Kamis, 22 April 2010
PARPOL PENGUSUNG BUKAN PENENTU
Ditulis oleh roz
Selasa, 30 Maret 2010 15:06
Pemilih Lebih Tertarik Pada Figur dan Popularitas Kandidat
JAMBI - Kalangan praktisi dan pengamat menilai peran partai politik mendongkrak suara kandidat yang diusungnya pada pemilihan gubernur (Pilgub) 19 Juni mendatang tidak terlalu dominan. Diusung partai besar bukan jaminan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) bisa menang dengan mudah. Pengamat Politik dari Unja Thabrani M Saleh menilai, peranan parpol lebih kepada sebagai sarana kandidat untuk bisa lolos proses pencalonan, sebagaimana yang diamanatkan undang-undang. “Kesan yang pertama itu muncul karena parpol sebagai pengusung. Kalau soal pengaruh perolehan suara, tergantung dengan kandidat yang didukung, yakni figur atau popularitasnya,” ungkapnya, kemarin (29/3).
Meski demikian, menurut Thabrani, peranan parpol juga sedikit mempengaruhi perolehan suara. Paling tidak dukungan suara dari internal atau pengurus parpol tersebut. ‘’Minimal parpol juga memiliki kader dan basis yang jelas. Tapi, itu tidak menjamin bulat melaksanakan instruksi parpol,” kata dosen Fakultas Hukum Unja itu.
Thabrani juga melihat ada indikasi tidak solidnya dukungan suara dari kader maupun basis parpol yang bersangkutan kepada kandidat yang diusung partainya. Soal ini, kata dia, tergantung dengan komitmen dan kesepakatan yang dibuat kandidat dengan parpol.
‘’Jika kandidat melobi ke pusat, sementara kepentingan pengurus di daerah tidak diakomodir, jelas komitmen tersebut akan pecah. Tingkat kesolidan dukungan parpol akan berbagi dua,” sambungnya.
Pandangan yang hampir sama juga diungkapkan pengamat politik dari IAIN STS Jambi Muchtar Latief. Menurut dia, sampai hari ini parpol hanya terkesan sebagai pengusung. Tapi, tidak begitu memberikan suara secara signifikan pada ajang pilkada.
Namun, dia melanjutkan, bahwa parpol bisa mempengaruhi suara pemilih. Artinya, semakin baik imej partai, akan ada korelasinya, yakni semakin baik untuk dapat menambah dukungan suara dari masyarakat.
Menurut Muchtar, yang juga Rektor IAIN STS Jambi, dalam kondisi ajang Pilkada, yang lebih laku dijual adalah kualitas dan kompetensi figur. “Tetapi untuk bisa lolos harus dapat dukungan dari parpol. Ini mau tak mau peranan parpol sangat diuntungkan,” katanya.
Apakah ada pengaruh bagi kandidat yang didukungan parpol besar atau jkecil? Menurut Muchtar, jelas sangat berpengaruh. ‘’Sejarah membuktikan, calon yang didukung parpol besar, akan lebih berpeluang daripada yang didukung parpol kecil. Karena faktor imej partai besar itu bisa menambah simpati dari masyarakat”.
“Namun, kontribusi untuk tambahan dukungan tidak menjamin. Hanya ime- lah yang dibangun dan ini memberikan kontribusi untuk dukungan dari masyarakat terhadap kandidat,” sebutnya.
Muchtar menegaskan bahwa parpol tidak begitu layak dijual dan bukan sebagai penentu. Tapi, hanya sebagai alat untuk meloloskan kandidat bisa ikut bertarung dalam Pilkada. “Intinya kualifikasi figur sangat menentukan dalam ajang pilgub nanti, bukan parpol,” sambungnya.
Data yang diterima Jambi Independent, berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan suara partai politik dan kursi DPRD Provinsi Jambi pada Pemilu Legislatif (Pileg), 9 April 2009 di Provinsi Jambi, parpol pengusung pasangan HBA-Fachrori ; Partai Demokrat memperoleh 192.788 suara, Golkar 163.178 suara, PKS 68.130 suara, PBR 37.070 suara, Patriot 5.749 suara dan PPD sebanyak 10.306 suara.
Selanjutnya, pasangan Safrial-ASN ; didukung lima parpol, yakni PDI Perjuangan meraih 128.675 suara, PKPB 44.441 suara, PPRN 27.734 suara, Republikan 13.374 suara, dan Bernas 10.741 suara.
Kemudian, pasangan MM-Hich, meski hanya didukung empat parpol, namun semuanya masuk dalam parlemen (DPRD provinsi) dengan perolehan suara cukup signifikan. Yakni PAN sebanyak 182.964 suara, Hanura 82.513 suara, PPP 56.047 suara, dan PBB 42.527 suara.
Terakhir, pasangan ZA-Ami, didukung 21 parpol. Dua di antaranya berhasil masuk parlemen. Yakni Gerindra dan PKB. Lalu, 19 partai lainnya, PPPI, PMB, PNI Marhaenisme, PPIB, PDP, PKNU, PKPI, Pelopor, PDS, PIS, PNBK, Kedaulatan, Partai Buruh, PPI, PKP, Partai Merdeka, PKDI, PSI serta PPDI. Jika digabung, total perolehan suara partai pengusung ZA-Ami di Pileg lalu berjumlah 234.161 suara.
Sementara itu, dari data di KPUD Provinsi Jambi, pada Pilgub 2005 lalu, pasangan Hasip Kalimuddin Syam-Nasrun Arbain yang diusung PKB, PPP dan PKPB memperoleh sebanyak 165.825 suara. Pasangan Zulkifli Nurdin-Antoni Zeidra Abidin yang diusung Partai Golkar, PAN, PBB dan PNI Marhaenisme meraih 995.792 suara. Dan pasangan Usman Ermulan-Irsal Yunus yang diusung PDIP dan PBR memperoleh 82.620 suara.
Ketua DPW PAN Provinsi Jambi Zulkifli Nurdin mengaku, tetap komitmen dan optimis bisa memenangkan pilgub mendatang. Namun, Gubernur Jambi itu mengaku tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya meminta kepada semua DPD dan DPC PAN se-Provinsi Jambi untuk bekerja keras.
“Kalau saya tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa meminta para DPD II untuk bekerja keras,” sebutnya. Soal konsolidasi di internal PAN, dia mengatakan, “Semuanya tergantung dari koordinasi dengan daerah. Kita dari DPW prinsipnya siap melaksanakan koordinasi tersebut,”.
Terpisah, Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi, Zoerman Manap mengaku akan melakukan konsolidasi internal dengan menghadirkan semua pengurus DPD II Partai Golkar se-Provinsi Jambi. “Konsolidasi itu salah satunya membicarakan untuk pemenangan kandidat yang kita usung pada pilgub mendatang,” sebutnya.
Ketika disinggung soal kader Golkar yang menjabat sebagai pejabat kepala daerah maupun wakil kepala daerah, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi itu mengatakan berencana akan menunjuk mereka menjadi pimpinan tim koalisi.
“Yang jelas keputusan parpol harus diikuti semua pengurus dan kader dari Golkar. Golkar bukan saja sebagai pengusung, melainkan berperan sebagai penentu untuk meraih dukungan suara yang signifikan,” tegasnya.
Ketua DPW PKS Provinsi Jambi Henri Mashyur mengaku, saat ini hampir semua daerah yang sudah dilakukan konsolidasi menegaskan akan solid memenangkan HBA-Fachrori. “Kini tinggal Tebo dan Tanjab Timur yang belum dilakukan konsolidasi. Konsolidasi ini hanya fokus ditingkat kabupaten dan kecamatan. Untuk provinsi tidak lagi konsolidasi, karena yang terpenting adalah pengurus di tingkat daerah hingga desa dan kelurahan,” sebutnya.
Apakah tidak akan berpaling dengan kandidat lain? Henri menegaskan PKS dalam mengambil keputusan sudah melalui mekanisme, dan selalu diatas sistem. “Yang jelas pilihan sudah melalui mekanisme yang panjang, dari DPP hingga DPD dan DPC. Jadi yakinlah PKS tetap solid dan komitmen apa yang sudah diputuskan oleh partai,” sebutnya.
Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Jambi Mardi Afyan mengaku dari awal Partai Demokrat sudah serius untuk memenangkan HBA. “Partai Demokrat sangat yakin bisa menambah perolehan suaran kandidat. Demokrat sendiri sudah menginstruksikan agar semua pengurus dan kader wajib mendukung dan memenangkan HBA-Fachrori,”katanya.
Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Jambi, Yopi Muthalib juga mengaku optimis bisa memenangkan kandidat yang diusung, yakni MM-Hich. “Yang jelas kita sudah sampaikan kepada semua pengurus di daerah untuk mulai bergerak dan berjuang memenangkan MM-Hich,”katanya.
Tak jauh beda, Sekretaris DPW PKB Provinsi Jambi Sofyan Ali mengaku dukungan tersebut sudah bulat dan tetap optimis bisa memenangkan kandidat, yakni ZA-Ami Taher. “Setiap ajang pilkada, PKB tetap solid. Kita juga sudah lakukan koordinasi hingga ke daerah,” katanya.
Terpisah, Ketua DPD PDIP Provinsi Jambi Irsal Yunus dari jauh-jauh hari sudah menyatakan agar semua pengurus dan kader maupun simpatasi PDIP untuk mendukung kandidat yang sudah diusung oleh PDI Perjuangan. “Yang jelas tidak ada alasan tidak mendukung Safrial-Agus. Ini keputusan partai, bukan atas kehendak pribadi,” katanya.(roz)
Label:
KERINCI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar