkar, semua akan kelihatan mafia pajak ini besarnya bukan main.
-- Adnan Buyung Nasution, pembela Gayus Tambunan
"Masih banyak fakta dan keterangan yang diberikan Gayus pada Satgas. Satgas sudah menganalisis. Kalau (fakta dan keterangan) itu dibongkar, semua akan kelihatan mafia pajak ini besarnya bukan main," kata Buyung di Jakarta, Rabu (15/12/2010).
Dia meminta kepada Presiden agar kasus tersebut dialihkan ke KPK walaupun sebenarnya lembaga antikorupsi ini tidak perlu lagi menunggu dukungan orang nomor satu di negeri tersebut.
"KPK tidak perlu menunggu Presiden. Tapi bisa juga, Presiden, kalau mau, sebagai yang tertinggi, dapat memanggil Kapolri," ujar dia.
Menurut Buyung, jika Presiden bersikap mengalihkan kasus Gayus, maka hal tersebut tidak dianggap sebagai intervensi.
Buyung menyampaikan kekecewaannya karena aliran dana Rp 25 miliar tidak dapat diketahui dalam persidangan.
Dia mengatakan, asal muasal uang Rp 25 miliar yang dimiliki Gayus selalu ditutupi. Pihak kepolisian pun tidak melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan, menurut Buyung, justru berjalan ke jajaran bawah.
"Yang dibongkar hanya tiga orang. Tapi buat saya, hasil pemeriksaan tersebut tidak komprehensif," ujar dia.
Kamis, 16 Desember 2010 | 04:24 WIB
Pembela Gayus Halomoan Tambunan, Adnan Buyung Nasution, mengatakan, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum memiliki analisis fakta dan keterangan yang dapat mengungkap "mega-mafia" pajak.
Satgas sudah menganalisis. Kalau fakta dan keterangan itu dibongkar, semua akan kelihatan mafia pajak ini besarnya bukan main.
-- Adnan Buyung Nasution, pembela Gayus Tambunan
"Masih banyak fakta dan keterangan yang diberikan Gayus pada Satgas. Satgas sudah menganalisis. Kalau (fakta dan keterangan) itu dibongkar, semua akan kelihatan mafia pajak ini besarnya bukan main," kata Buyung di Jakarta, Rabu (15/12/2010).
Dia meminta kepada Presiden agar kasus tersebut dialihkan ke KPK walaupun sebenarnya lembaga antikorupsi ini tidak perlu lagi menunggu dukungan orang nomor satu di negeri tersebut.
"KPK tidak perlu menunggu Presiden. Tapi bisa juga, Presiden, kalau mau, sebagai yang tertinggi, dapat memanggil Kapolri," ujar dia.
Menurut Buyung, jika Presiden bersikap mengalihkan kasus Gayus, maka hal tersebut tidak dianggap sebagai intervensi.
Buyung menyampaikan kekecewaannya karena aliran dana Rp 25 miliar tidak dapat diketahui dalam persidangan.
Dia mengatakan, asal muasal uang Rp 25 miliar yang dimiliki Gayus selalu ditutupi. Pihak kepolisian pun tidak melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan, menurut Buyung, justru berjalan ke jajaran bawah.
"Yang dibongkar hanya tiga orang. Tapi buat saya, hasil pemeriksaan tersebut tidak komprehensif," ujar dia.
Filipina Cemaskan Tekanan di GBK
JAMBI EKSPRES:
AFF 2010
Kamis, 16 Desember 2010 | 10:28 WIB
Pelatih Filipina Simon McMenemy
JAKARTA,
Pelatih Filipina, Simon McMenemy, mencemaskan atmosfer Gelora Bung Karno yang akan menjadi tempat penyelenggaraan dua leg semifinal Piala AFF 2010. Ia berharap pemainnya tetap bisa menikmati permainan meski mendapat tekanan dari suporter Indonesia.Filipina terpaksa menggunakan Gelora Bung Kanro (GBK) Senayan untuk laga kandang semifinal karena mereka tak memiliki stadion berstandar internasional. Dengan bermain dua kali di stadion lawan, hal itu akan merugikan timnas Filipina.
Selama ini, Stadion GBK membawa atmosfer positif bagi perjuangan timnas Indonesia dan itu akan menyulitkan para pemain lawan. "Atmosfernya luar biasa. Saya khawatir akan ada tekanan dari 88.000 suporter di sini. Ini akan menjadi penghakiman besar bagi kami," kata McMenemy di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/12/2010).
Meski demikian, McMenemy berusaha agar para pemainnya tetap bersemangat mengejar kemenangan pada laga pertama. Bagaimanapun juga, Filipina sudah membuat langkah besar dengan lolos penyisihan grup dan sempat mengalahkan juara bertahan Vietnam. "Kami sudah sukses di kualifikasi, inilah kami. Saya harap para pemain menikmati setiap detik permainan," kata McMenemy.
Hari ini tim Filipina hanya akan melakukan latihan ringan pada siang hari. Rencananya, mereka akan mulai memasuki stadion pada pukul 16.00.
AFF 2010
Kamis, 16 Desember 2010 | 10:28 WIB
Pelatih Filipina Simon McMenemy
JAKARTA,
Pelatih Filipina, Simon McMenemy, mencemaskan atmosfer Gelora Bung Karno yang akan menjadi tempat penyelenggaraan dua leg semifinal Piala AFF 2010. Ia berharap pemainnya tetap bisa menikmati permainan meski mendapat tekanan dari suporter Indonesia.Filipina terpaksa menggunakan Gelora Bung Kanro (GBK) Senayan untuk laga kandang semifinal karena mereka tak memiliki stadion berstandar internasional. Dengan bermain dua kali di stadion lawan, hal itu akan merugikan timnas Filipina.
Selama ini, Stadion GBK membawa atmosfer positif bagi perjuangan timnas Indonesia dan itu akan menyulitkan para pemain lawan. "Atmosfernya luar biasa. Saya khawatir akan ada tekanan dari 88.000 suporter di sini. Ini akan menjadi penghakiman besar bagi kami," kata McMenemy di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/12/2010).
Meski demikian, McMenemy berusaha agar para pemainnya tetap bersemangat mengejar kemenangan pada laga pertama. Bagaimanapun juga, Filipina sudah membuat langkah besar dengan lolos penyisihan grup dan sempat mengalahkan juara bertahan Vietnam. "Kami sudah sukses di kualifikasi, inilah kami. Saya harap para pemain menikmati setiap detik permainan," kata McMenemy.
Hari ini tim Filipina hanya akan melakukan latihan ringan pada siang hari. Rencananya, mereka akan mulai memasuki stadion pada pukul 16.00.
Filipina Minta 50:50, Nurdin Halid Pilih "Walk Out"
JAMBI EKSPRES:
"SHARING" TIKET
Rabu, 15 Desember 2010 | 19:16 WIB
TUR
Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid.
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid memilih walk out setelah Filipina meminta setengah dari hasil pendapatan tiket semifinal pertama yang digelar pada Kamis (16/12/2010).
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh PSSI, AFF, dan Federasi Sepak Bola Filipina (PFF), Filipina meminta setengah dari total pendapatan tiket. Namun, Nurdin bersikukuh hanya akan memberikan uang saku bagi "The Azkals".
"Pembicaraan sharing tiket masih berlangsung alot. Pihak Filipina meminta 50:50," ujar Nurdin kepada wartawan di kantor PSSI, Rabu (15/12/2010).
"Saya langsung meninggalkan rapat saat mereka meminta macam-macam," lanjutnya.
Sebagaimana diberitakan, Filipina tidak bisa menyelenggarakan laga kandang setelah stadion mereka tidak lolos verifikasi AFF. Mereka pun kemudian memilih Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai homeground.
Keputusan ini menguntungkan karena Indonesia memegang penuh hasil pendapatan tiket. Namun, PFF justru meminta pendapatan tiket.
0 komentar
"SHARING" TIKET
Rabu, 15 Desember 2010 | 19:16 WIB
TUR
Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid.
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid memilih walk out setelah Filipina meminta setengah dari hasil pendapatan tiket semifinal pertama yang digelar pada Kamis (16/12/2010).
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh PSSI, AFF, dan Federasi Sepak Bola Filipina (PFF), Filipina meminta setengah dari total pendapatan tiket. Namun, Nurdin bersikukuh hanya akan memberikan uang saku bagi "The Azkals".
"Pembicaraan sharing tiket masih berlangsung alot. Pihak Filipina meminta 50:50," ujar Nurdin kepada wartawan di kantor PSSI, Rabu (15/12/2010).
"Saya langsung meninggalkan rapat saat mereka meminta macam-macam," lanjutnya.
Sebagaimana diberitakan, Filipina tidak bisa menyelenggarakan laga kandang setelah stadion mereka tidak lolos verifikasi AFF. Mereka pun kemudian memilih Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai homeground.
Keputusan ini menguntungkan karena Indonesia memegang penuh hasil pendapatan tiket. Namun, PFF justru meminta pendapatan tiket.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar