Pura-pura Nilang, Korban Melapor Mau Diperkosa
JAMBI - Citra polisi kembali tercoreng oleh ulah Bripda AR Bintara yang berdinas di Samapta Polresta Jambi, kemarin (11/10). Ia ditangkap Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam). Dia diproses karena dilaporkan mau memperkosa seorang gadis berinisial PP (17), warga 16, Kelurahan Beliung Patah, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Yang lebih memalukan lagi, ketika melaksanakan perbuatan tak senonoh tersebut, AR menggunakan seragam dinas polisi lengkap, dengan cara pura-pura menilang (menangkap) motor korban. Untuk memuluskan aksinya, dia juga berupaya menakuti korban dengan modus pura-pura menemukan narkoba jenis shabu-shabu di motor anak baru gede (ABG) tersebut.
Dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Kelurahan Beliung Patah, Kecamatan Kotabaru, gadis yang baru tamat SMA itu mengaku di-stop oleh Bripda AR di depan BRI Sipin. Layaknya seorang polisi, ketika itu AR meminta PP menunjukkan SIM. Karena tak punya, AR mengancam korban dibawa ke Polsek Telanaipura.
Lantaran takut, PP menurut saja perintah AR. Berangkatlah dia ke Polsek Telanaipura dengan pengawalan AR. Setibanya di lampu merah simpang empat Bank Indonesia (BI), AR meminta PP berhenti di Bank 9 Jambi. Kebetulan, hari itu Bripda AR memang bertugas menjaga di bank pelat merah itu. Di sana, AR menitipkan motornya kepada satpam. Kemudian, AR membonceng PP --menggunakan sepeda motor korban--- meluncur ke Polsek Telanaipura.
Namun di luar dugaan, AR bukannya membawa PP ke polsek, tapi malah menuju ke arah Broni. Korban makin bingung, ketika AR membawanya ke Hotel Cattleya, di Jalan Cattleya No 12 Telanaipura, Kota Jambi.
Setibanya di Hotel Cattleya, PP sempat bertanya kepada AR, kenapa dia dibawa ke sana. “Kamu kan berbuat salah. Jadi nurut saja,” kata Bripda AR saat tiba di Hotel Cattleya. Karena takut, akhirnya PP nurut saja dengan ajakan Bripda AR. Begitu juga ketika diperintahkan masuk ke kamar Nusa Indah setelah menerima kunci kamar dari resepsionis Hotel.
Sesaat setelah PP masuk kamar, AR pun menyusul. Dia langsung mengunci pintu kamar. Menurut salah seorang keluarga korban, setelah mengunci pintu kamar, AR mengeluarkan sebungkus sabu-sabu dari kantong sakunya. “Sabu ini punya kamu. Saya temukan di dalam motormu. Kalau saya lapor, kamu bisa di tangkap,” kata AR dengan nada mencancam PP, seperti yang diungkapkan keluarga korban.
Merasa barang haram itu bukan miliknya, PP pun membantahnya. Dia meminta lebih baik lapor kepolisian saja. Agar semuanya bisa clear (jelas). “Itu bukan punyo aku Bang. Lebih baik kito ke polisi bae. Biar jelas,” kata PP.
Namun, Bripda AR tak peduli dengan bantahan tersebut. Menurut keluarga korban, AR sempat mengancam akan membunuh PP jika tak menuruti perintahnya. Di bawah ancaman dan tekanan itulah, AR lalu meminta PP membuka seluruh pakaiannya.
Karena takut, PP pun mengikuti perintah AR. Ketika PP membuka seluruh pakaiannya, AR membuka sepatu, jam tangan dan bajunya. Kala itu, PP sudah menangkap ada gelagat tak baik dari AR. PP merasa dirinya akan diperkosa.
Meski kondisinya terjepit, PP tak kehilangan akal. Dalam keadaan setengah bugil—maaf hanya mengenakan BH dan celana dalam—PP meminta minum kepada AR.
“Waktu itu aku pura-pura minta minum. Ketika dio lengah, lalu aku pukul kepalanyo dengan gelas yang ado di kamar hotel itu,” ujarnya korban, yang diungkapkan keluarganya kepada Jambi Independent.
Akibatnya, kening AR terluka. Di saat AR mengerang kesakitan, PP berusaha melarikan diri. Beruntung, kunci kamar hotel masih terpasang di pintu. Dengan mudah PP berhasil ke luar kamar.
Ketika ke luar kamar, kondisi PP masih dalam keadaan setengah bugil. Lalu dia lari ke tangga dan menuju ke lantai dua hotel. Di dalam salah satu kamar hotel di lantai dua, PP kemudian mencari selimut untuk menutupi tubuhnya.
Selanjutnya, dia terjun dari ketinggian 2,5 meter itu, ke lantai dasar hingga tangannya terluka. Sambil berteriak meminta tolong, PP lari sekencangnya hingga ditolong oleh seorang warga setempat. Beruntungnya, warga yang menolongnya itu adalah rekan kerja orang tuanya.
“Dio kenal samo aku. Lalu aku dibawa ke rumahnyo dan dikasih baju,” tuturnya. Setelah menceritakan peristiwa yang dialaminya, lalu dia menelpon kedua orang tuanya dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsekta Telanaipura.
Tidak butuh waktu lama bagi polisi untuk menangkap Bripda AR. Oknum anggota polisi itu lalu ditangkap di rumahnya, pukul 14.00. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, anggota Samapta Polresta Jambi itu harus mendekam di tahanan Polresta Jambi.
Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah, membenarkan adanya laporan percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh anggota Polresta bernama Bripda AR. Menurut dia, tersangka sudah diamankan guna pemeriksaan lebih lanjut. “Bila terbukti Bripda AR melakukan hal tersebut, maka akan dilakukan proses hukum sesuai prosedur yang berlaku,” ujarnya.
Terpisah, Kapolsekta Telanaipura AKP Evandri, membenarkan adanya temuan sabu-sabu di kamar hotel. “Kalau pengakuan korban, tersangka menuduh itu (sabu-sabu) miliknya. Sejauh ini belum bisa kita pastikan. Tunggu saja penyelidikan lebih lanjut,” katanya.
Selain sabu-sabu, di kamar hotel tersebut polisi juga menemukan sepatu PDH Polisi, jaket warna hitam dan jam tangan milik Bripda AR.
Pegawai Hotel Tak Curiga karena Polisi
Sementara itu, Iwan, receptionist Hotel Gattleya, mengatakan AR dan PP check in di hotel tersebut sekitar pukul 08.00. Namun, Iwan mengaku tak melihat adanya tindakan mencurigakan atau perlawanan dari korban.
“Saya sendiri yang memberikan kunci kepada mereka. Karena berpakaian lengkap polisi, saya tidak meminta dia meninggalkan identitasnya. Kala itu, si wanita santai saja di luar. Dia terlihat sedang mainin HP. Saya tidak melihat adanya pemaksaan atau perlawanan. Setelah itu, saya tidak tahu lagi kejadiannya. Tahu-tahunya wanita itu sudah lari dan meminta tolong,” ungkap Iwan.
Heri, kuli bangunan yang melihat peristiwa itu, menuturkan, saat kejadian dia sedang bekerja di samping Hotel Gattleya. Ketika mendengar ada wanita berteriak minta tolong, dia menghentikan pekerjaannya dan bergegas menuju TKP. Di sana dia melihat seorang wanita hanya dibaluti selimut sedang lari ketakutan.
“Ketika saya tanya, dia bilang mau diperkosa. Langsung saja saya menuju hotel dan mencari pria yang bertindak bejat itu. Ternyata dia sudah lari,” katanya diamini warga lainnya.
Saksi mata lainnya, Satpam Bank 9, berinisial HE, mengaku sempat curiga terhadap oknum polisi yang menitip motor di bank tersebut. Menurutnya, ketika hendak mengambil motor sekitar pukul 10.30, Bripda Ar tidak mengenakan sepatu dan ada luka di keningnya.
“Memang ada, pagi itu sekitar pukul 08.00 seorang pria berpakaian lengkap polisi menitip motor di Bank 9. Saya yang waktu itu sedang berjaga melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu dia (AR, red) pergi naik motor Mio bersama seorang cewek. Saya tidak tahu persis kemana mereka dan ada urusan apa. Nah, ketika dia mengambil motor, dia tidak memakai sepatu dan di kepalanya ada luka,” ungkapnya.
Sempat SMS Orang Tua Korban
Meski sudah jelas-jelas melakukan perbuatan tercela, ternyata Bripda AR masih memiliki rasa tanggung jawab. Setidaknya ini terbukti dari SMS yang dia kirim ke handphone (HP) orang tua PP, gadis yang mau digagahinya.
Waktu kabur dari kamar hotel, PP tidak sempat membawa HP-nya. Namun, beberapa saat kemudian, handphone miliknya dikembalikan oleh seseorang --tanpa number card. Menggunakan kartu korban itulah, Bripda AR mengirim SMS kepada ibu korban.
Saat berada di Polsek Telanaipura, sekitar pukul 11.00, sebuah pesan yang dikirim dari nomor handphone PP masuk ke HP ibunya. Pesan singkat itu berasal dari Bripda AR. Melalui SMS itu dia menanyakan kondisi PP.
“Anak ibu udah pulang ke rumah ya?,” tanya AR via SMS. Pesan tersebut masuk, ketika mereka sedang membuat laporan di Polsek Telanaipura. Untuk menjebak AR, SMS itu pun dibalas orang tua korban. “Iya, udah pulang. Tapi dia langsung masuk kamar dan nangis,” ujar ibu korban via SMS.
“Oh, iyalah kalau begitu. Saya minta tolong mau berbicara dengan anak ibu. Ada hal penting yang mau diluruskan,” balas AR, lagi.
Beberapa saat setelah itu, Tim Propam Polresta Jambi berhasil membekuk tersangka yang diduga berbuat amoral itu. Tanpa kesulitan berarti, pukul 14.00, Bripda AR pun berhasil ditangkap di rumahnya.
Sayangnya, hingga sore kemarin Bripda AR belum bisa dikonfirmasi soal cerita korban. Dengan dalih untuk kepentingan pemeriksaan, penyidik melarang wartawan bertemu langsung dengan oknum polisi tersebut.
Terpisah, ayah korban, Johan Amid yang merupakan mantan camat di Jambi, tak mampu menutupi rasa sedih atas kejadian yang menimpa anak kesayangannya. Dengan nada getir dia menuturkan, bahwa pagi itu PP, anaknya, berniat mengantar kakaknya kerja. Justru kejadian naas yang terjadi.
“Saya kaget sekali ketika ditelepon bahwa PP diperkosa. Ketika itu juga saya langsung menuju ke lokasi. Saya minta pelaku dihukum setimpal,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar