BERITA KERINCI
Para pecinta alam yang melakukan pendakian Gunung Kerinci diminta mewaspadai kabut, karena bisa menyebabkan para pendaki itu kehilangan arah atau tersesat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci, Arlis Harun di Jambi, Jumat (31/12), mengatakan, Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.680 meter di atas permukaan laut terbuka untuk pendakian bagi para pendaki yang ingin menikmati malam penggantian tahun di puncak gunung tertinggi di Sumatra itu.
"Gunung Kerinci pada tahun sebelumnya tertutup untuk kegiatan pendakian, kini boleh didaki, namun perlu kewaspadaan atau lebih hati-hati," kata Arlis Harun. Dibukanya Gunung Kerinci untuk kegiatan pendakian, karena aktivitas gunung tersebut seperti mengeluarkan abu atau awan panas sudah berkurang.
Tahun sebelumnya aktivitas gunung berapi tersebut sering menyemburkan asap dan debu kehitam-hitaman, sehingga warga di sekitar gunung sering diminta waspada. Kini aktivitasnya jauh menurun.
Bagi para pendaki dan pecinta alam yang ingin menikmati malam pergantian tahun di puncak Gunung Kerinci juga bisa melakukan pendakiannya ke Danau Gunung Tujuh yang juga masih berada di sekitar kawasan Gunung Kerinci.
Sejumlah tim pendaki telah mendaftarkan diri ke Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Kerinci, Jambi, untuk melakukan pendakian Gunung Kerinci pada malam tahun baru, Jumat (31/12).
"Sejak dinyatakan dibuka untuk pendakian, kini telah belasan tim pendaki yang telah mengkonfirmasi dan memasukkan izin ke pihak keamanan, melaporkan akan melakukan pendakian pada malam pergantian tahun," kata Kabag Humas Kerinci Amri Swarta, Jumat.
Ia mengaku tidak bisa menyebutkan jumlah pasti tim pendaki yang akan melakukan pendakian pada malam pergantian tahun tersebut, karena hingga kini jumlahnya masih terus berkembang dan bertambah setiap jam. "Yang jelas sudah belasan tim pendaki yang mengkonfirmasi, saya
lupa berupa jumlah pastinya karena selalu berubah setiap jamnya," ungkap Amri.
Di antara tim pendaki tersebut, sekitar 70% di antaranya adalah pendaki lokal dari kalangan pendaki profesional seperti dari Tim Pala (kelompok pecinta alam), maupun pendaki amatir seperti dari kelompok remaja atau anak sekolah, organisasi kepemudaan, mahasiswa, kalangan
pehobi.
"Bahkan kalangan resmi, seperti dari dunia usaha, instansi TNI, dan media massa yang mengusung misi khusus, juga telah mendaftarkan diri," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar