A. Latar Belakang
Upaya peningkatan peranan sub-sekor peternakanan dalam pembangunan pertanian dan pembangunan nasional secara umum, maka perlu adanya langka strategis menghadapi perkembangan lingkungan global yang sangat dinamis yang berubah dengan cepat dan bahkan sering tidak terduga.
Gambar 1. Rangkaian Kegiatan Usahatani Kelompok Tani Tibona
Rangkaian kegiatan usahatani yang dikembangkan di kelompok tani Tibona akan menitik beratkan pada pengolahan feses ternak yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk itu akan dikembangkan teknologi biogas dan teknologi pengolahan kompos yang berkualitas.
1. Teknologi Biogas
Teknologi biogas pada dasarnya memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana (CH4). Gas methana hasil pencernaan bakteri tersebut bisa mencapai 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor biogas, sedangkan sisanya didominasi CO2. Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (anaerob), sehingga proses ini juga disebut sebagai pencernaan anaerob (anaerob digestion).
Bakteri methanogen akan secara natural bera da dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga. Keberhasilan proses pencernaan bergantung pada kelangsungan hidup bakteri methanogen di dalam reaktor, sehi ngga beberapa kondisi yang mendukung berkembangbiaknya bakteri ini di dalam reaktor perlu diperhatikan.
Tahap lengkap pencernaan material organik adalah sebagai berikut :
1. Hidrolisis. Pada tahap ini, molekul organik yang komplek diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan asam lemak.
2. Asidogenesis. Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang menghasilkan amonia, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida.
3. Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk acidogenesis; menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan asetat.
4. Methanogenesis. Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya untuk menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari proses ini berupa karbon dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.
Di dalam reaktor biogas, terdapat dua jen is bakteri yang sangat berperan, yakni bakteri asam dan bakteri methan. Kedua jenis bakteri ini perlu eksis dalam jumlah yang berimbang. Kegagalan reaktor biogas bisa dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri methan terhadap bakteri asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat asam (pH kurang dari 7) yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri methan. Keasaman substrat/media biogas dianjurkan untuk berada pada rentang pH 6.5 s/d 8. Bakteri methan ini juga cukup sensitif dengan temperatur. Temperatur 35 oC diyakini sebagai temperatur optimum untuk perkembangbiakan bakteri methan.
Jenis Reaktor Biogas
Dilihat dari sisi konstruksinya, pada umumnya reaktor biogas bisa digolongkan dalam dua jenis, yakni fixed dome dan floating drum. Fixed dome mewakili konstruksi reaktor yang memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan di dalam reaktor. Sedangkan floating drum berarti ada bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor tersebut juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas di dalam reaktor biogas.
Bila dilihat dari aliran bahan baku (limbah), reaktor biogas juga bisa dibagi dua, yakni tipe batch (bak) dan continuous (mengalir).
Pada tipe bak, bahan baku reaktor ditempatkan di dalam wadah (ruang tertentu) dari awal hingga selesainya proses pencernaan. Ini hanya umum digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensi gas dari suatu jenis limbah organik. Sedangkan pada jenis mengalir, ada aliran bahan baku masuk dan residu keluar pada selang waktu tertentu. Lamanya (waktu) bahan baku berada di dalam reaktor biogas disebut sebagai waktu retensi hidrolik (hydraulic retention time/HTR).
Skema reaktor biogas jenis fixed dome dan floating drum dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Skema reaktor biogas untuk kotoran hewan jenis fixed dome
(kiri) dan floating drum (kanan)
Dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa kedua jenis konstruksi reaktor biogas tersebut tidak jauh berbeda, keduanya memiliki komponen tangki utama, saluran slurry masuk dan residu keluar, separator (optional), dan saluran gas keluar. Perbedaan yang ada antara keduanya adalah pada bagian pengumpul gasnya (gas collector).
Pada konstruksi fixed dome, gas yang terbentuk akan langsung disalurkan ke pengumpul gas di luar reaktor berupa kantung yang berbentuk balon (akan mengembang bila tekanannya naik).
Pada reaktor biogas jenis fixed dome, perlu diberikan katup pengaman untuk membatasi tekanan maksimal reaktor sesuai dengan kekuatan konstruksi reaktor dan tekanan hidrostatik slurry di dalam reaktor. Katup pengaman yang sederhana dapat dibuat dengan mencelupkan bagian pipa terbuka ke dalam air pada ketinggian tertentu seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3. Katup pengaman tekanan sederhana
Pada Gambar 3, ditunjukkan skema katup pengaman tekanan sederhana. Katup pengaman ini terutama penting untuk reaktor biogas jenis fixed dome. Prinsip kerja katup pengaman berikut konsekuensi yang perlu diperhatikan pada reaktor biogas akan dijelaskan pada bagian komponen reaktor. Sedangkan pada jenis floating drum, pengumpul gas berada dalam satu kesatuan dengan reaktor itu sendiri. Produksi gas akan ditandai dengan naiknya floating drum. Katup gas bisa dibuka untuk menyalurkan gas ke kompor bila floating drum sudah terangkat.
Reaktor Biogas Sederhana
Salah satu batasan (constraint) utama dalam mendesain biogas untuk masyarakat di pedesaan adalah masalah biaya instalasi, kemudahan pengoperasian serta perawatan. Reaktor biogas jenis fixed dome yang dibuat dari bahan tembok dan beton umumnya memerlukan biaya yang tidak murah.
Oleh karena itu, beberapa aplikasi reaktor biogas di negara ketiga menggunakan bahan yang lebih murah dan mudah didapat, seperti kantung (tubular) polyethylene (Aguilar dkk, 2001), (Rodriguez dkk), (Moog dkk, 1997), (An dkk), atau material plastik lainnya, seperti Silpaulin (BSP, 2003).
Reaktor biogas dari kantung polyethylene ini pada dasarnya tergolong reaktor jenis fixed dome. Reaktor dengan volume slurry 4 m3 akan memerlukan kantung polyethylene berdiameter 80 cm dengan panjang 10 m (80% dari kantung akan berisi slurry) (Rodriguez dkk). Kantung polyethylene diposisikan horizontal (sekitar 90% badan reaktor berada di bawah permukaan tanah).
Gambar 4. Skema reaktor biogas kantung polyethylene
Fiber. Model digester fiber adalah menggunakan fiber atau tangki air sebagai digester. Kelebihan digester fiber yaitu harganya murah, daya tahan seumur hidup, tidak mudah rusak dan kebutuhan kotoran ternak tidak terlalu banyak sehingga dapat diaplikasikan pada peternak sekala rumah tangga. Kelemahannya yaitu kapasitasnya relatif kecil (1-2 m3), namun biogas yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan memasak sehari-hari.
Gambar 5. Reaktor Biogas dari Fiber
Penampung gas
Penampung gas adalah wadah yang berguna untuk menampung gas yang dihasilkan dari digester sebelum gas tersebut dipergunakan. Penampung gas dapat dibuat dari berbagai bahan yang memiliki sifat elastis seperti plastik dan karet (ban dalam). Volume penampung gas tergantung pada digester yang digunakan, semakin besar digester yang digunakan maka penampung gasnya pun juga harus semakin besar agar biogas yang dihasilkan tidak banyak terbuang.
Gambar 6. Penampungan gas dari plastikKompor
Untuk bahan bakar biogas tidak diperlukan kompor khusus, sebab biogas memiliki sifat mudah terbakar. Kompor untuk biogas dapat menggunakan kompor biogas yang telah banyak dijual atau dengan menggunakan kompor gas yang telah dimodifikasi. Selain untuk kompor, biogas juga dapat digunakan untuk menyalakan lampu petromax dan generator listrik. Untuk generator listrik, saat ini telah banyak jenis dan model generator yang menggunakan bahan bakar biogas.
Gambar 7. Kompor untuk biogas
Prosedur Penggunaan
Prosedur penggunaan biogas sangatlah sederhana, setelah instalasi biogas selesai dikerjakan dapat langsung dilakukan pengisian keteoran ternak yang dicampur air dengan perbandingan 1 : 1. pengisian dilakukan secara bertahap setiap hari, agar biogas yang dihasilkan dapat berlangsung secara berkesinambungan. Biasanya 14-21 hari setelah pengisian pertama biogas sudah dapat dipergunakan. Selanjutnya tinggal dilakukan pengisian digester setiap hari, jumlah kotoran ternak yang diisikan tergantung dari kapasitas digester yang digunakan. Untuk menyalakan kompor biogas cukup dengan membuka kran yang ada, kemudian dipicu dengan korek api, maka biogas siap digunakan untuk memasak. Sedangkan untuk mematikannya cukup dengan menutup kran gas yang ada.
Azas Manfaat Biogas
Penggunaan biogas untuk memasak tidaklah berbahaya, sebab kuman-kuman dan bakteri yang ada dalam kotoran ternak tidak ikut ke dalam saluran gas, sehingga tidak ada kuman dan bakteri yang sampai ke dapur. Justru proses fermentasi yang terjadi didalam digester dapat mematikan bakteri yang bersifat patogen.
Dari sisi keamanan, penggunaan biogas merupakan bahan bakar yang paling aman dibanding bahan bakar lainnya. Hal itu karena biogas memiliki tekanan 1 atm atau setara dengan tekanan udara dalam ruangan, sehingga meskipun terjadi kebocoran gas tidak akan menimbulkan ledakan seperti pada LPG. Selain itu pada instalasi biogas juga dilengkapi katup pengaman, katup ini berfungsi mengikat uap air dari digester yang masuk ke lasuran gas. Fungsi lain dari katup pengaman adalah menjaga keseimbangan tekanan dalam saluran biogas, pada saat pemapung gas sudah penuh, sementara pada digester terus menghasilkan gas, maka gas yang dihasilkan akan dikeluarkan sehingga tidak akan terjadi letusan pada instalasi biogas.
Penggunaan kotoran ternak sebagai bahan biogas memiliki manfaat yang sangat luas. Selain yang telah diuraikan di atas, bahwa biogas merupakan energi alternatif yang dapat diperbaharui yang dapat mensubtitusi BBM, biogas juga dapat menjadi faktor pendorong pengembangan usaha peternakan. Dengan adanya pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas maka akan terjadi peningkatan hasil usaha dari kegiatan peternakan. Hal itu dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha peternakannya.
Pemanfaatan biogas juga memiliki manfaat yang sangat besar terhadap pelestarian lingkungan. Seperti yang diuraikan di atas, bahwa kotoran ternak merupakan sumber pemcemar yang sanngat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Dengan memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas maka sumber emisi udara yaitu gas metan (CH4) akan dibakar menjadi air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Selain itu, karena semua ternak dikandangkan untuk diambil kotorannya, maka tidak ada lagi kotoran ternak yang berceceran dijalan-jalan dan tempat lainnya. Limbah cair ternak pun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair, karena sudah tidak berbau lagi.
Selain itu, pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas juga akan mendorong masyarakat untuk mengandangkan ternaknya dengan baik. Jika ternak yang ada telah dikandangkan dengan baik, maka kegiatan pengawasan kesehatan ternak dan pengamatan berahi akan lebih mudah. Hal ini dapat mendukun pelaksanaan IB mandiri yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas ternak sehingga usaha peternakan akan jauh lebih menguntungkan. Jadi secara tidak langsung pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas turut mendukung program pemerintah untuk swasembada daging tahun 2010.
2. Pengolahan kompos
Pengolahan kompos selama ini yang sudah dilakukan di kolompok tani Tibona masih dilakukan sangat sederhana sehingga kualitas yang dihasilkan juga masih rendah dan gudang pengolahan masih skala kecil sehingga feses yang dihasilkan oleh peternak belum sepenuhnya diolah menjadi pupuk kompos.
Pengolahan pupuk kompos yang diharapkan adalah pengolahan kompos dengan kapasitas 100 ton satukali pengolahan, dan diharapkan feses yang diolah adalah limbah dari proses biogas karena kualitas pupuknya akan lebih baik. Hal ini disebabkan limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan biogas memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi sehingga kualitas komposnya lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kandungan N, P dan K pada limbah padat biogas lebih tinggi dibanding pada kotoran ternak yang masih segar. Selain itu, limbah cair biogas merupakan pupuk organik yang sangat baik untuk tanaman.
Tabel 2. Perbandingan Kandungan Hara Kompos Limbah Biogas dan Kotoran Sapi Segar.
No. NUTRIEN KOTORAN SAPI SEGAR LIMBAH BIOGAS
1. Nitrogen 2,0 2,6
2. Fosfor 0,6 1,4
3. Kalium 1,0 1,7
Pemanfaatan feses ternak menjadi pupuk kompos setelah diolah terlebih dahulu diolah menjadi biogas selain meningkatkan mutu pupuk yang dihasilkan akan memberikan penghematan/efesiensi tenaga kerja maupun dari segi waktu dan prosesnyapun akan menjadi lebih mudah. Proses pengolahan kompos yang dilakukan kolompok tani Tibona dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Proses Pengolahan Pupuk Kompos
D. Profil Kelompok
kelompok tani-ternak Tibona Dusun Ulu Galung Desa Tibona Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Kelompok tani ternak ini telah lama bergelut dalam bidang peternakan yaitu peternakan sapi Bali yang dikelola secara tradisional dan merupakan usaha sampingan dengan kepemilikan ternak yang masih kecil (1 – 5 ekor) walaupu ada peternak yang sudah mengkandangkan ternaknya hanya sebagian kecil dan belum melakukan memanfaatkan teknologi pakan. Jumlah petani/peternak yang tergabung dalam kelompok ini sebanyak 100 orang dengan jumlah kepemilikikan lahan rata-rata (0,5 – 4 Ha) dengan jenis lahan perkebunan dan lahan sawah.
Perkebunan yang diusahakan pada umumnya tanaman tahunan seperti cengkeh, kopi, rambutan dan lainnya. Lahan swah yang diusahakan pada umumnya ditanami padi pada musim hujan dan musim gaduh dan setelah itu barulah ditanami dengan palawija atau jagung. Pada umumnya masih menggunakan pupuk an-organik dan hanya sebagian kecil yang menggunakan pupuk organic.
Pada umumnya petani/peternak rata-rata memiliki pengalaman bertani 5 tahun keatas ini merupakan suatu pengalaman yang sudah turun temurun dari orang tuanya dan metode berusahatani yang dilakukan belum jauh beda dengan system pertanian yang dilakukan oleh pendahulunya.
Penggunaan biogas didalam kelompok ini mulai berkembang tahun 2007, namun yang dimiliki masih skala kecil dengan kapasitas 1 M3 sehingga produksi gas yang dihasilkan belum mampu memenuhi kebutuhan gas dalam satu rumah tangga, uintuk itu kami menharapkan pengembangan biogas kearah yang lebih besar dengan membuat instalasi minimal 5 M3 agar satu instalasi biogas dapat dimanfaatkan untuk 2 rumahtangga.
Pengolahan kompos sudah dilakukan namun masih dalam skala kecil dan mekanisme yang selama ini dilakukan masih tradisional, untuk keberlanjutan pengolahan pupuk kompos dilakukan pengumpulan peses ternak sapi dari tiap-tiap kandangan anggota setip hari, namun kapasitas gudang pengolahan kompos belum yang dimiliki kelompok masih kecil, dan proses pengolahannya masih manual. Kedepan diharapkan adanya penambahan kapasitas gudang pengolahan dan mesin pengolahan kompos.
E. Anggaran Biaya
No. URAIAN SATUAN BIAYA SATUAN (Rp) JUMLAH BIAYA (Rp)
I. PERALATAN & SARANA PENDUKUNG BIOGAS
1. Peralatan Biogas 5 unit (5 M3) 18.000.000 90.000.000
2. Biaya pemasangan 5 unit (5 M3) 2.000.000 10.000.000
3. Peralatan Pendukung 5 unit (5 M3) 500.000 2.500.000
Sub total 102.500.000
II. PERALATAN & SARANA PENDUKUNG PEMBUATAN PUPUK KOMPOS
1. Gudang Pengolahan Kompos 1 Unit (96 M2) 25.000.000 25.000. 000
2. Mesin Pengayak Kompos 1 Unit (12 PK) 20.000.000 20.000.000
Sub total 45.000.000
III. PELATIHAN
1. Pelatihan Biogas 1 Paket 15.000.000 15.000.000
2. Pelatihan Pembuatan Kompos 1 Paket 15.000.000 15.000.000
Sub total 30.000.000
Jumlah
Seratus Tuju Puluh Tuju juta Lima Ratus Ribu Rupiah 177.500.000,-
LUMPUR TINJA JADI DUIT
Mengolah Limbah Kotoran Manusia
Bagi kebanyakan orang, tinja adalah barang menjijikkan. Tersentuh di kaki sedikit saja akan buru-buru dibersihkan. Tak cukup dengan air, perlu bilasan sabun untuk menghilangkan bau dan membuat kaki menjadi nyaman.
Tapi buat Sunarno (45), kotoran manusia itu merupakan sumber penghidupan. Sebagai pegawai Dinas Kebersihan Kota, dia ditugaskan di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Tambakrejo, Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk, Semarang.
Tiap hari lelaki berkulit legam itu bersikutat dengan tinja. Tak hanya satu atau dua tangki, tapi sampai ratusan meter kubik. Maklum, IPLT Tambakrejo adalah pusat pembuangan tinja warga Kota Semarang. ''Mau bagaimana lagi, orang pekerjaannya begini. Menghadapi tinja satu kolam besar yang baunya seperti ini, sekarang sudah biasa,'' kata Sunarno.
Bertugas mengelola tinja sudah dilakoni suami Ambar Tri Astuti (43) itu sejak IPLT Tambakrejo berdiri pada 1996. Selain mengontrol pengolahan lumpur tinja, dia juga bertugas menarik retribusi kepada awak truk tangki yang membuang tinja di tempat itu.
Lantaran sudah terbiasa, Sunarno enak saja makan, minum, atau tidur di dekat kolam penampungan tinja. Dalam beraktivitas, dia juga tak mengenakan peranti pelindung seperti masker atau kaos tangan.
Ya, tinja sebagai sumber penghidupan Sunarno dapat diterjemahkan secara wantah. Selain dari tugasnya, dia beroleh gaji, lumpur tinja juga memberinya penghasilan tambahan. Dengan pengolahan sederhana, lumpur yang telah kering dia jual sebagai pupuk penyubur tanaman. ''Pembuatannya sederhana, lumpur tinja yang kering diayak, lalu dikemas di dalam karung. Pekerjaan sampingan ini saya lakukan bersama rekan saya Sutakat,'' ujar dia.
Pupuk tinja itu selanjutnya di pasarkan kepada pedagang tanaman hias di Pasar Kembang, Jalan Dr Soetomo. Satu karung pupuk dihargai Rp 2.000. Permintaan pupuk tinja lumayan besar, terbukti dalam sebulan Sunarno dan Sutakat mampu menjual rata-rata 80 karung.
Setelah dikurangi ongkos produksi, seperti solar untuk angkutan, dan membeli karung, hasilnya dibagi dua. Jika dihitung, penghasilan tambahan dari pembuatan pupuk tinja yang diterima kurang lebih Rp 300.000.
''Lumayan, bisa buat tambah-tambah mencukupi kebutuhan. Maklum anak saya empat orang. Tiga di antaranya masih sekolah,'' ujar lelaki yang tinggal di Perum Bukit Manyaran Permai itu.
Pekerjaan sampingan itu dilakukan atas sepengetahuan atasan. Mereka tak melarang, sejauh aktivitas IPLT Tambakrejo tetap berjalan. Terlebih pengolahan lumpur tinja menjadi pupuk merupakan solusi atas kerusakan mesin pengolah yang terjadi sejak tahun 2000.
Akibat mesin rusak, pengolahan lumpur limbah tidak berjalan optimal. Kolam besar berukuran 1.000 m2 yang semestinya untuk menampung sisa cairan, justru penuh lumpur. Nah, oleh Sunarno dan Sutakat, endapan lumpur itu dikeruk untuk dimanfaatkan sebagai pupuk.
Oleh pedagang di Pasar Kembang, pupuk tinja made in Tambakrejo itu dikemas ulang dalam wadah plastik ukuran kiloan. Namun sebelumnya dicampur dengan bubuk jerami. Beberapa tahun lalu, Sunarno dan Sutakat pernah memasarkan pupuk tinjanya sampai ke Bandungan dan Wonosobo. Tapi karena persoalan teknis, ekspansi pemasaran itu dihentikan.
Menurut Sunarno, dibanding kotoran binatang, pupuk tinja relatif diminati. Pasalnya, pupuk berbahan dasar kotoran manusia itu tidak menimbulkan hawa panas terhadap tanaman. ''Hasil pengamatan saya, pupuk hewan bisa menimbulkan layu tanaman. Tapi pupuk tinja tidak, karena lebih adhem.''
PENGOLAHAN SEDERHANA TINJA
Siapa yang suka dengan kotoran (tinja) kita sendiri, terlihat menjijikan dan jorok. Dunia teknologi tidak memandang seperti itu, bahkan terdapat potensi luar biasa pada hasil produksi manusia ini. Kita mengetahui bahwa isu kekurangan bahan bakar minyak pada masa depan akan terjadi, sehingga negara-negara maju sudah mulai melakukan penelitian untuk menggantikan masalah kekurangan BBM pada masa depan, salah satunya adalah produksi energi alternatif berbahan dasar kotoran manusia, yang sering disebut biofuel / bio-oil. Dan ini adalah bisnis yang sangat besar dimasa mendatang, bahkan salah satu kota di Amerika sudah melakukan tender bagi para perusahaan swasta, untuk mempunyai hak bagi pengolahan dari faces / kotoran manusia satu kota.
Adalah kota San Antonio , Amerika Serikat yang memulai proyek berskala kota tersebut. Skala produksi kotoran manusia yang disebut bio-solid berkisar 140.000 ton per tahun, akan menghasilkan sekitar 1,5 juta kaki kubik (sekitar 42.475,2699 meter kubik) gas setiap harinya. Gas methane yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber energi tungku untuk memasak, bahan bakar penggerak pembangkit listri dan sebagai pengganti bahan bakar kendaraan dimasa mendatang. Pihak swasta dan Pemerintah akan bekerjasama dalam proyek untuk bisa menjernihan gas, mengurangi kandungan air, menghilangkan kandungan kandungan gas karbondioksida, sehingga gas tersebut pada masa mendatang akan bisa dijual pada pasar terbuka.
Dari 90 % limbah kota akan didaur ulang, kandungan air digunakan sebagai irigasi, kandungan solid (ampas dari kotoran) digunakan sebagai pupuk kompos disamping gas methane yang akan dimurnikan sebagai komoditi utamanya.
Bagaimana dengan negara kita ? Kampung Jetis Pasiraman, Gondokusuman, Yogyakarta, sudah melakukan hal serupa walaupun masih bersekala kampung bukan kota. Ide pemanfaatan feces jadi sumber energi , gas methane, dari hal yang sederhana, yaitu keinginan warga setempat untuk membuat pembuangan limbah rumah yang sehat, yang dahulu langsung dialirkan langsung ke sungai code sehinga menyebarkan bau yang tidak sedap dan mencemari lingkungan. Sekarang disamping membuat kampung menjadi bersih dan sehat, 52 kepala keluarga atau sekitar 250 orang sudah memakai biogas tersebut, mengurangi belaja pembelian gas elpiji atau minyak tanah.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Rukun Warga 08 Kelurahan Petojo Utara, Jakarta Pusat, Pondok Pesantren Darul Quran dan beberapa daerah lain yang sudah melirik pemakaian limbah manusia ini menjadi bermanfaat.
Jadi tidaklah heran di masa depan kotoran kita pun akan diperebutkan, disamping lahan-lahan pertanian yang digunakan untuk menghasilkan produk tanaman penghasil bio-fuel. Indonesia , negara yang berpenduduk besar, dan memiliki kondisi tanah yang subur , seharusnya harus mulai menjaga diri, dimasa depan negara kita bisa menjadi penghasil gas methane terbesar dunia kalau mau … (semoga mimpi jadi kenyataan). Para entrepreneur mari peluang yang besar ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
Pembangunan peternakan ke depan diarahkan kepada usaha peternakan yang berorientasi agribisnis dan agroindustri serta mampu menunjang program ketahanan pangan.Permasalahan yang ada sampai saat ini adalah bagaimana meningkatkan penyediaan pangan pokok termasuk daging. Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai sangat strategis. Untuk memenuhi kebutuhan daging di Indonesia terutama berasal dari: (i) unggas (boiler, petelur jantan, ayam kampung dan itik), (ii) sapi (sapi potong, sapi perah dan kerbau), (iii) babi, serta (iv) kambing dan domba (kado). Dari keempat jenis daging tersebut, hanya konsumsi daging sapi Permintaan terhadap pangan hewani
Keadaan sekarang pertumbuhan ternak negatif, sedangkan pertumbuhan penduduk 1,6% per tahun. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar itu, dalam waktu 40 tahun, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta dan konsumsi per kapita 2 kali sekarang ini dan tanpa upaya-upaya yang terencana dengan baik, sapi kita akan habis atau da ging impor mendominasi kebutuhan daging kita. Sebelum resesi, secara nasional jumlah ternak sapi sekitar 11 juta, dan selama krisis ekonomi dimana nilai dolar meningkat tajan, impor sapi potong dan daging sapi berkurang, sehingga kita terpaksa memotong sapi yang ada, menyebabkan jumlahnya menurun menjadi 9 juta ekor (1994-2002 mengalami penurunan sebesar 3,1 persen per tahun).
Pengembangan pertanian di Indonesia terutama tanaman pangan untuk tahun 2008 surplus beras, dan semakin akan ditingkatkan pada tahun 2009. Keadaan ini juga terjadi di propinsi Sulawesi Selatan yang tiap tahunnya surplus beras, hal ini dicapai dengan perkembangan teknologi pertanian. Pertanian seperti ini sudah berlangsung sejak lama dan akan mengancam sistem pertanian kita dalam jangka panjang walaupun saat ini mulai terasa. Kondisi yang paling dirasakan petani adalah menurunnya tingkat kesuburan tanah dengan penggunaan pupuk an-organik secara besar-besaran sehingga setiap tahunnya penggunaan pupuk an-organik semakin meningkat untuk mencapai hasil sama dengan tahun sebelumnya. Apabila kondisi ini dibiarkan berlangsung terus menerus maka tanah akan semakin rusak dan akan menurun produktivitasnya walupun penggunaan pupuk an-organik.
Sistem pertanian yang dapat menyele saikan kondisi tersebut adalah sistem pertanian yang diintegrasikan dengan ternak sapi dimana ternak sapi inilah yang akan mendukung pengadaan pupuk bagi pertanian, sekaligus dapat menghasilkan bahan bakar yang terbaharukan untuk kebutuhan rumah tangga.
Limbah ternak tersebut merupakan sumber pencemar lingkungan yang sangat serius jika tidak ditangani dengan baik. Menurut Crutzen (1986), kontribusi emisi metan (CH4) dari peternakan mencapai 20- 35% dari total emisi yang dilepaskan ke atmosfir. Gas metan tersebut terbentuk melalui proses fermentasi kotoran ternak (feses dan urine) oleh mikroba secara anaerob. Selain menyebabkan kerusakan ozon, gas metan juga menjadi sumber bau yang dapat mengganggu masyarakat di sekitar kandang, bahkan jika menghirup gas metan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian.
Limbah cair ternak dapat menyebabkan pencemaran lingkungan perairan. Penelitian Wibowomoekti (1997) dari limbah cair RPH cakung, Jakarta yang dialirkan ke sungai Buaran mengakibatkan kualitas air menurun, yang disebabkan oleh kandungan sulfida dan amoniak bebas di atas kadar maksimum kriteria kualitas air. Selain itu, limbah cair merupakan media pertumbuhan yang baik untuk berbagai bibit penyakit seperti cacing dan mikroba patogen lainnya.
Bahkan ternak yang tidak dikandangkan dapat menimbulkan masalah yang lebih kompleks. Selain kotorannya yang berceceran dimana-mana, ternak tersebut juga dapat mengganggu tanaman pertanian masyarakat sekitar, misalnya dengan memakan bagian tanaman atau bahkan seluruh bagian tanaman pertanian. Jika hal ini terjadi, biasanya akan menjadi sumber konflik antara pemilik lahan dengan pemilik ternak. Ternak yang tidak dikandangkan juga lebih rawan terhadap kasus pencurian yang belakangan masih marak terjadi di Sulawesi Selatan.
Kotoran ternak yang merupakan limbah sebenarnya memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pendapatan tambahan bagi peternak. Caranya adalah dengan memanfaatkan kot oran ternak tersebut menjadi kompos dan biogas. Pemanfaatan kotortan ternak sebagai biogas terbukti dapat mensubtitusi penggunaan bahan bakar minyak untuk keperluan memasak setiap hari.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai bio gas memiliki dampak yang sangat luas. Antara lain bagi peternak, sebagai sumber penghasilan baru. Meskipun biogas yang dihasilkan belum dapat dijual, tetapi biogas tersebut dapat menggantikan penggunaan minyak tanah atau LP G yang belakangan ini menjadi barang langka dan harganya pun mahal. Sedangkan bagi pemerintah, dengan berkurangnya penggunaan BBM berarti pemerintah pemerintah juga dapat mengurangi APBN untuk mensubsidi BBM.
Limbah biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang sangat potensial bahkan limbah biogas lebih bagus kulitasnya dibandingkan dengan pupuk organik yang diolah langsung dari feses ternak tampa melalui proses pengolahan biogas. Limbah biogas bukan hanya limbah padat saja namun menghasilkan limbah cair yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk cair. Pengolahan kompos yang didahului dengan pengolahan biogas dapat mempermudah pengolahan dapat pula menghasilkan pendapatan lain perupa gasbio untuk bahan bakar untuk rumah tangga dan kualitas pupuk yang dihasilkan lebih baik.
Model pengelolaan pertanian seperti inilah yang sedang dikembangkan di Kelompok Tani Tibona Desa Tibona Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah:
1. Termanfatkannya feces ternak menjadi sumber energy alternative dan pupuk kompos
2. Menghasilkan pupuk organic yang berkua litas dan memiliki nilai ekonomis tinggi
3. Mengoptimalkan hasil-hasil penelitian dan pengkajian teknologi biogas yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian.
4. Solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat lonjakan harga BBM di tanah air.
5. Sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak tanah. Selain murah, sumbernya terbarukan.
6. Menghindari ancaman kelestarian alam di sekitar kawasan hutan akibat pemanfaatan kayu bakar sebagai sumber energi masyarakat pedesaan.
7. Meningkatkan mutu dan produktivitas ternak ruminasia/ternak potong.
8. Menunjang kegiatan tipologi usaha tradisional kepada usaha yang mengarah ke agribisnis.
Manfaat yang diharapkan dari program ini adalah:
1. Terwujudnya Desa Tibona menjadi desa mandiri pangan dan energi
2. Menghemat biaya produksi pertanian karena sudah tersedia pupuk organik dari hasil limbah biogas dalam jumlah yang memadai dan kualitas pupuk yang lebih baik.
3. Memperbaiki kualitas tanah dengan penggunaan pupuk organic secara berkesinambungan
4. Memberikan kontribusi positif bagi lingkungan, berupa pengurangan polusi gas methana, bau tidak sedap dan potensi penyakit.
5. Kondisi kandang menjadi bersih dan kesehatan ternak menjadi lebih baik, pada akhirnya membawa keuntungan dengan penjualan ternak yang lebih cepat dan berharga lebih tinggi.
6. Meningkatkan penghasilan bagi peternak karena adanya pendapatan tambahan dari proses pengolahan fecces sapi.
C. Uraian Teknis
Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh Kelomp ok Tani Tibona mengacu pada system pertanian ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya dengan harapan abahwa kedepan akan mengurangi ketergantungan dari luar. Rangkaian usahatani yang dilakukan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
(daging, telur dan susu serta produk olahannya) sangat besar dan diproyeksikan akan meningkat secara seirama dengan pertambahan jumlah penduduk, perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, kesa daran gizi, urbanisasi, perubahan gaya hidup dan arus globalisasi. Kecepatan laju permintaan daging tersebut belum dapat direspon oleh produksi domestik. Kondisi tersebut diatas merupakan peluang untuk mengembangkan usaha dan industri sapi berbasis sumber daya lokal, dengan memanfaatkan inovasi tepat guna, serta ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat. Keadaan sekarang pertumbuhan ternak negatif, sedangkan pertumbuhan penduduk 1,6% per tahun. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar itu, dalam waktu 40 tahun, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta dan konsumsi per kapita 2 kali sekarang ini dan tanpa upaya-upaya yang terencana dengan baik, sapi kita akan habis atau da ging impor mendominasi kebutuhan daging kita. Sebelum resesi, secara nasional jumlah ternak sapi sekitar 11 juta, dan selama krisis ekonomi dimana nilai dolar meningkat tajan, impor sapi potong dan daging sapi berkurang, sehingga kita terpaksa memotong sapi yang ada, menyebabkan jumlahnya menurun menjadi 9 juta ekor (1994-2002 mengalami penurunan sebesar 3,1 persen per tahun).
Pengembangan pertanian di Indonesia terutama tanaman pangan untuk tahun 2008 surplus beras, dan semakin akan ditingkatkan pada tahun 2009. Keadaan ini juga terjadi di propinsi Sulawesi Selatan yang tiap tahunnya surplus beras, hal ini dicapai dengan perkembangan teknologi pertanian. Pertanian seperti ini sudah berlangsung sejak lama dan akan mengancam sistem pertanian kita dalam jangka panjang walaupun saat ini mulai terasa. Kondisi yang paling dirasakan petani adalah menurunnya tingkat kesuburan tanah dengan penggunaan pupuk an-organik secara besar-besaran sehingga setiap tahunnya penggunaan pupuk an-organik semakin meningkat untuk mencapai hasil sama dengan tahun sebelumnya. Apabila kondisi ini dibiarkan berlangsung terus menerus maka tanah akan semakin rusak dan akan menurun produktivitasnya walupun penggunaan pupuk an-organik.
Sistem pertanian yang dapat menyele saikan kondisi tersebut adalah sistem pertanian yang diintegrasikan dengan ternak sapi dimana ternak sapi inilah yang akan mendukung pengadaan pupuk bagi pertanian, sekaligus dapat menghasilkan bahan bakar yang terbaharukan untuk kebutuhan rumah tangga.
Limbah ternak tersebut merupakan sumber pencemar lingkungan yang sangat serius jika tidak ditangani dengan baik. Menurut Crutzen (1986), kontribusi emisi metan (CH4) dari peternakan mencapai 20- 35% dari total emisi yang dilepaskan ke atmosfir. Gas metan tersebut terbentuk melalui proses fermentasi kotoran ternak (feses dan urine) oleh mikroba secara anaerob. Selain menyebabkan kerusakan ozon, gas metan juga menjadi sumber bau yang dapat mengganggu masyarakat di sekitar kandang, bahkan jika menghirup gas metan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian.
Limbah cair ternak dapat menyebabkan pencemaran lingkungan perairan. Penelitian Wibowomoekti (1997) dari limbah cair RPH cakung, Jakarta yang dialirkan ke sungai Buaran mengakibatkan kualitas air menurun, yang disebabkan oleh kandungan sulfida dan amoniak bebas di atas kadar maksimum kriteria kualitas air. Selain itu, limbah cair merupakan media pertumbuhan yang baik untuk berbagai bibit penyakit seperti cacing dan mikroba patogen lainnya.
Bahkan ternak yang tidak dikandangkan dapat menimbulkan masalah yang lebih kompleks. Selain kotorannya yang berceceran dimana-mana, ternak tersebut juga dapat mengganggu tanaman pertanian masyarakat sekitar, misalnya dengan memakan bagian tanaman atau bahkan seluruh bagian tanaman pertanian. Jika hal ini terjadi, biasanya akan menjadi sumber konflik antara pemilik lahan dengan pemilik ternak. Ternak yang tidak dikandangkan juga lebih rawan terhadap kasus pencurian yang belakangan masih marak terjadi di Sulawesi Selatan.
Kotoran ternak yang merupakan limbah sebenarnya memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pendapatan tambahan bagi peternak. Caranya adalah dengan memanfaatkan kot oran ternak tersebut menjadi kompos dan biogas. Pemanfaatan kotortan ternak sebagai biogas terbukti dapat mensubtitusi penggunaan bahan bakar minyak untuk keperluan memasak setiap hari.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai bio gas memiliki dampak yang sangat luas. Antara lain bagi peternak, sebagai sumber penghasilan baru. Meskipun biogas yang dihasilkan belum dapat dijual, tetapi biogas tersebut dapat menggantikan penggunaan minyak tanah atau LP G yang belakangan ini menjadi barang langka dan harganya pun mahal. Sedangkan bagi pemerintah, dengan berkurangnya penggunaan BBM berarti pemerintah pemerintah juga dapat mengurangi APBN untuk mensubsidi BBM.
Limbah biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang sangat potensial bahkan limbah biogas lebih bagus kulitasnya dibandingkan dengan pupuk organik yang diolah langsung dari feses ternak tampa melalui proses pengolahan biogas. Limbah biogas bukan hanya limbah padat saja namun menghasilkan limbah cair yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk cair. Pengolahan kompos yang didahului dengan pengolahan biogas dapat mempermudah pengolahan dapat pula menghasilkan pendapatan lain perupa gasbio untuk bahan bakar untuk rumah tangga dan kualitas pupuk yang dihasilkan lebih baik.
Model pengelolaan pertanian seperti inilah yang sedang dikembangkan di Kelompok Tani Tibona Desa Tibona Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah:
1. Termanfatkannya feces ternak menjadi sumber energy alternative dan pupuk kompos
2. Menghasilkan pupuk organic yang berkua litas dan memiliki nilai ekonomis tinggi
3. Mengoptimalkan hasil-hasil penelitian dan pengkajian teknologi biogas yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian.
4. Solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat lonjakan harga BBM di tanah air.
5. Sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak tanah. Selain murah, sumbernya terbarukan.
6. Menghindari ancaman kelestarian alam di sekitar kawasan hutan akibat pemanfaatan kayu bakar sebagai sumber energi masyarakat pedesaan.
7. Meningkatkan mutu dan produktivitas ternak ruminasia/ternak potong.
8. Menunjang kegiatan tipologi usaha tradisional kepada usaha yang mengarah ke agribisnis.
Manfaat yang diharapkan dari program ini adalah:
1. Terwujudnya Desa Tibona menjadi desa mandiri pangan dan energi
2. Menghemat biaya produksi pertanian karena sudah tersedia pupuk organik dari hasil limbah biogas dalam jumlah yang memadai dan kualitas pupuk yang lebih baik.
3. Memperbaiki kualitas tanah dengan penggunaan pupuk organic secara berkesinambungan
4. Memberikan kontribusi positif bagi lingkungan, berupa pengurangan polusi gas methana, bau tidak sedap dan potensi penyakit.
5. Kondisi kandang menjadi bersih dan kesehatan ternak menjadi lebih baik, pada akhirnya membawa keuntungan dengan penjualan ternak yang lebih cepat dan berharga lebih tinggi.
6. Meningkatkan penghasilan bagi peternak karena adanya pendapatan tambahan dari proses pengolahan fecces sapi.
C. Uraian Teknis
Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh Kelomp ok Tani Tibona mengacu pada system pertanian ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya dengan harapan abahwa kedepan akan mengurangi ketergantungan dari luar. Rangkaian usahatani yang dilakukan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Rangkaian Kegiatan Usahatani Kelompok Tani Tibona
Rangkaian kegiatan usahatani yang dikembangkan di kelompok tani Tibona akan menitik beratkan pada pengolahan feses ternak yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk itu akan dikembangkan teknologi biogas dan teknologi pengolahan kompos yang berkualitas.
1. Teknologi Biogas
Teknologi biogas pada dasarnya memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana (CH4). Gas methana hasil pencernaan bakteri tersebut bisa mencapai 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor biogas, sedangkan sisanya didominasi CO2. Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (anaerob), sehingga proses ini juga disebut sebagai pencernaan anaerob (anaerob digestion).
Bakteri methanogen akan secara natural bera da dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga. Keberhasilan proses pencernaan bergantung pada kelangsungan hidup bakteri methanogen di dalam reaktor, sehi ngga beberapa kondisi yang mendukung berkembangbiaknya bakteri ini di dalam reaktor perlu diperhatikan.
Tahap lengkap pencernaan material organik adalah sebagai berikut :
1. Hidrolisis. Pada tahap ini, molekul organik yang komplek diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan asam lemak.
2. Asidogenesis. Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang menghasilkan amonia, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida.
3. Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk acidogenesis; menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan asetat.
4. Methanogenesis. Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya untuk menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari proses ini berupa karbon dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.
Di dalam reaktor biogas, terdapat dua jen is bakteri yang sangat berperan, yakni bakteri asam dan bakteri methan. Kedua jenis bakteri ini perlu eksis dalam jumlah yang berimbang. Kegagalan reaktor biogas bisa dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri methan terhadap bakteri asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat asam (pH kurang dari 7) yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri methan. Keasaman substrat/media biogas dianjurkan untuk berada pada rentang pH 6.5 s/d 8. Bakteri methan ini juga cukup sensitif dengan temperatur. Temperatur 35 oC diyakini sebagai temperatur optimum untuk perkembangbiakan bakteri methan.
Jenis Reaktor Biogas
Dilihat dari sisi konstruksinya, pada umumnya reaktor biogas bisa digolongkan dalam dua jenis, yakni fixed dome dan floating drum. Fixed dome mewakili konstruksi reaktor yang memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan di dalam reaktor. Sedangkan floating drum berarti ada bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor tersebut juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas di dalam reaktor biogas.
Bila dilihat dari aliran bahan baku (limbah), reaktor biogas juga bisa dibagi dua, yakni tipe batch (bak) dan continuous (mengalir).
Pada tipe bak, bahan baku reaktor ditempatkan di dalam wadah (ruang tertentu) dari awal hingga selesainya proses pencernaan. Ini hanya umum digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensi gas dari suatu jenis limbah organik. Sedangkan pada jenis mengalir, ada aliran bahan baku masuk dan residu keluar pada selang waktu tertentu. Lamanya (waktu) bahan baku berada di dalam reaktor biogas disebut sebagai waktu retensi hidrolik (hydraulic retention time/HTR).
Skema reaktor biogas jenis fixed dome dan floating drum dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Skema reaktor biogas untuk kotoran hewan jenis fixed dome
(kiri) dan floating drum (kanan)
Dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa kedua jenis konstruksi reaktor biogas tersebut tidak jauh berbeda, keduanya memiliki komponen tangki utama, saluran slurry masuk dan residu keluar, separator (optional), dan saluran gas keluar. Perbedaan yang ada antara keduanya adalah pada bagian pengumpul gasnya (gas collector).
Pada konstruksi fixed dome, gas yang terbentuk akan langsung disalurkan ke pengumpul gas di luar reaktor berupa kantung yang berbentuk balon (akan mengembang bila tekanannya naik).
Pada reaktor biogas jenis fixed dome, perlu diberikan katup pengaman untuk membatasi tekanan maksimal reaktor sesuai dengan kekuatan konstruksi reaktor dan tekanan hidrostatik slurry di dalam reaktor. Katup pengaman yang sederhana dapat dibuat dengan mencelupkan bagian pipa terbuka ke dalam air pada ketinggian tertentu seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3. Katup pengaman tekanan sederhana
Pada Gambar 3, ditunjukkan skema katup pengaman tekanan sederhana. Katup pengaman ini terutama penting untuk reaktor biogas jenis fixed dome. Prinsip kerja katup pengaman berikut konsekuensi yang perlu diperhatikan pada reaktor biogas akan dijelaskan pada bagian komponen reaktor. Sedangkan pada jenis floating drum, pengumpul gas berada dalam satu kesatuan dengan reaktor itu sendiri. Produksi gas akan ditandai dengan naiknya floating drum. Katup gas bisa dibuka untuk menyalurkan gas ke kompor bila floating drum sudah terangkat.
Reaktor Biogas Sederhana
Salah satu batasan (constraint) utama dalam mendesain biogas untuk masyarakat di pedesaan adalah masalah biaya instalasi, kemudahan pengoperasian serta perawatan. Reaktor biogas jenis fixed dome yang dibuat dari bahan tembok dan beton umumnya memerlukan biaya yang tidak murah.
Oleh karena itu, beberapa aplikasi reaktor biogas di negara ketiga menggunakan bahan yang lebih murah dan mudah didapat, seperti kantung (tubular) polyethylene (Aguilar dkk, 2001), (Rodriguez dkk), (Moog dkk, 1997), (An dkk), atau material plastik lainnya, seperti Silpaulin (BSP, 2003).
Reaktor biogas dari kantung polyethylene ini pada dasarnya tergolong reaktor jenis fixed dome. Reaktor dengan volume slurry 4 m3 akan memerlukan kantung polyethylene berdiameter 80 cm dengan panjang 10 m (80% dari kantung akan berisi slurry) (Rodriguez dkk). Kantung polyethylene diposisikan horizontal (sekitar 90% badan reaktor berada di bawah permukaan tanah).
Gambar 4. Skema reaktor biogas kantung polyethylene
Fiber. Model digester fiber adalah menggunakan fiber atau tangki air sebagai digester. Kelebihan digester fiber yaitu harganya murah, daya tahan seumur hidup, tidak mudah rusak dan kebutuhan kotoran ternak tidak terlalu banyak sehingga dapat diaplikasikan pada peternak sekala rumah tangga. Kelemahannya yaitu kapasitasnya relatif kecil (1-2 m3), namun biogas yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan memasak sehari-hari.
Gambar 5. Reaktor Biogas dari Fiber
Penampung gas
Penampung gas adalah wadah yang berguna untuk menampung gas yang dihasilkan dari digester sebelum gas tersebut dipergunakan. Penampung gas dapat dibuat dari berbagai bahan yang memiliki sifat elastis seperti plastik dan karet (ban dalam). Volume penampung gas tergantung pada digester yang digunakan, semakin besar digester yang digunakan maka penampung gasnya pun juga harus semakin besar agar biogas yang dihasilkan tidak banyak terbuang.
Gambar 6. Penampungan gas dari plastikKompor
Untuk bahan bakar biogas tidak diperlukan kompor khusus, sebab biogas memiliki sifat mudah terbakar. Kompor untuk biogas dapat menggunakan kompor biogas yang telah banyak dijual atau dengan menggunakan kompor gas yang telah dimodifikasi. Selain untuk kompor, biogas juga dapat digunakan untuk menyalakan lampu petromax dan generator listrik. Untuk generator listrik, saat ini telah banyak jenis dan model generator yang menggunakan bahan bakar biogas.
Gambar 7. Kompor untuk biogas
Prosedur Penggunaan
Prosedur penggunaan biogas sangatlah sederhana, setelah instalasi biogas selesai dikerjakan dapat langsung dilakukan pengisian keteoran ternak yang dicampur air dengan perbandingan 1 : 1. pengisian dilakukan secara bertahap setiap hari, agar biogas yang dihasilkan dapat berlangsung secara berkesinambungan. Biasanya 14-21 hari setelah pengisian pertama biogas sudah dapat dipergunakan. Selanjutnya tinggal dilakukan pengisian digester setiap hari, jumlah kotoran ternak yang diisikan tergantung dari kapasitas digester yang digunakan. Untuk menyalakan kompor biogas cukup dengan membuka kran yang ada, kemudian dipicu dengan korek api, maka biogas siap digunakan untuk memasak. Sedangkan untuk mematikannya cukup dengan menutup kran gas yang ada.
Azas Manfaat Biogas
Penggunaan biogas untuk memasak tidaklah berbahaya, sebab kuman-kuman dan bakteri yang ada dalam kotoran ternak tidak ikut ke dalam saluran gas, sehingga tidak ada kuman dan bakteri yang sampai ke dapur. Justru proses fermentasi yang terjadi didalam digester dapat mematikan bakteri yang bersifat patogen.
Dari sisi keamanan, penggunaan biogas merupakan bahan bakar yang paling aman dibanding bahan bakar lainnya. Hal itu karena biogas memiliki tekanan 1 atm atau setara dengan tekanan udara dalam ruangan, sehingga meskipun terjadi kebocoran gas tidak akan menimbulkan ledakan seperti pada LPG. Selain itu pada instalasi biogas juga dilengkapi katup pengaman, katup ini berfungsi mengikat uap air dari digester yang masuk ke lasuran gas. Fungsi lain dari katup pengaman adalah menjaga keseimbangan tekanan dalam saluran biogas, pada saat pemapung gas sudah penuh, sementara pada digester terus menghasilkan gas, maka gas yang dihasilkan akan dikeluarkan sehingga tidak akan terjadi letusan pada instalasi biogas.
Penggunaan kotoran ternak sebagai bahan biogas memiliki manfaat yang sangat luas. Selain yang telah diuraikan di atas, bahwa biogas merupakan energi alternatif yang dapat diperbaharui yang dapat mensubtitusi BBM, biogas juga dapat menjadi faktor pendorong pengembangan usaha peternakan. Dengan adanya pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas maka akan terjadi peningkatan hasil usaha dari kegiatan peternakan. Hal itu dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha peternakannya.
Pemanfaatan biogas juga memiliki manfaat yang sangat besar terhadap pelestarian lingkungan. Seperti yang diuraikan di atas, bahwa kotoran ternak merupakan sumber pemcemar yang sanngat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Dengan memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas maka sumber emisi udara yaitu gas metan (CH4) akan dibakar menjadi air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Selain itu, karena semua ternak dikandangkan untuk diambil kotorannya, maka tidak ada lagi kotoran ternak yang berceceran dijalan-jalan dan tempat lainnya. Limbah cair ternak pun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair, karena sudah tidak berbau lagi.
Selain itu, pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas juga akan mendorong masyarakat untuk mengandangkan ternaknya dengan baik. Jika ternak yang ada telah dikandangkan dengan baik, maka kegiatan pengawasan kesehatan ternak dan pengamatan berahi akan lebih mudah. Hal ini dapat mendukun pelaksanaan IB mandiri yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas ternak sehingga usaha peternakan akan jauh lebih menguntungkan. Jadi secara tidak langsung pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas turut mendukung program pemerintah untuk swasembada daging tahun 2010.
2. Pengolahan kompos
Pengolahan kompos selama ini yang sudah dilakukan di kolompok tani Tibona masih dilakukan sangat sederhana sehingga kualitas yang dihasilkan juga masih rendah dan gudang pengolahan masih skala kecil sehingga feses yang dihasilkan oleh peternak belum sepenuhnya diolah menjadi pupuk kompos.
Pengolahan pupuk kompos yang diharapkan adalah pengolahan kompos dengan kapasitas 100 ton satukali pengolahan, dan diharapkan feses yang diolah adalah limbah dari proses biogas karena kualitas pupuknya akan lebih baik. Hal ini disebabkan limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan biogas memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi sehingga kualitas komposnya lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kandungan N, P dan K pada limbah padat biogas lebih tinggi dibanding pada kotoran ternak yang masih segar. Selain itu, limbah cair biogas merupakan pupuk organik yang sangat baik untuk tanaman.
Tabel 2. Perbandingan Kandungan Hara Kompos Limbah Biogas dan Kotoran Sapi Segar.
No. NUTRIEN KOTORAN SAPI SEGAR LIMBAH BIOGAS
1. Nitrogen 2,0 2,6
2. Fosfor 0,6 1,4
3. Kalium 1,0 1,7
Pemanfaatan feses ternak menjadi pupuk kompos setelah diolah terlebih dahulu diolah menjadi biogas selain meningkatkan mutu pupuk yang dihasilkan akan memberikan penghematan/efesiensi tenaga kerja maupun dari segi waktu dan prosesnyapun akan menjadi lebih mudah. Proses pengolahan kompos yang dilakukan kolompok tani Tibona dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Proses Pengolahan Pupuk Kompos
D. Profil Kelompok
kelompok tani-ternak Tibona Dusun Ulu Galung Desa Tibona Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Kelompok tani ternak ini telah lama bergelut dalam bidang peternakan yaitu peternakan sapi Bali yang dikelola secara tradisional dan merupakan usaha sampingan dengan kepemilikan ternak yang masih kecil (1 – 5 ekor) walaupu ada peternak yang sudah mengkandangkan ternaknya hanya sebagian kecil dan belum melakukan memanfaatkan teknologi pakan. Jumlah petani/peternak yang tergabung dalam kelompok ini sebanyak 100 orang dengan jumlah kepemilikikan lahan rata-rata (0,5 – 4 Ha) dengan jenis lahan perkebunan dan lahan sawah.
Perkebunan yang diusahakan pada umumnya tanaman tahunan seperti cengkeh, kopi, rambutan dan lainnya. Lahan swah yang diusahakan pada umumnya ditanami padi pada musim hujan dan musim gaduh dan setelah itu barulah ditanami dengan palawija atau jagung. Pada umumnya masih menggunakan pupuk an-organik dan hanya sebagian kecil yang menggunakan pupuk organic.
Pada umumnya petani/peternak rata-rata memiliki pengalaman bertani 5 tahun keatas ini merupakan suatu pengalaman yang sudah turun temurun dari orang tuanya dan metode berusahatani yang dilakukan belum jauh beda dengan system pertanian yang dilakukan oleh pendahulunya.
Penggunaan biogas didalam kelompok ini mulai berkembang tahun 2007, namun yang dimiliki masih skala kecil dengan kapasitas 1 M3 sehingga produksi gas yang dihasilkan belum mampu memenuhi kebutuhan gas dalam satu rumah tangga, uintuk itu kami menharapkan pengembangan biogas kearah yang lebih besar dengan membuat instalasi minimal 5 M3 agar satu instalasi biogas dapat dimanfaatkan untuk 2 rumahtangga.
Pengolahan kompos sudah dilakukan namun masih dalam skala kecil dan mekanisme yang selama ini dilakukan masih tradisional, untuk keberlanjutan pengolahan pupuk kompos dilakukan pengumpulan peses ternak sapi dari tiap-tiap kandangan anggota setip hari, namun kapasitas gudang pengolahan kompos belum yang dimiliki kelompok masih kecil, dan proses pengolahannya masih manual. Kedepan diharapkan adanya penambahan kapasitas gudang pengolahan dan mesin pengolahan kompos.
E. Anggaran Biaya
No. URAIAN SATUAN BIAYA SATUAN (Rp) JUMLAH BIAYA (Rp)
I. PERALATAN & SARANA PENDUKUNG BIOGAS
1. Peralatan Biogas 5 unit (5 M3) 18.000.000 90.000.000
2. Biaya pemasangan 5 unit (5 M3) 2.000.000 10.000.000
3. Peralatan Pendukung 5 unit (5 M3) 500.000 2.500.000
Sub total 102.500.000
II. PERALATAN & SARANA PENDUKUNG PEMBUATAN PUPUK KOMPOS
1. Gudang Pengolahan Kompos 1 Unit (96 M2) 25.000.000 25.000. 000
2. Mesin Pengayak Kompos 1 Unit (12 PK) 20.000.000 20.000.000
Sub total 45.000.000
III. PELATIHAN
1. Pelatihan Biogas 1 Paket 15.000.000 15.000.000
2. Pelatihan Pembuatan Kompos 1 Paket 15.000.000 15.000.000
Sub total 30.000.000
Jumlah
Seratus Tuju Puluh Tuju juta Lima Ratus Ribu Rupiah 177.500.000,-
LUMPUR TINJA JADI DUIT
Mengolah Limbah Kotoran Manusia
Bagi kebanyakan orang, tinja adalah barang menjijikkan. Tersentuh di kaki sedikit saja akan buru-buru dibersihkan. Tak cukup dengan air, perlu bilasan sabun untuk menghilangkan bau dan membuat kaki menjadi nyaman.
Tapi buat Sunarno (45), kotoran manusia itu merupakan sumber penghidupan. Sebagai pegawai Dinas Kebersihan Kota, dia ditugaskan di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Tambakrejo, Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk, Semarang.
Tiap hari lelaki berkulit legam itu bersikutat dengan tinja. Tak hanya satu atau dua tangki, tapi sampai ratusan meter kubik. Maklum, IPLT Tambakrejo adalah pusat pembuangan tinja warga Kota Semarang. ''Mau bagaimana lagi, orang pekerjaannya begini. Menghadapi tinja satu kolam besar yang baunya seperti ini, sekarang sudah biasa,'' kata Sunarno.
Bertugas mengelola tinja sudah dilakoni suami Ambar Tri Astuti (43) itu sejak IPLT Tambakrejo berdiri pada 1996. Selain mengontrol pengolahan lumpur tinja, dia juga bertugas menarik retribusi kepada awak truk tangki yang membuang tinja di tempat itu.
Lantaran sudah terbiasa, Sunarno enak saja makan, minum, atau tidur di dekat kolam penampungan tinja. Dalam beraktivitas, dia juga tak mengenakan peranti pelindung seperti masker atau kaos tangan.
Ya, tinja sebagai sumber penghidupan Sunarno dapat diterjemahkan secara wantah. Selain dari tugasnya, dia beroleh gaji, lumpur tinja juga memberinya penghasilan tambahan. Dengan pengolahan sederhana, lumpur yang telah kering dia jual sebagai pupuk penyubur tanaman. ''Pembuatannya sederhana, lumpur tinja yang kering diayak, lalu dikemas di dalam karung. Pekerjaan sampingan ini saya lakukan bersama rekan saya Sutakat,'' ujar dia.
Pupuk tinja itu selanjutnya di pasarkan kepada pedagang tanaman hias di Pasar Kembang, Jalan Dr Soetomo. Satu karung pupuk dihargai Rp 2.000. Permintaan pupuk tinja lumayan besar, terbukti dalam sebulan Sunarno dan Sutakat mampu menjual rata-rata 80 karung.
Setelah dikurangi ongkos produksi, seperti solar untuk angkutan, dan membeli karung, hasilnya dibagi dua. Jika dihitung, penghasilan tambahan dari pembuatan pupuk tinja yang diterima kurang lebih Rp 300.000.
''Lumayan, bisa buat tambah-tambah mencukupi kebutuhan. Maklum anak saya empat orang. Tiga di antaranya masih sekolah,'' ujar lelaki yang tinggal di Perum Bukit Manyaran Permai itu.
Pekerjaan sampingan itu dilakukan atas sepengetahuan atasan. Mereka tak melarang, sejauh aktivitas IPLT Tambakrejo tetap berjalan. Terlebih pengolahan lumpur tinja menjadi pupuk merupakan solusi atas kerusakan mesin pengolah yang terjadi sejak tahun 2000.
Akibat mesin rusak, pengolahan lumpur limbah tidak berjalan optimal. Kolam besar berukuran 1.000 m2 yang semestinya untuk menampung sisa cairan, justru penuh lumpur. Nah, oleh Sunarno dan Sutakat, endapan lumpur itu dikeruk untuk dimanfaatkan sebagai pupuk.
Oleh pedagang di Pasar Kembang, pupuk tinja made in Tambakrejo itu dikemas ulang dalam wadah plastik ukuran kiloan. Namun sebelumnya dicampur dengan bubuk jerami. Beberapa tahun lalu, Sunarno dan Sutakat pernah memasarkan pupuk tinjanya sampai ke Bandungan dan Wonosobo. Tapi karena persoalan teknis, ekspansi pemasaran itu dihentikan.
Menurut Sunarno, dibanding kotoran binatang, pupuk tinja relatif diminati. Pasalnya, pupuk berbahan dasar kotoran manusia itu tidak menimbulkan hawa panas terhadap tanaman. ''Hasil pengamatan saya, pupuk hewan bisa menimbulkan layu tanaman. Tapi pupuk tinja tidak, karena lebih adhem.''
PENGOLAHAN SEDERHANA TINJA
Siapa yang suka dengan kotoran (tinja) kita sendiri, terlihat menjijikan dan jorok. Dunia teknologi tidak memandang seperti itu, bahkan terdapat potensi luar biasa pada hasil produksi manusia ini. Kita mengetahui bahwa isu kekurangan bahan bakar minyak pada masa depan akan terjadi, sehingga negara-negara maju sudah mulai melakukan penelitian untuk menggantikan masalah kekurangan BBM pada masa depan, salah satunya adalah produksi energi alternatif berbahan dasar kotoran manusia, yang sering disebut biofuel / bio-oil. Dan ini adalah bisnis yang sangat besar dimasa mendatang, bahkan salah satu kota di Amerika sudah melakukan tender bagi para perusahaan swasta, untuk mempunyai hak bagi pengolahan dari faces / kotoran manusia satu kota.
Adalah kota San Antonio , Amerika Serikat yang memulai proyek berskala kota tersebut. Skala produksi kotoran manusia yang disebut bio-solid berkisar 140.000 ton per tahun, akan menghasilkan sekitar 1,5 juta kaki kubik (sekitar 42.475,2699 meter kubik) gas setiap harinya. Gas methane yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber energi tungku untuk memasak, bahan bakar penggerak pembangkit listri dan sebagai pengganti bahan bakar kendaraan dimasa mendatang. Pihak swasta dan Pemerintah akan bekerjasama dalam proyek untuk bisa menjernihan gas, mengurangi kandungan air, menghilangkan kandungan kandungan gas karbondioksida, sehingga gas tersebut pada masa mendatang akan bisa dijual pada pasar terbuka.
Dari 90 % limbah kota akan didaur ulang, kandungan air digunakan sebagai irigasi, kandungan solid (ampas dari kotoran) digunakan sebagai pupuk kompos disamping gas methane yang akan dimurnikan sebagai komoditi utamanya.
Bagaimana dengan negara kita ? Kampung Jetis Pasiraman, Gondokusuman, Yogyakarta, sudah melakukan hal serupa walaupun masih bersekala kampung bukan kota. Ide pemanfaatan feces jadi sumber energi , gas methane, dari hal yang sederhana, yaitu keinginan warga setempat untuk membuat pembuangan limbah rumah yang sehat, yang dahulu langsung dialirkan langsung ke sungai code sehinga menyebarkan bau yang tidak sedap dan mencemari lingkungan. Sekarang disamping membuat kampung menjadi bersih dan sehat, 52 kepala keluarga atau sekitar 250 orang sudah memakai biogas tersebut, mengurangi belaja pembelian gas elpiji atau minyak tanah.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Rukun Warga 08 Kelurahan Petojo Utara, Jakarta Pusat, Pondok Pesantren Darul Quran dan beberapa daerah lain yang sudah melirik pemakaian limbah manusia ini menjadi bermanfaat.
Jadi tidaklah heran di masa depan kotoran kita pun akan diperebutkan, disamping lahan-lahan pertanian yang digunakan untuk menghasilkan produk tanaman penghasil bio-fuel. Indonesia , negara yang berpenduduk besar, dan memiliki kondisi tanah yang subur , seharusnya harus mulai menjaga diri, dimasa depan negara kita bisa menjadi penghasil gas methane terbesar dunia kalau mau … (semoga mimpi jadi kenyataan). Para entrepreneur mari peluang yang besar ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
Tiga Fraksi: Hentikan Pengiriman TKI ke Arab Saudi
RADAR JAMBI
Tiga fraksi di Komisi I DPR RI melalui anggotanya mendesak Pemerintah agar menghentikan pengiriman TKI ke Arab Saudi dan beberapa negara lainnya yang sering menjadikan warga Indonesia jadi korban penyiksaan serta penistaan. Permintaan ini dinyatakan kepada ANTARA di Jakarta, Rabu malam, masing-masing oleh Mahfudz Siddiq (Ketua Komisi/Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), Nurhayati Ali Assegaf (Fraksi Partai Demokrat) dan Paskalis Kossay (Fraksi Partai Golkar).
Mereka menyatakan pendapat fraksi masing-masing, terkait penyiksaan atas TKI bernama Sumiati (asal Dompu, NTB) oleh majikannya di Arab Saudi, sehingga mengakibatkan sekujur tubuh yang bersangkutan luka-luka, termasuk mulut bagian atasnya digunting. "Penarikan Dubes RI dari Arab Saudi sebagai sikap protes keras kita kepada mereka, mungkin tidak relevan. Yang harus dilakukan segera, ialah, hentikan saja pengiriman TKI ke Saudi," tandas Nurhayati Ali Assegaf.
Ia menambahkan, kejadian seperti yang dialami Sumiati tidak baru sekarang. "Juga tidak baru sekali. Tetapi, tetap saja itu berulang, bukan hanya di Saudi, tetapi juga di Hongkong, Singapura, dan Malaysia. Malah ada yang lebih tragis, yakni TKI kita sampai bunuh diri dengan menjatuhkan badannya dari apartemen lantai atas, karena tidak tahan disiksa serta dinista, bahkan ada yang diperkosa," ungkapnya.
Nurhayati Ali Assegaf juga menilai, sejumlah badan Negara yang bertugas untuk melindungi dan mengadvokasi TKI di luar negeri sepertinya selalu lambat bereaksi. "Tetapi kalau mengurus asuransi atau berbagai iuran dari TKI rajin mereka," katanya.
Stop Pengiriman PRT
Sementara itu, secara terpisah Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) menyatakan, saatnya kita menyetop pengiriman TKW jenis pembantu rumah tangga (PRT). "Solusinya cuma satu. Stop pengiriman PRT. Batasi TKI hanya tenaga kerja non PRT," tandasnya.
Sedangkan jurubicara Fraksi Partai Golkar di komisi yang sama, Paskalis Kossay menegaskan, pihaknya juga mengajukan satu solusi bagi Pemerintah RI. "Yakni melarang pengiriman TKI ke negara itu dan menarik pulang semua TKI yang ada di sana, kemudian mengevaluasi hubungan diplomatik dengan negara itu, apakah perlu dipertahankan atau tidak," kata Paskalis Kossay lagi.
Kebijakan diplomatik ini, menurutnya, juga harus diberlakukan secara tegas dengan negara-negara lain yang sering terjadi kasus penistaan atas TKI. "Artinya, kita perlu sikap gertak, jangan selalu mau diinjak-injak dan dinista, serta direndahkan harkat martabatnya. Kita ini sama-sama manusia yang bermartabat kan," tegas Paskalis Kossay.
Demi Harga Diri
Hal hampir senada dinyatakan juga oleh Mahfudz Siddiq, dengan menambahkan, demi harga diri bangsa dan pemeliharaan hak-hak asasi setiap WNI, tidak ada jalan lain, segera hentikan pengiriman TKI untuk pekerjaan PRT ke luar negeri. "Belajar dari kasus Sumiyati, TKI di LN, tidak ada pilihan lain, kecuali Pemerintah segera hentikan pengiriman TKI untuk pekerjaan PRT ke luar negeri. Ini demi harga diri bangsa," tandasnya.
Dikatakan, selama yang dikirim TKI PRT tidak berpendidikan mumpuni, dan tak berketerampilan cukup, pasti kasus-kasus serupa akan terus terjadi. "Sudah jadi realitas bertubi-tubi, Pemerintah (melalui berbagai badannya), tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Karena itu, ia sekali lagi mengingatkan Pemerintah, agar hanya batasi pengiriman TKI terdidik dan berketrampilan khusus. "Soal kebutuhan ekonomi, adalah tugas kewajiban negara memenuhi itu (bagi semua WNI), sehingga mereka tak jauh-jauh ke luar negeri untuk menjadi PRT yang sering dihina dan disiksa," katanya.
Ditambahkan, kasus-kasus kekerasan yang dialami TKW PRT sudah melebihi zaman perbudakan. "Pemerintah tidak boleh abai dengan berlindung pada sebutan TKI sebagai pahlawan devisa," tegas Mahfudz Siddiq.
Tiga fraksi di Komisi I DPR RI melalui anggotanya mendesak Pemerintah agar menghentikan pengiriman TKI ke Arab Saudi dan beberapa negara lainnya yang sering menjadikan warga Indonesia jadi korban penyiksaan serta penistaan. Permintaan ini dinyatakan kepada ANTARA di Jakarta, Rabu malam, masing-masing oleh Mahfudz Siddiq (Ketua Komisi/Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), Nurhayati Ali Assegaf (Fraksi Partai Demokrat) dan Paskalis Kossay (Fraksi Partai Golkar).
Mereka menyatakan pendapat fraksi masing-masing, terkait penyiksaan atas TKI bernama Sumiati (asal Dompu, NTB) oleh majikannya di Arab Saudi, sehingga mengakibatkan sekujur tubuh yang bersangkutan luka-luka, termasuk mulut bagian atasnya digunting. "Penarikan Dubes RI dari Arab Saudi sebagai sikap protes keras kita kepada mereka, mungkin tidak relevan. Yang harus dilakukan segera, ialah, hentikan saja pengiriman TKI ke Saudi," tandas Nurhayati Ali Assegaf.
Ia menambahkan, kejadian seperti yang dialami Sumiati tidak baru sekarang. "Juga tidak baru sekali. Tetapi, tetap saja itu berulang, bukan hanya di Saudi, tetapi juga di Hongkong, Singapura, dan Malaysia. Malah ada yang lebih tragis, yakni TKI kita sampai bunuh diri dengan menjatuhkan badannya dari apartemen lantai atas, karena tidak tahan disiksa serta dinista, bahkan ada yang diperkosa," ungkapnya.
Nurhayati Ali Assegaf juga menilai, sejumlah badan Negara yang bertugas untuk melindungi dan mengadvokasi TKI di luar negeri sepertinya selalu lambat bereaksi. "Tetapi kalau mengurus asuransi atau berbagai iuran dari TKI rajin mereka," katanya.
Stop Pengiriman PRT
Sementara itu, secara terpisah Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) menyatakan, saatnya kita menyetop pengiriman TKW jenis pembantu rumah tangga (PRT). "Solusinya cuma satu. Stop pengiriman PRT. Batasi TKI hanya tenaga kerja non PRT," tandasnya.
Sedangkan jurubicara Fraksi Partai Golkar di komisi yang sama, Paskalis Kossay menegaskan, pihaknya juga mengajukan satu solusi bagi Pemerintah RI. "Yakni melarang pengiriman TKI ke negara itu dan menarik pulang semua TKI yang ada di sana, kemudian mengevaluasi hubungan diplomatik dengan negara itu, apakah perlu dipertahankan atau tidak," kata Paskalis Kossay lagi.
Kebijakan diplomatik ini, menurutnya, juga harus diberlakukan secara tegas dengan negara-negara lain yang sering terjadi kasus penistaan atas TKI. "Artinya, kita perlu sikap gertak, jangan selalu mau diinjak-injak dan dinista, serta direndahkan harkat martabatnya. Kita ini sama-sama manusia yang bermartabat kan," tegas Paskalis Kossay.
Demi Harga Diri
Hal hampir senada dinyatakan juga oleh Mahfudz Siddiq, dengan menambahkan, demi harga diri bangsa dan pemeliharaan hak-hak asasi setiap WNI, tidak ada jalan lain, segera hentikan pengiriman TKI untuk pekerjaan PRT ke luar negeri. "Belajar dari kasus Sumiyati, TKI di LN, tidak ada pilihan lain, kecuali Pemerintah segera hentikan pengiriman TKI untuk pekerjaan PRT ke luar negeri. Ini demi harga diri bangsa," tandasnya.
Dikatakan, selama yang dikirim TKI PRT tidak berpendidikan mumpuni, dan tak berketerampilan cukup, pasti kasus-kasus serupa akan terus terjadi. "Sudah jadi realitas bertubi-tubi, Pemerintah (melalui berbagai badannya), tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Karena itu, ia sekali lagi mengingatkan Pemerintah, agar hanya batasi pengiriman TKI terdidik dan berketrampilan khusus. "Soal kebutuhan ekonomi, adalah tugas kewajiban negara memenuhi itu (bagi semua WNI), sehingga mereka tak jauh-jauh ke luar negeri untuk menjadi PRT yang sering dihina dan disiksa," katanya.
Ditambahkan, kasus-kasus kekerasan yang dialami TKW PRT sudah melebihi zaman perbudakan. "Pemerintah tidak boleh abai dengan berlindung pada sebutan TKI sebagai pahlawan devisa," tegas Mahfudz Siddiq.
SEJARAH GURU TERBAIK JANGAN LUPAKAN SEJARAH BUDAK DI INDONESIA
RADAR JAMBI
Sejarah itu guru kehidupan, sehingga kata pepatah Latin, historia magistra vitae. Sejarah adalah ilmu tua, sedangkan ilmu hukum dan ilmu politik merupakan ilmu-ilmu muda.
Bangsa punya memori yang panjang, tapi bangsa ini ( Indonesia ) memorinya pendek, sehingga mudah melupakan peristiwa-peristiwa sejarah yang menyakitkan yang dialami oleh bangsa sendiri. Meski peristiwa itu baru berlangsung beberapa tahun lalu.
Kita bukan saja gampang melupakan peristiwa pahit dan tidak berani menatapnya, tetapi juga tidak memiliki catatan yang baik mengenai banyak peristiwa yang terjadi. Maka pelajaran sejarah di sekolah-sekolah umumnya adalah sekedar hafalan tanggal, bulan, tahun, tempat, dan nama-nama.
Kita lebih suka melupakan, sehingga buku-buku sejarah tidak berani menjelaskan peristiwa-peristiwa pahit yang pernah menginjak-injak bangsa ini akibat perlakuan penjajah. Seperti penderitaan rakyat akibat Rodi/Kulturstelsel, Romusha, Kuli Kontrak, Jugun Ianfu, kamp konsentrasi Digulis, perbudakan, berbagai pembunuhan massal, politik diskriminasi, dan yang lainnya.
Romusha
Bangsa Korea sampai kini masih merekam ingatan, misalnya mengenai perlakuan keji Jepang terhadap mereka. Memori tersebut mereka gunakan untuk membangun motivasi positif untuk maju. Mereka bertekad menyaingi Jepang dalam segala hal.
Bangsa tanpa memori sejarah adalah ibarat manusia tanpa ingatan alias ibarat orang gila. Mengapa peristiwa-peristiwa pahit yang pernah dialami bangsa ini perlu untuk diingat-ingat?
Japan Invation of Korea, Imjin War (1592-1598)
Tujuannya bukan untuk mengobar-ngobarkan dendam, melainkan untuk dijadikan interospeksi dan motivasi: kalau dulu kita diinjak-injak oleh penjajah, apakah hari ini masih pula diinjak-injak oleh para elit dan penguasa?
Bagaimanakah kemudian kita jadi bangsa yang benar-benar merdeka dengan belajar dari berbagai pengalaman dan peristiwa-peristiwa pahit?
Sejak kolonialisme masuk ke Nusantara, bangsa ini tidak henti-hentinya dijajah, direndahkan, ditindas, dan diperdaya oleh berbagai tipu muslihat. Bukan saja oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang, melainkan oleh raja-rajanya sendiri yang lebih memilih jadi anasir asing yang berkomplot menyengsarakan rakyat melalui peraturan yang tidak pro rakyat.
Tahun 1816 sistem perbudakan di negeri ini baru dihapus, sedangkan sistem pergundikan yang merendahkan martabat perempuan pribumi masih berlangsung hingga tahun 1940.
Belanda dan Jepang tidak pernah secara formal meminta maaf kepada bangsa ini atas kesalahan mereka menjajah dan merampok semua yang dimiliki oleh bangsa ini.
Maka membanggakan bahwa Soekarno memang telah mengunjungi banyak negara di dunia, tetapi hanya Belanda yang tidak pernah dia datangi sampai akhir hayatnya. Menurut cerita, satu-satunya orang Indonesia yang paling dibenci oleh kerajaan Belanda adalah Presiden Pertama Republik Indonesia itu.
Historia magistra vitae, sejarah adalah guru kehidupan. Tetapi para elit dan penguasa negeri ini hari ini rupa-rupanya kurang berminat pada sejarah. Padahal dengan sejarah kita bisa menjelaskan kenapa kita seperti ini sekarang.
Jadi berantakan dan tidak mampu merumuskan masa depan.
Sejarah itu guru kehidupan, sehingga kata pepatah Latin, historia magistra vitae. Sejarah adalah ilmu tua, sedangkan ilmu hukum dan ilmu politik merupakan ilmu-ilmu muda.
Bangsa punya memori yang panjang, tapi bangsa ini ( Indonesia ) memorinya pendek, sehingga mudah melupakan peristiwa-peristiwa sejarah yang menyakitkan yang dialami oleh bangsa sendiri. Meski peristiwa itu baru berlangsung beberapa tahun lalu.
Kita bukan saja gampang melupakan peristiwa pahit dan tidak berani menatapnya, tetapi juga tidak memiliki catatan yang baik mengenai banyak peristiwa yang terjadi. Maka pelajaran sejarah di sekolah-sekolah umumnya adalah sekedar hafalan tanggal, bulan, tahun, tempat, dan nama-nama.
Kita lebih suka melupakan, sehingga buku-buku sejarah tidak berani menjelaskan peristiwa-peristiwa pahit yang pernah menginjak-injak bangsa ini akibat perlakuan penjajah. Seperti penderitaan rakyat akibat Rodi/Kulturstelsel, Romusha, Kuli Kontrak, Jugun Ianfu, kamp konsentrasi Digulis, perbudakan, berbagai pembunuhan massal, politik diskriminasi, dan yang lainnya.
Romusha
Bangsa Korea sampai kini masih merekam ingatan, misalnya mengenai perlakuan keji Jepang terhadap mereka. Memori tersebut mereka gunakan untuk membangun motivasi positif untuk maju. Mereka bertekad menyaingi Jepang dalam segala hal.
Bangsa tanpa memori sejarah adalah ibarat manusia tanpa ingatan alias ibarat orang gila. Mengapa peristiwa-peristiwa pahit yang pernah dialami bangsa ini perlu untuk diingat-ingat?
Japan Invation of Korea, Imjin War (1592-1598)
Tujuannya bukan untuk mengobar-ngobarkan dendam, melainkan untuk dijadikan interospeksi dan motivasi: kalau dulu kita diinjak-injak oleh penjajah, apakah hari ini masih pula diinjak-injak oleh para elit dan penguasa?
Bagaimanakah kemudian kita jadi bangsa yang benar-benar merdeka dengan belajar dari berbagai pengalaman dan peristiwa-peristiwa pahit?
Sejak kolonialisme masuk ke Nusantara, bangsa ini tidak henti-hentinya dijajah, direndahkan, ditindas, dan diperdaya oleh berbagai tipu muslihat. Bukan saja oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang, melainkan oleh raja-rajanya sendiri yang lebih memilih jadi anasir asing yang berkomplot menyengsarakan rakyat melalui peraturan yang tidak pro rakyat.
Tahun 1816 sistem perbudakan di negeri ini baru dihapus, sedangkan sistem pergundikan yang merendahkan martabat perempuan pribumi masih berlangsung hingga tahun 1940.
Belanda dan Jepang tidak pernah secara formal meminta maaf kepada bangsa ini atas kesalahan mereka menjajah dan merampok semua yang dimiliki oleh bangsa ini.
Maka membanggakan bahwa Soekarno memang telah mengunjungi banyak negara di dunia, tetapi hanya Belanda yang tidak pernah dia datangi sampai akhir hayatnya. Menurut cerita, satu-satunya orang Indonesia yang paling dibenci oleh kerajaan Belanda adalah Presiden Pertama Republik Indonesia itu.
Historia magistra vitae, sejarah adalah guru kehidupan. Tetapi para elit dan penguasa negeri ini hari ini rupa-rupanya kurang berminat pada sejarah. Padahal dengan sejarah kita bisa menjelaskan kenapa kita seperti ini sekarang.
Jadi berantakan dan tidak mampu merumuskan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar