Laman

Kamis, 22 April 2010

NOMOR URUT CAGUB/CAWAGUB JAMBI

Ditulis oleh Siti Masnidar, Kota Jambi Selasa, 20 April 2010 10:47 ZA-Ami 1, HBA Fachrori 2, MM-Hich 3, SAS 4 Sebanyak empat pasangan calon gubernur–calon wakil gubernur (cagub-cawagub) Jambi resmi memiliki nomor urut. Nomor urut pencoblosan kandidat itu ditentukan dengan cara diundi dalam rapat pleno terbuka yang dilakukan KPUD Provinsi Jambi di Ruang Pola kantor Gubernur Jambi, Telanaipura, kemarin (19/4). Dari hasil pengundian itu, pasangan Zulfikar Achmad-Ami Taher (ZA-Ami) mendapatkan nomor urut satu. Lalu, pasangan Hasan Basri Agus-Fachrori Umar (HBA-Fachrori) nomor urut dua, pasangan Madjid Muaz- Abdullah Hich (MM-Hich) nomor urut tiga, dan pasangan Safrial-Agus Setyonegoro (SAS) mendapatkan nomor urut empat. Sejumlah praktisi dan pengamat politik menilai nomor urut tersebut bukan penentu dan tidak banyak mempengaruhi kemenangan pasangan cagub-cawagub. Namun, secara psikilogis, nomor urut bisa memberikan semangat dan menambah kepercayaan diri cagub. Apalagi jika berhubungan dengan angka keberuntungannya selama ini. Pengamat Politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Politik (Stipol) Nurdin Hamzah, Navarin Karim, menegaskan nomor urut tidak ada hubungan dengan kemenangan seorang calon. Yang menentukan adalah sosok atau figur kandidat itu sendiri. Sejauh mana ia bisa meyakinkan konstituennya untuk memilih dirinya. “Pemilih tidak memilih nomornya, tapi siapa cagubnya,” ujarnya saat dihubungi Jambi Independent, kemarin. Menurut dia, nomor urut paling hanya berpengaruh pada teknik kampanye. Lainnya, memberikan semangat dan kepercayaan diri bagi calon. Ketika mendapatkan nomor urut satu misalnya, ini bisa memberikan semangat bagi tim untuk bergerak mencapai hasil sesuai dengan nomor urut itu. “Kalau nomor urut berpengaruh, itu hanya mitos,” katanya. Dia melanjutkan, yang harus dilakukan cagub adalah bagaimana menarik konstituen sehingga tertarik dengan program yang diberikan. Tidak hanya melakukan pendekatan emosional, tapi juga pendekatan rasional. Yakni bisa memaparkan visi dan misi secara jelas dalam debat dengan lembaga-lembaga, dan warga. Cagub, kata dia, bertanggungjawab memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dalam melakukan sosialisasi dan pendekatan ke konstituennya. “Tidak menggunakan cara-cara pragmatis,” ujarnya. Pandangan serupa juga dikatakan pengamat Politik dari Unja, Tabrani M Saleh. Menurut dia, nomor urut hanya memberikan efek psikilogis bagi cagub. Apalagi, jika mendapatkan nomor idaman. Selain itu, tidak ada jaminan akan membantu memenangkan cagub. “Tergantung sosialisasi dan keberhasilan meyakinkan pemilih,” katanya. Bagaimana dengan pemilu legislatif, yang nomor urut satu banyak yang keluar sebagai pemenang? Dosen Hukum Unja ini mengatakan, Pilkada berbeda dengan pemilu legislatif. Saat pemilu legislatif, ada banyak partai dan calon. Pemilih jadi kesulitan mencari calon sesuai dengan pilihannya, sehingga cenderung memilih daerah yang lebih mudah dipilih. Tidak hanya itu, umumnya yang berada di nomor urut satu merupakan tokoh partai yang sudah populer. Mereka juga kebanyakan mapan dalam pendanaannya. “Jadi wajar-wajar saja,”jawabnya. Berdasarkan pengalaman pada pilgub 2005, pasangan Zulkifli Nurdin–Antony Zeidra Abidin (ZA) yang mendapat nomor urut dua berhasil menang. Kemudian, pasangan Bambang-Sum yang mendapatkan nomor urut tiga, juga keluar sebagai pemenang pada Pilwako 2008 lalu. Di Bungo, pasangan Zulfikar Achmad-Sudirman yang mendapat nomor urut tiga juga menang di Pilkada Bungo. Sementara, psikolog dari Yayasan Bunga Bangsa, Ridwan, juga mengatakan nomor urut memang tidak mempengaruhi menang atau kalahnya kandidat. Namun, menurut dia, para kandidat ada yang menginginkan nomor tertentu, karena diyakininya membawa hoki (keberuntungan) dalam perjalanan meraih tujuan yang diinginkan. Dia mencontohkan nomor urut satu bagi pasangan cagub-cawagub. “Nomor satu identik sebagai angka keberhasilan, nomor prestasi, nomor terbaik, dan nomor yang mempunyai arti selalu menjadi nomor satu,” katanya Selain itu, nomor urut satu juga dapat diartikan sebagai nomor paling terdepan, karena angka tersebut merupakan angka pertama. Dengan mendapat nomor satu, pasangan cagub ingin dianggap sebagai pasangan yang paling terdepan, baik dari segi kualitas, kuantitas, dan kinerjanya ke depan dibandingkan pasangan lainnya,” jelasnya. Nomor urut satu juga bisa menjadi peruntungan pada saat pencoblosan. Karena letaknya yang di awal nomor, para calon bisa saja berharap para pemilih yang sudah tua mencontreng nomor urut yang paling depan. Selain nomor urut satu, nomor urut lain yang biasanya diinginkan para calon saat pencabutan undian adalah angka yang yang mempunyai ikatan emosional dengan dirinya. Seperti tanggal kelahiran, tanggal pernikahan, dan nomor-nomor yang disukai. Ridwan menegaskan, jika seorang kandidat tidak mendapatkan nomor urut yang dinginkan, tidak akan mengurangi pengaruh terhadap langkah-langkah yang mereka tempuh dalam tahap sosialisasi.(dibantu usman arfan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar