Laman

Kamis, 22 April 2010

VISI,MISI JANGAN CUMA SLOGAN

Ditulis oleh roz Rabu, 31 Maret 2010 17:00 Harus Disesuaikan Dengan Kebutuhan Masyarakat JAMBI - Persaingan empat pasangan kandidat calon gubernur-calon wakil gubernur (cagub-cawagub) meraih simpati masyarakat kian hari makin panas. Selain mengandalkan popularitas, mereka juga harus pandai-pandai mengobral visi dan misinya kepada masyarakat. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, visi dan misi atau program kandidat hanya sebatas diatas kertas atau slogan saja. Sementara realisasinya jauh dari kenyataan. Pengamat Politik dari IAIN STS Jambi Prof Muchtar mengatakan, untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat kanduidat cagub-cawagub harus pandai-pandai menjual visi misi dan program yang tersistematis. Menurut dia, empat pangan kandidat yang akan bertarungnanti memiliki ikon yang berbeda. Safrial menjual program reformasi tanah, Madjid Mu’az peningkatan pendidikan dan kesehatan, HBA dengan peningkatan SDM dan pendidikan, sedangkan ZA menjual konsep ekonomi kerakyatan. “Perbedaan ini bisa menimbulkan efek positif bagi masyarakat,” katanya. Namun, dia mengingatkan, visi atau misi yang dijual kepada masyarakat bukan suatu rekayasa politik belaka. Muchtar mencontohkan, program pendidikan gratis. “Mana mungkin ada pendidikan gratis. Itu hanya program yang tidak rasional dan hanya untuk merugikan masyarakat,” ungkapnya. Rektor IAIN STS Jambi itu berharap program yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat. Dan, ini akan ada implikasinya terhadap pembangunan Provinsi Jambi. Salah satunya, kata dia, dengan pengentasan kemiskinan dan peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pembangunan infrastruktur yang seimbang. “Masyarakat cerdas tentu akan memberikan efek positif terhadap daerah. Ini harus dilakukan dengan mekanisme yang baik dan benar. Bukan hanya slogan untuk mencari kepentingan sesaat,” sambungnya. Pengamat Pendidikan dari IAIN STS Jambi, Prof Lias Hasibuan mengatakan, secara umum seorang pemimpin harus bisa mengutamakan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Subtansinya, kata dia, dengan SDM yang ada, bisa meningkatkan semua bidang, yakni pendidikan, ekonomi dan agama. “Artinya, bagaimana pemimpin bisa ikut mencerdaskan masyarakat,” sebutnya. Dia mencontohkan, melalui program pendidikan gratis, ternyata masih banyak terdapat sarana yang kurang mendukung. Nahasnya lagi, kata dia, seorang pemimpin memanfaatkan program tersebut dengan gaya hidup yang mewah-mewah. “Kita lihat mobil dinas maupun fasilitas dinas lainnya yang digunakan pemimpin kita. Semuanya merawh. Padahal, jika itu dikurangi, anggaran tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Salah satunya program pendidikan gratis,” katanya. Dari sisi ekonomi, Pengamat Ekonomi dari Unja, Emelia Hamzah menjelaskan salah satu peningkatan ekonomi dikaji dari sektor pertanian melalui sistem agribisnis. Disini perlu banyaknya perhatian dari pemerintah, mulai dari pembangunan irigasi, sistem produksi, kelompok tani, pengadaan pupuk dan bibit. “Selama ini hanya bersifat sektoral. Bagaimana dengan satu program bisa dimanfaatkan dinas instansi lainnya,” katanya. Dia mencontohkan program Patin Jambal yang hanya dinas terkait melakukan pengembangan program itu. Semestinya, lanjut dia, banyak dinas lainnya yang bisa melakukan pengembangan. “Saya melihat koordinasi antar sektoral masih kurang, disini fungsi Bappeda lebih dioptimalkan sehingga bisa saling bekerja sama dalam rangka menjalankan program untuk kepentingan masyarakat banyak,” jelasnya. Selain itu, Emelia juga berharap melalui visi misi dan program para kandidat yang terpilih sebagai Gubernur Jambi, bisa dijadikan sebagai rencana program jangka menengah (RPJM). “Saya juga berharap para anggota kabinet gubernur juga bisa saling berkoordinasi dengan kabupaten/kota, sehingga ada sinkronisasi dalam proses pembangunan,” katanya. Sementara itu, Pengamat Politik dari Unja, Thabrani M Saleh mengungkapkan, agar program atau visi dan misi kandidat bisa berjalan dengan baik, kandidat yang akan bertarung dalam Pilgub ini harus memiliki kombinasi. Misalnya antara birokrasi dengan politisi atau pengusaha. “Ini untuk mewujudkan pelaksanaan program kerja sesuai dengan misi dan visi ketika dalam berkampanye,” sebutnya. Kemudian, kandidat harus betul-betul memiliki popularitas, responsif atau mempunyai sikap kepedulian dan kepekaan terhadap masyarakat dan populis. Selanjutnya, harus mempunyai komitmen dan kepercayaan dalam menjalankan roda pemerintahan. Terakhir, kata Thabrani, seorang kandidat harus memiliki integritas dan akuntabilitas atau kepribadian yang memiliki rasa tanggungjawab, kharismatik dan komitmen untuk kesejahteraan masyarakat. “Peningkatan sumber daya perekonomian masyarakat dan moralitas, serta penegakkan hukum juga merupakan perhatian serius oleh kandidat untuk mendapat simpatimasyarakat,” katanya.(roz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar